Anda di halaman 1dari 14

4.

DESKRIPPSI PERUSAHAAN

4.1. Judul Lengkap Perusahaan Serta Sejarah

Usaha dagang Beringin Jaya adalah salah satu Perusahaan yang kegiatan
usahanya bergerak dibidang Perikanan yang dalam hal ini perusahaan ini membeli
hasil-hasil tangkapan dari nelayan yang berada di kepulauan Kei (Maluku
Tenggara dan Kota Tual). UD Beringin Jaya berkantor di Watdek Maluku
Tenggara, UD Beringin Jaya juga merupakan produsen ikan segar dan ikan beku
seperti kerapu, kakap, tuna, dan sepsis lainnya. Kapal nelayan yang ada di daerah
dilingkungan pelabuhan UD Beringin Jaya adalah nelayan asal daerah Sulawesi
Selatan yang melakukan aktivitas penangkapannya di kawasan perairan kepulauan
Kei dan laut Arafura, selain itu juga perusahaan ini melakukan usahanya untuk
memenuhi kebutuhan bangsa pasar Nasional khususnya dalam melakukan
pengiriman hasil tangkapan ke Jakarta serta daerah tujuan lainnya. U.D Beringin
Jaya membangun bisnis perikanannya pada tahun 2008. Dari mulai berdirinya
hingga saat ini, U.D Beringin Jaya secara terus-menerus melakukan ekspansi dan
berbagai perkembangan aktivitas perikanannya untuk memasarkan produk hasil
tangkapan yang berkualitas khususnya di daearah tujuan pengiriman.

4.2. Bagan Organisasi Perusahaan

Direktur
Koordinator
UD.Beringin Jaya
Pengepresan

Filet (2 org)

Pembersih Ikan (2org)

Kemasan (2 org)

Gambar 1. Bagan Organisasi Perusahaan

1
4.3. Waktu dan Lokasi Magang
Kegiatan Magang ini dilaksanakan pada tanggal 9 januari hingga tanggal 11
februari 2017 yang bertempat pada Lokasi Watdek Kabupaten Maluku
Tenggara dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 1. Waktu dan kegiatan magang
No. Hari/tanggal Waktu Kegiatan Penanggung jawab/
pendamping
1. Senin, 09- 01- 08:00 – 12:00 Persiapan Magang A.D.Kilmanun, S.T, M.Si
2017 A.S.Waer , S.Pd. M.Pd
2. Selasa, 10-01- 08:00 – 12:00 Magang Kerja A.D.Kilmanun, S.T, M.Si
2017
3. Selasa, 10-01- 08:00 – 10:00 Penyusunan laporan A.D.Kilmanun, S.T, M.Si
2017 magang A.S.Waer , S.Pd. M.Pd

4.2. Gambaran Umum Lokasi Magang


4.2.1. Profil Lokasi Magang (optional)
Secara giografis Kabupaten Maluku Tenggara terletak pada titik koordinat
131⁰ – 135⁰ 5 Bujur timur dan 5⁰- 6,5⁰00 lintang selatan, dengan batasan sebelah
utara dengan Papua bagian selatan, sebelah selatan berbatasan dengan laut
Arafura, sebelah barat berbatasan dengan laut Banda dan bagian kepulauan
Tanimbar, Sebelah Timur berbatasan dengan kepulauan Aru.

Gambar 2. Peta Lokasi Magang

2
4.2.2. Struktur Organisasi Kapal
Tabel 2. Struktur organisasi kapal
Nama Kapal Nama Jabatan Ijazah Keterangan

KMN Tiwi 02 1) Mansur DG Mangung Nahkoda SKK 60ML


2) Hasannudin ABK
3) Ismael ABK
4) Aidil ABK
KMN Pandang 1) H. Mangun Nahkoda SKK 60ML
Loloa 2) Puding ABK
3) Suang ABK
4) Tingi ABK
5) Pandi ABK
KMN Muhammad 1) Abd Azis DG Nahkoda SKK 60ML
Radit Ngawing ABK
2) Abl Azis Tuppu ABK
3) DG Lewa ABK
4) DG Lau ABK
5) Hendra
KMN Berkat Usaha 1) Madang DG Bela Nahkoda SKK 60ML
2) Syarif ABK
3) Ibrahim ABK
4) Efendi ABK

