Anda di halaman 1dari 7

PT.

SUKARAJA PANGAN UTAMA


Kp. Cibitung RT. 002, RW. 002, Desa Nagrak, Kec. Sukaraja, Kab. Bogor 16710
Tlp. 021-2293 0222 | e-mail. spu.panganutama@gmail.com

SOAL EVALUASI PELATIHAN SJH INTERNAL (JUMLAH: 8 SOAL)

1. Pihak yang memutuskan bahwa suatu perusahaan yang mengajukan sertifikasi halal,
produknya telah memenuhi persyaratan halal dan layak mendapatkan sertifikat halal adalah:
A.Komisi Fatwa MUI
B.Auditor Halal LPPOM MUI
C.Bidang pengkajian Halal LPPOM MUI
D.Direktur LPPOM MUI

2. Di bawah ini adalah beberapa item yang benar sebagai kriteria Sistem Jaminan Halal,
kecuali:
A.Bahan, produk, dan audit internal
B.Bahan dan fasilitas produksi
C.Kebijakan halal, manual halal, dan tim manajemen halal.
D.Tim manajemen halal, kaji ulang manajemen, dan mampu telusur. 

3. Yang termasuk dalam daftar hierarki dokumen kehalalan bahan yang dilengkapi dan dikaji
sebelum memutuskan penggunaan bahan baru ialah, kecuali:
A.Sertifikat halal yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI.
B.Sertifikat halal dari lembaga sertifikasi halal yang diakui oleh LPPOM MUI.
C.Spesifikasi produk/MSDS/Product Data Sheet, Diagram alur proses produksi bahan,
Certificate of Analysis (CoA).
D.Surat Keterangan Halal dari Kementerian Agama RI 

4. Aktivitas berikut ini diwajibkan memiliki prosedur tertulis karena termasuk aktivitas kritis
halal, kecuali:
A.Penerimaan dan pemeriksaan bahan datang, penyimpanan bahan dan produk.
B.Penyimpanan dan pemisahan suku cadang, penerimaan bahan baku utama berupa kayu.
C.Pelaksanaan plant trial dan lab trial serta pencucian fasilitas produksi.
D.Pembelian bahan baku, bahan tambahan, dan bahan penolong proses produksi,
penggantian supplier.

5. Status yang paling tepat untuk produk mikrobial (misalnya enzim) yang memanfaatkan unsur
babi sebagai media pertumbuhan adalah:
A.Tetap haram karena melibatkan unsur babi
B.Menjadi halal karena telah melalui proses biokimia (memanfaatkan mikroba)
C.Halal setelah melalui proses penyucian secara syariah Islam.
D.Asalnya haram tetapi menjadi halal karena pemanfaatan unsur babi hanya di media
pertumbuhannya, bukan produknya.

6. Diketahui suatu bahan pewarna alami berasal dari tanaman yang diproduksi oleh suatu
pabrik pewarna, dimana bahan tersebut belum terdaftar di dalam daftar bahan yang telah
disetujui LPPOM MUI. apabila digunakan di dalam proses produksi maka:
A.Dapat langsung digunakan dan tidak perlu dilaporkan karena merupakan bahan nabati
yang tidak kritis.
B.Dapat langsung digunakan dan dimasukkan ke dalam laporan berkala untuk LPPOM
MUI.
C.Meminta persetujuan LPPOM MUI sebelum bahan tersebut digunakan.
D.Meminta persetujuan Koordinator Auditor Halal Internal sebelum menggunakan bahan.
PT. SUKARAJA PANGAN UTAMA
Kp. Cibitung RT. 002, RW. 002, Desa Nagrak, Kec. Sukaraja, Kab. Bogor 16710
Tlp. 021-2293 0222 | e-mail. spu.panganutama@gmail.com

7. Pimpinan perusahaan dan jajaran manajemen melakukan kaji ulang terhadap efektifitas
pelaksanaan Sistem Jaminan Halal sedikitnya diadakan:
A.dua kali setahun
B.sekali setahun
C.sekali dalam dua tahun
D.setelah internal audit

