Anda di halaman 1dari 12

Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009) : 135-146

TENTANG PELAPUKAN KAPAL KAYU

Muchtar Ahmad* dan Nofrizal**


*Lab. Kapal Perikanan, **Lab. Bahan dan Alat Penangkapan Ikan, Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Riau, Pekanbaru

Diterima : 1 Agustus 2009 Disetujui : 27 Agustus 2009

ABSTRACT

A survey and experiment have conducted on fishing boat materials of just


constructed, 10 years and 15 years old. Materials were sampled and its strength was
tested in order to understand the fatigue and its cause. The fatigue of materials is in
regression linear but depending on the kind of wood, its processing, and the place
used in the boat construction. Those of materials use to be submerged in the water
will be fatigue faster compare to those used in the dry place. The fatigue caused by
marine organism such sea worm holed into or some mollusks and microbe mashes
attach to the surface of wood. Proper processing and well maintenance during
operation of the boat will makes it be last longer.

Keywords: Age, sea worm, processing, maintenance, marine organism,

PENDAHULUAN menghasilkan suatu temuan yang


Semakin sulitnya mendapatkan bermakna secara akademis, atau
bahan kapal kayu (Kompas 16 Juni adanya gagasan pemecahan masalah
2006) menuntut dikajinya tentang bahan yang ada maupun
bahan kapal secara mendalam. Kajian pelapukannya.
tentang bahan kapal masih amat Makalah ini bertujuan untuk
terbatas dilakukan – terutama bahan memahami pelapukan yang terjadi
kapal perikanan – baru mulai diteliti pada bahan kapal kayu dan
di Riau pada tahun 2002 oleh gagasan penyebabnya, sedangkan tentang
Muchtar Ahmad di Balai Kelautan pengawetan bahan kayu kapal dan
Purnama, Fak. Perikanan dan Ilmu perawatannya karena terbatasnya
Kelautan, Univ. Riau, dan ruang dilaporkan pada makalah lain
dilaksanakan oleh Nasution 2003, Zein (Ahmad, 2006), namun agar mendapat
2005, dan Indra 2006. Kajian yang gambaran yang lebih jelas, maka jenis,
adapun masih belum menurut kaedah sifat dan kekuatan bahan kayu kapal
kajian ilmu bahan juga tidak sistemik perikanan itu juga dikemukakan.
dan berkelanjutan. Bahkan belum
Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009) : 135-146
Pelapukan Kapal Kayu 136

METODE PENELITIAN sedang diperbaiki (umur 10 dan 15


Survei dilakukan di galangan tahun) dijadikan sumber bahan yang
kapal kayu Abu Talib, Dumai, bulan diuji.Setiap sampel diuji-tekan
November dan Desember 2005. (Gambar 1) di Laboratorium Uji
Sampel kayu bahan kapal diambil Bahan, Fakultas Teknik Universitas
berukuran 3cmx3cmx12,5cm dari Riau menurut standard pengujian
bagian kapal (lunas, linggi, gading- ASTM E9 Montgomery-Temphin
gading, dan dinding tubuh kapal) (General Use). Data uji digunakan
untuk enam ulangan. Tiga kapal, yaitu untuk menghitung kekuatan bahan.
yang sedang dibuat dan dua yang

Gambar 1. Sampel kayu (kiri) yang diuji kekuatan tekannya (kanan) .

Berat jenis bahan dihitung dengan


memakai persamaan:
M P
g= .....(1) V= .... (2)
V A

g = berat jenis bahan (gr/cm3) V = kekuatan material (kN/m2)


M = berat bahan (gr) P = besar gaya tekan (kN)
V = volume bahan (cm3) A = luas penampangan (m2)