4.2.3 Sumber Daya

Kapten

Kepala kamar mesin

Kepala Perwira Kapal

Perwira kedua

Perwira ketiga

Awak geladak kapal

Gambar 3. Sumber Daya

3
5. KEGIATAN MAGANG

Tujuan dari kegiatan magang ini adalah untuk dapat mengeatahui tipe
kapal penangkap ikan tradisional yang beroperasi diperairan kepulauan Kei. Hal-
hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan magang yang
dilakukan antara lain meningkatkan produktifitas kualitas hasil tangkapan serta
teknik penanganan diatas kapal. Dewasa ini tipe kapal yang diopersikan diperairan
Kei banyak didominasi oleh kapal-kapal milik nelayan asal Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Tenggara, dimana dalam melakukan kegiatan penangkapan pada dua
musim yang diantaranya pada musim timur menangkap telur ikan pada dan pada
musim barat melakukan penangkapan ikan dasar dengan menggunakan alat
tangkap long line. Dalam pelaksanaan magang saya lebih memilih teknik
pembuatan kapal kayu dan cara memilih bahan dalam membangun kapal
perikanan secara tradisional.

Pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pada saat pelaksanaan magang


tersebut adalah :
1) Kapten KMN Tiwi 02 : Bapak Mansur DG Mangung
2) ABK KMN Tiwi 02 yang mempunyai tugas mengontrol peralatan
tangkap dan mesin serta kapal antara lain :
a. Jaring: Hasannudin
b. Mesin : Ismael
c. Anjungan Aidil
1. Pengambilan data
1) Mengamati bentuk haluan dan buritan kapal
2) Mengamati bahan pembuatan kasko/badan kapal

2. Pemilihan Bahan Dasar Pembuatan Kapal


Proses pembuatan kapal kayu, semakin berkurangnya bahan baku kayu
menjadi kan industri galangan atau pembuatan kapal menjadi lesu. Selain
itu kapal kayu biasanya dan kebanyakan di gunakan sebagai kapal penangkap
ikan. Tetapi walaupun usaha galangan kapal kayu belum se modern kapal besi

4
alangkah baiknya kita mengetahui bagaimana proses pembuatan kapal
kayu tersebut.
Dalam pembuatan kapal terdapat beberapa sistem diantaranya adalah
sistem block, block seksi dan seksi. Tetapi dalam pembuatan kapal kayu sistem
yang berlaku masih skala tradisional dimana tahapan tahapan dalam proses
pembuatan berdasarkan pada kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun.

Gambar 4. Teknik pembuatan kapal Gambar 5. Bentuk haluan kapal

5.1 Konstruksi Kapal


Persoalan utama dalam konstruksi kapal ialah membuat suatu konstruksi yang
kokoh dan kuat dengan berat konstruksi yang seringan-ringannya. Karena dengan
kontruksi yang kuat tetapi ringan, maka kita akan mendapatkan daya muat yang
besar sehingga hal ini akan menguntungkan, yaitu pada kapal niaga akan dapat
mengangkut muatan yang lebih besar, sedangkan pada kapal perang akan
memungkinkan penambahan kecepatan kapal dan jarak jelajah kapal akan menjadi
lebih besar.
Konstruksi kapal harus dibuat kuat dan kokoh sehingga dapat menahan /
mengatasi gaya dialami oleh kapal pada waktu berlayar. Untuk itu maka kontruksi
lambung kapal dibuat (disusun) merupakan suatu kerangka yang terdiri dari :
1. Kekuatan hubungan melintang ialah bagian lambung kapal yang membantu
kekuatan melintang. Misalnya : Gading-gading, balok geladak, dinding
kedapa air.
2. Kekuatan hubungan memanjang ialah lambung kapal yang membantu
kekuatan memanjang kapal Misalnya : Lunas, penguat dasar memanjang,
menguar kulit.
3. Kekuatan hubungan melintang/memanjang ialah bagian lambung kapal yang
membantu kekuatan melintang maupun memanjang kapal. Misalnya: Plat
kulit, plat geladak.

