Panduan Mcu Revisi 4
Panduan Mcu Revisi 4
A. ANAMNESIS
b. Riwayat gangguan jiwa Sehat dengan Catatan Konsumsi obat rutin, kendalikan
emosi, kontrol rutin ke SpKJ,
mendapat dukungan yang positif
dari keluarga dan lingkungan
sekitar, jika ada keluhan segera
kontrol ke SpKJ
6 Hepatitis A/B/C
a. Hepatitis A akut Tidak Sehat Konsul Ke SpPD untuk
tatalaksana lebih lanjut
c. Nyeri saat BAK Sehat dengan Catatan Konsul ke SpPD jika terdapat
keluhan untuk tatalaksana lebih
lanjut
e. Bengkak pada tangan dan Tidak Sehat Konsul ke SpPD untuk dilakukan
kaki pemeriksaan penunjang dalam
penegakan diagnosis dan
penatalaksanaan lebih lanjut
-
Tanpa hearing loss Sehat
konsultasikan ke dokter untuk
d. OMA Sehat penatalaksanaan lebih lanjut
e. Gangguan pendengaran
(hearing loss) Sehat
Nb :
Disesuaikan dengan pemeriksaan
audiometric dan otoskopi, apakah
ada tanda2 penurunan pendengaran,
Apakah membrane timpani intak
atau tidak, keruh atau jernih,
Adakah tanda2 peradangan atau
infeksi akut
15 Radang Sendi/ Rematik Sehat Hindari dari pekerjaan yang
sering berhubungan dengan
angkat berat
16 Epilepsi/Ayan
a. Sudah bebas kejang > 2th Sehat Hindari faktor2 yang bisa
mencetuskan kambuhnya
epilepsy
Curiga jinak dan belum pernah Sehat dengan Catatan Konsul ke SpB untuk tatalaksana
diperiksakan ke dokter lebih lanjut
Curiga ganas dan belum pernah Tidak Sehat Konsul ke SpB untuk tatalaksana
diperiksakan ke dokter lebih lanjut
20 Lain2
a. CTS/Myalgia/Ischialgia Sehat Konsul ke dokter jika nyeri di
tangan memberat
e. Fraktur Sehat -
Bagian mana? Kapan
terjadi? Sudah dilakukan
pengobatan?
g. Operasi Sehat -
Jenis operasi apa? Kapan?
Nb : Usul
dilakukan
pemeriksaan
TSH dan free T4
7 THT
Telinga a. Serumen Sehat Jaga kebersihan
telinga, atau
edukasi ke
pasien jika
serumen dapat
dibersihkan di
puskesmas atau
dokter
b. OMSK
Dengan hearing loss Sehat dengan konsul SpTHT
catatan untuk
tatalaksana lebih
lanjut
c. OME
Dengan hearing loss Sehat dengan konsul SpTHT
catatan untuk
tatalaksana lebih
lanjut
e. Perforasi MT Sehat -
f. Perforasi MT disertai Sehat dengan Konsul Sp. THT
gangguan pendengaran catatan untuk
tatalaksana lebih
lanjut
Nb :
Disesuaikan dengan
pemeriksaan audiometric dan
otoskopi, apakah ada tanda2
penurunan pendengaran,
Apakah membrane timpani intak
atau tidak, keruh atau jernih,
Adakah tanda2 peradangan
atau infeksi akut
Hidung
8 Thorax
Jantung a. Normal Sehat -
b. Cardiomegali Sehat dengan Konsultasi ke
Catatan SpJP untuk
tatalaksana lebih
lanjut
Tidak
ditempatkan
pada bagian
yang
membutuhkan
angkat beban
berat (terutama
yang tingkat
keparahannya
moderate atau
severe)
9 Abdomen
Hepar a. Normal Sehat -
b. Hepatomegali Sehat dengan Konsultasi ke
Catatan SpPD untuk
tatalaksana lebih
lanjut
Lien a. Normal Sehat -
b. Splenomegaly Sehat dengan Konsultasi ke
Catatan SpPD untuk
tatalaksana lebih
lanjut
Ginjal a. Normal Sehat -
b. CVA + Sehat dengan Konsultasikan ke
Catatan SpU untuk
tatalaksana lebih
lanjut
b. Berdasarkan
konsentrasi
hemoglobin :
- Normositik : mcv 76-96
- Mikrositik : Mcv < 76
- Makrositik : mcv > 96
Jika GDS
menurun dan
pasien sadar,
berikan
minuman atau
makanan yang
mengandung
gula
5. Hasil Widal
6. Hasil Urinalisa
Bakteri : jika hasil Sehat -
positif, dituklis di kolom
laboratorium
7. Leukosit
overmeriksaan Feses
Bau
1. Bau Indol, skatol dan Sehat -
asam butirat
Lendir
1. Lendir sedikit Sehat -
1. Urobilin Sehat -
2. Urobilinogen Sehat -
Tambahan :
Apabila dari hasil kesimplan pasien dinyatakan “SEHAT dan atau tidak ditemukan keluhan (dari hasil
pemeriksaan normal semua)” maka di tambah saran “Pertahankan pola hidup sehat”.
