Anda di halaman 1dari 2

Tentang Sampah Plastik

Isu / Masalah yang Dibahas

Sampah ada banyak jenisnya dan salah satunya adalah plastik. Jenis sampah yang satu ini
menjadi masalah paling serius bagi banyak negara termasuk Indonesia karena tidak mudah
untuk didaur ulang. 

Dampaknya untuk lingkungan juga sangat serius nih, bahkan bisa merusak ekosistem tertentu
jika dibuang di lokasi yang tidak tepat, misalnya di laut, sungai, danau, atau badan air lainnya. 

Sampah yang menumpuk tidak hanya menyumbat aliran air dan menyebabkan banjir, tapi juga
bisa menimbulkan berbagai jenis penyakit lho. Salah satunya adalah penyakit gatal pada kulit.  

Sifat sampah plastik yang tidak mudah terurai membuatnya bisa tetap ada di lingkungan hingga
puluhan bahkan ratusan tahun. 

Inilah mengapa sistem pembuangan dan pengelolaan sampah plastik masih menjadi isu utama
di berbagai negara seperti salah satunya Indonesia.

Argumen yang Mendukung (Pro)

Sebagian orang menganggap kalau sampah-sampah plastik bukan lagi hal yang dibutuhkan
sehingga cara pembuangannya adalah dengan dibakar. 

Bukan itu saja, ada juga orang yang langsung membuangnya ke lingkungan di sekitar. Misalnya
langsung melempar botol plastik bekas minuman ke sungai atau pinggir sungai.

Cara ini tentunya ditentang oleh para pecinta lingkungan hidup karena memang bukan solusi
dari sampah plastik tapi justru bisa mendatangkan bencana yang lebih besar, misalnya saja
banjir. 

Sedangkan sampah plastik yang dimusnahkan dengan cara dibakar bisa membuat udara
menjadi tercemar, mulai dari bau asap tak sedap hingga asap yang bisa membuat lapisan ozon
makin menipis.

Argumen yang Menentang (Kontra)

Solusi dari sampah plastik menurut para pemerhati lingkungan hidup adalah dengan didaur
ulang sesuai cara yang tepat.

Secara garis besar, ada enam tahapan dalam proses daur ulang sampah plastik, yaitu:

Mengumpulkan sampah plastik di satu wadah atau lokasi yang sama. 

Memilah / sortir sampah plastik berdasarkan kategori tertentu, misalnya kandungan resin, jenis
material plastik, warna plastik, atau cara pembuatan dari produk plastik tersebut.
Proses selanjutnya adalah mencuci seluruh sampah plastik agar segala hal yang menempel
termasuk sisa makanan / minuman, label, lem perekat label, dan jenis kotoran lain bisa hilang.

Selanjutnya, sampah masuk ke dalam proses resizing (sampah dipotong menjadi serpihan yang
lebih kecil) untuk memudahkan pembentukan produk plastik baru.

Setelah resizing, serpihan sampah plastik kembali dipilah berdasarkan kepadatan serpihan.
Ada dua cara yang umum dilakukan, yaitu pengujian di dalam air atau dengan air classification
(pengujian udara).

Langkah terakhir adalah meleburkan serpihan plastik sehingga terciptakan material baru.
Selanjutnya materi ini dibawa ke perusahaan manufaktur plastik untuk dibuat menjadi produk
plastik yang baru.

Kesimpulan

Sampah plastik yang tidak mudah terurai secara alami bisa didaur ulang dan digunakan
kembali. Dampaknya adalah sampah plastik lebih ramah lingkungan dan masalah sampah
plastik juga lebih teratasi.

Anda mungkin juga menyukai