5
Tahapan pembangunan kapal dimulai dari pemasanggan lunas, linngi haluan
dan buritan, gading-gading, balok geladak, galar, kulit luar dan geladak.
Sedangkan bagian-bagian lainnya dapat dikerjakan secara bersamaan atau bagian
yang satu dapat dikerjakan lebih dahulu daripada bagian yang lainnya.
Kayu yang digunakan untuk bagian konstruksi utama harus baik, yang sehat,
dan yang tidak ada celah, dan tidak ada cacat yang dapat membahayakan. Kayu
yang kurang tahan terhadap perubahan kering dan basah boleh digunakan untuk
bagian-bagian bawah air seperti papan alas. Bagian-bagian konstruksi diatas air
seperti papan samping, geladak, bangunan atas, untuk ambang palka biasanya
dibuat dari jenis kayu yang kelembabannya agak besar. Bahan kayu untuk bagian
konstruksi kapal memiliki persyaratan teknis hal tersebut dapat dilihat tabel 3.
Tabel 3. Persyaratan teknis kayu bagian konstruksi kapal

Contoh kayu yang lazim


No. Penggunaan Persyaratan teknis digunakan
1. Lunas Tidak mudah pecah, tahan Ulin (Eusideroxylon swagerii),
binatang laut Kapur (Dryobalanops lanceolata)
dan kayu lapis kwalitas khusus

Kuat, liat, tidak mudah Bangkirai (Shorea laevifolia),


2. Gading-gading pecah, dan tahana binatang Bangur (Lagerstroemia speciosa)
laut dan Kapur (Dryobalanops
lanceolata)

Kuat, liat, tidak mudah Bangkirai (Shorea laevifolia),


3. Kulit/lambung
pecah, tahan binatang laut Bangur (Lagerstroemia speciosa)
dan Meranti merah (Shorea
acuminaata)
Kapur (Dryobalanops
Bangunan atas Ringan, kuat, awet, keras,
lanceolata), Meranti merah
4. dan dudukan tidak mudah pecah, karena
(Shorea acuminaata), Medang
mesin getaran mesin
(Litsea spp.) Ulin (Eusidcrxylon
zwargerii) dan Bangkirai (Shorea
laevifolia)
Pembungkus es Liat, lunak, sehingga tidak Lignum vitae, kayu Nangka,
5.
dan baling-baling merusak logam Sawo (Manikara kauki) dan
Bangur (Lagerstroemia speciosa)

Sumber: Dumanauw (1982)

5.2 Kayu Sebagai Material Pembangunan Kapal


Terdapat lima jenis pilihan material dasar pembuatan kapal yang sesuai untuk
membangun kapal anatara lain; kayu, besi, FRP (Fibreglass Rainforced Plastic)
ferrocement, dan aluminium. Kayu merupakan satu pilihan bagi pembangunan

6
kapal baik yang digunakan untuk bangun kapal di Indonesia baik secara
tradisional maupun yang dibangun secara modern. Tidak semua kayu dapat
digunakan material dasar pembuatan kapal untuk itu pada saat membangun kapal
perlu memilih dan menentukan jenis kayu yang akan digunakan. Ada beberapa
jenis material kayu yang sesuia untuk sebagaimana terlihat pada tabel, perubahan
besar akan terjadi apabila kayu kehilangan air sehingga mengalami penyusutan
dan mengembang apabila kayu menyerap air.

5.3 Pembangunan Kapal Perikanan


Kapal perikanan di Indonesia khususnya di kepulan Kei dan Sulawesi masih
dibangun pada galangan kapal tradisional, dimana cara-cara atau metode yang
diterapkan merupakan warisan para pendahulunya.