8. Pengertian Sistem Jaminan Halal / Halal Assurance System yang paling tepat adalah:
A.Pengelolaan terpadu kualitas bahan dan fasilitas produksi suatu produk makanan atau
produk yang berhubungan dengan makanan agar sesuai dengan ketentuan tim
manajemen halal.
B.Pengelolaan terpadu terhadap produk yang dihasilkan agar tidak terkontaminasi oleh
bahan haram sehingga pelanggan memiliki kepuasan terhadap produk halal yang
dihasilkan.
C.Pengelolaan terpadu terhadap bahan, proses, produk, sumberdaya manusia, dan prosedur
untuk menghasilkan produk halal serta menjamin kehalalannya secara konsisten dan
berkelanjutan.
D.Suatu sistem manajemen yang menjamin bahan yang masuk ke suatu industri dapat
dibuktikan halal sehingga menghasilkan produk halal.
PT. SUKARAJA PANGAN UTAMA
Kp. Cibitung RT. 002, RW. 002, Desa Nagrak, Kec. Sukaraja, Kab. Bogor 16710
Tlp. 021-2293 0222 | e-mail. spu.panganutama@gmail.com

KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI PELATIHAN SJH INTERNAL DAN


PEMBAHASANNYA (JUMLAH: 8 SOAL)
1. Jawaban : A
Auditor hanya bertugas melaksanakan audit di perusahaan, laporan hasil audit akan
diserahkan kepada Komisi Fatwa MUI sebagai bahan pertimbangan bagi mereka.
Komisi Fatwa MUI yang selanjutnya akan memberikan keputusan bahwa suatu
produk halal atau tidak.
2. Jawaban : B
Manual halal bukan merupakan 11 kriteria Sistem Jaminan Halal melainkan sebagai
pelengkap sistem dokumentasi halal yang dipersyaratkan di dalam Sistem Jaminan
Halal
3. Jawaban : D
Kementerian Agama RI tidak mengurusi masalah sertifikasi halal dan sistem jaminan
halal, sehingga dokumen kehalalan seperti mengeluarkan surat keterangan halal
bukanlah bagian dari kewenangan mereka.
4. Jawaban : B
Suku cadang (spare parts) dan bahan baku kayu (log) tidak termasuk bahan kritis
halal. Sehingga aktivitas berkaitan dengannya tidak dipersyaratkan oleh Sistem
Jaminan Halal harus ada prosedur tertulisnya.
5. Jawaban : A
Bagaimanapun juga caranya, segala sesuatu yang berkaitan dengan babi atau
turunannya adalah haram. Tidak ada dispensasi atau keringanan dalam SJH, apapun
pertimbangannya.
6. Jawaban : C
Bahan pewarna (baik alami maupun sintetis) adalah termasuk bahan kritis halal
(umumnya titik kritisnya terletak pada penggunaan pelarut, matriks/pelapis, dan
pengemulsinya). Dengan demikian penggunaannya harus melalui persetujuan
LPPOM MUI. Para produsen “sering kali” menggunakan kata “nabati” atau “alami”
untuk mempermudah pemasaran produknya. Ini tidak menjamin kehalalan suatu
produk. Sebelum menggunakan bahan tersebut maka terlebih dahulu harus
diverifikasi kehalalan bahannya oleh Bidang Pengkajian Halal LPPOM MUI.
7. Jawaban : B
Sistem Jaminan Halal mempersyaratkan Kaji Ulang Manajemen (Management
Review) yakni pertemuan para pimpinan perusahaan untuk mengkaji ulang
implementasi SJH di perusahaannya, setidaknya dilakukan sekali setahun.
8. Jawaban : C
Sesuai dengan definisi resmi SJH yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI
PT. SUKARAJA PANGAN UTAMA
Kp. Cibitung RT. 002, RW. 002, Desa Nagrak, Kec. Sukaraja, Kab. Bogor 16710
Tlp. 021-2293 0222 | e-mail. spu.panganutama@gmail.com