Apabila dari hasil kesimpulan pasien dinyatakan “SEHAT DENGAN CATATAN atau TIDAK SEHAT
atau SEHAT dengan ditemukannya keluhan (misal : overweight, penurunan visus < 20/70, T1-T2,
dll)” maka di tambah saran “Tingkatkan pola hidup sehat”.
Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang didapatkan hasil normal.
Berdasarkan pemeriksaan kesehatan tersebut di atas maka saya yang bertandatangan di bawah ini
selaku dokter RS Keluarga Sehat menyatakan bahwa yang bersangkutan untuk bekerja dalam kondisi :
Konsultasi dengan Spesialis Paru untuk tatalaksana lebih lanjut, konfirmasi dengan swab PCR
Perbanyak konsumsi sayur dan buah untuk kesehatan mata
Kesimpulan :
..
Saran :
…
Tingkatkan pola hidup sehat.
Berdasarkan pemeriksaan kesehatan tersebut di atas maka saya yang bertandatangan di bawah ini
selaku dokter RS Keluarga Sehat menyatakan bahwa yang bersangkutan untuk bekerja dalam kondisi :
Pemeriksaan feses ( tinja ) adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang telah lama dikenal
untuk membantu klinisi menegakkan diagnosis suatu penyakit. Feses adalah salah satu parameter yang
digunakan untuk membantu dalam penegakan diagnosis suatu penyakit serta menyelidiki suatu penyakit
secara lebih mendalam. Meskipun saat ini telah berkembang berbagai pemeriksaan laboratorium yang
canggih, dalam beberapa kondisi pemeriksaan feses masih sangat penting yang tidak dapat digantikan
oleh pemeriksaan lain. Pengetahuan mengenai berbagai macam penyakit yang memerlukan
pemeriksaan feses , cara pengumpulan sampel yang benar serta pemeriksan dan interpretasi yang benar
akan menentukan ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh klinisi. Feses merupakan spesimen yang
penting untuk diagnosis adanya kelainan pada system traktus gastrointestinal seperti diare, infeksi
parasit, pendarahan gastrointestinal, ulkus peptikum, karsinoma dan sindroma malabsorbsi.
Warna
Tinja normal kuning coklat dan warna ini dapat berubah mejadi lebih tua dengan terbentuknya
urobilin lebih banyak.
Selain urobilin warna tinja dipengaruhi oleh berbagai jenis makanan, kelainan dalam saluran
pencernaan dan obat yang dimakan. Warna kuning juga dapat disebabkan karena susu,jagung,
lemak dan obat santonin.
Tinja yang berwarna hijau dapat disebabkan oleh sayuran yang mengandung khlorofil atau pada
bayi yang baru lahir disebabkan oleh biliverdin dan porphyrin dalam mekonium.
Warna kelabu mungkin disebabkan karena tidak ada urobilinogen dalam saluran pencernaan
yang didapat pada ikterus obstruktif, tinja tersebut disebut akholis. Keadaan tersebut mungkin
didapat pada defisiensi enzim pankreas seperti pada steatorrhoe yang menyebabkan makanan
mengandung banyak lemak yang tidak dapat dicerna dan juga setelah pemberian garam barium
setelah pemeriksaan radiologik.
Tinja yang berwarna merah muda dapat disebabkan oleh perdarahan yang segar dibagian distal,
mungkin pula oleh makanan seperti bit atau tomat.
Warna coklat mungkin disebabkan adanya perdarahan dibagian proksimal saluran pencernaan
atau karena makanan seperti coklat, kopi dan lain-lain. Warna coklat tua disebabkan urobilin
yang berlebihan seperti pada anemia hemolitik. Sedangkan warna hitam dapat disebabkan obat
yang yang mengandung besi, arang atau bismuth dan mungkin juga oleh melena.
Bau
Pemeriksaan Bau Indol, skatol dan asam butirat menyebabkan bau normal pada tinja.
Bau busuk didapatkan jika dalam usus terjadi pembusukan protein yang tidak dicerna dan
dirombak oleh kuman.