Gambar 6. Pembangunan type kapal perikanan


di galangan kapal tradisional

Gambar 6 menunjukkan bahwa kapal yang menjadi acuan adalah kapal yang telah
dibuat lebih dahulu dan telah teruji kemampuannya dalam menjalankan fungsinya
sebagai kapal penangkap ikan, cara pembangunan kapal yang merupakan tradisi
turun-temurun yang kemudian dengan sebutan tradisional.

5.4 Gading-gading
Gading-gading merupakan struktur rangka dari kapal dan dapat
menguatkan bagian lambung kapal dan membentuk badan kapal. Sistem
konstruksi gading-gading kapal yang menggunakan kayu sambungan akan
menimbulkan kelemahan akibat lubang baut dan mengurangi luas penampang.
Gading-gading kapal dibuat dari kayu yang melengkung secara alami, hal
ini akan memperkuat konstruksi kapal karena arah serat kayu tidak ada yang
berpotongan, kayu yang digunakan pada pembuatan gading-gading berasal dari
pohon kayu yang umurnya belum cukup tua.

7
Gambar 6. Fondasi mesin yang ada diantara gading-gading

Gambar 7 menunjukkan konstruksi gading-gading yang teletak pada KMN


Tiwi 02 yang berfungsi untuk menghubungkan papan lambung yang satu dengan
lambung yang lainnya untuk memperkuat papan lambung pada arahnya melintang
agar bersama-sama dengan papan lambung tekanan air dari luar dan dari dalam
palka dan ruang kamar mesin.

b Kegiatan hari kedua


1. Pengambilan data
1) Pengambilan data pokok kapal
2) Pengambilan data cara memilih bahan kayu yang sesuai dengan
letaknya dalam pembangunan kapal.

2. Proses pembuatan komponen rangka kapal tradisional

Proses pembuatan kapal tradisional berawal dari pemasanggan lunas,


kemudian diteruskan dengan membangun lunas dan penyambungan linngi haluan
dan buritan, pemasangan kulit pada lunas, penasangan papan semakin tinggi,
setelah itu gading-gading, balok geladak, galar, kulit luar dan konstruksi rumah
geladak selesai dibangun, proses pemangkalan untuk menjamin kekedapan, badan
kapal yang telah dibangun dengan sempurna. Dari semenjak dahulu sampai
dengan saat ini untuk membangun sebuah kapal tradisional menggunakan kayu
dan itu merupakan salah satu pilihan bagi masyarakat dalam pembangunan kapal
yang ada di Indonesia baik secara tradisional maupun yang dibangun secara
modern, karena kayu merupakan salah satu material pembuatan kapal yang sangat
murah dibandingankan material-material yang lainnya.

8
Gambar 7. Pembangunan type kapal perikanan
di galangan kapal tradisional
Keterangan :
1. Lunas lurus
2. Lunas depan (Linggi haluan)
3. Wrang (Sambungan lunas lurus ke Apron)
4. Lunas belakang (Linggi haluan)
5. Gading-gading
6. Senta (tulang).

5.4.1 Lunas

Lunas adalah bagian terbawah dari rangka perahu, lunas ini diletakan pada
bidang yang rata.
Proses produksi yang digunakan untuk pembuatan lunas ini adalah sebagai
berikut :
1. Proses pengukuran dan proses penempelan pencetakan (mould loft) pada
ujung lunas
2. Proses Penandaan (marking).
3. Proses pemotongan ( cutting)
4. Proses penyambungan (sub assembling).

5.4.2 Wrang

Wrang (Sambungan lunas lurus ke Apron depan ) Wrang adalah salah satu
komponen pada rangka perahu yang mana letak pada wrang ini di letakkan atau
dipasangkan pada antara sambungan lunas depan dengan lunas bawah, yang mana
fungsi dari wrang ini untuk mengunci atau penguat sambungan pada lunas bawah
dan lunas depan.