Sedangkan kekuatan bahan Dari nilai perhitungan di atas


diperoleh melalui pengolahan data diperoleh kekuatan setiap jenis bahan
hasil pengujian dengan menggunakan yang digunakan. Data hasil
persamaan: perhitungan ditabulasi dan digambar
Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009) : 135-146
Pelapukan Kapal Kayu 137

grafis dengan regresi linear hubungan satu jenis kayu berbeda dengan kayu
kekuatan dan umur bahan. lainnya. Perbedaan tersebut
Kemudian diuraikan dan menyebabkan terjadinya perbedaan
dibahas secara deskriptif menuju ke ketahanan awet dan kekuatan kayu.
arah kesimpulan dengan merujuk
kepada tujuan. a. Jenis kayu bahan kapal, sifat dan
kekuatannya
HASIL DAN PEMBAHASAN Empat jenis kayu digunakan
Kayu bahan kapal banyak sebagai bahan kapal yang diteliti yaitu:
macam ragam jenis maupun sifatnya. kayu malas (Parastemonurophylum),
Hal ini tergantung dari keadaan kompas (Compassia sp), loban (Vitex
anatomi yang menyusunnya maupun pubercens Vahl), dan meranti (Shorea
susunan kimiawinya yang sp). Jenis dan sifat kayu (awet dan
mempengaruhi sifat mekanikanya. kuat) serta tempat pemakaiannya
Kayu tersusun dari sel-sel selulosa sebagai bahan pada pembuatan kapal
yang disatukan oleh lignin. Akan tetapi adalah seperti yang diterakan dengan
baik susunan selulosa sebagai suatu rinci pada Tabel 1 berikut ini:
jaringan serat maupun lignin antara

Tabel 1. Jenis kayu kelas awet dan kuat serta pemakaiannya pada kapal

Nama Kelas
No Nama Latin Pemakaian
dagang Awet Kuat
1 Kompas Compassia malacensis III-IV I-II Lunas
Lunas luas
2 Malas Parastenon sp. II-III I
Dasar mesin
Linggi haluan
Linggi dalam
Casco
Tiang as
3 Loban Vitex pubercens Vahl I I-II
Tiang utama
Dasar mesin
Balok geladak
Gading-gading
Dinding lambung
Papan geladak
Pisang-pisang
4. Meranti Shorea platiclados II-III II-IV Dek kapal
Dinding angin
Transom
Papan tenda
Sumber: BKI (1989) untuk standar kelas awet dan kuat.
Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009)
Pelapukan : 135-146
Kapal Kayu 138

Lazimnya pemilihan jenis kayu pekerjaan bangunan yang perlu kayu


kapal berdasarkan sifat awet dan liat. Kayu loban pada bagian teras
kuatnya, serta cocok dipasang pada berwarna kuning kecoklat-coklatan
bagian tertentu suatu kapal kayu. atau ada yang agak kemerahan.
Secara umum bahan kayu tersebut Kayu meranti (Shorea sp.)
haruslah memiliki daya tahan cukup cocok dipakai sebagai dinding
lama dan kuat (kelas I), serta tahan lambung kapal, karena sifatnya lentur
terhadap serangan hewan laut seperti sehingga mudah dibentuk sesuai
kapang dan teritip, terutama kayu yang dengan keadaan konstruksi kapal yang
dipasang pada bagian yang selalu dibangun. Meranti adalah famili
terendam dalam air, seperti lunas dan Dipterocarpaceae dengan nama
bagian bawah dinding tubuh kapal. lainnya Abang Gunung, Awak, Lanah
Persyaratan itu terpenuhi oleh jenis Merah dan sebagainya. Kayu ini
kayu malas dan kompas. Kayu ini tergolong ke dalam kelas kuat II-IV
memiliki serat yang halus dengan dan kelas awet II-III dengan berat jenis
warna coklat hingga merah tua. Kayu udara rata-rata 0,55. Warna kayu ini
malas tergolong ke dalam kelas kuat I pada bagian teras agak beragam. Yaitu
dan kelas awet II-III. Sedangkan kayu ada yang hampir putih, coklat pucat,
kompas masuk kelas kuat I-II dan merah jambu, merah muda, merah
kelas awet III-IV. Ciri-khas kayu ini kelabu dengan kulit luar berwarna
ialah seratnya agak kasar dengan kelabu atau coklat. Pada umumnya
warna kuning kemerah-merahan. Pada kayu meranti mudah dipaku, termasuk
kapal perikanan, kayu ini sering tahan lama, di samping itu juga lentur
digunakan pada lunas, linggi, galar dan mudah dibentuk. Oleh sebab itu
gading dan juga pondasi mesin. dipakai pada bagian lambung tubuh
Sungguhpun demikian untuk kapal. Dengan cirikhas masing-masing
bagian tertentu seperti gading-gading jenis kayu yang beragam itu,
atau tulang, maka kayu loban, yang pengetahuan bahan kayu untuk kapal
bersifat liat, cocok sebagai tempat diperlukan dalam kaitannya dengan
menempelkan dinding kapal, sehingga persyaratan bagian kapal yang
tidak mudah lepas. Loban tergolong dibangun.
famili Verbenaceae. Biasanya sebutan Ahmad (1978) menyatakan
untuk kayu ini bervariasi seperti : bahwa kekuatan bangunan kapal
Alaban, Lobana, Aloban, dan dipengaruhi bukan saja oleh kontruksi
sebagainya. Kayu ini memiliki berat dan bentuk bangunan, tetapi
jenis kering udara rata-rata 0, 88 dipengaruhi oleh bahan-bahan
dengan kelas kuat I-II dan kelas awet I pembuat kapal yang dipakai, dan
(BKI 1989). Sebagian besar loban tergantung juga pada jenis usaha dan
dipakai untuk bangunan, perkakas, kebiasaan daerah setempat. Dalam
Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009)
Pelapukan : 135-146
Kapal Kayu 139