Reaksi tinja menjadi lindi oleh pembusukan semacam itu. Tinja yang berbau tengik atau asam
disebabkan oleh peragian gula yang tidak dicerna seperti pada diare. Reaksi tinja pada keadaan
itu menjadi asam. Konsumsi makanan dengan rempah-rempah dapat mengakibatkan rempah-
rempah yang tercerna menambah bau tinja.
Konsistensi
Pemeriksaan Konsistensi Tinja normal mempunyai konsistensi agak lunak dan bebentuk.
Pada diare konsistensi menjadi sangat lunak atau cair, sedangkan sebaliknya tinja yang keras
atau skibala didapatkan pada konstipasi.
Peragian karbohidrat dalam usus menghasilkan tinja yang lunak dan bercampur gas. Konsistensi
tinja berbentuk pita ditemukan pada penyakit hisprung. feses yang sangat besar dan berminyak
menunjukkan alabsorpsi usus
Lendir
Lendir yang terdapat di bagian luar tinja, lokalisasi iritasi itu mungkin terletak pada usus besar.
Lendir bercampur baur dengan tinja mungkin sekali iritasi terjadi pada usus halus.
Lendir saja tanpa tinja terjadi pada ada disentri, intususepsi dan ileokolitis .
Lendir transparan yang menempel pada luar feces diakibatkan spastik kolitis, mucous colitis pada
anxietas.
Tinja dengan lendir dan bercampur darah terjadi pada keganasan serta peradangan rektal anal.
Tinja dengan lendir bercampur nanah dan darah dikarenakan adanya ulseratif kolitis, disentri
basiler, divertikulitis ulceratif, intestinal tbc.
Tinja dengan lendir yang sangat banyak dikarenakan adanya vilous adenoma colon.
darah dalam tinja dapat berwarna merah muda,coklat atau hitam. Darah itu mungkin terdapat di
bagian luar tinja atau bercampur baur dengan tinja.
Pada perdarahan proksimal saluran pencernaan darah akan bercampur dengan tinja dan warna
menjadi hitam, ini disebut melena seperti pada tukak lambung atau varices dalam oesophagus.
Pada perdarahan di bagian distal saluran pencernaan darah terdapat di bagian luar tinja yang
berwarna merah muda yang dijumpai pada hemoroid atau karsinoma rektum. Semakin proksimal
sumber perdarahan semakin hitam warnanya.
Pemeriksaan kimia tinja yang terpenting adalah pemeriksaan terhadap darah samar. Tes
terhadap darah samar dilakukan untuk mengetahui adanya perdarahan kecil yang tidak dapat
dinyatakan secara makroskopik atau mikroskopik. Adanya darah dalam tinja selalu abnormal.
Pada keadaan normal tubuh kehilangan darah 0,5 – 2 ml / hari. Pada keadaan abnormal dengan
tes darah samar positif (+) tubuh kehilangan darah > 2 ml/ hari
Pemeriksaan Nanah Pada pemeriksaan feses dapat ditemukan nanah. Hal ini terdapat pada
pada penyakit Kronik ulseratif Kolon , Fistula colon sigmoid, Lokal abses
Pada penyakit disentri basiler tidak didapatkan nanah dalam jumlah yang banyak.
Parasit
Pemeriksaan Parasit Diperiksa pula adanya cacing ascaris, anylostoma dan spesies cacing
lainnya yang mungkin didapatkan dalam feses.
Sisa makanan
Hampir selalu dapat ditemukan sisa makana yang tidak tercerna, bukan keberadaannya yang
mengindikasikan kelainan melainkan jumlahnya yang dalam keadaan tertentu dihubungkan
dengan sesuatu hal yang abnormal.
Sisa makanan itu sebagian berasal dari makanan daun-daunan dan sebagian lagi makanan
berasal dari hewan, seperti serta otot, serat elastic dan zat-zat lainnya.
Untuk identifikasi lebih lanjut emulsi tinja dicampur dengan larutan Lugol maka pati (amylum)
yang tidak sempurna dicerna nampak seperti butir-butir biru atau merah. Penambahan larutan
jenuh Sudan III atau Sudan IV dalam alkohol 70% menjadikan lemak netral terlihat sebagai tetes-
tetes merah atau jingga.
Urobilin Dalam tinja normal selalu ada urobilin. Jumlah urobilin akan berkurang pada ikterus
obstruktif, pada kasus obstruktif total hasil tes menjadi negatif, tinja dengan warna kelabu disebut
akholik
Penetapan kuantitatif urobilinogen dalam tinja memberikan hasil yang lebih baik jika
dibandingkan terhadap tes urobilin,karena dapat menjelaskan dengan angka mutlak jumlah
urobilinogen yang diekskresilkan per 24 jam sehingga bermakna dalam keadaan seperti anemia
hemolitik dan ikterus obstruktif.
