Anda di halaman 1dari 2

Refleksi pemikiran Ki Hajar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara membedakan antara pendidikan dan pengajaran. Menurut


beliau,Pendidikan bertujuan untuk membentuk anak sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
Sedang Pengajaran adalah memberi ilmu atau pengetahuan agar bermanfaat bagi
kehidupan lahir dan batin
Memahami filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara sendiri ini merupakan tugas yang
teramat berat tapi sangat mulia.Dimana sebagai guru ketika berada di depan,kita harus bisa
memberikan teladan (Ing Ngarso Sung Tulodo).Ketika berada ditengah,kita harus bisa
membangun sebuah tekad dan kemauan termasuk memberikan inspirasi dan semangat (Ing
Madyo Mangun Karso).Dan ketika berada di belakang kita diharuskan bisa memberikan
dorongan serta motivasi kepada para anak didik kita dalam mengembangkan bakat dan
kemampuan potensial yang telah Tuhan titipkan pada diri anak didik kita (Tut Wuri
Handayani).

Pemikiran dan konsep filosofis pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantoro jika dihubungkan
dengan relevansi pendidikan saat ini,sangatlah tepat.Dimana pada jaman sekarang anak
didik tidak hanya membutuhkan teori atau kata-kata kosong,namun anak didik saat ini
membutuhkan contoh konkrit atau perwujudan nilai-nilai sikap dari seorang guru yang akan
diteladaninya.Apalah artinya ribuan kata teori,tapi pada kenyataannya tidak diaplikasikan
sendiri oleh seorang pendidik.Tapi ketika pendidik sudah mempraktekkan sebuah nilai sikap
atau teladan yang baik.Tanpa diuraikan menggunakan kata demi kata,pasti murid tersebut
akan mengikutinya.

Jika dihubungkan antara konsep keteladanan atau Ing Ngarso Sung Tulodo Ki Hadjar
Dewantara dengan lingkungan sekolah,sangat erat sekali.Ketika di depan anak didik, kita
sebagai guru menyuruh untuk menjaga lingkungan kebersihan sekolah,tapi kita sendiri
malah membuang sampah sembarangan.Ketika kita menyuruh anak didik untuk berpakaian
dan berpenampilan rapi,sementara kita sendiri baju dan rambut awut-awutan.Maka apa
yang kita perintahkan pada anak didik,sebagian besar akan terabaikan.Tapi ketika kita
memberikan teladan menyapu kelas,membuang sampah pada tempatnya dan
berpenampilan rapi dan sopan.Maka perintah tersebut akan dilaksanakan dengan sepenuh
hati oleh anak didik.Jadi intinya anak didik butuh contoh konkrit,bukan sebatas retorika
ataupun kata-kata.

Tiga dasar filosofi pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara tersebut sebisa mungkin akan kita
terapkan dalam praktek atau KBM,walaupun sampai saat ini belum bisa diterapkan secara
maksimal.Misalnya ketika didalam kelas terdapat anak yang memiliki keterbelakangan
mental.Maka terkadang bahkan sering memperlakukan anak tersebut sama dengan anak-
anak lainnya.Padahal hal tersebut tidak sesuai dengan prinsip dari filosofi Ki Hadjar
Dewantara,yang mengharuskan kita bisa dan mampu untuk menggali dan mengarahkan tiap
potensi yang dimiliki oleh seorang anak.Belum lagi kemerdekaan belajar bagi diri kita dalam
melaksanakan pembelajaran.Ini belum sepenuhnya bebas dan merdeka dalam
melakukannya.Karena masih ada faktor-faktor lain yang menjadi kendala, baik faktor internal
maupun eksterna
Harapan kita dimasa yang akan dating kita mereposisi diri untuk menjadi motivator dan
fasilitator di dalam kelas selama proses pembelajaran.kita bisa saja beralih fungsi menjadi
seorang ayah,seorang guru bahkan diwaktu tertentu kita menjadi seorang teman bagi
peserta didik,dengan kata lain di kelas sekarang kita menerapkan pembelajaran berpusat
pada murid
Harapan kita setelah mempelajarai modul ini adalah murid merasa gembira dalam
pembelajaran,murid berkembang sesuai dengan kodratnya.Kegiatan yang dalam waktu
dekat adalah dengan menerapkan filosofi Ki Hajar Dewantara dalam hal yang sederhana.

Anda mungkin juga menyukai