DosenPembimbing:
Filia V. Tiwatu, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Kep.Mat
A. Definisi
Fraktur merupakanistilahhilangnyakontinuitastulang, baikbersifat total
maupunsebagian yang ditentukanberdasarkanjenis dan luasnya. Fraktur
adalahpatahtulang yang biasanyadisebabkan oleh trauma atautenagafisik.
Kekuatandaritenagatersebut, keadaantulangitusendiri, dan jaringanlunak di
sekitartulangakanmenentukankondisi fraktur tersebut (Suriya dan Zuriati, 2019).
B. Etiologi
Fraktur dapatdisebabkan oleh beberapafaktordiantaranyaadalah
cidera, stress, dan melemahnyatulangakibatabnormalitasseperti fraktur
patologis(Apleys& Solomon, 2018).
MenurutPurwanto (2016) Etiologi/ penyebabterjadinya fraktur
adalah :
1. Trauma langsung
Terjadibenturan pada tulang yang menyebabkan fraktur
2. Trauma tidaklangsung
Tidakterjadi pada tempatbenturantetapiditempatlain,olehkarenaitu
kekuatan trauma diteruskan oleh sumbutulangketempatlain.
3. Kondisipatologis
Terjadikarenapenyakit pada tulang (degeneratif dan kankertulang)
C. KlasifikasiFraktur
Menurut Sulistyaningsih (2016),
berdasarkanadatidaknyahubunganantartulangdibagimenjadi :
1) Fraktur Terbuka Adalahpatahtulang yang menembuskulit dan
memungkinkanadanyahubungandengan dunia
luarsertamenjadikanadanyakemungkinanuntukmasuknyakumanataubakterikedala
mluka. Berdasarkantingkatkeparahannya fraktur terbukadikelompokkanmenjadi 3
kelompokbesarmenurutklasifikasi (Gustillo dan Anderson, 2015) yaitu:
a. Derajat I
Kulitterbuka<1cm, biasanyadaridalamkeluar, memarotot yang
ringandisebabkan oleh energirendahatau fraktur denganluka
terbukamenyerongpendek.
b. Derajat II
Kulitterbuka>1 cm tanpakerusakanjaringanlunak yang luas,
komponenpenghancuran minimal sampaisedang, fraktur dengan
lukaterbukamelintangsederhanadenganpemecahan minimal.
c. Derajat III
Kerusakanjaringanlunak yang lebihluas, termasukotot, kulit, dan
strukturneurovaskuler, cidera yang disebabkan oleh energitinggi
dengankehancurankomponentulang yang parah.
a) Derajat IIIA
Laserasijaringanlunak yang luas, cakupantulang yang
memadai, fraktur segmental, pengupasan periosteal minimal.
b) Derajat IIIB
Ciderajaringanlunak yang luasdenganpengelupasan
periosteal dan paparantulang yang membutuhkanpenutupan
jaringanlunak; biasanyaberhubungandengankontaminasi
massif.
c) Derajat IIIC
Cideravaskular yang membutuhkanperbaikan (Kenneth et al.,
2015).
2) Fraktur Tertutup
Adalahpatahtulang yang tidakmengakibatkanrobeknyakulit
sehinggatidakadakontakdengan dunia luar.
Fraktur tertutupdiklasifikasikanberdasarkantingkatkerusakanjaringan
lunak dan mekanismecideratidaklangsung dan cideralangsungantara
lain:
a. Derajat 0
Cideraakibatkekuatan yang tidaklangsungdengankerusakan
jaringanlunak yang tidakbegituberarti.
b. Derajat 1
Fraktur tertutup yang disebabkan oleh mekanismeenergirendah
sampaisedangdenganabrasisuperfisialataumemar pada jaringan
lunak di permukaan situs fraktur.
c. Derajat 2
Fraktur tertutupdenganmemar yang signifikan pada otot, yang
mungkindalam, kulitlecetterkontaminasi yang berkaitandengan
mekanismeenergisedanghinggaberat dan cideratulang, sangat
beresikoterkenasindromkompartemen.
d. Derajat 3
Kerusakanjaringanlunak yang luasatauavulsisubkutan dan
gangguanarteriatauterbentuksindromkompartemen(Kenneth et al.,
2015).
