Anda di halaman 1dari 12

RPC

( Reactive Powder Concrete )

PENULIS :
ERWIN SUTANDAR,
RICARDO MARGA CIPTA,
TANDIONO WIDODO
Hak Cipta pada Universitas Tanjungpura Pontianak
Dilindungi Undang – undang.
Disclaimer: Buku ini disiapkan oleh Universitas Tanjungpura
dalam rangka peluncuran program Insentif Penerbitan
Buku 2022. Buku ini disusun ditelaah oleh berbagai pihak
di bawah koordinasi Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Universitas Tanjungpura. Buku ini merupakan
dokumen hidup yang senantiasa diperbaiki dan
dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan
perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan yang
disematkan kepada penulis atau melalui email
ricardomargac@gmail.com diharapkan dapat meningkatkan
kualitas buku ini.
JUDUL BUKU
RPC ( Reactive Powder Concrete )
TIM PENULIS
Erwin Sutandar
Ricardo Marga Cipta
Tandiono Widodo
EDITOR
Ricardo Marga Cipta
Tandiono Widodo
LAYOUTER
a
PENERBIT
UNTAN PRESS
Anggota Ikatan Penerbit Indonesia ( IKAPI ) No.
004/KLB/03
Anggota Asosiasi Penerbitan Perguruan Tinggi Indonesia
( APPTI ) No. 004.099.7.08.2019
DICETAK OLEH
Perusahaan Mitra Percetakan
CETAKAN PERTAMA – 2022

PRAKATA
T
eknologi Beton mengalami perkembangan dari tahun ke tahun.
Seiring dengan perkembangan zaman, perusahaan penyedia
jasa konstruksi berlomba – lomba dalam hal penyediaan
teknologi beton yang memiliki mutu tinggi dan harga terjangkau.

Salah satu teknologi Beton tersebut adalah Reactive Powder


Concrete ( RPC ). Reactive powder concrete (RPC) adalah beton
mutu tinggi yang dibuat tanpa menggunakan agregat kasar. Tidak
digunakannya agregat kasar pada reactive powder concrete (RPC)
mempunyai tujuan untuk meningkatkan homogenitas dan
meminimalkan porositas di dalam reactive powder concrete (RPC).
Material-material yang digunakan dalam reactive powder concrete
(RPC) adalah semen, pasir, silica fume, air, dan superplasticizer.

Buku ajar ini mencoba membantu dalam memahami reactive


powder concrete (RPC) yang dimulai dari sejarah perkembangan
beton RPC. Selain itu terdapat beberapa informasi penelitian yang
dilakukan terhadap beton RPC. Buku ajar ini juga menjelaskan
tentang proses pembuatan beton RPC, perawatan beton RPC, dan
pengujian beton RPC.

Buku ajar ini lebih ditujukan kepada mahasiswa Teknik Sipil yang
sedang mengambil mata kuliah Teknologi Bahan. Masih banyak
kekurangan dalam penulisan buku ini, maka dari itu dengan segala
kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari
semua pihak agar dapat digunakan oleh penulis dalam perbaikan
pada edisi berikutnya. Akhirnya penulis tak lupa mengucapkan banyak
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyusun
buku ajar ini.

Pontianak, 25 Juli 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
Pengenalan Reactive Powder
Concrete ( RPC )
I.1 Sejarah RPC
Ketertarikan terhadap produksi beton mutu sangat tinggi ( UHPC )
telah mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir,
khususnya dalam industri beton precast dan pre-stressed. Penyedia
jasa konstruksi untuk struktur tingkat tinggi juga diuntungkan karena
kekuatan beton yang dihasilkan tinggi, tetapi beban mati yang
dihasilkan rendah, dikarenakan dimensi struktur yang tidak terlalu
besar.

Reactive Powder Concrete adalah sebutan umum untuk sebuah


kelas semen komposit yang dikembangkan pada awal tahun 1990
oleh P. Richard dan M. Cheyrezy, di Laboratorium Bouyques, Lafarge
Group, di Prancis. Bangunan pertama yang strukturnya menggunakan
pengaplikasian dari reactive powder concrete adalah Jembatan
Sherbrook yang terletak di Quebec, Canada. Jembatan ini dibangun
pada bulan Juli, 1997.

Sejak Reactive Powder Concrete pertama kali muncul di


panggung penelitian dunia pada tahun 1994, teknologi beton ini telah
mendapat perhatian yang cukup besar. Pengembangan asli RPC
berasal dari divisi ilmiah Bouyques, Prancis. Semenjak itu,
pengembangan terus berlanjut di seluruh dunia ( Australia, Kanada,
Jepang, Korea dan Amerika Serikat ) secara pesat, dan juga sangat
menjanjikan untuk perkembangan industri beton kedepannya. RPC
juga pernah dinominasikan pada tahun 1999 untuk Nova Awards dari
forum Innovasi Konstruksi.