Pertanyaan :
1. Apa manfaat sistem jaminan Halal ? Sebut dan jelaskan minimal 4 point.
Manfaat penerapan SJH adalah :
 Perusahaan memiliki pedoman dalam menjaga kesinambungan proses produksi
halal
Hal ini dimaksudkan agar dengan sistem jaminan halal perusahaan memiliki
prosedur baku sebagai wujud pengendalian terhadap jalannya operasional proses
produksi halal di perusahaan tersebut. Sehingga diharapkan dengan adanya
pedoman ini maka seluruh proses produksi berjalan sesuai dengan tujuan awal
yaitu untuk mencapai kehalalan dari suatu produk. Pedoman yang dibuat berupa
manual sistem jaminan halal yang telah melewati audit halal internal dan
mendapat pengesahan dari MUI.
 Menjamin kehalalan produk selama berlakunya Sertifikat Halal MUI
Sistem jaminan halal dapat menjamin kehalalan produk dikarenakan semua
sistemnya secara keseluruhan sudah diaudit dan diakreditasi Halal oleh MUI
mulai dari bahan, alat, proses, dll.Sehingga Kalau ada salah satu saja yg saat
diaudit tidak halal, maka Sistem Jaminan Halalnya juga batal untuk disahkan.
Sehingga sistem jaminan halal menjadi mutlak diperlukan setelah sertifikasi halal
MUI didapatkan sebagai kontrol saat terjadi perubahan-perubahan yang mungkin
mempengaruhi kehalalan suatu produk seperti : perubahan manajemen, kebijakan,
formulasi, bahan, proses maupun keluhan dari konsumen.
 Memberikan Jaminan dan ketentraman batin bagi masyarakat.
Dengan didapatkannya sistem jaminan halal khususnya bagi perusahan dapat
menghilangkan kegundahan masyarakat muslim khususnya akan kemungkinan
terjadinya titik kritis pada bahan baku, proses produksi, alat, penyimpanan di
gudang, distribusi dan transportasi produk. Hal ini dikarenakan setiap tahap pada
semua aspek diatas sudah melewati serangkaian proses audit halal internal dan
mendapat pengesahan dari LPPOM MUI
 Mencegah terjadinya kasus-kasus yang terkait dengan penyimpangan yang
menyebabkan ketidakhalalan produk terkait dengan sertifikat halal.
Sistem jaminan halal juga dapat mengontrol atau mengendalikan terjadinya
kasus-kasus yang terkait dengan penyimpangan yang menyebabkan
ketidakhalalan produk, dikarenakan setiap terjadi perubahan-perubahan yang
mungkin mempengaruhi status kehalalan produk seperti : perubahan manajemen,
kebijakan, formulasi, bahan, proses maupun keluhan dari konsumen akan
dilakukan sesuai dengan standard operating procedure (SOP) yang telah disusun,
diaudit dan disahkan oleh MUI yang pastinya berarti SOP tersebut telah memiliki
sistem jaminan halal.
 Menghindari kasus ketidakhalalan produk bersertifikat halal yang menyebabkan
kerugian perusahaan
Dengan sistem jaminan halal maka akan terhindarkan dari kasus ketidakhalalan
produk bersertifikat halal yang menyebabkan kerugian perusahaan karena segala
urutan proses untuk memperoleh pengesahan sistem jaminan halal telah
dilaksanakan yang akhirnya berimbas pada peningkatan keuntungan bagi
perusahan sebagai produsen yang memproduksi produk-produk yang halal.
 Meningkatkan kepercayaan konsumen atas kehalalan produk yang
dikonsumsinya.
Sistem jaminan halal dapat meningkatkan kepercayaan konsumen atas kehalalan
produk yang dikonsumsinya karena dikeluarkan oleh lembaga resmi sertifikasi
halal dari pemerintah yaitu LPPOM MUI sehingga tingkat kepercayaan
masyarakat muslim akan kehalalan suatu produk meningkat dan konsumen
menjadi yakin dan merasa aman saat mengkonsumsi produk tersebut.
PT. SUKARAJA PANGAN UTAMA
Kp. Cibitung RT. 002, RW. 002, Desa Nagrak, Kec. Sukaraja, Kab. Bogor 16710
Tlp. 021-2293 0222 | e-mail. spu.panganutama@gmail.com