pembuatan sebuah kapal perikanan, tertentu lebih sesuai dipakai pada


harus senantiasa memilih jenis-jenis bagian tertentu pula. Pada setiap
kayu, yang memenuhi persyaratan bagian kapal berbeda-beda bahan yang
teknis seperti: kuat, liat, tidak mudah dipakai, karena kebutuhan kekuatan
retak/patah dan tahan dari serangan pada masing-masing bagian itu
binatang laut, terutama bahan kayu berbeda pula. Pada umumnya bagian
yang digunakan pada bagian lunas yang berbeda pada kapal perikanan
kapal perikanan. Dengan demikian yang memerlukan bahan khusus itu
kajian tentang bahan baik mengenai ialah: lunas (bawah dan depan),
keunggulan maupun menemukan tulang/gading, kulit, bangunan atas,
bahan baru dan cara pengawetannya dudukan mesin, baling-baling (bos
adalah hal yang amat penting. Karena tumber) dan lain-lain masing-masing
permasalahan dalam perancangan memerlukan persyaratan bahan kayu
struktur kapal jenis bahan, jarak tertentu (DIRJEN Perikanan, 1981).
gading, ukuran gading dan penegar, Secara ultrastruktur sel kayu
dlsb. secara gabungan sebagai terutama terdiri dari selulosa,
konfigurasi geometrik memungkinkan hemiselulosa dan lignin. Selain itu ada
kapal berfungsi secara efisien selama ekstraktif yang terdapat pada teras
masa operasinya (Rasyid dan kayu dan kulit kayu. Selama
Setyawan 2000). Oleh sebab itu, dalam penyimpanan kayu reaksi autoksidatif
membuat sebuah kapal perikanan amat dan enzimatik sangat dipengaruhi oleh
diperhatikan jenis kayu yang keadaan umumnya. Hidrolisis
digunakan, terutama untuk bagian- trigliserida menghasilkan asam lemak
bagian yang terendam oleh air seperti: bebas, yang berlangsung lebih cepat
lunas dan dinding kapal. Jenis kayu bila pada penyimpanan kayu dalam
yang lazim digunakan di Riau daratan keadaan basah dibandingkan dengan
ialah: kayu kempas, malas, meranti, keadaan kering.
loban, kulim, resak dll., yang semakin Perubahan susunan ekstraktif
sulit didapatkan oleh galangan kapal, lipofil misalnya terjadi selama
sebab merajalelanya penebangan liar penyimpanan kayu gelondong di
(Kompas 15 Juni 2006). dalam air laut. Penyimpanan kayu
Sebenarnya tidak ada jenis yang lama menyebabkan pengaruh
kayu yang unggul dalam segala hal negatif, seperti penurunan terpentin
untuk bahan kapal, melainkan masing- dan minyak tall sebagai hasil
masing mempunyai kelebihan dan sampingan pembuatan bubur kayu.
kekurangan tersendiri yang harus Terpenoid rendah, asam resin, dan
dipertimbangkan dalam membangun senyawa fenol melindungi kayu
kapal (Fyson 1985). Atas keunggulan terhadap kerusakan secara
yang berbeda itulah maka kayu mikrobiologi atau oleh serangan
Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009) : 135-146
Pelapukan Kapal Kayu 140

