Anda di halaman 1dari 4

Berkemah Di ka’bah

Pada pagi hari yang begitu dingin, Aku pun terbangun. Mendengar suara adzan yang
tengah dikumandangkan, aku tetap lelap dalam tidur ku. Tidak lama kemudian muncul sosok
manusia yang membuka pintu kamarku, tidak salah lagi dia adalah Mas Faqih, Mas Faqih adalah
santri murid serta keamanan pondok planet NUFO.

“Mas ayo bangun mas, sudah adzan!” kata Mas Faqih yang sedang membangunkan.

Aku pun terbangun dengan mata yang tertutup. Tak lama kemudian, aku beranjak keluar
dari kamar untuk menuju kamar mandi untuk buang air kecil dan berwudhu. Setelah berwudhu
aku langsung menuju Gedung baru untuk melaksanakan sholat subuh. Selesai sholat, aku
mendengar pengumuman yang menyeruku untuk membawa barang-barang guna berkemah.

Selesai menyiapkan barang-barang aku dengan cepat menuju Rumah Olim dengan
membawa barang-barang. Sesampainya disana, aku langsung berbaris peregu untuk menunggu
pengecekan.Selesai pengecekan regukulah yang pertama melanjutkan perjalanan menuju ka’bah.
Sesampainya di ka'bah, kami langsung mencari Tenda yang nyaman untuk beristirahat.

“Ayo yang tendanya sudah siap ditempati langsung istirahat!” kata Kak Ilfa yang sedang
mengarahkan kami.

Setelah istirahat, kami langsung menuju tempat yang tersedia air wudhu dan langsung
menuju tempat beribadah untuk sholat dzuhur. Selesai sholat, kami langsung berbaris
berhadapan untuk makan bersama. Setelah makan, kami berdiri dan kumpul peregu. Berselang
lama kemudian kami pun mulai menjelajah. Sesampainya di pos 1, kami langsung di uji
kemampuan PBB (peraturan baris berbaris.) Setelah pengujian pos 1, kami melanjutkan
perjalanan menuju pos 2.

Disana kami diuji kemampuan tali temali.Setelah ujian tali temali, kami melanjutkan
perjalanan menuju pos 3 yang disana terdapat ujian sandi kotak. Berselang lama kemudian, kami
pun selesai mengerjakan tugas penjelajahan. Setelah berjelajah, kami langsung menuju ke
ka’bah. Sesampainya di ka’bah, kami langsung menuju kamar mandi untuk mengambil air
wudhu. Setelah berwudhu kami, langsung melaksanakan sholat ashar berjamaah.
Sesudah sholat, kami merebahkan badan terlebih dahulu, setelah itu, kami langsung
bergegas menuju ke tempat yang diarahkan oleh pembina. Sesampainya di lokasi, kami belajar
sandi morse. Setelah itu, kami langsung mengambil baju ganti untuk mandi terlebih dahulu
sebelum istirahat. Sesudah mandi aku langsung menuju ke tempat yang begitu ramai, hingga dari
kejauhan suara itu masih saja terdengar. Ternyata ada konser di gazebo dekat dengan tendaku,
sebenarnya bukan konser, tetapi hanya manusia gabut bermain alat musik dan bernyanyi.

Sang mentari telah berlalu sekarang berganti sang wulan, aku langsung menuju kamar
mandi untuk mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Sesudah
melaksanakan sholat, kami langsung mengaji bersama sama membaca surah Yusuf setengah
surah. Setelah ngaji, kami langsung duduk bersila untuk makan bersama. Sesudah makan kami
langsung menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat isya’.

Selesai sholat kami langsung menuju ke tempat yang diarahkan oleh kakak pembina,
kami melingkari kayu yang bertumpuk-tumpuk menjadi satu. Ternyata ada upacara api unggun
yang diadakan malam hari itu, sangat sunyi hingga aku merasakan nafsu ngantukku membakar
kesadaranku. Tidak berselang lama ada pertunjukan kembang api yang membuat aku menghadap
keatas terus menerus.

Setelah itu, kami menyaksikan pembakaran api unggun yang membuat badanku terasa
lebih hangat dan ada pentas seni yang menarik dari masing-masing regu, tetapi sayangnya aku
terlelap dengan godaan nafsu ngantukku yang begitu berat. Malam semakin larut acara telah
berakhir dan aku masih tetap stay di tempat dengan gaya tidur yang membuatku sulit bangun.

