Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN STUDI KASUS 2

dr. Dhita Nur Ftriyani_Kota Depok_RS Citra Arafiq Sawangan

1. TATALAKSANA TBC PADA PASIEN DEWASA

 Tn. L, 45 tahun, 55kg, batuk 3 bulan, hasil dahak Rifampisin sensitive, belum
pernah pengobatan TBC dan tidak tampak parut BCG.
a. Klasifikasi dan tipe penyakit pasien adalah Kasus baru TB paru terkonfirmasi
bakteriologis dg RIF sensitive
b. Paduan OAT KDT yang sesuai adalah sesuai rekomendasi paduan standar Tb
paru kasus paru RHZE 1x 4 tablet selama 2 bulan di lanjutkan RH 1x 4 tablet
selama 4 bulan
c. Yang sebaiknya dilakukan terhadap kontak erat pasien melakukan investigasi
kontak secara aktif dan pasif dengan cara petugas kesehatan akan
mewawancarai kasus indeks untuk mengidentifikasi kontak serumah dengan
menanyakan berapa jumlah dan usia dari orang yang tinggal serumah dengan
kasus indeks. Kontak yang sudah teridentifikasi akan diminta untuk datang ke
fasilitas kesehatan bersama dengan kasus indeks saat jadwal follow up kasus
indeks berikutnya. Kontak yang datang ke fasilitas kesehatan akan diperiksa
gejala TBC oleh petugas kesehatan.

 2 minggu setelah pengobatan, terdapat keluhan mual muntah dan ikterik serta
peningkatan faal hati.
d. Obat-obatan yang mungkin menjadi penyebab gejala yang di alami adalah
Rifampisin, Isoniazid, Pirizinamid
e. Prinsip pengobatan pada pasien
 Pada Hepatitis akut dan atau klinis ikterik, OAT ditunda sampai hepatitis
akutnya mengalami sembuh
 Pada keadaan TB berat untuk sementara dapat diberikan regimen OAT non
hepatotoksik
 Setelah keadaan membaik, Mulai INH dengan dosis naik perlahan sampai
dengan dosis penuh. Selanjutnya tambahkan rifampisin dan obat lainnya
dengan dosis naik perlahan sampai dosis penuh. prinsip pengobatan
tuberculosis (minimal perpaduan 4 OAT)

 Gejala yang dialami pasien hilang dalam 2 bulan namun pasien tidak pernah
Kembali untuk berobat
f. Macam-macam hasil akhir pengobatan TBC

g. Pasien termasuk putus berobat (loss to follow-up)


2. TATALAKSANA TBC PADA PASIEN ANAK
Brawijaya 5 tahun, BB 10kg, demam batuk 2minggu, pembesaran multiple KGB coli
sinistra, tidak nyeri. Riw. Kontak Tb+. Parut BCG+. Diagnose : TbC kelenjar
a. Paduan OAT Tb kelenjar pada anak adalah 1x 2 tablet RHZ selama 2 bulan lanjut
1x2 tablet RH selama 4 bulan
b. Perlukah pmeriksaan terhadap kontak erat pasien perlu, walaupun TBC pada anak
tidak menular, namun pada umumnya anak yang sakit TB tertular dari roang
dewasa. Untuk itu di perlukan pencarian sumber penularan dan anak lain yang
berada di sekitar anak yang sakit TB dapat pula terinfeksi dari sumber penularan
yang sama. Investigasi kontak di perlukan untuk memutus rantai penularan.

c. Brawijaya bisa sakit TBC padahal sudah mendapatkan vaksin BCG karena vaksin
BCG secara umum efektif untuk mencegah terjadinya TB berat seperti Tb milier
Tb meningitis yang sering didaptkan pada usia muda.
d. Informasi yang perlu di sampaikan pada orang tua Brawijaya saat penyuluhan:
 penyuluhan mengenai investigasi kontak, mencarai sumber penularan
 etika batuk
 penyediaan tisu dan masker, tempat pembuangan tisu serta pembuangan dahak
yang benar
 skrining bagi keluarga yang merawat
 penggunaan APD
 indikator keberhasilan pengobatan
 Efek samping pengobatan

Anda mungkin juga menyukai