serangga (Sjostrom 1993). Sedangkan Penyebaran susunan kimiawi dalam


susunan kimiawinya menurut dinding sel kayu tidak merata. Kadar
Dumanauw (1990) terdiri dari karbon selulosa dan hemiselulosa banyak
50 %, hidrogen 6 %, nitrogen 0,04- terdapat dalam dinding sekunder.
0,10, abu 0,20 %-0,50 % dan sisanya Lignin banyak terdapat dalam dinding
oksigen. Susunan kimiawi kayu primer dan lamela tengah, sedangkan
menentukan kegunaan setiap jenis zat ekstraktif terdapat pada teras dan
kayu dan dapat dijadikan sebagai kulit kayu.
pengenal ketahanan kayu terhadap Setiap jenis kayu mempunyai
serangan hewan perusak. Bahkan karakteristik tertentu baik dari segi
susunan itu juga menentukan maupun kekuatannya tergantung pada
pengerjaan dan pengolahan kayu susunan serat yang terdapat pada kayu
sehingga diperoleh hasil yang tersebut. Selain itu juga, kekuatan
maksimal. Pada umumnya susunan kayu juga ditentukan oleh berat
kimiawi kayu terdiri dari tiga unsur, jenisnya. Apabila semakin padat dan
yakni: 1) Unsur karbohidrat terdiri dari berat suatu jenis kayu, maka
selulosa. 2) Unsur non-karbohidrat kekuatannya juga semakin besar.
terdiri dari lignin. 3) Unsur yang Untuk lebih jelas tentang berat jenis
diendapkan dalam kayu selama proses kayu dapat dilihat pada Tabel 7
pertumbuhan berupa zat ekstraktif. berikut:

Tabel 1. Berat Jenis bahan dan perbandingan kekuatan terhadapnya

Berat
Jenis Volume Massa Kuat Kuat
Jenis Kt/BJ Kb/BJ
Kayu (cm3) (gr) tekan bahan
Kempas 112,5 130,66 1,16 63.28 703,11
Laban 112,5 101,80 0,90 52.71 585,82
Malas 112,5 115,80 1,03 63.28 703,11
Meranti 112,5 91,27 0,81 31.96 355,11

Dari Tabel 1. terlihat bahwa kayu memiliki berat jenis terendah yaitu 0,
kempas memiliki berat jenis tertinggi 81 gr/cm3 tidak digunakan sebagai
yaitu 1,16 gr/cm3 . Kayu kerangka kapal. Lagipula kayu
inimempunyai serat kasar yang padat meranti mudah diserang hewan laut
dan keras, termasuk kelas kuat I. seperti kapang, teritip dan juga jamur
Dengan sifatnya yang demikian itu, sebagai perusak kayu. Tetapi meranti
kayu kempas digunakan sebagai lunas cocok digunakan sebagai dinding
pada kapal perikanan. Meranti kapal.
Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009) : 135-146
Pelapukan Kapal Kayu 141

Kekuatan dan ketahanan perikanan terhadap perubahan


terhadap perubahan bentuk suatu berkaitan-kelindah dengan pelapukan
bahan adalah merupakan sifat bahan. Pelapukan adalah merupakan
mekaniknya. Kekuatan adalah suatu proses dan mekanisma terjadinya
kemampuan suatu bahan untuk lapuk pada suatu bahan sehingga
memikul beban atau gaya yang kekuatan dan ketahannya berkurang
mengenainya. Kekuatan suatu jenis atau semakin menurun.
kayu sangat tergantung pada tingkat Sifat mekanik atau kekuatan
kerapatan sel-sel atau serat-serat kayu kayu merupakan pertimbangan utama
sebagai penyusunnya. Artinya, dalam pemilihan kayu yang digunakan
semakin banyak dan padat susunan untuk bahan bangunan struktural,
seratnya maka jenis kayu tersebut akan seperti halnya pada kapal perikanan.
lebih kuat, seperti halnya kayu kempas Sifat mekanik diuji berdasarkan kuat
dan malas. Selain itu juga berat jenis tekan sejajar serat bahan kapal. Untuk
juga sangat berpengaruh terhadap mengetahui perbandingan kekuatan
kekuatan kayu tersebut. bahan kapal umur setahun, umur 10
Ketahanan akan perubahan tahun dan kapal berumur 15 tahun
bentuk menentukan banyaknya bahan dilakukan pengujian kekuatan kayu
yang dapat dimanfaatkan, atau masing-masing umur. Adapun hasil
terpatah, atau terlengkungkan oleh pengukuran kekuatan uji tekan kayu
suatu beban yang mengenainya bahan yang diamati ialah seperti
(Haygreen and Bowyer 1996). terlihat pada Tabel 2.
Kekuatan dan ketahanan bahan kapal

