Anda di halaman 1dari 2

Reproduksi vegetatif buatan[sunting | sunting sumber]

Reproduksi vegetatif buatan atau perbanyakan vegetatif (vegetative propagation)


dalam pertanian dan botani merupakan sekumpulan teknik untuk menghasilkan individu baru tanpa
melalui perkawinan (aseksual).[3] Jenis reproduksi vegetatif buatan
yaitu pencangkokan, setek, okulasi, mengenten, dan merunduk.[4]
Perbanyakan vegetatif menghasilkan keturunan yang disebut klon. Karena itu, perbanyakan
vegetatif dapat dikatakan sebagai suatu bentuk kloning ("pembuatan klon"). Klon sebenarnya adalah
salinan penuh dari individu induknya karena mewariskan semua karakteristik genetik
maupun fenotipik dari induknya. Fenotipe dapat berbeda pada beberapa teknik perbanyakan
vegetatif tertentu yang merupakan gabungan dua individu.
Pada tumbuhan, klon sering kali telah mencapai tingkat kedewasaan tertentu sewaktu ditanam
sehingga biasanya disukai oleh petani karena waktu tunggu untuk dimulainya produksi dapat
dipersingkat. Tanaman buah-buahan dapat mulai menghasilkan dalam dua atau tiga tahun dengan
kloning, sementara melalui biji petani harus menunggu paling cepat empat tahun ditambah risiko
perubahan sifat akibat penggabungan dua sifat induk jantan dan betinanya.

Teknik-teknik perbanyakan vegetatif pada tumbuhan[sunting | sunting


sumber]
Terdapat bermacam-macam teknik yang acap kali khas untuk jenis tumbuhan yang berbeda.
Beberapa teknik hanya memanfaatkan organ reproduksi khusus yang diproduksi tanaman tertentu,
sementara teknik lainnya sengaja merangsang pertumbuhan baru pada bagian tumbuhan tertentu.
Berikut ini dipaparkan secara singkat berbagai teknik yang sering digunakan oleh mayoritas
masyarakat:
Pemisahan anakan (tillering)[sunting | sunting sumber]
Pemisahan anakan atau tillering merupakan pemisahan pucuk dari rumput atau tanaman serealia,
yang terbentuk di permukaan tanah pada sudut antara daun dan pucuk utama.[5]
Menyetek[sunting | sunting sumber]
Perkembangbiakan dengan setek dilakukan dengan cara menanam bagian tertentu tumbuhan tanpa
menunggu tumbuhnya akar baru lebih dahulu. Dibandingkan cara perkembangbiakan vegetatif
buatan lainnya, cara setek adalah cara termudah. Pembiakan tanaman dengan setek ada yang
menggunakan batang (kayu) disebut setek batang, dan ada juga yang menggunakan daun
disebut setek daun. Contoh tanaman yang berkembang biak dengan stek batang adalah: bunga
lonceng emas, bunga raya sharon, mawar. Contoh tanaman yang berkembang biak dengannya stek
daun yaitu: begonia, kamelia, geranium, bunga seruni, cocor bebek, lidah mertua.
Merunduk[sunting | sunting sumber]
Perkembangbiakan dengan runduk dilakukan dengan cara membengkokkan cabang tanaman
hingga ke tanah lalu memendam cabang tanaman tersebut dengan tanah. Contoh tanaman yang
dapat dikembangbiakkan dengan runduk, yaitu stroberi, anggur, bunga lonceng
emas, alamanda, murbei.
Mencangkok[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Cangkok
Pencangkokan adalah suatu cara perbanyakan vegetatif tanaman dengan membiarkan suatu bagian
tanaman menumbuhkan akar sewaktu bagian tersebut masih tersambung dengan tanaman induk.
Tujuannya agar memperoleh tumbuhan baru yang cepat berbuah dan sifatnya sama dengan sifat
induk. Mencangkok adalah membuat cabang batang tanaman menjadi berakar. Contoh perkembang
biakan dengan cara mencangkok adalah pada tanaman buah sawo, mangga dan buah berbiji
lainnya.
Menyambung[sunting | sunting sumber]
Menyambung atau mengenten adalah menggabungkan batang bawah dan batang atas dua
tanaman yang sejenis. Tujuan menyambung adalah menggabungkan sifat-sifat unggul dari dua
tanaman sehingga diperoleh satu tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul.[6]
Okulasi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Okulasi
Okulasi merupakan proses perbanyak vegetatif menggunakan dua spesies tumbuhan yang berbeda.
Terdiri dari bagian tanaman berakar yang masih menancap ditanah disebut batang, dan bagian
tanaman yang akan dilekatkan ke batang disebut batang atas. Keduanya dipotong pada sudut
miring dan kemudian disatukan.[7]

Anda mungkin juga menyukai