Mulai
dari Diri - Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Durasi : 1 JP (45 menit)
Moda: Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta mampu membuat refleksi diri tentang pemikiran
Ki Hadjar Dewantara
1. Pengalaman apa saja yang membuat Anda semangat bersekolah, atau sebaliknya,
kehilangan motivasi?
2. Momen apa saja yang membuat Anda merasa berkembang sebagai seorang
pembelajar?
3. Siapa sosok guru yang menginspirasi Anda?
4. Apa saja pengalaman yang berkesan bersama guru tersebut?
5. Pernahkah Anda menduplikasi atau mengadaptasi yang dilakukan oleh guru
tersebut di kelas yang Anda ampu?
Selanjutnya, Anda diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia di bawah
terkait pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD).
Apa yang ada Anda ketahui tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) mengenai
pendidikan dan pengajaran?
Jika mendengar nama Ki Hajar Dewantara (KHD), saya mengingat tiga semboyan
yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
Tiga semboyan tersebut mencerminkan proses pendidikan dan pengajaran dimana
Guru berperan dalam memberikan contoh keteladanan, membangun semangat, dan
mendorong setiap peserta didik mengembangkan segala kemampuannya untuk
meraih cita-citanya. Peserta didik diharapkan mengerahkan segala kodratnya baik
rasa, raga dan pemikiran untuk mewujudkan cita-citanya.
Apa relevansi pemikiran KHD dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini dan
konteks pendidikan di sekolah Anda secara khusus?
Pemikiran Ki Hajar Dewantara sangat relevan dengan konteks pendidikan saat ini
dimana di Abad 21 Guru sebagai pendidik berperan sebagai fasilitator bagi peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis, bekerjasama,
berkomunikasi, dan berkreasi untuk meraih cita-citanya. Tiga semboyan Ki Hajar
Dewantara sangat mendukung peran guru sebagai fasilitator.
Di sekolah dimana saya bekerja, Pemikiran Ki Hajar Dewantara juga sangat relevan
dengan visi sekolah.
Menurut Ki Hajar Dewantara, sebagai guru, kita wajib menuntun segala kodrat yang
ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya. Kata KODRAT ini menafsirkan bahwa setiap siswa memiliki
karakter asli yang tidak bisa diubah. Tugas kita sebagai Guru yang membimbing
siswa untuk menunjukkan versi terbaik dirinya sehingga karakter buruknya tidak
nampak. Menurut saya BUDI PEKERTI penting diajarkan ke peserta didik.
Namun, ada tantangan yang saya hadapi saat ini. Misalnya: ketika menemui anak
yang gampang patah semangat ketika mengerjakan pembelajaran, saya mendorong
siswa tersebut untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya, namun siswa merasa
saya terlalu menekan. Akhirnya siswa tersebut bereaksi negative dan cenderung
tidak sopan. Begitu pula jika menghadapi “ketidakjujuran” siswa, ketika siswa saya
tegur, ternyata kami memiliki konsep yang berbeda tentang kejujuran. Lebih lanjut
tantangan yg saya hadapi ketika menghadapi siswa yang tidak pernah mengerjakan
tugas tapi menuntut ketuntasan nilai. Saya, beberapa guru dan siswa memiliki
konsep yang berbeda terkait komitmen dan keyakinan tentang usaha keras dan
hasil.
Ungkapkan Harapan dan Ekspektasi Anda terkait dengan pembelajaran pada modul ini.
Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang pendidik
setelah mempelajari modul ini?
Harapan saya ingin mengubah mindset tentang mendidik siswa. Saya ingin benar-benar
bisa menjadi pendidik yang berpusat pada siswa dan mengispirasi. Saya ingin
mengembangkan seluruh kemampuan terbaik siswa namun juga menanamkan disiplin dan
kerja keras dalam meraih cita-cita.
Saya berharap melihat murid-murid saya memiliki karakter yang tangguh, unggul dan
berbudi pekerti yang baik. Mereka benar-benar dapat menunjukkan kemampuan dan sikap
terbaiknya untuk meraih cita-citanya.
Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini?
Kegiatan yang saya harapkan dari modul ini adalah adanya kegiatan belajar yang
mewadahi berbagai gaya belajar, baik visual, audio, ataupun kinestetik. Kami juga diberi
pilihan bahan bacaan yang bisa diakses. Selain mengerjakan di LMS, saya berharap ada
kegiatan diskusi, dan mengerjakan tugas secara berkelompok. Saya berharap pembelajarn
melalui modul ini bermanfaat dalam mengasah wawasan dan ketrampilan saya sebagai
pendidik dalam menerapkan Prinsip Pendidikan Ki Hajar Dewantara.
KOMENTAR
Dear Ibu SITI NUR THOYYIBAH,
Saya terkesan dengan ungkapan yang Ibu sampaikan terkait salah satu semboyan Ki
Hajar Dewantara yaitu “jangan sampai kita mengartikan yang lain, misalnya: tutwuri
handayani diartikan dengan “seng ngentut mburi seng ngarep diarani”.” Saya sependapat
dengan Ibu bahwa kita sebagai pendidik harus cermat dalam mengartikan filosofi
pendidikan yang terkandung dalam semboyan Ki Hajar Dewantara.
Salam Bahagia,
Kartika Ajeng A