PENDAHULUAN
Dunia saat ini memasuki era digital dan membuat generasi manusia pada abad
yang terdapat di seluruh dunia dapat diakses melalui gadget atau smartphone.
Perilaku ini yang mempengaruhi para pelajar untuk malas membaca buku dan
berita lainnya. Namun, tidak semua lapisan masyarakat umum dapat menikmati
sajian informasi melalui media tersebut. Terdapat beberapa jenis pilihan media
seperti, surat kabar, tabloid, majalah, televisi, radio, dan sebagainya. Masyarakat
memilih media cetak khususnya surat kabar sebagai sumber informasi, karena lebih
penyajian informasi yang aktual dan akurat. Perlu disadari bahwa media massa
bangsa. Sebagai penyalur informasi yang baik, media cetak harus menggunakan
bahasa yang mudah dipahami oleh khalayak banyak. Bahasa yang digunakan dalam
media cetak berpedoman pada kaidah bahasa Indonesia yang baku. Bahasa
jurnalistik terletak di antara ragam bahasa baku resmi dan santai, antara bahasa lisan
dan tulis. Bagaimanapun, bahasa tulis memiliki aturan-aturan yang tidak dapat
dilanggar. Namun, yang paling penting, kesantaian kelancaran dan tutur bahasa
lisan tetap tidak ditanggalkan. Oleh karena itu, bahasa jurnalistik dari sisi
penggunaan bahasa dapat disebut sebagai ragam bahasa tengah-tengah atau media.
1|Page
Menulis sangat erat kaitannya dengan penggunaan kalimat efektif, kalimat
dalam menghasilkan tulisan yang baik dan benar,kalimat efektif sangat besar
kalimat efektif, kalimat efektif adalah kalimat baku yang disusun selugas-lugasnya
sehingga isi atau maksud yang disampaikan oleh si penulis atau pembaca dapat
ditangkap secara tepat pula oleh si penerima. Yang dimaksud dengan ungkapan
yang lugas ialah yang tidak berbelit-belit, tidak mengobral penggunaan kata atau
Tajuk rencana merupakan artikel utama dalam surat kabar yang berisi
pada saat surat kabar itu diterbitkan. Dalam tajuk rancana biasanya diungkapkan
masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan
pada surat kabar harian Riau Pos edisi November 2016 yaitu dalam penggunaan
kalimat efektif, jika menggunakan kalimat yang kurang jelas dan tepat maka akan
2|Page
Tajuk Rencana “Pelajaran dari Pon XIX” dalam Riau Pos Edisi 30 September
2016”.
“Pelajaran dari PON XIX" dalam Riau Pos edisi 30 September 2016.
3|Page
BAB II
PEMBAHASAN
Kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang
disertai nada akhir atau turun. Kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang
untuk komunikasi kepada orang lain. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam
wujud lisan atau tulisan, yang merupakan pikiran yang utuh. Aspek-aspek
bahasa tersebut.
gagasan-gagasan.
Kalimat dapat dipahami sebagai satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan
ataupun tulis, yang mengungkapkan pikiran dan gagasan yang utuh. Secara lisan
kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras lemah, disela, jeda dan diakhiri
intonasi akhir. Secara tulis, kalimat intonasi dimulai dengan huruf kapital, di akhiri
tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!). Ada pula pakar lain yang
mendefinisikan kalimat secara lebih singkat, adalah satuan bahasa yang dapat
4|Page
2.1.2 Jenis – jenis Kalimat
majemuk. Kalimat majemuk dapat dibedakan menjadi kalimat majemuk setara dan
tidak setara. Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari lebih satu subjek
dan satu predikat. Kalimat majemuk setara dihubungkan dengan tanda hubungan
koordinatif, seperti, dan, serta, tetapi, lalu,kemudian, atau. Kalimat majemuk tidak
setara adalah kalimat mejemuk yang terdiri dari satu suku kalimat atau satu klausa
kutipan diatas tentang kalimat, maka dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah suatu
bentuk pikiran seseorang yang disusun sesuai dengan tata bahasa yang berlaku, dan
kembali gagasan atau pikiran pada diri pendengar atau pembaca, seperti apa yang
ada dalam pikiran dan benak pembicara itu akan dapat diterima secara utuh.