 Membangun kesadaran internal halal perusahaan untuk bersama sama menjaga


kesinambungan produksi halal
Dengan sistem jaminan halal dapat meningkatkan kesadaran dari pihak internal
halal perusahaan termasuk didalamnya mulai dari bagian manajemen puncak,
quality assurance (QA) / quality control (QC), bagian pembelian, bagian R & D,
bagian produksi, dan bagian pergudangan sehingga diharapkan setiap ada
perubahan yang dapat menyebabkan penyimpangan terhadap ketidakhalalan suatu
produk dalam semua bagian tadi dapat dihindari.
 Reward dari lembaga eksternal (memperoleh dan mempertahankan sertifikat
halal) dan pengakuan masyarakat (customer satisfaction).
Sistem jaminan halal merupakan suatu bentuk reward dari pemerintah dan
pengakuan dari masyarakat karena telah melaksanakan serangkaian prosedur
yang telah ditentukan atas usaha-usaha dari perusahaan untuk mencapai kehalalan
suatu produk dan menjaga kesinambungan sertifikat sistem jaminan halal
sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat muslim akan produk-produk
yang dihalalkan dalam islam.
2. Bagaimana kriteria sebuah perusahaan siap dilakukan audit halal?
Kriteria sebuah produsen siap untuk dilakukan audit implementasi
SJH:
1. Perusahaan memiliki manual Sistem Jaminan Halal standar
2. Perusahaan memiliki Tim Auditor Halal Internal dan mengimplementasikan
Sistem Jaminan Halal sedikitnya selama 6 bulan
3. Perusahaan Telah melakukan audit internal Sistem Jaminan Halal
4. Perusahaan Telah menyerahkan minimal 3 kali laporan berkala pada masa
waktu Sertifikat Halal sebelumnya (untuk perpanjangan)
3. Bagaimana metode penilaian implementasi sistem jaminan halal?
metode penilaian implementasi sistem jaminan halal :
 Prinsip yang dinilai :
Upaya perusahaan dalam mengikuti semua ketentuan LPPOM MUI
Upaya perusahaan dalam pemenuhan semua persyaratan administrasi
Kesesuaian SOP perusahaan dengan prinsip-prinsip SJH
Kecocokan antara pedoman manual dan implementasi SJH di perusahaan
Kemampuan sistem dalam menjamin kehalalan produk
 Jenis penilaian yang terkait dokumentasi dan implementasi :
Ketersediaan Dokumen (sesuai persyaratan dalam proses sertifikasi halal)
Penilaian kecukupan dan kesesuaian Manual SJH (On DeskAppraisal)
Audit Lapang (Implementasi)
Evaluasi dan penilaian dalam Rapat Auditor
Kategorisasi pelaksanaan SJH
 Perusahaan yang dinilai harus sesuai dengan syarat kriteria perusahaan yang siap
untuk dilakukan audit implementasi SJH
 Kemudian kinerja pelaksanaan SJH di Perusahaan akan dinilai oleh LPPOM
dengan pengkategorian yaitu baik, cukup, kurang dan tolak
 Penghargaan (reward) untuk perusahaan berupa hasil penilaian pelaksanaan SJH
akan diberikan kepada perusahaan oleh LPPOM MUI dalam bentuk Status SJH
dan Sertifikat SJH. Status SJH akan diterbitkan setelah pelaksanaan audit SJH,
sedangkan sertifikat SJH akan diterbitkan jika perusahaan telah mendapatkan
Status SJH dengan kategori A dua kali berturut-turut. Masa berlaku Sertifikat SJH
1 tahun.
4. Mengapa sistem penilaian jaminan halal perlu dilakukan on desk appraisal sebelum
dilakukan visitasi?
sistem penilaian jaminan halal perlu dilakukan audit administrasi (on desk appraisal)
PT. SUKARAJA PANGAN UTAMA
Kp. Cibitung RT. 002, RW. 002, Desa Nagrak, Kec. Sukaraja, Kab. Bogor 16710
Tlp. 021-2293 0222 | e-mail. spu.panganutama@gmail.com

