Anda di halaman 1dari 1

Pengorbanan Awan

Suatu pagi pada musim panas, sebuah awan kecil meninggalkan laut menuju langit. la melayang dengan ringan dan
bahagia di langit yang biru.

Sementara itu, jauh di bawah, bumi berwarna kecokelatan. Tanah-tanah kering di mana-mana. Awan kecil melihat
manusia bekerja dan tersiksa di ladang-ladang yang kering.

"Kasihan sekali mereka. Andai saja aku bisa menolong manusia-manusia malang itu," pikir awan kecil.

"Aku ingin memudahkan kerja mereka, memberi makan manusia yang kelaparan, atau memberi minum mereka
yang kehausan," kata awan.

Hari-hari berlalu, tubuh awan kecil kini semakin besar dan luas. Keinginannya menolong manusia di bumi semakin
besar.

"Baiklah, aku akan menolong kalian," kata awan. la mulai melayang turun menuju bumi.

Tapi tiba-tiba, ia ingat pesan ibunya, Ibu Samudera, "Jika engkau turun terlalu dekat dengan bumi, engkau akan
mati!"

"Bagaimana ini? Aku ingin menolong manusia. Tapi, kalau aku menolong mereka, aku mati," pikir awan. Awan
diam lama sekali dan berpikir. la mempertimbangkan segala sesuatunya.

Lalu ia berkata, "Baiklah manusia di bumi, aku akan menolongmu. Aku akan mengorbankan nyawaku untuk kalian
agar kalian bisa hidup lebih baik."

Setelah awan mengatakan itu, sebuah sinar keluar dari hatinya. Suara kilat menyambar langit. Suara guntur
bergemuruh. Sebuah cinta yang besar ditunjukkan awan pada manusia. la melebarkan sayapnya dan mulai turun ke
bumi.

Hujan pun turun menyapu kekeringan di bumi. Memberikan kehidupan lagi pada manusia. Hujan itu adalah
kematian bagi awan. Tapi, hujan memberikan kehidupan bagi manusia. Sebagai bukti cinta awan, muncul pelangi
yang sangat indah.

Pesan moral
jadilah anak yang suka menolong orang lain. Anak yang berhati mulia akan mengorbankan kepentingannya sendiri
untuk menolong orang lain.

Anda mungkin juga menyukai