Maka dari itu berkembanglah gaya arsitektur modern yang lebih sederhana. Gaya
arsitektur modern lebih mengutamakan fungsi daripada bentuk. Perkembangan gaya
arsitektur modern kemudian menjadi gaya internasional yang berlaku sama di seluruh
dunia. Efek positif dari perkembangan gaya hidup modern ini adalah kemudahan dalam
membuat bangunan. Namun dampak negatifnya adalah hilangnya nilai historis dan
makna estetika pada bangunan.
Banyak negara yang Bahkan tidak terkena dampak perang yang beralih ke gaya
arsitektur modern. Dampaknya bangunan-bangunan lama yang memiliki nilai historis
dan makna yang sakral di masyarakat tergantikan oleh bangunan modern yang
fungsional. Bangunan modern biasanya tidak memperhatikan kondisi lokal dari
lingkungan sekitar. Akibatnya banyak berdiri bangunan kontras tanpa identitas yang
jelas. Kehadiran bangunan modern yang kontras dan nyeleneh di tengah bangunan
lama yang penuh makna menimbulkan kekacauan lingkungan.
Arah perencanaan tata bangunan menjadi tidak jelas dan bangunan dibuat begitu saja
sesuai kehendaknya sendiri. tokoh arsitektur kemudian menghawatirkan jika ini terus
berlanjut maka arsitektur dan kota-kota di masa depan tidak akan memiliki roh. Inilah
yang mendorong lahirnya gaya arsitektur kontekstualisme. Konsep arsitektur
kontekstualisme berusaha melawan paham modern yang anti historis monoton dan
tidak mau melihat lingkungan sekitar.
Mengambil motif-motif desain bangunan sekitar seperti bentuk massa pola irama
bukaan dan juga ornamen bangunan
Bisa menggunakan bentuk dasar bangunan yang sama dengan bangunan di
sebelahnya tetapi dapat diatur kembali sehingga nampak perbedaan namun
masih dalam suasana yang harmonis
Dapat mencari bentuk paruh yang memiliki efek visual yang sama atau
mendekati bentuk-bentuk lama
Bisa juga dengan mengabstraksi bentuk-bentuk asli untuk memberikan sebuah
kontras namun tetap kontekstual