Pemeriksaan bilirubin akan beraksi negatif pada tinja normal,karena bilirubin dalam usus akan
berubah menjadi urobilinogen dan kemudian oleh udara akan teroksidasi menjadi urobilin. Reaksi
mungkin menjadi positif pada diare dan pada keadaan yang menghalangi perubahan bilirubin
menjadi urobilinogen, seperti pengobatan jangka panjang dengan antibiotik yang diberikan
peroral, mungkin memusnakan flora usus yang menyelenggarakan perubahan tadi.Untuk
mengetahui adanya bilrubin dapat digunakan metode pemeriksaan Fouchet
Pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopik meliputi pemeriksaan protozoa, telur cacing, leukosit, eritosit, sel epitel,
kristal, makrofag dan sel ragi.
Protozoa Biasanya didapati dalam bentuk kista, bila konsistensi tinja cair baru didapatkan bentuk
trofozoit.
Telur cacing Telur cacing yang mungkin didapat yaitu Ascaris lumbricoides, Necator americanus,
Enterobius vermicularis, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis dan sebagainya.
Leukosit Dalam keadaan normal dapat terlihat beberapa leukosit dalam seluruh sediaan. Pada
disentri basiler, kolitis ulserosa dan peradangan didapatkan peningkatan jumlah leukosit.
Eosinofil mungkin ditemukan pada bagian tinja yang berlendir pada penderita dengan alergi
saluran pencenaan.
Eritrosit hanya terlihat bila terdapat lesi dalam kolon, rektum atau anus. Sedangkan bila lokalisasi
lebih proksimal eritrosit telah hancur. Adanya eritrosit dalam tinja selalu berarti abnormal.
Epitel Dalam keadaan normal dapat ditemukan beberapa sel epite lyaitu yang berasal dari
dinding usus bagian distal. Sel epitel yang berasal dari bagian proksimal jarang terlihat karena sel
inibiasanya telah rusak. Jumlah sel epitel bertambah banyak kalau ada perangsangan atau
peradangan dinding usus bagian distal.
Kristal Kristal dalam tinja tidak banyak artinya. Dalam tinja normal mungkin terlihat kristal tripel
fosfat, kalsium oksalat dan asam lemak. Kristal tripel fosfat dan kalsium oksalat didapatkan
setelah memakan bayam atau strawberi, sedangkan kristal asam lemak didapatkan setelah
banyak makan lemak. Sebagai kelainan mungkin dijumpai kristal Charcoat Leyden Tinja, Butir-
butir amilum dan kristal hematoidin. Kristal Charcoat Leyden didapat pada ulkus saluran
pencernaan seperti yang disebabkan amubiasis. Pada perdarahan saluran pencernaan mungkin
didapatkan kristal hematoidin.
Makrofag Sel besar berinti satu dengan daya fagositosis, dalam sitoplasmanya sering dapat
dilihat bakteri selain eritrosit, lekosit .Bentuknya menyerupai amuba tetapi tidak bergerak.
Untuk membedakan antara Candida dalam keadaan normal dengan Kandidiasis adalah pada
kandidiasis, selain gejala kandidiasis, dari hasil pemeriksaan dapat ditemukan bentuk pseudohifa
yang merupakan bentuk invasif dari Candida pada sediaan tinja. Timbulnya kandidiasis juga
dapat dipermudah dengan adanya faktor risiko seperti diabetes melitus, AIDS, pengobatan
antikanker, dan penggunaan antibiotika jangka panjang.
Makroskopi dan Mikroskopi Interpretasi
Volume besar, berbau dan mengambang Malabsorbsi zat lemak atau protein
Rapuh dengan lendir tanpa darah Sindroma usus besar yang mudah terangsang
inflamasi dangkal dan difus, adenoma dengan
jonjot- jonjot
Rapuh dengan darah dan lendir (darah nyata) Inflamasi usus besar, tifoid, shigella, amubiasis,
tumor ganas
Hitam, mudah melekat seperti ter Perdarahan saluran cerna bagian atas
Volume besar, cair, sisa padat sedikit Infeksi non-invasif (kolera, E.coli keadaan toksik,
kkeracunan makanan oleh stafilokokus, radang
selaput osmotic (defisiensi disakharida, makan
berlebihan)
Rapuh mengandung nanah atau jaringan nekrotik Divertikulitis atau abses lain, tumor nekrotik, parasit
Cair bercampur lendir dan leukosit Kolitis ulseratif, enteritis, shigellosis, salmonellosis,
TBC usus
Lendir dengan nanah dan darah Kolitis ulseratif, disentri basiler, karsinoma ulseratif
colon, diverticulitis akut, TBC