tepat isi pikiran atau perasaan pengarang bagaimana ia dapat mewakilinya secara
segar, dan sanggup menarik perhatian pembaca atau pendengar identik dengan apa
yang dipikirkan pembicara atau penulis. Disamping itu kalimat yang efektif selalu
5|Page
tetapa berusaha agar gagasan pokok selalu mendapat tekanan atau penonjolan
Menurut Badudu, kalimat efektif ialah kalimat yang baik karena apa yang
dipikirkan atau dirasakan oleh si pembicara (si penulis dalam bahasa tulis)
dapatditerima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama
benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si penutur atau si penulis.
dengan sempurna. Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang
perasaan dengan cepat ditinjau dari segi diksi, struktur dan logikanya. Kalimat yang
polanya salah menurut tata bahasa, jelas tidak efektif. Namun, kalimat yang
menurut tata bahasa betul struktur atau polanya juga belum tentu efektif.
menggunakan kalimat yang efektif. Adapun yang dimaksud kalimat efektif adalah
kalimat yang mampu menyampaikan pikiran dan perasaan penulisnya dengan jelas
dan tepat kepada pembaca.Kalimatnya jelas dan sesuai dengan kaidah yang berlaku.
6|Page
b. Pesan yang dikandung harus jelas. Kalimat yang panjang dapat
mengaburkan pesan.
2.1.4.1 Kesepadanan
prinsip kesepadanan struktur adalah adanya keseimbangan antara ide atau pikiran
yang dimiliki oleh seseorang dengan bentuk kalimat atau struktur kalimat yang
digunakan.
Kalimat biasa yang terdiri dari subjek, predikat, objek, dan keterangan,
kesepadanan artinya hubungan timbal balik antara subjek dengan predikat, antara
kalimat tadi. Kesatuan gagasan artinya bahwa sebuah kalimat harus utuh
mengandung satu ide pokok atau satu pikiran (tidak menimbulkan salah paham).
Biasanya jikasepadan dengan pikiran dan perasaan, kalimat dengan sendirinya akan
memiliki kesatuan gagasan. Dengan kata lain jika sebuah kalimat sepadan dengan
ini.
subjek atau predikat suatu kalimat, tentu saja membuat kalimat itu tidak
7|Page
Contoh:
(salah).
(benar).
Contoh:
2.1.4.2 Keparalelan
secara konsisten dalam satu kalimat. Jika verba yang digunakan, unsur lain yang
juga harus verba. Jika nomina yang digunakan unsur lain juga harus nomina. Jika
kalimat aktif yang digunakan, yang lain juga harus aktif. Demikian pula sebaliknya.
8|Page
Kesejajaran, kecocokan, atau kesesuaian merupakan salah satu syarat sebuah
kehematan, kalimat yang baik juga mutlak atau wajib memiliki kesejajaran atau
Masuk, menjawab: Karena sering tidak masuk kuliah, Amir tidak dapat
dapat dicapai dengan pengubahan urutan yang lazim, dengan pengulangan dengan
pemilihan ragam tertentu (pasif, aktif), atau dengan pungtuasi khusus. Ada
Masjid itu baru didirikan pada 1417 M. Oleh alim ulama setempat.
Bandingkan:
papan.
9|Page
Bukan hanya kami, saudara pun ikut berbuat salah.
meletakan kata dalam kalimat yang ingin ditonjolkan. Ketegasan dapat terbentuk
2.1.4.4 Kehematan
Kehematan adalah penggunaan kata atau frasa yang tidak perlu. Hal ini
disebabkan setiap unsur dalam kalimat hendaknya dihindarkan kalimat yang tidak
bermanfaat. Untuk itu hal-hal yang harus dihindarkan adalah sebagai berikut.
ketinggalan pelajaran.
Seharusnya
pelajaran.
Jamarat Mina.
Jamarat Mina.