9
Lunas belakang (linggi buritan) Pada proses ini akan dibentuk komponen rangka
bagian lunas bagian belakang (linggi buritan)

5.4.3 Gading-gading

Material yang digunakan untuk pembuatan gading-gading ini adalah


material kayu. Untuk pembuatan gading-gading, dimensi ukuran benda kerja yang
akan dibuat berdasarkan pada gambar dibawah ini sebagai berikut.

Gambar 8. Bentuk gading pada kapal tradisional

Gading-gading yang sudah terpotong tidak langsung dipasang pada badan


kapal tetapi dihaluskan terlebih dahulu dengan menggunakan alat ketam listrik,
setelah dihaluskan gading-gading diletakkan posisi yang telah ditentukan.
Mengingat bahwa bisa saja terjadi perubahan-perubahan pada yang telah
ditentukan di awal, jarak ataupun posisi pemasangan gading-gading. Gading-
gading yang dipasang pada kulit kapal dengan menggunakan pasak kayu yang
dikaitkan sebagai penguat konstruksi kulit kapal dan juga sebagai penguat
konstruksi gading-gading.

10
6. PENILAIAN MAGANG

1. Ketrampilan
Saat ini Teknologi perkapalan adalah mutlak di perlukan pada semua bidang
usaha kelautan, kapal merupakan faktor yang sangat berperan di sektor
perikanan dan kelautan.
Kualifikasi
Yang saya dapatkan pada magang antara lain :
a. Mengetahui persyaratan teknis kayu bagian konstruksi kapal yang
akan membangun secara tradisional maupun madern.
b. Mengetahui awalnya membangun sebuah kapal tradisional maupun
modern.
2. Tanggung jawab
Sebagai seorang mahasiswa yang mengikuti pendidikan di Program Studi
Teknologi Kelautan pada Politaknik Perikanan Negeri Tual berkomitmen agar
lebih memprioritaskan keseimbangan kelestarian laut, lingkungan, dan
masyarakat.
Beberapa inisiatif strategis sebagai wujud komitmen antara lain:
a. Dapat Memberikan arahan, sulusi serta pengertian kepada nelayan
agar membukan cakrawala berpikir nelayan yang kaitannya dengan
wawasan pelestarian lingkungan.
b. Mendapatkan isu-isu tentang strategi bisnis.
c. Program bina lingkungan khususnya pada masyarakat.
3. Magang yang saya laksanakan ini sangat mempengaruhi karir saya kedepan
karena magang juga merupakan salah satu prasyarat yang harus saya selesaikan
sebagai seorang mahasiswa dan juga merupakan salah satu nilai dari proses
penyelesaian studi saya selama empat tahun di bangku perkulihan agar bisah\
memeliki sebuah pengalaman.

11
4. Penelitian ini sangat berkolerasi dengan pengetahuan saya di dalam kelas karna
apa yang saya dapat di kelas akan saya kebangkan dan lakukan di luar untuk
masyarakat.

7 KESIMPULAN

Dari hasil pelaksanaan magang ini dapat diberi kesimpulan bahwa :

1. Tipe kapal adalah struktur dari kapal dapat berpengaruh dalam melakukan
operasi penangkapan ikan.
2. Penentuan jenis kayu yang digunakan untuk pembuatan kapal adalah
berdasarkan kekuatan kayu dan harga yang terjangkau.
3. Kayu yang digunakan untuk bagian konstruksi utama harus baik, yang sehat,
dan yang tidak ada celah, dan tidak ada cacat yang dapat membahayakan.
4. Konstruksi kapal harus dibuat kuat dan kokoh sehingga dapat menahan /
mengatasi gaya dialami oleh kapal pada waktu berlayar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Biro Klasifikasi Indonesia [BKI], 1989. Peraturan Konstruksi Kapal Kayu.


Jakarta : Biro Klasifikasi Indonesia. 112 hal.
Dumawan, J.F. 1990. Mengenal Kayu, Penerbit YayasanKanisius; Yokyakarta.
Fyson, J. 1985. Design of Small Fishing Vessel. Farnham, Surrey, England:
Fishing News Books. Hal 21-118.

13
14

Anda mungkin juga menyukai