Anda di halaman 1dari 3

HUJAN heran.

Matahari pun bertanya kepada


awan, “Hai awan, mengapa kamu terlihat
Frederich / 18 XI C MIA sangat sedih? Apa yang sedang
dipikirkan?”
“Aku sangat merindukan air, dia sangat
Langit yang sudah mulai menghitam dan jauh di bawah sana. Aku hanya bisa
awan awan yang berkumpul. Tiba tiba ada melihatnya dari atas sini.”, awan yang
suara, “duarr!!” Suara petir yang menjawab pertanyaan matahari
menyambar menandakan akan terjadinya “Bersabarlah awan, disuatu hari kamu
hujan. “Aku takut nek!”, seorang anak pasti akan bisa bertemu dengan air
kecil yang ketakutan dengan suara petir dibawah sana”, kata matahari yang
itu.“Jangan takut nak, itu hanyalah suara menghibur awan. Disisi lain, terlihatlah air
petir. Petir tersebut tidak akan bisa masuk yang ternyata juga sedang bersedih.
ke dalam rumah ini.”, sang nenek yang
berkata kepada cucunya sekaligus Angin memperhatikan air dan bertanya
menenangkan cucunya. kepada air, “Hai air, apa yang sedang
kamu pikirkan? Mengapa kamu terlihat
“Tapi nek, suara petir itu sangat kuat, dan sedih?”, Tanya si angin. “Aku sedang
hujan pun sangat deras. Apakah itu merindukan awan, aku hanya bisa
tandanya awan sedang menangis ?”, anak melihatnya dari bawah sini. Sosok awan
kecil bertanya kepada si nenek dengan diatas sana yang sangat memukau tapi aku
nada yang bingung. “Bukan nak, suara hanya bisa mengaguminya dari sini.”,
petir tersebut menandakan bahwa langit jawab si air.
sedang murka.”, sang nenek menjawab.
“Mengapa langit murka nek?”, anak kecil Sang angin jadi turut bersedih atas apa
itu bertanya kepada sang nenek. “Mari yang telah terjadi pada air. Kemudian ia
berbaringlah ke tempat tidurmu, dan akan pergi menemui matahari dan menceritakan
nenek ceritakan kisah mengapa langit apa yang telah terjadi kepada air. Setelah
sedang murka”, sang nenek yang berkata angin menceritakan apa yang terjadi,
kepada cucunya. betapa terkejutnya matahari dan angin
ketika mengetahui bahwa ternyata air dan
awan merasakan hal yang sama.
Matahari merasa kasihan terhadap apa
yang telah dialami oleh air dan awan. Lalu,
matahari pun bertekad untuk membantu air
dan awan agar mereka berdua bisa
bertemu. Matahari pun mengangkat air dan
bertemu dengan awan.
Betapa bahagianya air dan awan ketika
mereka mengetahui bahwa mereka akan
Setelah cucunya terbaring dikasur, Sang bertemu. Setelah mereka bertemu, air dan
nenek pun mulai meceritakan kisah langit awan sangatlah bahagia. Bukan hanya air
yang murka kepada sang cucu. “pada suatu dan awan yang merasa bahagia, angin dan
hari di langit ada awan yang terlihat matahari juga turut bahagia. Angin dan
sangat sedih. Sang matahari tidak sengaja awan sangatlah bahagia dan mereka
melihat awan tersebut dan merasa sangat
berpikir bahwa mereka sudah bersatu dan Langit merasa kesal dengan jawaban awan
tidak akan terpisah lagi. dan dibutakan oleh kecemburunya
terhadap air. Dan ternyata, petir juga
Disaat yang lain lagi berbahagia, tiba tiba
membenci akan bersatunya awan dan air.
ada sosok langit yang merasakan hal
Lalu, Petir menyambar-nyambar. Air
berbeda. Langit tidak suka dengan
menyadari hal tersebut dan berlindung
pertemuan air dan awan. Langit tidak suka
dibelakang awan. Awan melindungi air
dengan kehadiran air di dalam kehidupan
dengan erat dan tidak mau melepaskannya.
awan.
Namun, langit terus menarik air dan
Langit tidak suka dengan air yang
berusaha untuk memisahkan air dan awan.
menghilangkan keindahan awan. Awan
Lalu, air pun terjatuh dan kembali ke asal
yang sebelumnya tampak putih dan
tempatnya semula dan terpisah dari awan.
menghasilkan pemandangan yang sangat
Awan sangat sedih tidak rela berpisah
indah dan memukau bersama langit dan
dengan air, tetapi dirinya hanya bisa
disukai oleh semua orang, kini berubah
pasrah dan menyaksikan air yang jatuh.
menjadi kelabu dan mengakibatkan semua
orang gelisah dan menghindari mereka. Setelah itu, awan kembali menjadi putih
dan kembali menjadi pemandangan yang
indah. Tetapi awan tidak bahagia. Di sisi
lain, air juga merasa sangat sedih karena
telah berpisah lagi dengan awan. Matahari
pun berusaha menghibur air dengan
mengeluarkan cahaya beraneka warna,
tetapi air tetaplah bersedih. Meskipun
bersedih, air tak mau awan melihatnya
yang bersedih. Air berharap akan ada
Langit tidak suka dengan pengorbanan pertemuan selanjutnya dengan awan,”
yang dilakukan awan agar bisa bersama
“Begitulah kisahnya nak, alasan mengapa
dengan air. Langit merasa heran mengapa
langit bisa murka”. sang nenek berkata
awan sampai bersedia mengorbankan diri
kepada cucunya. “Oh.. begitu nek, tapi
sampai bersedia menanggung beratnya
dunia ini sangat tidak adil, mengapa harus
beban yang disebabkan oleh air.
memisahkan air dan awan yang saling
Lalu, langit pun bertanya kepada awan, mencintai?”, tanya sang cucu itu.
“Awan, mengapa engkau rela berkorban “Begitulah dunia ini cu, setiap orang
sampai seperti ini hanya untuk dapat mempunyai pekerjaan dan kewajibannya
bersatu dengan air? Apakah tidak cukup masing masing, dan didalam setiap
dengan bersama denganku di atas sini? pertemuan selalu diakhiri dengan
Dengan tidak adanya air, engkau sangatlah perpisahan. Namun, perpisahan itu
memukau, tapi lihatlah apa yang terjadi bukanlah akhir dari segalanya. Sama
jika engkau bersama dengan air. Engkau seperti awan yang berpisah dengan air.
jadi kelabu dan dihindari oleh orang Perpisahan mereka bukanlah akhir dari
orang.” Tanya di langit. “Aku rela seperti segalanya. Karena suatu hari nanti mereka
ini langit. Aku mencintai air.”, jawab si akan bertemu kembali. Namun sebelum
awan. itu, mereka harus menjalankan
kewajibannya terlebih dahulu.”, sang
nenek yang berkata kepada sang cucu
sambil mengakhiri percakapan mereka,
dan cucunya tersebut pun tertidur lelap.
Begitulah cerita langit yang murka,dimana
air dan awan dipisahkan, jangan lah
melakukan segala sesuatu secara
berlebihan termasuk mencintai ,karena di
setiap pertemuan pasti ada perpisahan.

Anda mungkin juga menyukai