Kamu jangan membuat kotor kelasi ini dengan kotoran kambing itu.
Lebih hemat:
10 | P a g e
Kamu jangan mengotori kelas ini dengan kotoran kambing itu.
Semua orang mengetahui bahwa hari Kamis adalah nama hari, jadi
tidakperlu kita tulis hari. Begitu pula pada ungkapan 25 Januari 2007,
warna merah,kuning dan hijau, lampu neon. Jadi sebelum kata-kata itu
Seharusnya:
subjek, penjamakan kata yang sudah jamak, mapun persamaan kata dalam satu
kalimat.
11 | P a g e
2.1.4.5 Kecermatan
kalimat dan bentuk-bentuk kebahasaan yang lain sehingga hasilnya tidak akan
konteksnya, biasanya juga adalah bahasa yang cenderung bersifat santun. Dengan
bahasa yang benar-benar cermat dan santun demikian itu, hubungan yang harmonis
dan relasi cenderung bersifaf positif akan dapat terjadi dengan baik. Contoh :
ketepatan penggunaan diksi pada kalimat, sehingga dapat diterima oleh pembaca.
Agar pikiran dapat dituangkan dengan benar dalam bentuk kalimat yang
benar pula, kita memerlukan kata-kata sebagai wadahnya. Kata-kata itu harus
dipadukan sehingga terbentuklah kerja sama yang saling mengikat dan kompak.
Kepaduan berarti adanya hubungan timbal balik antarkata yang menduduki fungsi
12 | P a g e
dalam kalimat. Jadi, bisa saja kalimat mengandung kesatuan pikiran, tetapi tidak
memiliki kepaduan yang baik. Untuk itu, kalimat tersebut harus direvisi. Koherensi
adanya hubungan yang padu (koheren) antar unsur kalimat. Satu unsur dengan
unsur yang lain tidak boleh diselingi sebuah kata yang tidak penting dan letak kata
Lebih padu:
Kalimat a pada bagian pertama tidak koheren karena letak katanya tidak
sesuai dengan fungsinya. Kalimat b pada bagian pertama tidak koheren karena
Salah satu bentuk bahasa yang sudah padu adalah frase idiomatik.
Dewasa ini.
Tidak padu:
13 | P a g e
b. Pada perkuliahan hari ini kita membicarakan Pluralisme Berbudaya
Dewasa Ini.
kalimatyang memiliki keterkaitan unsur dan salah satu unsur tidak boleh diselingi
2.1.4.7 Kelogisan
sesuatu sesuai dengan logika. Sebuah kalimat memiliki kelogisan jika masuk akal.
dikatakan pula bahwa kalimat yang logis itu adalah kalimat yang bernalar. Secara
lebih khusus lagi dapat dikatakan bahwa kalimat yang logis atau kalimat yang
bernalar itu adalah kalimat yang ide atau gagasannya sejalan dengan akal dan nalar
Bentuk salah
kampus ini.Penjelasan:
logis. Bentuk demikian bertentangan dengan logika umum, sekalipun secara sekilas
tidak ada persoalan dengan bentuk kebahasaan yang demikian itu. ‘waktu tidak
bergentayangan’.
14 | P a g e
Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa kelogisan adalah
kalimat yang mampu dicerna oleh otak dan sesuai dengan akal sehat.
Hasil analisis kalimat efektif pada tajuk rencana “Pelajaran dari PON XIX”
dalam surat kabar harian Riau Pos edisi 30 September 2016 yang terdiri dari 7
paragraf.
efektif ciri kesepadanan kalimat, K2 (kalimat kedua). “Iven yang dibuka di stadion
Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu (17/9) lalu berakhir pada Kamis
(29/9)”. Terdapat kata “yang” mendahului prediket. Hal ini membuat sebuah
(kalimat kelima). “Bahkan, Edwin nekad naik ke atas matras dan mengajak wasit
untuk berkelahi”. Kalimat ini memiliki ciri kesepadanan, karena penggunaan kata
hubung sudah sepadan. Kata hubung „bahkan‟ digunakan untuk antarkalimat dan
(kalimat kedua). “Kejadian berawal Ketika salah satu atlet Jabar memukul atlet
dari Sumatera Selatan”. Kalimat ini memiliki ciri kesepadanan karena memiliki
subjek dan prediket yang jelas. “Atlet Jabar” merupakan subjek dan “memukul”
merupakan prediket.