Tabel 2. Perbandingan kekuatan bahan kapal umur 1, 10 dan 15 tahun.

Kuat Tekan (kN) bahan Kekuatan Bahan (kN/m2)


Jenis Penampang Pema-
1 10 15 (A) 1 10 15
Kayu kaian
tahun tahun tahun tahun tahun tahun
Kempas 63.28 35.88 23.29 0.0009 703,11 398,67 258,78 Lunas
Linggi
Loban 53.52 42.37 41.27 0.0009 594,57 470,78 458,56
depan
Linggi
Loban 51.80 43.31 40.97 0.0009 575,56 481,22 455,22
buritan
Gading-
Loban 52.86 42.57 41.56 0.0009 587,33 473,00 461,78
gading
Meranti 31.96 31.11 30.29 0.0009 355,11 345,67 336,56 Dinding

Dari Tabel 2 diketahui hasil uji satu tahun untuk kayu kempas bernilai
tekan bahan kayu masing-masing 63,28 kN merupakan yang tertinggi
kapal, adalah bahan berumur pakai kekuatannya. Sedangkan nilai terendah
Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009) : 135-146
Pelapukan Kapal Kayu 142

ialah kayu meranti dengan nilai 31,96 gaya, terendam di dalam air dan
kN. Untuk kapal berumur 10 tahun merupakan tumpuan dasar kekuatan
nilai kekuatan tertinggi ialah loban seluruh kapal. Setelah dipakai sepuluh
dengan nilai 43,31 kN dan nilai tahun kekuatannya menjadi 398,67
terendah ialah kayu meranti sebesar kN/m2 artinya berkurang sebesar
31,11 kN. Untuk kapal berumur 15 304,44 kN/m2 atau terjadi pelapukan
tahun nilai kekuatan tertinggi ialah sekitar 43 % dan setelah 15 tahun
kayu loban sebesar 41,56 kN. kekuatannya menjadi 258,78 kN/m2.
Sedangkan nilai kekuatan tekan Sedangkan kayu loban mempunyai
terendah ialah kayu malas dengan nilai kekuatan sebesar 461,78 kN/m2 untuk
23,29 kN. Kayu yang kuat belum yang berumur setahun sebagai bahan
tentu bisa bertahan lama atau awet. kapal. Setelah 10 tahun menjadi
atau menurun kekuatannya %. 15
b. Pelapukan tahun kemudian kekuatan kayu loban
Dari Tabel 2 di atas juga dapat tinggal sebesar atau menurun %
diketahui kekuatan bahan kayu dari umur setahun. Keadaan itu ada
berdasarkan kuat tekan, yakni kayu kaitannya dengan kedudukan kayu
kompas berkekuatan 703,11 kN/m2 loban sebagai gading-gading dan
tertinggi di antara jenis kayu yang linggi, yang relatif tidak selalu
dipakai. Oleh sebab itu kayu terendam di dalam air, kecuali ujung
kempas dipakai sebagai lunas yang bawahnya yang berada di bagian dasar
sering berhadapan dengan berbagai kapal.
.
Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009) : 135-146
Pelapukan Kapal Kayu 143

Kempas
Kekua tan Ba ha n Loban Haluan
Loban Buritan
Loban Gading
70
Meranti
y = -2.8773x + 65.747 Linear (Meranti)
R2 = 0.9978
Linear (Kempas)
60
Linear (Loban Gading)
Linear (Loban Buritan)
y = -0.8472x + 53.006 Linear (Loban Haluan)
50
y = -0.7938x + 52.24 R2 = 0.924
Kuat tekan (KN)

