Anda di halaman 1dari 4

RUMAH SAKIT UMUM

KASIH IBU
JL. MERDEKA NO.17. LHOKSEUMAWE
Telp : (0645) 48713
E-mail : rski_lsm@yahoo.com

KodeRs : 1174064 KodePos : 24300

KEPUTUSAN DIREKTUR RSU KASIH IBU


NOMOR :029 / AP / SK / DIR / XII / 2018

TENTANG

ASESMEN (PROSES PENILAIAN) NUTRISI DAN KEBUTUHAN FUNGSIONAL


RSU KASIH IBU

DIREKTUR RSU KASIH IBU,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit,


maka perlu penyelenggaraan skrining Nutrisi dan kebutuhan
fungsional yang efektif;
b. bahwa agar pelaksanaan asesmen pasien di rumah sakit dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Rumah Sakit sebagai
landasan bagi penyelenggaraan asesmen (proses penilaian) Nutrisi
dan kebutuhan fungsional di RSU KasihIbu;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b, perlu menetapkan kebijakan tentang Asesmen (Proses
Penilaian) Nutrisi dan Kebutuhan Fungsional RSU Kasih Ibu dengan
Keputusan Direktur RSU Kasih Ibu.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004tertanggal


15 Oktober 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tertanggal 13 Oktober 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tertanggal 28 Oktober 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014tertanggal
17 Oktober 2014 tentang TenagaKesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.269/
MENKES/PER/ III/ 2008 tertanggal 12Maret 2008 tentang Rekam
Medis;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 012
tertanggal 15 Maret 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 370
/ MENKES/SK/ XII / 2007 tertanggal 27 Maret 2007 tentang Standar
Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 432
/ MENKES/SK/ IV / 2007tertanggal 10 April 2007 tentang
PedomanManajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
Rumah Sakit;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1014
/ MENKES/SK/ XI / 2008 tertanggal 03 November 2008 tentang
Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan
Kesehatan;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 410
/ MENKES/SK/ III / 2010 tertanggal 25 Maret 2010 tentang
Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1014 / MENKES/SK/ XI / 2008 Standar Pelayanan Radiologi
Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1087
/ MENKES/SK/ VIII / 2010 tertanggal 10 Agustus 2010 tentang
Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit;
12. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor
HK.02.04 / I / 2790 / 11 tertanggal 1 Januari 2012 tentang Standar
Akreditasi Rumah Sakit;
13. Pedoman Operasional dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan,
Depkes, 2001;
14. Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar, Depkes,
2008;
15. Pedoman Pengelolaan Peralatan Kesehatan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana
Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, 2015.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR RSU KASIH IBU TENTANG
ASESMEN (PROSES PENILAIAN) NUTRISI DAN KEBUTUHAN
FUNGSIONAL RSU KASIH IBU.

Kedua : Kebijakan tentang Asesmen (Proses Penilaian) Nutrisi Dan Kebutuhan


Fungsional Rumah Sakit Umum Kasih Ibu sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Keputusan ini.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Lhokseumawe
Pada Tanggal 03 Desember 2018
Direktur ,

dr. Muhammad Saiful Ahyar


Lampiran Keputusan Direktur RSU KasihIbu
Nomor : 029/ AP / SK / DIR / XII / 2018
Tanggal : 03 Desember 2018

ASESMEN (PROSES PENILAIAN) NUTRISI DAN KEBUTUHAN FUNGSIONAL


RSU KASIH IBU

Kebijakan Umum

Semua pasien diskrining/penyaringan awal oleh perawat untuk status Nutrisi dan kebutuhan
fungsional dan dikonsultasikan untuk diasesmen lebih lanjut / lebih mendalam tentang status
Nutrisi atau status fungsional, termasuk asesmen risiko jatuh.

Kebijakan Khusus

1. Asesmen Status Nutrisi


a. Skrining Nutrisi bertujuan untuk mengidentifikasi pasien/klien yang berisiko, tidak
berisiko malnutrisi atau kondisi khusus (pasien dengan kelainan metabolik, hemodialisis,
anak, geriatri, kanker dengan kemoterapi/radiasi, luka bakar, pasien dengan imunitas
menurun, sakit kritis dan sebagainya).
b. Perawat melakukan asesmen (proses penilaian) awal status Nutrisi dengan metode skrining
yaitu Malnutrition Screening Tool (MST).
c. Bila hasil skrining dengan Malnutrition Screening Tool (MST) skor ≥ 2 menunjukkan
pasien berisiko malnutrisi dan atau dengan kondisi khusus (pasien dengan kelainan
metabolik, hemodialisis, anak, geriatri, kanker dengan kemoterapi/radiasi, luka bakar,
pasien dengan imunitas menurun, sakit kritis dan sebagainya) maka ahli madya Gizi
(Technical Registered Dietisien) melakukan asesmen (proses penilaian) lanjutan Nutrisi.

2. Asesmen Status Fungsional


a. Skrining fungsional bertujuan untuk mengidentifikasi pasien yang membutuhkan
pelayanan rehabilitasi medis atau pelayanan lain terkait dengan kemampuan fungsi yang
independen atau pada kondisi potensial yang terbaik.
b. Perawat melakukan penilaian kebutuhan fungsional awal dengan melihat :
a) Sensorik
 Penglihatan  Normal Kabur Kacamata Lensa
kontak
 Penciuman  Normal Tidak
 Pendengaran  Normal Tuli Kanan/Kiri Alat bantu dengar kanan/kiri
b) Kognitif
Orientasi penuh Pelupa
Bingung Tidak dapat dimengerti
c) Motorik
 Aktifitas sehari-hari : Mandiri Dengan bantuan
 Berjalan : Tidak ada kesulitan Perlu Bantuan
Sering jatuh Kelumpuhan

c. Perawat melakukan asesmen (proses penilaian) fungsional lebih lanjut dengan


penilaian Status Fungsional (Berdasarkan Penilaian Barthel Index).
d. Perawat menginformasikan hasil skor dari Penilaian Status Fungsional
(Berdasarkan Penilaian Barthel Index) yang berkategori ketergantungan ringan,
ketergantungan berat, dan ketergantungan total kepada Dokter Penanggung jawab
Pelayanan (DPJP) untuk kebutuhan konsultasi asesmen lainnya.

3. Asesmen Risiko Jatuh


a. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan diskrining untuk risiko jatuh dan dilakukan
asesmen (proses penilaian) apabila terdapat risiko jatuh.
b. Skrining terhadap risiko jatuh bertujuan untuk mengidentifikasi pasien dengan potensi
risiko jatuh, mengevaluasi risiko pasien jatuh, mengambil tindakan, dan mengurangi
risiko cedera bila sampai jatuh.
c. Perawat melakukan skrining risiko jatuh dari hasil pengkajian fungsi dan penilaian
risiko jatuh lainnya dalam asesmen (proses penilaian) awal keperawatan.
d. Asesmen (proses penilaian) risiko jatuh dengan :
- Risiko Jatuh Dewasa dengan Skala Morse
- Risiko Jatuh Anak dengan Skala Humpty-Dumpty
- Risiko Jatuh Pada Pasien Rawat Jalan dengan metode Timed Up and Go
e. Asesmen (proses penilaian) awal risiko jatuh didokumentasikan agar memudahkan
asesmen ulang yang regular dan follow up sesuai risiko pasien jatuh.

Ditetapkan di Lhokseumawe
Pada Tanggal 03 Desember 2018
Direktur ,

dr. Muhammad Saiful Ahyar

Anda mungkin juga menyukai