15 | P a g e
2.2.2 Analisis Ciri Keparalelan Kalimat Efektif
kebebalan’ yang merupakan bentuk parallel karena susunan konstruksi nya adalah
nomina.
melahirkan jago kendang dan tidak ada kaitan dengan prestasi pasca-PON di
tingkat dunia ya sudah dihentikan saja”. Kalimat ini memiliki ciri ketegasan karena
mengandung klimaks. Jika hanya adu gengsi antardaerah yang melahirkan jago
kendang dan tidak ada kaitan dengan prestasi, menyatakan klimaks. Kalimat yang
mereka yang bisa menyumbangkan emas”. Kalimat ini terdapat kesalahan dalam
cukup digunakan sekali saja di awal kalimat sebagai subjek. Sehingga kalimat
tersebut menjadi seperti ini “Mereka lebih fokus membina olahraga terbaik yang
16 | P a g e
Pada paragraph kedua ditemukan ciri kehematan dalam penggunaan kalimat
tawuran antarpemain atau penonton yang banyak sekali terjadi sepanjang gelaran
PON Jabar 2016”. Kalimat ini memiliki ciri kehematan karena tidak menjamakan
kata yang sudah jamak. Kata jamak dalam kalimat ini ‘banyaknya insiden’ di
belakang kata banyaknya tidak ada penjamakan lagi. Penjamakan kata yang sudah
kedua tim pecah Ketika DKI Jakarta menghadapi Jawa Barat babak kualifikasi di
karena pilihan kata yang sesuai, pilihan kata „pecah’ lebih cermat daripada
„berantakan’.
efektif, K4 (kalimat keempat). “Supporter tuan rumah yang didominasi aparat TNI
terlihat terpancing dengan melempari kontingen Sumsel dengan botol air mineral”.
Kalimat ini memiliki ciri kecermatan karena pilihan kata yang sesuai, pilihan kata
17 | P a g e
hingga tawuran antarpemain atau penonton yang banyak sekali terjadi sepanjang
gelaran PON Jabar 2016”. Kalimat ini memiliki kata yang tidak penting yang
merupakan bukan ciri kepaduan. Kata yang tidak penting tersebut „sedikit
tercoreng’. Karena kata “sedikit” sudah merupakan bagian dari kata “tercoreng”.
memalukan”. Kalimat ini memiliki ciri kepaduan karena tidak diselingi kata yang
babak final wushu terpaksa dihentikan selama 1,5 jam”. Kalimat ini memiliki ciri
kelogisan, karena ide / gagasannya sejalan dengan akal. Seperti yang diketahui
bahwa kericuhan bisa mengakibatkan suatu kegiatan atau dalam hal ini
Berdasarkan hasil analisis kalimat efektif pada tajuk rencana “Pelajaran dari
PON XIX” dalam surat kabar harian Riau Pos edisi 30 September 2016, kalimat
18 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kembali gagasan atau pikiran pada diri pendengar atau pembaca, seperti apa yang
ada dalam pikiran dan benak pembicara itu akan dapat diterima secara utuh.
Pada tajuk rencana "Pelajaran dari PON XIX” dalam surat kabar harian Riau Pos
edisi 30 September 2016, kalimat yang digunakan bisa dikatakan baik karena hanya
terdapat sedikit kesalahan kalimat. Kalimat efektif yang dominan digunakan adalah
ciri kesepadanan. Ciri kesepadanan merupakan salah satu ihwal kalimat efektif
3.2 Saran
19 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Achmad H.P dan Alek A, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:
UIN, 2009
Putrayasa, Ida Bagus, Kalimat efektif (Diksi, Struktur, dan Logika), Bandung:
20 | P a g e
Lampiran
21 | P a g e