R2 = 0.9767
40 y = -0.9184x + 53.679
R2 = 0.9242

30 y = -0.1163x + 32.128
R2 = 0.9767

20

10

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Tahun Pe makaian

Kempas
Ke k uatan Bahan (k N/m 2)
Loban haluan

750
Loban buritan
Loban gading
700
y =- 31.987x + 730.74 Meranti
650 R2 =0.9978
Linear (Kempas)
600
y =- 9.4131x + 588.95 Linear (Loban gading)
R2 =0.924
550
y = -10.197x + 596.34 Linear (Meranti)
500
Kekuatan Bahan (kN/m2)

R2 = 0.9243 Linear (Loban haluan)


450 Linear (Loban buritan)
y =- 8.8206x + 580.45

400 R2 =0.9767
y =- 1.2921x + 356.98
R2 =0.9767
350

300

250

200

150

100

50

0
0 5 10 15 20

Tahun pe maka ian


Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009) : 135-146
Pelapukan Kapal Kayu 144

Kekuatan kayu meranti adalah penyusutan kekuatannya tidak berapa


sebesar 355,11 kN/m2. Setelah dipakai nyata. Kenyataan demikian tidak dapat
10 tahun kekuatannya berkurang dikatakan bahwa kayu meranti dan
menjadi 345,67 kN/m2. Ini berarti loban lebih baik untuk lunas, karena
terjadi pelapukan dengan penyusutan kekuatannya tetap lebih tinggi dari
kekuatan sebesar 9.44 kN/m2 atau yang lainnya setelah 10 tahun, kecuali
sekitar 2,7 %. 15 tahun kemudian terhadap loban. Namun loban amat
kekuatan kayu meranti menjadi 336,56 jarang yang lurus dalam rentang
kN/m2 atau menyusut % dari yang panjangnya, sedangkan meranti dari
berumur 10 tahun dan % dari berumur awalnya sudah rendah kekuatannya
setahun pakai. Kelapukan ini terjadi untuk dijadikan lunas.
disebabkan oleh serangan hewan laut Terjadinya penyusutan
seperti kapang yang menggerek kayu kekuatan kayu ini selain disebabkan
dan teritip yang menempel pada oleh proses alamiah kayu sendiri, juga
dinding kapal, sehingga kayu tersebut karena adanya serangan kapang dan
menjadi keropos. Bila dilihat dari segi berhubungan pula dengan lamanya
kekuatannya kayu ini tidak sekuat kapal terendam di dalam air, yang
kayu Kempas, namun demikian pada gilirannya terjadi pelapukan.
meranti mempunyai keistimewaan Lamanya terendam di perairan sebagai
yaitu memiliki sifat yang lentur dan lunas kapal meyebabkan mudah
mudah dibentuk sesuai dengan yang diserang oleh kapang yang menggerek
lekuk tubuh kapal sehingga meranti kayu tersebut hingga menjadi keropos.
digunakan pada dinding kapal dan Kandungan air yang terdapat di dalam
bagian tidak terendam lainnya, seperti kayu yang terendam juga
geladak dan rumah kapal. mempengaruhi kekuatannya. Hal ini
Dari grafik garis liner Gambar menurut Soehendrodjati (1990) karena
1 dan 2; yaitu hubungan antara kekuatan, keawetan serat dan peranan
kekuatan tekan dan kekuatan bahan lignin sebagai zat perekat dipengaruhi
dengan lamanya dipakai, ternyata oleh kandungan air dalam kayu. Jika
seluruh jenis kayu terjadi pelapukan kandungan air dalam kayu terlalu
secara regresi liner (garis lurus banyak akan terjadi percepatan
menurun). Akan tetapi kayu kompas pelapukan serat-serat kayu dan
dan loban nyata sekali penurunan turunnya kuat lekat lignin sehingga
kekuatan seiring dengan bertambah kekuatan kayu akan menurun.
umur pakainya di kapal, walaupun
kayu kompas paling tajam sudut KESIMPULAN
penurunan kekuatannya dibandingkan Bahan kayu kapal perikanan
dengan kayu loban. Sedangkan kayu yang umum digunakan ialah kayu
meranti relatif lebih stabil atau kompas (Compassia sp), paling kuat
Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009) : 135-146
Pelapukan Kapal Kayu 145