3) Fraktur Transversal
Yaitu fraktur yang terjadisepanjang garis lurustengahtulang.
4) Fraktur Oblig
Yaitu fraktur yang membentuk garis sudutdengan garis tengahtulang.
5) Fraktur Spiral
Yaitu garis fraktur yang memuntirseputarbatangtulangsehingga
menciptakanpola spiral.
6) Fraktur Kompresi
Terjadiadanyatekanantulang pada satusisibisadisebabkantekanan,
gayaaksiallangsungditerapkandiatassisi fraktur.
7) Fraktur Kominutif
Yaituapabilaterdapatbeberapapatahantulangsampai
menghancurkantulangmenjaditigaataulebihbagian.
8) Fraktur Impaksi
Yaitu fraktur dengan salah satuirisankeujungataukefragmenretak.
C. ManifestasiKlinis
Menurut( PurwantoHadi, 2016):
a. Nyeri yang takhenti dan terusbertambah, munculhepatoma dan pembengkakan
b. Fragmentulang yang patahakanbergeser dan menimbulkandeformitas
c. Terjadinyapemendekantulang
d. Gesekanantarafragmentulangmenimbulkankrepitasi
e. Terjadipembengkakanwarna local pada kulit.
D. Patofisiologi
Fraktur dapatdisebabkan oleh pukulanlangsung, gayameremuk, gerakan
puntirmendadak, dan bahkankontraksiototekstrem dan juga kondisipatologis
layaknya osteoporosis. Fragmentulang yang bergeser/rusakakibat fraktur dapat
menimbulkannyeri (akut). Hal ini juga mengakibatkantekanan sum-sum tulang
lebihtinggi di kapilerlalumelepaskankatekolamin yang mengakibatkan
metabolismeasam lemak yang pada akhirnyadapatmenyebabkan emboli dan
penyumbatanpembuluhdarah. Spasmeotot juga menyebabkan protein plasma
hilangkarenadilepasnya histamine akibatpeningkatkantekanankapiler yang pada
akhirnyamenyebabkanedema. Fragmentulang yang rusakbergeser juga
mengakibatkangangguanfungsieksermitas. Laserasikulitataulukaterbukadapat
menimbulkaninfeksi, karenahilangbagianpelindungtubuh paling luar (kulit).
E. Komplikasi
Menurut Sulistyaningsih (2016) komplikasi fraktur post ORIF yaitu:
1. Nyeri merupakankeluhan yang paling seringterjadisetelahbedah ORIF,
nyeri yang sangat hebatakandirasakan pada beberapaharipertama.
2. Gangguanmobilitas pada pasienpascabedah ORIF juga akanterjadi
akibat proses pembedahan.
3. Kelelahansering kali terjadiyaitukelelahansebagaisuatusensasi. Gejala
nyeriotot, nyerisendi, nyerikepala, dam kelemahandapatterjadiakibat
kelelahansistemmuskuloskeletal.
4. Perubahanukuran, bentuk dan fungsitubuh yang dapatmengubahsistem
tubuh, keterbatasangerak, kegiatan dan penampilan juga sering kali
dirasakan.
F. PemeriksaanPenunjang
Adapun beberapaperiksaanpenunjang yang dilakukanuntuk
menegakkandiagnosa fraktur adalahsebagaiberikut.
1. Pemeriksaanrontgen: Menentukanlokasi/luasnya fraktur/trauma
2. Scan tulang, scan CT/MRI:Memperlihatkan fraktur juga
dapatdigunakanuntukmengidentifikasikerusakanjaringanlunak.
3. Arteriogram :Dilakukanbilakerusakanvaskuler di curigai
4. Hitungdarahlengkap: HT mungkinmeningkat (hemokonsentrasi) ataumenurun
(pendarahanbermakna pada sisi fraktur) perdarahanbermakna pada sisi fraktur atau
organ jauh pada mulltipel.