“Zu bangun Zu!” kata yusuf yang sedang membangunkanku.

Tidak berselang lama, aku pun terbangun dan mendapati teman-temanku yang sudah
beranjak menuju tenda. Sedikit pengumuman dari kakak pembina.

“Gimana caranya kalian bangun tidur langsung memakai pramuka lengkap” kata pembina
yang sedang mengumumkan.

Malam begitu sangat larut, wulan semakin miring sedikit demi sedikit, aku pun larut
dalam pulau kapuk. Waktu menunjukkan pukul 01.35, aku masih lelap dengan tidurku. Tidak
lama kemudian kakak pembina langsung menghitung mundur dari 50,49. Aku pun terbangun
dengan cepat aku langsung mengambil seragam pramuka lengkap dan aku kehilangan ring
hasdukku. Tanpa pikir panjang aku langsung mencopot hasdukku dan memakai sepatu untuk
menuju ke tempat yang diarahkan oleh pembina. Tak lama kemudian kami langsung menutup
mata menggunakan hasduk yang ku ambil dari tenda. Setelah itu, aku langsung menuju ke
tempat reguku berada. Kami saling berpegang pundak persis yang diarahkan oleh pembina.
Aku berjalan perlahan mengikuti arah kemana ketua regu itu berjalan. Ditengah
perjalanan begitu banyak rintangan yang kami hadapi dari tarikan misterius,godaan dan bisikan
kami hadapi, hingga kami berpisah,bertemu kembali tetap kami lakukan demi menyelesaikan
ujian bet ramu yang begitu seru. Tidak lama kemudian, aku dan regu tercintaku berpisah entah
kemana mereka berada. Aku terus mencari walau banyak bisikan tepat di telingaku. Terlalu lama
aku mencari tiba-tiba ada seseorang menarik tanganku dan dia membawaku kesana kemari
seperti tidak memiliki pekerjaan.

“Coba kamu teriak panggil temanmu!” kata pembina yang sedang menggodaku.

Aku pun mengiyakan perintah tersebut.

“Mas,Key,Ga kalian di mana!” kata kanzhu yang sedang mencari teman satu regunya.

Aku seperti anak ayam yang kehilangan induknya entah kemana pergi si induk. Tidak
berselang lama ada kakak pembina yang membuka hasduk yang menutupi kedua mataku.
Sebelum itu, aku dibisiki oleh kakak pembina.

“Hasduk ini saya buka, tapi kamu langsung lari menuju ke lilin yang di situ ada bet ramu
di kanan dan kiri jalan tersebut!” kata pembina yang sedang membisikiku.

Aku langsung lari menuju kelilin tepat di depanku dan mengambil bet ramu yang tepat di
samping lilin tersebut. Dikarenakan terlalu lama mataku diikat dengan hasduk, mataku terasa
begitu buram yang membuatku tergelincir dari atas ke bawah,tapi tidak luka sama sekali. Setelah
itu, aku langsung menuju ke tempat reguku dikumpulkan dan ternyata pejuang terakhir itu ialah
aku. Jadi aku dipermainkan oleh pembina wkwkkwkwwk, tapi itu sudah biasa, yang namanya
ujian. Aku mendengarkan puisi tentang ibu yang lama sekali hingga membuatku bosan.

Setelah itu kami langsung menuju ke tenda masing-masing untuk beristirahat sejenak dan
menunggu adzan subuh dikumandangkan. Setelah itu aku langsung bergegas menuju kamar
mandi untuk buang air kecil dan mengambil air wudhu. Sesudah itu aku langsung menuju ke
tempat sholat. Setelah itu aku langsung ngaji bersama meneruskan setengah dari surat Yusuf tadi
magrib. Sang wulan pulang berganti oleh sang fajar, kami langsung melaksanakan senam
bersama sembari menunggu sarapan. Sesudah itu kami langsung sarapan bersama dengan lauk
yang sederhana. Selesai sarapan aku langsung berganti seragam olahraga untuk outbound.

Aku mengikuti outbond dengan penuh bahagia dikarenakan sebentar lagi perkemahan
akan segera berakhir. Itu artinya aku akan segera dilantik. Setelah dilantik aku membereskan
barang- barangku yang di dalam tenda. Selesai sudah kemah dua hari satu malam ini
TAMAT

Anda mungkin juga menyukai