RPC merupakan jenis beton yang memiliki sifat fisis yang


tergolong baik, khususnya pada kekuatan dan daktilitasnya. Reactive
Powder Concrete adalah sebuah material komposit yang sedang
berkembang pesat dan sangat memungkinkan bagi industri beton
untuk mengoptimalkan penggunaan material, dan menghasilkan nilai
struktur yang lebih ekonomis, membangun struktur yang sangat kuat,
tahan lama, dan tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan.

Sampai saat ini, sebagian besar penelitian tentang RPC berfokus


pada material yang digunakan, dan propertinya, analisis
mikromekanikal, aplikasi yang memungkinkan, dan pekerjaan awal ke
dalam perilaku struktural.

I.2 Komposisi Penyusun RPC


RPC sendiri tersusun dari bubuk yang sangat halus ( semen,
pasir, tepung kuarsa dan silica fume ), serat baja ( opsional ), dan
superplasticizer. Superplasticizer jika digunakan dalam dosis yang
optimal, akan bermanfaat untuk menurunkan rasio air terhadap semen
( W/C ) dan juga sambil meningkatkan nilai workability dari beton
tersebut. Struktur yang sangat padat dicapai dengan mengoptimalkan
reaksi dari semua campuran bubuk yang sangat halus. Beton RPC
memiliki kuat tekan berkisar dari 160 MPa – 800 MPa.

I.3. Perkembangan Teknologi RPC dari Tahun ke


Tahun
I.3.1. Study of Reactive Powder Concrete and Its Characteristics
( Mohammed Bandukwala & H.G Sonkusare )

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mohammed Bandukwala


dan H.G Sonkusare dalam Study of Reactive Powder Concrete and
Its Characteristics terdapat 3 jenis rancangan campuran reactive
powder concrete yang dibuat, yaitu ; Plain Reactive Powder Concrete,
Original Reactive Powder Concrete, dan Modified Reactive Powder
Concrete. Ketiga rancangan campuran ini dibandingkan satu sama
lain dan dilakukan pengujian kuat tekan untuk umur 7 hari dengan
perlakuan normal curing dan curing pada suhu 90°C selama 48 jam.
Tabel I.1. Plain Reactive Powder Concrete

Materials Weight ( kg/m3 )


Cement 775
Quartz Sand 310
Sand 860
Silica Fume 200
Steel Fiber 165
Super plasticizer 30 lit/m3
W/C 0.23
Sumber : Study of Reactive Powder Concrete and Its Characteristics ( M. Bandukwala
& H.G Sonkusare )

Tabel I.2. Original Reactive Powder Concrete

Materials Weight ( kg/m3 )


Cement 935
Quartz Sand 1040
2

Bab I | Pengenalan Reactive Powder Concrete


Silica Fume 235
Super plasticizer 30 lit/m3
W/C 0.28
Sumber : Study of Reactive Powder Concrete and Its Characteristics ( M. Bandukwala
& H.G Sonkusare )

Tabel I.3. Modified Reactive Powder Concrete

Materials Weight ( kg/m3 )


Cement 935
Quartz Sand 620
Coarse 415
Aggregate
Silica Fume 235
Super plasticizer 30 lit/m3
W/C 0.26
Sumber : Study of Reactive Powder Concrete and Its Characteristics ( M. Bandukwala
& H.G Sonkusare )

Berikut adalah hasil pengujian kuat tekan yang dilakukan untuk


ketiga rancangan campuran RPC tersebut :
Tabel I.4. Hasil Pengujian untuk Normal Curing

Type Number of Specimen Compressive Strength ( 7 days ) MPa


PRPC 3 57
ORPC 3 52
MRPC 3 50
Sumber : Study of Reactive Powder Concrete and Its Characteristics ( M. Bandukwala
& H.G Sonkusare )

Tabel I.5. Hasil Pengujian untuk Curing pada suhu 90°C selama 48 jam

Type Number of Specimen Compressive Strength ( 7 days ) MPa


PRPC 3 78
ORPC 3 63
MRPC 3 67
Sumber : Study of Reactive Powder Concrete and Its Characteristics ( M. Bandukwala
& H.G Sonkusare )

Dari data yang didapatkan tersebut, kesimpulan yang diambil oleh


Mohammed Bandukwala dan H.G Sonkusare adalah reactive powder
concrete yang menggunakan curing dengan suhu tinggi menghasilkan
kuat tekan yang lebih baik dibandingkan dengan reactive powder
concrete yang menggunakan curing dengan suhu normal.

