Khairuddin Alfath
E-mail: khairuddin475@gmail.com
Mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Abstrak
Artikel ini menginformasikan tentang teknik pengolahan
penilaian dengan menggunakan pendekatan Penilaian Acuan
Norma (PAN) dan pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP).
Skor mentah hasil belajar siswa perlu diinterpretasikan agar
dapat menjadi nilai yang bermakna. Proses inilah yang
dinamakan penilaian. Agar guru tidak melakukan penilaian
dengan asal-asalan, maka diperlukan suatu patokan atau
standar. Dalam asesmen pendidikan, terdapt dua pendekatan
yang digunakan dalam pengolahan nilai, yaitu pendekatan
Penilaian Acuan Norma (PAN) dan pendekatan Penilaian Acuan
Patokan (PAP). Melalui artikel ini disuguhkan konsep dasar
pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan pendekatan
Penilaian Acuan Patokan (PAP), diantaranya adalah pengertian,
karakteristik, tujuan dan manfaat, prosedur penggunaan,
kelebihan dan kekurangan, serta perbedan antara kedua
pendekatan tersebut. Ditambahkan pula contoh aplikasinya
dalam Microsoft excel. Selain itu, dibahas pula tentang Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM).
Abstract
This article informs about the assessment processing technique
using the Norm Reference approach and the Benchmark Reference
Assessment approach. The raw score of student learning outcomes
needs to be interpreted so that it can be a meaningful value. This
process is called valuation. So that the teacher does not carry out
A. PENDAHULUAN
Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam proses
evaluasi. Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan
oleh guru selain untuk memantau proses kemajuan dan
perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi
yang dimiliki, juga sekaligus umpan balik kepada guru agar
dapat menyempurnakan perencanaan dan proses program
pembelajaran. Namun jika proses penilaian yang dilakukan oleh
guru asal-asalan dan tanpa arah yang jelas, maka pada akhirnya
akan menghasilkan informasi tentang hasil pencapaian
pembelajaran peserta didik yang tidak akurat dan tidak sesuai
dengan apa yang ada di lapangan.
Sebelumnya, perlu dijelaskan terlebih dahulu tentang
skor dan nilai agar tidak terjadi kesalahpahaman. Skor adalah
hasil pekerjaan memberikan angka yang diperoleh dengan jalan
menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir item yang telah
dijawab oleh testee dengan betul, dengan memperhitungkan
bobot jawaban betulnya.1
B. PEMBAHASAN
1. Teknik Penskoran Hasil Pembelajaran
a. Ranah Kognitif
1) Menentukan skor pada soal Esai
Tes bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan
belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat
pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri
pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti;
uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan,
simpulkan, dan sebagainya.4
Menentukan skor dapat dipilih dari beberapa skala
pengukuran, misalnya skala 1-4, 1- 10 dan 1-100. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:5
a) Sebaiknya jangan memberikan skor nol
b) Mulailah skoring dari angka 1. Semakin tinggi skala
pengukuran yang digunakan maka hasilnya halus dan
akurat. Pemberian skor ini berlaku sama untuk semua
nomor soal.
c) Setelah menetapkan skor langkah selajutnya adalah
menetapkan pembobotan sesuai dengan tingkat
kesukaran soal.
d) Sebaiknya gunakan skala 1-10, misalnya soal yang
mudah diberi bobot 2, sedang bobotnya 3, dan soal
soal yang sulit bobotnya 5.
Contoh:
No Nomor Soal Nilai Bobot Total Nilai
1 1 3 2 6
2 2 5 5 25
3 3 8 3 24
4 4 6 3 18
5 5 5 3 15
6 6 8 2 16
Σ Nilai = 35 Σ SK = 104
Keterangan:
Nilai rata-rata sebelum diberi bobot adalah 35/6 = 5, 833
Nilai rata-rata setelah diberi bobot adalah 104/35 = 2,
971
2) Menentukan Skor Pada Soal Objektif
Tes Objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya
dapat dilakukan secara objektif. Macam-macam tes
objektif.6
a) Tes Benar-Salah (Tru-False)
Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan
(statement). Statement ada yang benar dan ada
yang salah. Ada dua rumus untuk mencari skor akhir
bentuk tes benar-salah yaitu:
(1) Dengan denda
S = R-W
S = skor yang diperoleh
R = jawaban yang benar
W = jawaban yang salah
Contoh: Jumlah soal tes 20 nomor. A menjawab
betul 16 nomor dan salah 4 nomor. Maka skor
untuk A adalah: 16 - 4 = 12
Keterangan:
Aspek yang dinilai: A =Kemampuan melafalkan niat wudhu
B =Kemampuan berwudhu
C =Kemampuan melafalkan niat
tayamum
D = Kemampuan bertayamum
Pedoman penskoran: Sangat baik 5
Baik 4
Cukup 3
Kurang 2
Sangat kurang 1
3. Ranah Sikap
Pada hasil belajar afektif, instrumen yang digunakan
adalah berupa skala penilaian dan pedoman pengamatan.