dan tahan dengan keuatan 703,11 pengawetan bahan kapal terhadap


kN/m2 yang digunakan sebagai lunas kekuatan kapal perikanan.
kapal. Sedangkan kayu loban (Vitex
pubercens Vahl) berkuatan 481,22 Ucapan Terimakasih
kN/m2 dengan sfiat liat tapi jarang Para penulis sangat
yang lurus-panjang dan digunakan berterimakasih khusus kepada Bapak
sebagai gading-gading kerangka kapal. Abu Talib pemilik galangan kapal
Kayu meranti (Shorea sp.) digunakan kayu di Pangkalan Sesai, Dumai, yang
sebagai dinding tubuh kapal dengan telah bersedia melayani dengan ramah
kekuatan 345,67 kN/m2. Kekuatan dan memberikan informasi yang
kayu tersebut menurun secara regresi diperlukan. Juga kepada Indra yang
liner atau terjadi pelapukan searah pada waktu masih mahasiswa jurusan
dengan lamanya dipakai, walaupun Pemanfaatan Sumberdaya Perairan,
tergantung pula pada jenis, sifat dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
tempat di mana kayu itu digunakan Universitas Riau, telah bersusah payah
pada kapal. mengumpulkan informasi dan data
Pelapukan kayu terjadi selain tentang kekuatan tekan dan kerusakan
oleh proses alamiah kayu sendiri, juga bahan kapal perikanan di Pangkalan
disebbkan oleh hewan laut perusak Sesai, Dumai.
seperti kapang dan teritip melekat pada
tubuh kapal serta mikroba berupa DAFTAR PUSTAKA
jamur dan lumut. Kuat dan tahannya Ahmad, M. 1978. Bunga Rampai
bahan kapal tergantung pada: proses Kapal Perikanan. Lembaga
pengeringan dan pengawetan, tempat Penelitian Fakultas Perikanan
dipakainya bahan apakah berhubungan Universitas Riau, Pekanbaru. 50
dengan air, dan pemeliharaan dan hal.
perwatannya. Selama ini proses
pengeringan/pengawetan bahan yang ------------- 2004. Pengelolaan
dilakukan di Galangan Kapal Galangan Kapal Skala
Pangkalan Sesai dilakukan secara Menengah di Dumai. Jurnal
alami dan memerlukan waktu hingga Ilmu Administrasi ”Publik dan
satu bulan, sehingga hal ini akan Bisnis” 2(2): 120—128.
berpengaruh terhadap kekuatan kapal
perikanan. BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) 1989.
Oleh karena itu disarankan Peraturan Konstruksi Kapal
penelitian lanjutan tentang pengaruh Kayu. Jakarta.107hal.
lamanya waktu pengeringan, jenis
bahan pengawetan dan teknik
Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009)
Pelapukan : 135-146
Kapal Kayu 146

Dumanaw, J.F. 1990. Mengenal Kayu. KOMPAS, Jumat 15 Juni 2006.


Penerbit Kanisius,Yogyakarta. Industri Kapal Kayu Tradisional
107 hal. Mandek.

Fyson, John 1985. Design of Small Rosyid, D.M. dan Dony Setyawan
Fishing Vessels. Fishing News 2000. Kekuatan Struktur Kapal.
Books Ltd. Farnham England Pradnya Paramita. Jakarta. 127
(U.K.). 320 hal. hal.

Indra 2006. Kajian Tentang Bahan Sjostrom, Eero. 1993. Wood


Kayu Kapal Perikanan di Chemistry, Fundamental and
Galangan Kapal Pangkalan Applications, 2nd ed. Acade-mic
Sesai Kota Dumai. Skripsi pada Press, Orlando/USA. 389hal.
Jurusan Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Fak. Zein, Jonny. 2005. Studi Tentang
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Bahan dan Konstruksi Kapal
Univ. Riau, Pekanbaru: 48 hal Perikanan Jaring Insang di Kota
(Tidak diterbitkan). Dumai, Propinsi Riau. Laporan
penelitian. Lembaga Penelitian,
Nasution, F. 2003. Studi material Universitas Riau, Pekanbaru:
pembautan kapal purse seine di 56hal. (Tidak diterbitkan).
galangan kapal kota Sibolga,
Provinsi Sumatera Utara. Karya
Ilmiah/Skripsi pada Lab. Kapal
Perikanan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Universitas
Riau (tidak diterbitkan).

Anda mungkin juga menyukai