I.3.2. Study On the Effect of Reactive Powder Concrete On the


Compressive Strength and Workability ( Aditya Patil, Vishal
Patil, Akash Patil )

Bab I | Pengenalan Reactive Powder Concrete


Sifat dari beton segar dari pencampurannya sangat bergantung
dengan Workabilitynya. Workability dari sebuah beton berdasarkan
dengan 4 sifat ini : ketercampuran ( miscibility ), daya angkut (
transportability ), sifat mudah dibentuk ( formability ), dan kesesuaian (
compatibility ). Penampang yang digunakan pada penelitian ini
berukuran 70,7 x 70,7 x 70,7 mm.
Tabel I.6. Design Mix Proportion

Superplasticizer
Quartz Silica W/C
(Trial and
Sand Fume Ratio
Error)
0,2
0,25
1,5 0,15 0,3  
0,35
0,4
0,2
0,25
  0,2 0,3  
0,35
0,4
0,2
0,25
  0,25 0,3  
0,35
0,4
0,2
0,25
  0,3 0,3  
0,35
0,4

Sumber : Study On the Effect of Reactive Powder Concrete On the Compressive


Strength and Workability ( Aditya Patil, Vishal Patil, Akash Patil )

Bab I | Pengenalan Reactive Powder Concrete


Tabel I.7. Results of Compressive Strength and Flow for W/C Ratio 0.2
and SF/C Ratio 0.15

Super
Designatio Loa Compressiv Averag
plasticize Flow Remark
n d e Strength e
r
(KN
  (ml) (mm) ) (Mpa) (Mpa)  
Dry
A1 8 192 - -   Mix
A2 8 192 - - 0  
A3 8 192 - -    
B1 10 168 260 52   Dense
Compac
B2 10 168 240 48 46,67 t
B3 10 168 200 40   Mix
C1 6 188 - -    
Dry
C2 6 188 - - 0 Mix
C3 6 188 - -    

Sumber : Study On the Effect of Reactive Powder Concrete On the Compressive


Strength and Workability ( Aditya Patil, Vishal Patil, Akash Patil )

Gambar 1.1. Compressive Strength vs Super plasticizer Dosage


5

Bab I | Pengenalan Reactive Powder Concrete


Dari hasil analisis diatas, menunjukkan bahwa kuat tekan sebanding
dengan dosis penggunaan superplasticizer, Ketika kuat tekan
meningkat, dosis superplasticizer juga meningkat. Peningkatan
penggunaan superplasticizer juga meningkatkan kegunaan dari
campuran.

I.4 Prinsip Dasar untuk Komposisi RPC


 Peniadaan agregat kasar untuk meningkatkan
homogenitas.
 Optimalisasi campuran granular untuk meningkatkan
kepadatan campuran.
 Pemanfaatan sifat pozzolan dari silica fume.
 Penggunaan optimum superplasticizer untuk mengurangi
rasio w/c dan untuk meningkatkan workability.
 Penerapan tekanan ( sebelum dan selama masa setting )
untuk meningkatkan kepadatan.
 Perlakuan curing untuk meningkatkan struktur mikro.
 Penambahan serat baja berukuran kecil untuk
meningkatkan kekuatan secara signifikan.

I.5 Peningkatan Homogenitas pada RPC


Beton konvensional merupakan material yang bersifat heterogen,
dimana agregrat ( pasir dan kerikil ) membentuk campuran yang
bersifat granular. Heterogenitas berkurang secara substansial pada
RPC dikarenakan beberapa hal berikut ini :

 Peniadaan agregat kasar, diganti dengan pasir halus


( maksimum 600 µm )
 Peningkatan sifat mekanik dari pasta yang dihasilkan
 Penurunan rasio dari agregat.

I.6 Pengaruh dari Kenaikan Sifat Mekanis RPC


Dalam RPC, volume pasta setidaknya 20% lebih besar dari angka
pori pasir yang tidak padat. Dengan demikian agregat yang digunakan
dalam RPC tidak membentuk kerangka yang kaku, tetapi membentuk
suatu kesatuan yang menyatu dalam beton. Penyusutan pasta pada
RPC akan berkurang, sedangkan penyusutan pada beton umum tidak
berkurang dikarenakan oleh kerangka yang kaku. Setiap butiran pada
RPC dapat diangkut dengan baik oleh pastanya, dan dapat bereaksi
6

Bab I | Pengenalan Reactive Powder Concrete


dengan baik satu sama lain. Keuntungan ini hanya berlaku di mana
penyusutan tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal.

Bab I | Pengenalan Reactive Powder Concrete

Anda mungkin juga menyukai