Pada umumnya, skala penilaian tersebut menggunakan skala
7 Ibid.., 250.
Contoh:
Pedoman Observasi Sikap Jujur
Kelas/ Semester : X/ Ganjil
Tanggal Pengamatan : 5 Januari 2018
Sikap
Tanggung Jawab
Menepati Janji
Tenggang Rasa
Keterbukaan
Kedisiplinan
Kepedulian
Kerjasama
Kerajinan
Kejujuran
Skor
No Nama
1 Andri 3 4 4 3 5 3 3 4 5 3 4 5 46
2 Ulul 3 4 3 4 3 4 5 4 3 4 5 4 46
3 Nabil 4 3 3 4 5 4 3 4 4 4 3 4 45
4 Lucinta 3 4 5 4 3 4 5 4 3 4 3 3 45
5 Jojo 4 4 3 3 3 4 3 4 5 3 4 4 44
dst
Pedoman penskoran:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 5.
1 = sangat kurang
2 = kurang konsisten
3 = mulai konsisten
4 = konsisten
5 = selalu konsisten9
8 Ibid., 246.
9 Permendikbud No. 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum,
hlm 62.
Langkahnya:
a) Buat di kolom F, menu Skor Rata2, dan carilah
skor rata-ratanya dengan cara klik di sel F:
=AVERAGE(C2:E2). Kemudian tarik titik kotak
pojok sampai F 11.
b) Mencari mean dari skor rata. Buat kolom mean di
sel E 12. Kemudian klik di sel F 12:
=AVERAGE(F2:F11).
c) Mencari standar deviasi. Buat kolom standar
deviasi pada sel 13 E. kemudian klik di sel F 13:
=STDEV(F2:F11).
d) Setelah membuat kolom PAN di G 1, diolah skor
tersebut dengan PAN dengan ketentuan berikut:
A ≥ x̄ + 1,5SD
x̄ + 0,5SD ≤ B < x̄ + 1,5SD
3) Maksud tes
hlm. 103.
C. KESIMPULAN
Dari pemaparan singkat di atas, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penilaian acuan patokan adalah penilaian yang mengacu
kepada tujuan instruksional atau untuk mengukur tingkat
penguasaan peserta didik terhadap perilaku yang terdapat
dalam tujuan instruksional khusus tersebut. Penilaian acuan
norma adalah penilaian yang mengacu kepada norma untuk
menentukan kedudukan atau posisi seorang peserta didik di
antara kelompoknya.
2. Persamaan penilaian acuan norma dan acuan patokan antara
lain adalah keduanya mempersyaratkan perumusan secara
spesifik perilaku yang diukur, disusun dari sampel butir-
butir tes yang relevan dan representatif, keduanya dinilai
kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitas dan digunakan
ke dalam pendidikan walaupun untuk maksud yang berbeda.
3. Adapun perbedaan dari kedua penilaian tersebut antara lain:
a. Penilaian acuan norma biasanya mengukur sejumlah
besar perilaku khusus dengan sedikit butir tes untuk
setiap perilaku. Penilaian acuan patokan biasanya
mengukur perilaku khusus dalam jumlah yang terbatas
dengan banyak butir tes untuk setiap perilaku.
b. Penilaian acuan norma menekankan perbedaan di antara
peserta tes dari segi tingkat pencapaian belajar secara
relatif. Penilaian acuan patokan menekankan penjelasan
tentang apa perilaku yang dapat dan yang tidak dapat
dilakukan oleh setiap peserta tes.
c. Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir
tes yang mempunyai tingkat kesulitan sedang dan
biasanya membuang tes yang terlalu mudah dan terlalu
DAFTAR PUSTAKA