Perbanyakan Tanaman
Perbanyakan Tanaman
12 bahasa
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Halaman ini berisi artikel tentang istilah budi daya tanaman. Untuk istilah dalam konsep
biologi, lihat Reproduksi tumbuhan.
Penyemaian Padi (Oryza sativa L.) sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman
Perbanyakan seksual melibatkan penyatuan serbuk sari (jantan) dan sel telur (betina)
untuk memproduksi biji.[2] Sebuah biji tersusun atas tiga bagian yaitu kulit biji sebagai
pelindung biji, endosperma sebagai cadangan makanan, dan embrio yang merupakan
calon tanaman.[2] Ketika biji telah dewasa dan berada pada lingkungan yang sesuai
maka biji akan mulai berkecambah.[2] Secara umum, terdapat dua tipe pembiakan
secara seksual yaitu isogami dan heterogami
Jenis[sunting | sunting sumber]
Isogami[sunting | sunting sumber]
Isogami adalah tipe perbanyakan dengan dua gamet yang dihasilkan oleh kedua tetua
tidak berbeda satu sama lain atau sama secara morfologis sehingga dinamakan
‘’isogametes’’.[3] Peleburan dua gamet yang terjadi dinamakan conjugation dan zigot
yang dihasilkan dinamakan zygospore. Metode isogami dijumpai pada tanaman
golongan rendah seperti Mucor sp.[3]
Heterogami[sunting | sunting sumber]
Pada heterogami, gamet yang dihasilkan oleh kedua tetuanya berbeda secara
morfologis sehingga dinamakan heterogametes.[4] Tanaman yang menghasilkan dua
gamet yang berbeda dinamakan heterogamous.[4] Peleburan gamet jantan dan betina
dinamakan fertilization. Heterogami dijumpai pada tanaman berbunga dan digolongkan
menjadi apomiksis dan amphimiksis.[4]
Keuntungan dan Kerugian[sunting | sunting sumber]
Keuntungan[sunting | sunting sumber]
Tanaman ditanam melalui biji dalam kondisi hidup, memiliki sistem perakaran yang
dalam sehingga memiliki vigor yang baik, memungkinkan terjadinya perbaikan sifat
dibandingkan induknya, adanya polyembryony, perbanyakan dengan biji sangat
dibutuhkan ketika perkembanbiakan vegetatif mengalami kegagalan atau membutuhkan
banyak biaya.[5]
Kerugian[sunting | sunting sumber]
Jika keturunan yang dihasilkan tidak mewarisi sifat unggul tetuanya maka hasil anakan
bersifat inferior sehingga tidak menguntungkan, biji kehilangan viabilitas dalam periode
yang singkat, penyemaian menyebabkan tanaman mengalami fase juvenile yang
lama.[5]