sebelum dilakukan visitasi untuk melihat kelengkapan dan isi dari manual SJH yang
telah dibuat oleh perusahaan yang terdiri dari manual SJH minimal dan manual SJH
standar apakah telah mencapai kecukupan dan kesesuaian dari prinsip-prinsip yang
telah ditentukan oleh LPPOM MUI untuk kemudian saat visitasi perusahaan
dilakukan pencocokan terhadap hal-hal yang telah didokumentasi oleh perusahaan
dalam manual SJH tersebut apakah penerapannya sudah sesuai dengan manualnya
ataukah belum sehingga dari hal tersebut perusahaan dapat dinilai tingkat pencapaian
penerapan SJH nya.
5. Bagaimana kriteria hasil sertifikasi Halal? Jelaskan masing masing kriteria.
Kriteria hasil sertifikasi Halal :
kriteria SJH sebagai berikut :
1.1 Kebijakan Halal
Manajemen Puncak harus menetapkan Kebijakan Halal dan mensosialisasikan
kebijakan halal kepada seluruh pemangku kepentingan (stake holder) perusahaan.
1.2 Tim Manajemen Halal
Manajemen Puncak harus menetapkan Tim Manajemen Halal yang mencakup
semua bagian yang terlibat dalam aktivitas kritis dan memiliki tugas, tanggungjawab
dan wewenang yang jelas.
1.3 Pelatihan dan Edukasi
Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis pelaksanaan pelatihan. Pelatihan
harus dilaksanakan minimal setahun sekali atau lebih sering jika diperlukan dan
harus mencakup kriteria kelulusan untuk menjamin kompetensi personel.
1.4 Bahan
Bahan tidak boleh berasal dari : Babi dan turunannya, Khamr (minuman
beralkohol), Turunan khamr yang diperoleh hanya dengan pemisahan secara fisik,
Darah, Bangkai, dan Bagian dari tubuh manusia.
1.5 Produk
Merek/nama produk tidak boleh menggunakan nama yang mengarah pada sesuatu
yang diharamkan. Produk retail dengan sama yang beredar di Indonesia harus
didaftarkan seluruhnya untuk sertifikasi.
1.6 Fasilitas Produksi
Lini produksi dan peralatan pembantu tidak boleh digunakan secara bergantian
untuk menghasilkan produk halal dan produk yang mengandung babi atau
turunannya.
1.7 Prosedur Tertulis Aktivitas Kritis
Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis mengenai pelaksanaan aktivitas kritis
(seleksi bahan baru, pembelian bahan, pemeriksaan bahan datang, produksi, dll),
disesuaikan dengan proses bisnis perusahaan yang menjamin semua bahan, produk,
dan fasilitas produksi yang digunakan memenuhi kriteria.
1.8 Kemampuan Telusur (Traceability)
Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis untuk menjamin kemampuan telusur
produk yang disertifikasi berasal dari bahan yang disetujui dan dibuat di fasilitas
produksi yang memenuhi kriteria fasilitas produksi.
1.9 Penanganan Produk yang Tidak Memenuhi Kriteria
Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis untuk menangani produk yang
terlanjur dibuat dari bahan dan pada fasilitas yang tidak memenuhi kriteria.
1.10 Audit Internal
Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis audit internal pelaksanaan SJH
yang dilakukan secara terjadwal setidaknya enam bulan sekali. Hasil audit internal
disampaikan ke pihak yang bertanggung jawab terhadap setiap kegiatan yang
diaudit dan pihak ke LPPOM MUI dalam bentuk laporan berkala setiap 6 (enam)
bulan sekali.
PT. SUKARAJA PANGAN UTAMA
Kp. Cibitung RT. 002, RW. 002, Desa Nagrak, Kec. Sukaraja, Kab. Bogor 16710
Tlp. 021-2293 0222 | e-mail. spu.panganutama@gmail.com

1.11 Kaji Ulang Manajemen


Manajemen Puncak harus melakukan kajian terhadap efektifitas pelaksanaan SJH
satu kali dalam satu tahun atau lebih sering jika diperlukan. Hasil evaluasi harus
disampaikan kepada pihak yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas.

Anda mungkin juga menyukai