FRAKTUR TERBUKA
030.10.092
030.10.285
Yudha Satria
030.11.127
Hendri Apriarno
030.11.314
ANATOMI
HISTOLOGI
DEFINISI
Fraktur
terputusnya kontinuitas
struktur jaringan tulang atau tulang rawan
sendi, tulang rawan epifisis, baik bersifat
total maupun parsial dan vaskularisasi
disekitarnya yang umumnya disebabkan
trauma (trauma langsung maupun tidak
langsung) atau karena adanya kelainan
yang bersifat patologis.
Akibat
Fraktur
terbuka
suatu
fraktur dimana terjadi
hubungan
antara
tulang
dengan
lingkungan luar melalui
kulit
sehingga
memungkinkan
terjadinya kontaminasi
bakteri
dan
timbul
komplikasi
berupa
infeksi.2,3
JENIS FRAKTUR
Klasifikasi
Radiologis (LOKASI)
diafisis
metafisis
intra-artikuler
Fraktur dengan
dislokasi
Fraktur oblique
Fraktur yang garis patahnya membentuk sudut
terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat
trauma angulasi juga.
Fraktur spiral
Fraktur yang arah garis patahnya berbentuk
Fraktur kompresi
Fraktur yang terjadi karena trauma aksial
fleksi ??? yang mendorong tulang ke arah
permukaan lain.
Fraktur avulse
fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan
saling berhubungan
Fraktur Segmental
fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi
tidakberhubungan
FrakturMultiple
fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi
tulang
Fraktur undisplaced
Garis patah tetap, tapi kedua fragmen tidak bergeser
dari tempatnya dan periosteum masih utuh
Fraktur displaced
Terjadi pergeseran fragmen tulang. Terbagi atas :
dislokasi ad longitudinam cum
contractsionum( pergeseransearahsumbu dan
overlapping)
dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut)
Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen
saling menjauh)
Bergeser (displaced)
a. Bersampingan
b. Angulasi
c. Rotasi
d. Distraksi
e. Over riding
f. Impaksi
BATASAN
II
Laserasi >1 cm, tidak ada kerusakan jaringan hebat atau avulsi,
terdapat kontaminasi
III
Luka lebar dan rusak berat atau hilangnya jaringan di sekitar dan
terdapat kontaminasi berat
IIIA
IIIB
IIIC
PATOFISIOLOGI
Gangguan
mobilitas fisik
Shock hipovolemik
Gangguan perfusi
jaringan
MANIFESTASI KLINIS
Deformitas
Nyeri
Pembengkakan, memar dan perubahan
PROSES RE-MODELLING
TULANG
DIAGNOSIS
PRINSIP PENATALAKSANAAN
FRAKTUR
1. Recognition (diagnosis dan penilaian fraktur)
Awal pengobatan perlu diperhatikan :
Lokalisasi fraktur
Bentuk fraktur
Menentukan teknik yang sesuai dengan pengobatan
Komplikasi yang mungkin selama dan sesudah pengobatan
2. Reduction
Mengurangi fraktur dengan cara reposisi fraktur. Harus
dengan posisi yang baik yaitu:
Alignment yang sempurna
Aposisi yang sempurna
3. Retention
Imobilisasi fraktur
4. Rehabilitation
Mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal
mungkin.
ANTIBIOTIK
Grade I
Grade II
Grade III A
Co amoxiclav
Co amoxiclav
Co amoxiclav
Debridement
Co
amoxiclav Co amoxiclav dan Co amoxiclav dan Co amoxiclav dan
dan gentamisin
gentamisin
gentamisin
gentamisin
Penutupan luka
Gentamisin
vankomisin
telcoplanin
Profilaksis
Co amoxiclav
Co amoxiclav
Co amoxiclav
Co amoxiclav
Periode max
24 jam
72 jam
72 jam
72 jam
dan Gentamisin
atau vankomisin
telcoplanin
dan Gentamisin
atau vankomisin
telcoplanin
dan
atau
TINDAKAN
1. Gips
Fixasi Internal
1. Plate and Screws
Fixasi External
Komplikasi
Umum
Lokal Dini
Lokal Lanjut
Dalam waktu
Dalam 1
Lebih dari 1
24 jam
Syok
Gangguan
Fungsi Nafas
Emboli lemak
Tromboembosi
s vena dalam
Infeksi Tetanus
Gas ganggren
minggu
pasca
trauma
Sindrom
komparte
men
Nekrosis
avaskuler
minggu pasca
trauma
Osteomyeliti
kronis
Kekakuan sendi
Degenerasi sendi
Nekrosis
Nonunion
Delayed union
Malunion
PROGNOSIS
Prognosis pada fraktur terbuka
tergantung dari derajat fraktur, dan
penanganan pada fraktur tersebut. Semakin
berat derajat fraktur, semakin lama dan
buruknya penanganan maka prognosis akan
buruk.
KESIMPULAN
Fraktur terbuka adalah diskontinuitas atau terputusnya jaringan
tulang maupun jaringan skeletal akibat tekanan eksternal yang datang
lebih besar dari yang dapat diserap tulang yang terpapar oleh
lingkungan luar. Fraktur terbuka merupakan suatu keadaan darurat.
Insiden fraktur terbuka sebesar 4% dan banyak pada laki-laki. Klasifikasi
fraktur terbuka yang dianut dewasa ini adalah menurut Gustillo dan
Anderson. Penyebabnya bisa berupa trauma langsung dan tidak
langsung. Diagnosis fraktur terbuka didapatkan dari hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik yang paling bermakna adalah look, feel dan move
serta penunjang berupa pemeriksaan radiologis, CT-Scan maupun MRI.
Tujuan dari tata laksana fraktur terbuka adalah untuk
mengurangi resiko infeksi, terjadi penyembuhan fraktur dan restorasi
fungsi anggota gerak. Beberapa hal yang penting untuk dilakukan dalam
penanggulangan fraktur terbuka yaitu operasi yang dilakukan dengan
segera, secara hati-hati, debridemen yang berulang-ulang, stabilisasi
fraktur, penutupan kulit dan bone grafting yang dini serta pemberian
antibiotik yang adekuat. Komplikasi fraktur sendiri terdiri dari komplikasi
fase dini maupun fase lambat yang dapat terjadi secara sistemik
maupun lokal. Prognosis tergantung pada penolongan fraktur itu sendiri
yang harus dilakukan sebelum 6 jam (golden period) dan juga
berhubungan dengan derajat fraktur.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset
Salter, Robert B. Section III: Fractures and Joint injuries. In: Textbook of Disorders and Injuries of the
Musculoskeletal System. 3rd ed. Lippincott Williams & Wilkins. 1999. p. 417-97.
Apley, A.Graham, Solomon, Louis. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley. Ed 7. Jakarta:
Thomas M. S., Jason H.C. Open Fractures. Mescape Reference (update 2012, May 21). Available at:
Jonathan C. Open Fracture. Orthopedics (update 2012, May 27). Available at:
Sugiarso. Pola Kuman Penderita Fraktur Terbuka. Universitas Sumatera Utara. 2010. Available at:
Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi: Struktur dan Fungsi Tulang, Edisi ke-3. Jakarta: PT Yarsif
Fraktur yang Umum dan Cedera Sendi; Fraktur Colles. Ed. 6. Cetakan I.
Jakarta: EGC. 2000. P. 631-77.
Chapman MW. Open Fractures in in Chapmans Orthopaedic Surgery 3 rd ed