5. Kreatinin: Trauma ototmeningkatkanbebankreatininuntukklirensginjal
6. Profilkagulasi: Penurunandapatterjadi pada kehilangandarah, transfuse multiple,
atauciderahati (Doenges dalamJitowiyono, 2016)
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dilakukanadalah :
1. Fraktur Terbuka
adalahkasus emergency karenadapatterjadikontaminasi oleh
bakteri dan disertaiperdarahan yang hebatdalamwaktu 6-8jam
(golden period). Kuman belumterlalujauhdilakukan :
pembersihanluka, exici, heactingsituasi, antibiotic.
2. Fraktur tertutup
Penatalaksanaan fraktur tertutupyaitudenganpembedahan, perlu
diperhatikankarenamemerlukanasuhankeperawatan yang
komprehensifperioperatifyaituReduksitertutupdengan
memberikantraksisecaralanjut dan counter traksiyaitu
memanipulasisertaimobilisasieksternaldenganmenggunakan
gips. Reduksitertutupyaitudenganmemberikanfiksasieksternal
ataufiksasiperkuatandengan K-wire.
3. Seluruh Fraktur
a. Rekoknisis/Pengenalan
Riwayat kajianharusjelasuntukmenentukandiagnosa dan
tindakanselanjutnya.
b. Reduksi/
Manipulasi/Reposisi
c. Upayauntukmemanipulasifragmentulangsupayakembali
secara optimal sepertisemula.
H. Pathway
FORMATPENGKAJIANASUHAN
KEPERAWATANBEDAH
Perfusiperifer :
Respirasi :Spontan
GCS :15E= 4 V= 5 M= 6
Obatprabedah : 1. Jam:
2. Jam:
3. Jam:
Hasil Laboratorium :Ya, Terlampir
PersiapanKulit :Cukur : Ya
Desinfeksi : Ya
TandaVitalPra – InduksiAnastesi:
TD :
Nadi :
RR :
Suhu :
SpO2 :
GCS : G= V= M=
JenisPembiusan :
Respirasi :Spontan
PemeriksaanKulit :Utuh
SebelumOperasi
PosisiOperasi : Supine
PosisiLenganTangan :Abduksi
InsisiKulit : Lokasi ;
JenisInsisi:
Panjang Insisi:
PemasanganAlat :Ya, Lokasi Pada :
Tampon :
PemeriksaanKulit :
SesudahOperasi
TD :
Nadi :
RR :
Suhu :
SpO2 :
KejadianPentingLain :
ObatAnatesi Yang Digunakan Jumlah Manfaat EfekSamping
(dalam mg atau
%)
Respirasi :Spontan
PerfusiPerifer :Dingin
GCS : E= V= M=
PosisiPasien : Supine
Tingkat Nyeri :
ResikoJatuh :
Catatan Lain:
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn. M.L DI RUANG OPERASI ( OK )
akanmenghadapioperasi
3. Pasienmengatakancemas dan takut
Pasienmerasacemas/takut
DO :
1. Pasientampakbertanya – tanyadengan
Tindakan yang akandilakukan
2. Pasientampaktegang
Ansietas
3. Observasi TTV
TD :mmhg SB : 36,5
R : 20 x / MntN : 80 x / Mnt
Spo2 : 98%
KLASIFIKASI DATA INTRA – OPERATIF
DO :
Dilakukanpembedahan pada Insisi
PaparanLingkungan
ResikoInfeksi
KLASIFIKASI DATA POST – OPERATIF
at
DO :
TerputusnyaKontinuitasJaringa
1. Pasientampakmeringis n
2. Skala nyeri 6
3. Pasientampakmelindungi area nyeri
4. Observasi TTV MerangsangSerabut Saraf
R : 20 x / Mnt N : 80 x / Mnt
Spo2 : 98%
Nyeri Akut
5. P : Ketika Bergerak
Q: Tersayat
R : Kaki Kiri
S:6
T: Hilangtimbuldalam 2 menit
RENCANA DAN IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
2.
Pasientampakt
egang
3. Observasi TTV
TD :mmhg
SB : 36,5
R : 20 x / Mnt
N: 80 x / Mnt
Spo2 : 98%
RENCANA DAN IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN