Anda di halaman 1dari 8

HAK CIPTA DALAM DIGITALISASI KOLEKSI

PERPUSTAKAAN
Novita Vitriana, Dede Riansya Putra
Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, Palembang
Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda, Palembang
novitaevte@unsri.ac.id, dederiansya93@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan hak cipta pada kegiatan
digitalisasi koleksi perpustakaan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam
membangun dan mengembangkan koleksi digitalnyaada beberapa upaya yang dilakukan
oleh perpustakaan untuk meminimalisir pelanggaran hak cipta, seperti hanya
mendigitalkan koleksi yang belum memiliki hak cipta; meminta ijin tertulis dari pennulis,
penerbit atau pemegang hak cipta suatu karya untuk memungkinkan perpustakaan
mendigitalkan karyanya; untuk jenis koleksi tertentu seperti laporan penelitian, makalah
dan/atau publikasi akademik lainnya, perpustakaan dapat mengajukan surat persetujuan
kepada penulis; hanya memperoleh koleksi digital berlabel “konten terbuka” di internet;
dan menetapkan standar file koleksi digital untuk membatasi kemungkinan pengguna
perpustakaan mencoba mengubah isi koleksi digital tersebut. Selain itu, perpustakaan
harus melakukan upaya untuk mengatasi permasalahanpelanggaran hak cipta dengan
melakukan kegiatan sosialisasi tentang pentingnya melindungi hak cipta dan akibat hukum
dari pelanggaranhak cipta bagi pengelola perpustakaan, pimpinan sekolah dan universitas
serta pengguna perpustakaan.

Kata Kunci : Hak Cipta, Digitalisasi, Koleksi Perpustakaan

Abstract
The objective of this study was to disclose the application of copyright in the
activities of digitilizing library collections. The results of this study reveal that in building
and developing their digital collections there are several efforts made by the libraries to
minimize copyright infringement, such as digitilizing only collections that have not hadany
copyright; seeking written permission from the author, the publisher or the copyright
holder of a work to allow the library to digitize his work; for certain types of collections,
such as research reports, papers and/or other academic publications, the libraries may
submit a letter of agreement to the author; acquiring only digital collections labeled “open
content” on the internet; and specifying the standard of digital collection files to limit the
possibility of library users trying to change the contents of the digital collection. In
addition, the libraries should make an effort to overcome the problems of copyright
infringement by conducting outreach activities about the importance of protecting the
copyright and the legal consequences of copyright violations for library managers, leaders
of schools and universities and library users.

Keywords: Copyright; Digitalization; Library Collection

PENDAHULUAN orang menyebutnya sebagai era paperless,


Perpustakaan merupakan salah satu era yang serba digital, dimana perkemba-
pusat informasi yang berkembang pada era ngan era digital itu sendiri ditandai dengan
globalisasi seperti saat ini, yang sebagian munculnya 3 (tiga)

This work is licensed under a Creative Commons


Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
131
Lex Librum : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 8 No 1, Desember 2021, hal 131-138

teknologi1, yaitu komputer, komunikasi dan an yang telah memiliki sarana sebagaimana
multimedia. Dengan perkembangan tekno- dimaksud dalam Pasal 20 Peraturan Peme-
logi, data informasi yang berukuran besar rintah Nomor 24 Tahun 2014, dapat mele-
dapat dikecilkan dan dikirim ke pemustaka ngkapi sarana teknologi informasi dan ko-
dengan lebih cepat. Pada intinya, dengan munikasi untuk :
perkembangan teknologi dapat memperce- a. Pengelolaan koleksi;
pat proses dalam aktivitas sehari-hari dan b. Penyelenggaraan pelayanan;
format data digital juga lebih mempermu- c. Pengembangan perpustakaan; dan
dah aktivitas pelayanan kepada pemustaka d. Kerjasama perpustakaan
di lingkungannya dan juga masyarakat luas. Terkait dengan kegiatan alih media
Dalam hal digitalisasi koleksi per- atau digitalisasi koleksi yang dilakukan o-
pustakaan, diasumsikan sebagai pemanfa- leh perpustakaan, tentunya dalam proses
atan teknologi informasi dan komunikasi, pelaksanaannya harus memperhatikan bebe-
yang menurut Kamus Besar Bahasa Indo- rapa hal terutama yang menyangkut masa-
nesia Daring Kementrian Pendidikan dan lah hak akses informasi digital di jaringan
Kebudayaan RI (KBBI Daring) adalah me- komputer (database-internet), biaya penge-
rupakan sebuah proses pemberian atau pe- lolaan dan aspek legalitas ciptaan (copy
makaian sistem digital. right). Perpustakaan sebagai lembaga yang
Istilah digitalisasi dalam konteks “melek informasi” juga harus melek hukum
perpustakaan secara definitif berarti suatu supaya ketika nanti melakukan kegiatan
proses pengalihwujudan media dan peng- mendigitalkan koleksinya bisa lebih leluasa
gandaan koleksi karya tulis dari bentuk dan aman dari jeratan hukum, tanpa harus
cetak (print out) menjadi bentuk digital ada gugatan dari si penulis atau pengarang
(elektronik). Kegiatan tersebut menekankan yang menyerahkan karyanya ke perpusta-
pada proses (kegiatan) dan hasil digitalisasi kaan walaupun dalam prakteknya perpusta-
tersebut sehingga dapat diakses secara kaan sudah diberi wewenang untuk mem-
mudah dan bebas melalui jaringan internet. buat kebijakan dalam pengelolaan sumber
Proses digitalisasi dimulai dari persiapan daya koleksinya sebagaimana yang telah
perangkat jaringan komputer, yaitu hardwa- diatur dalam Pasal 21 3 Peraturan Peme-
re dan software, biaya digitalisasi sampai rintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Per-
pada aspek legalitas setiap karya yang di- pustakaan. Tetapi meskipun demikian, upa-
digitalkan. ya digitalisasi juga sangat berkaitan dengan
Upaya digitalisasi koleksi perpus- ketentuan rezim hak cipta, karena buku me-
takaan termasuk dalam kegiatan pengelola- rupakan salah satu hasil karya yang menda-
an koleksi dan/atau penyelenggaraan pela- patkan perlindungan hak cipta berdasarkan
yanan yang sudah diatur dalam Pasal 21 Pasal 40 ayat (1) huruf a Undang-Undang
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
20142 yang menyatakan bahwa perpustaka- berupa perabot, peralatan, dan sarana temu kembali
bahan perpustakaan dan informasi; dan 4. Sarana
pelayanan perpustakaan paling sedikit berupa
1
Wawan Setiawan, 2017. Era Digital dan perabot dan peralatan yang sesuai dengan jenis
Tantangannya. Seminar Nasional Pendidikan, sb. pelayanan perpustakaan.
3
https://core.ac.uk/download/pdf/87779963.pdf., Pasal 21 (1) Perpustakaan yang telah
diakses 2 Desember 2019, pk. 15.07 wib memiliki sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2
Pasal 20 PP No 24/2014 mewajibkan 20 dapat melengkapi sarana teknologi informasi dan
setiap perpustakaan untuk memiliki: komunikasi untuk: a. pengelolaan koleksi; b.
1. Setiap perpustakaan wajib memiliki sarana penyelenggaraanpelayanan; c. pengembangan
penyimpanan koleksi, sarana akses informasi, dan perpustakaan; dan d. kerja sama perpustakaan. (2)
sarana pelayanan perpustakaan; 2. Sarana Sarana teknologi informasi dan komunikasi
penyimpanan koleksi paling sedikit berupa perabot sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan
yang sesuai dengan bahan perpustakaan yang dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.
dimiliki; 3. Sarana akses informasi paling sedikit

132
Hak Cipta Dalam Digitalisasi Koleksi Perpustakaan Novita Vitriana,
Dede Riansya Putra

Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta mendapatkan perlindungan hak cipta adalah
(UUHC) 4 . Selain buku, hasil karya yang terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai,
basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi
4
dan karya lain dari hasil transformasi.
Pasal 40 UUHC dibuat untuk melindungi pencipta
1. Ciptaan yang dilindungi meliputi Ciptaan
dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan
dan hasil karyanya dari penjiplakan dan
sastra, terdiri atas: pengakuan dari pihak lain yang tidak
a. buku, pamflet, perwajahan karya tulis bertanggungjawab. Dalam UUHC Nomor.
yang diterbitkan, dan semua hasil karya 28 Tahun 2014 dinyatakan “Hak Cipta ada-
tulis lainnya: lah hak eksklusif pencipta yang timbul se-
b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan
sejenis lainnya;
cara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif
c. alat peraga yang dibuat untuk setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam
kepentingan pendidikan dan ilmu bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan
pengetahuan; sesuai dengan ketentuan peraturan per-
d. lagu dan/atau musik dengan atau tanpa undang-undangan”.
teks;
e. drama, drama musikal, tari, koreografi, METODE PENELITIAN
pewayangan, dan pantomim; Metode penelitian yang digunakan
f. karya seni rupa dalam segala bentuk adalah metode studi literatur, yaitu serang-
seperti lukisan, gambar, ukiran,
kaligrafi, seni pahat, patung, atau
kaian kegiatan yang berkenaan dengan me-
kolase; tode pengumpulan data pustaka, membaca
g. karya seni terapan; dan mencatat, serta mengolah bahan pene-
h. karya arsitektur; litian. Tujuannya untuk mencari informasi
i. peta; melalui buku, artikel dan jurnal untuk di-
j. karya seni batik atau seni motif lain;
k. karya fotografi;
jadikan rujukan dalam memperkuat argu-
l. Potret; mentasi yang ada. Peneliti mempunyai ala-
m. karya sinematografi; san mengapa menggunakan jenis penelitian
n. terjemahan, tafsir, saduran, bunga ini dikarenakan sesuai dengan tujuan pe-
rampai, basis data, adaptasi, aransemen, nelitian yaitu untuk mengungkapkan berba-
modifikasi dan karya lain dari hasil
transformasi;
gai teori yang relevan dengan permasalahan
o. terjemahan, adaptasi, aransemen, penelitian ini sebagai bahan rujukan dalam
transformasi, atau modihkasi ekspresi pembahasan hasil penelitian tersebut yaitu
budaya tradisional; mengenai Hak Cipta Dalam Digitalisasi
p. kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam Koleksi Perpustakaan.
format yang dapat dibaca dengan
Program Komputer maupun media HASIL DAN PEMBAHASAN
lainnya; Aspek hak cipta dalam praktik ke-
q. kompilasi ekspresi budaya tradisional giatan perpustakaan harus teliti dalam men-
selama kompilasi tersebut merupakan
karya yang asli;
cermati bentuk proses digitalisasi, biaya di-
r. permainan video; gitalisasi sampai pada tindakan preventif
s. Program Komputer. supaya terhindar dari pelanggaran hak cipta.
2. Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat Perpustakaan harus melihat beberapa pe-
(1) huruf n dilindungi sebagai Ciptaan doman dalam pengelolaan sumber daya in-
tersendiri dengan tidak mengurangi Hak
Cipta atas Ciptaan asli.
formasi digitalnya, antara lain sebagai be-
3. Pelindungan sebagaimana dimaksud pada rikut:
ayat (1) dan ayat (2), termasuk 1. Peraturan Deposit.
pelindungan terhadap Ciptaan yang tidak UU Deposit adalah undang-
atau belum dilakukan Pengumuman tetapi undang yang mewajibkan setiap
sudah diwujudkan dalam bentuk nyata
yang memungkinkan Penggandaan
penerbit atau pencetak mengi-
Ciptaan tersebut. rimkan contoh terbitannya (bia-
sanya dua eksemplar atau lebih)

133
Lex Librum : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 8 No 1, Desember 2021, hal 131-138

ke Perpustakaan Nasional atau 2. Trade-Secrecy.


perpustakaan lain yang ditunjuk. Trade-Secrecy adalah suatu per-
Peraturan deposit berisi kewaji- janjian tentang pembatasan hak
ban bagi pencipta dan sekaligus akses informasi perpustakaan
pengguna untuk menyerahkan dalam memanfaatkan hak cipta
karya ciptanya, baik karya cetak karya tulis yang dilakukan deng-
atau karya rekam sesuai dengan an penandatanganan persetujuan
yang ditentukan oleh perpusta- sebelumnya.
kaan, diatur dalam UU Nomor Ada beberapa cara yang dapat
13 Tahun 2018 tentang Serah dipakai untuk mengontrol akses
Simpan Karya Cetak dan Karya terhadap karya tulis digital untuk
Rekam.5 perpustakaan, yaitu :
a. Menyediakan formulir per-
5
janjian antara perpustakaan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 dan penulis. Penulis menye-
tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya
Rekam adalah pembaharuan atau menggantikan UU
tujui hasil karyanya dipubli-
4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan kasikan secara digital oleh
Karya Rekam. Karena dinamika masyarakat dan perpustakaan sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi yang sudah
berbeda dan berkembang pesat. UU 13 tahun 2018
tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya
Rekam ditandatangani Presiden Joko Widodo pada kemanfaatan, transparansi, aksesibilitas, keamanan,
tanggal 28 Desember 2018. keselamatan, profesionalitas, antisipasi, ketangga-
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 pan, dan akuntabilitas. Perkembangan dan kemajuan
tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya teknologi informasi dan komunikasi saat ini
Rekam diundangkan dalam Lembaran Negara menunjukkan bahwa masyarakat telah hidup pada
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 265 dan era digital yang dinamis. Dengan kondisi tersebut,
Penjelasan UU 13 tahun 2018 tentang Serah Simpan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang
Karya Cetak dan Karya Rekam dalam Tambahan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam sudah
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6291 tidak relevan lagi sehingga pengaturannya perlu
oleh Menkumham Yasonna H. Laoly pada 28 disesuaikan.
Desember 2018 di Jakarta. Dalam penjelasan UU 13 Atas dasar pemikiran tersebut, Undang-
tahun 2018 tentang Serah terima Karya Cetak dan Undang tentang Serah Simpan Karya Cetak dan
Karya Rekam diterangkan bahwa Karya Cetak dan Karya Rekam disusun dalam usaha mewujudkan
Karya Rekam merupakan salah satu hasil budaya koleksi nasional dan melestarikannya sebagai hasil
bangsa yang sangat penting dalam menunjang budaya bangsa dalam rangka menunjang
pembangunan nasional, khususnya sebagai tolok pembangunan melalui pendidikan, penelitian, dan
ukur kemajuan intelektual bangsa, referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
bidang pendidikan, pengembangan ilmu penge- Kewajiban serah simpan Karya cetak dan Karya
tahuan dan teknologi, penelitian dan penyebaran Rekam ini dimaksudkan untuk menumbuhkan
informasi, dan pelestarian kebudayaan nasional, kesadaran Penerbit dan Produsen Karya Rekam
serta merupakan alat telusur terhadap catatan untuk menyerahkan Karya cetak dan Karya Rekam
sejarah, jejak perubahan, dan perkembangan bangsa sehingga dapat menyelamatkan Karya Cetak dan
untuk pembangunan dan kepentingan nasional. Karya Rekam dari ancaman bahaya yang disebabkan
Mengingat pentingnya peranan Karya Cetak dan oleh alam dan/atau perbuatan manusia. Untuk lebih
Karya Rekam tersebut, perlu mewajibkan kepada mendekatkan karya tersebut sebagai sumber
setiap penerbit, produsen Karya Rekam, dan warga informasi tentang budaya bangsa kepada masya-
negara Indonesia untuk menyerahkan Karya Cetak rakat, pengelolaan Karya cetak dan Karya Rekam
dan Karya Rekamnya. Selain itu, Karya Cetak dan dilaksanakan melalui Perpustakaan Nasional dan
Karya Rekam mengenai Indonesia dan dibuat di Perpustakaan Provinsi serta peran serta masyarakat.
Indonesia yang dihasilkan oleh warga negara asing Undang-Undang ini mengatur pelaksanaan
yang diterbitkan dan/atau dipublikasikan di luar serah simpan Karya cetak dan Karya Rekam yang
negeri wajib diserahkan kepada Perpustakaan dimulai dari penyerahan Karya Cetak dan Karya
Nasional sehingga dapat dimanfaatkan sebaik- Rekam, pengelolaan hasil serah simpan Karya cetak
baiknya oleh masyarakat. Pelaksanaan serah simpan dan Karya Rekam, pendanaan, peran serta
Karya Cetak dan Karya Rekam berasaskan masyarakat, dan penghargaan.

134
LexDigitalisasi
Hak Cipta Dalam Librum : Jurnal Ilmu
Koleksi Hukum, Vol. 8 No 1, Desember 2021, hal 131-138
Perpustakaan Novita Vitriana,
Dede Riansya Putra

aturan dan perjanjian yang Lisensi dalam copyleft menja-


berlaku; min 3 (tiga) kebebasan bahwa
b. Memodifikasi karya tulis ter- setiap orang yang melakukan pe-
sebut dengan mencantumkan nyalian suatu karya tulis digital
penciota karya tersebut, se- dapat melakukan tiga hal yaitu
suai dengan persetujuan ya- menggunakannya tanpa pemba-
ng telah ditetapkan; tasan apapun, meredistribusikan-
c. Membatasi akses karya ter- nya sebanyak apapun yang di-
hadap penggunaan tertentu, inginkan dan memodifikasinya
misalnya file tertentu hanya dengan cara apapun yang diang-
bisa dibaca dan tidak bisa di- gap memungkinkan.
copy atau di download. Perpustakaan dapat mengemba-
3. Sumber Terbuka (Open Source ngkan akses terbuka terhadap
dan Copyleft) karya tulis digital dengan peng-
Surat terbuka atau copyleft ada- gunaan lisensi sumber terbuka
lah suatu izin atau lisensi yang yang telah ditentukan terlebih
diberikan penulis kepada setiap dahulu oleh pencipta, sehingga
orang untuk menyalin, menye- setiap orang dapat mengguna-
barkan dan memodifikasi suatu kan, memodifikasi dan juga me-
karya ilmiah agar yang bersang- redistribusi baik karya yang asli
kutan dapat menjalankan hak e- atau karya turunannya supaya
konomi 6 atas karya tersebut de- digitalisasi karya tulis tersebut
ngan syarat karya tersebut dan menjadi legal.
turunannya disebarkan dengan 4. Doktrin Penggunaan yang Wajar
lisensi yang sama. (Fair-Use).
Terdapat pengecualian bahwa
ketentuan hukum mengenai hak
6
Hak ekonomi adalah hak-hak yang cipta memungkinkan pengguna-
meliputi hak reproduksi, adaptasi, distribusi dan an suatu ciptaan tanpa seizin da-
komunikasi (penyiaran, pengabelan (cabling), dan ri pemegang haknya sepanjang
pertunjukan publik). Hak ekonomi ini dapat berupa
hak mengumumkan [performing rights) dan hak
tidak merugikan kepentingan ya-
menggandakan (mechanical rights). Hak ekonomi ng wajar dari si pencipta, yang
merupakan hak eksklusif pencipta atau pemegang sifatnya limitatif dan hanya berl-
hak cipta untuk meiakukan: penerbitan ciptaan; aku terhadap apa-apa yang ter-
penggandaan ciptaan dalam segala bentuknya; cantum dalam UU Hak Cipta.
penerjemahan ciptaan; pengadaptasian, pengaran
semenan, pentransformasian ciptaan; atau pendistri
Intinya adalah bagaimana agar
busian ciptaan atau salinannya; pertunjukan ciptaan; tindakan dalam pengelolaan kar-
pengumuman ciptaan; komunikasi ciptaan; dan ya intelektual tersebut memiliki
penyewaan ciptaan. Bagi pihak lain yang dasar keberlakuan secara sah.
melaksanakan hak ekonomi wajib mendapatkan izin Doktrin fair use terhadap karya
pencipta atau pemegang hak cipta. Pengalihan hak
ekonomi atas hak cipta menurut Undang-Undang
tulis digital diatur dalam Pasal
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, 15 UU Hak Cipta Nomor 19
menunjukkan hak cipta merupakan benda bergerak Tahun 20027,
tidak berwujud. Hak cipta dapat beralih atau
dialihkan, baik seluruh maupun sebagian karena:
7
pewarisan; hibah; wakaf; wasiat; perjanjian tertulis; Pasal 15, Dengan syarat bahwa
atausebab lain yang dibenarkan sesuai dengan sumbernya harus disebutkan atau dicantumkan, tidak
ketentuan peraturan Perundan g-undangan. Yang dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta:
dimaksud dengan "dapat beralih atau dialihkan" a. penggunaan Ciptaan pihak lain untuk
hanya hak ekonomi, sedangkan hak moral tetap kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya
melekat pada diri Pencipta. ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau

135
Lex Librum
Lex Librum :: Jurnal
Jurnal Ilmu
Ilmu Hukum,
Hukum, Vol.
Vol. 88 No
No 1,
1, Desember
Desember 2021,
2021, hal
hal 131-138
131-138

yang menyatakan bahwa sum- 4. Pengaruh dari penggunaan ciptaan


bernya harus disebutkan atau diatas untuk membuka potensi dan
dicantumkan, dan tidak diang- nilai pasar yang baik.
gap sebagai pelanggaran hak Dalam proses digitalisasi, perpusta-
cipta. kaan harus menyiapkan strategi supaya ti-
Selain itu, ada beberapa kriteria ya- dak terjebak dalam pelanggaran hak cipta8,
ng harus dipenuhi sebagai dasar pengguna- misalnya :
an ciptaan tanpa izin pemegang hak, yaitu  Mendigitalkan hanya koleksi yang
sebagai berikut : belum mempunyai hak cipta (biasanya
1. Ciptaan tersebut digunakan sesuai terdapat lambang ©);
dengan tujuan dan karakteristiknya,  Minta ijin secara tertulis kepada pe-
misalnya untuk pendidikan non-pro- ngarang, penerbit atau pemegang hak
fit dan bukan untuk tujuan komer- cipta suatu karya untuk mengijinkan
sial; perpustakaan mendigitalkan karyanya;
2. Bersifat mematuhi peraturan hak  Untuk jenis koleksi laporan penelitian,
cipta; makalah dan/atau publikasi lainnya,
3. Jumlah dan substansi dari bagian perpustakaan dapat menyodorkan surat
ciptaan yang digunakan dalam hu- perjanjian kepada penulis supaya mem-
bungan kerja secara keseluruhan beri ijin perpustakaan mendigitalkan
tetap berpedoman pada aturan hak koleksi tersebut, dengan memuat per-
cipta; nyataan bahwa perpustakaan akan ikut
melindungi hak cipta dari penulis ter-
sebut;
 Melengkapi koleksi digital dengan me-
ncari koleksi digital yang berlabel “o-
tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan
kepentingan yang wajar dari Pencipta;
pen content” di internet. Karena hal
b. pengambilan Ciptaan pihak lain, baik tersebut juga dapat membantu masya-
seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan rakat dalam pemanfaatan sebuah doku-
pembelaan di dalam atau di luar Pengadilan; men tanpa perlu takut dengan hak cipta
c. pengambilan Ciptaan pihak lain, baik yang melekat tersebut, penulis karya
seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan:
(i) ceramah yang semata-mata untuk
telah memberi kebebasan untuk meng-
tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan; atau akses dan memanfaatkan hasil karya-
(ii)pertunjukan atau pementasan yang nya;
tidak dipungut bayaran dengan ketentuan tidak  Menentukan standar file koleksi digital
merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta. untuk membatasi kemungkinan upaya
d. Perbanyakan suatu Ciptaan bidang ilmu
pengetahuan, seni, dan sastra dalam huruf braille
merubah isi dari koleksi digital terse-
guna keperluan para tunanetra, kecuali jika but. Biasanya disimpan dalam format
Perbanyakan itu bersifat komersial; PDF, supaya keaslian file tersebut da-
e. Perbanyakan suatu Ciptaan selain pat terjaga. Atau dapat juga mengguna-
Program Komputer, secara terbatas dengan cara atau kan aplikasi yang mempunyai fasilitas
alat apa pun atau proses yang serupa oleh
perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan
agar file PDF tersebut tidak dapat di
atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang copy atau dicetak.
nonkomersial semata-mata untuk keperluan Perpustakaan harus mencermati as-
aktivitasnya; pek legal formal (perundangan) sebagai to-
f. perubahan yang dilakukan berdasarkan lak ukur dalam meminimalisir pelanggaran
pertimbangan pelaksanaan teknis atas karya
arsitektur, seperti Ciptaan bangunan;
hak cipta denganadanya beberapa peluang
g. pembuatan salinan cadangan suatu
8
Program Komputer oleh pemilik Program Komputer Sitorus, Ade Uswatun. Hak Cipta Dan
yang dilakukan semata-mata untuk digunakan Perpustakaan. Jurnal Iqra` Volume 09 No. 02
sendiri. Oktober (2015): 262-263

136 135
Hak Lex Librum : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 8 No 1, Desember 2021, hal 131-138
Hak Cipta
Cipta Dalam
Dalam Digitalisasi
Digitalisasi Koleksi
Koleksi Perpustakaan
Perpustakaan Novita
Novita Vitriana,
Vitriana,
Dede
Dede Riansya
Riansya Putra
Putra

yang dapat diupayakan dalam menyajikan Tetapi ada pengecualian dalam ke-
informasi tanpa harus melanggar hak cipta, tentuan hukum mengenai hak cipta yang
yaitu dengan penerapan teknologi infor- memungkinkan penggunaan suatu ciptaan
masi, baik dalam aspek diseminasi maupun tanpa seizin dari pemegang haknya se-
sekuritas data yang dilayankan perpustaka- panjang tidak merugikan kepentingan yang
an karena materi digital pun dapat direka- wajar dari si pencipta, pengecualian terse-
yasa agar keamanan content dapat terjaga but bersifat limitatif yang hanya berlaku
dengan baik dan memiminimalisir penye- terhadap apa-apa yang tercantum dalam UU
baran informasi secara liar. 9 Perpustakaan Hak Cipta, yang disebut dengan doktrin pe-
juga harus menyiapkan kebijakan mulai nggunaan yang wajar atau fair use doctrine.
dari seleksi koleksi digital, batasan pelaya- Menurut pendapat Pendit 10 ada beberapa
nan, dan pengaturan lain dalam operasional bentuk pengecualian terhadap koleksi di-
koleksi digital. Kebijakan tersebut sebaik- gital yang diatur dalam Pasal 15 UU Hak
nya disertai hak dan kewajiban pemustaka Cipta Nomor 19 Tahun 2002 yang menya-
untuk membatasi penggunaan serta distri- takan bahwa sumbernya harus disebutkan
busi koleksi digital. Perlu disertai sanksi atau dicantumkan, dan tidak akan dianggap
dan tindakan apabila terjadi pelanggaran sebagai pelanggaran hak cipta, apabila :
penggunaan dan distribusi koleksi digital, 1. Penggunaan ciptaan pihak lain untuk
berlaku untuk staf dan pemustaka. Kebija- kepentingan pendidikan, penelitian dan
kan ini dapat dirumuskan dalam tata tertib penulisan karya ilmiah dengan tidak
penggunaan layanan digital, dan disosiali- merugikan kepentingan yang wajar dari
sasikan secara berkesinambungan kepada penciptanya;
staf dan pemustaka. 2. Pengambilan ciptaan pihak lain, baik
Perpustakaan sebaiknya juga me- seluruhnya atau sebagian, guna keper-
nentukan prosedur penggunaan dan menye- luan ceramah, pertunjukan dan pemen-
diakan infrastruktur layanan digital. Untuk tasan untuk tujuan pendidikan dan ilmu
keamanan, perpustakaan dapat menambah- pengetahuan, serta tidak memungut bi-
kan strategi sebagai berikut: aya yang merugikan pencipta;
a. Menonaktifkan media penyalinan 3. Perbanyakan suatu ciptaan bidang ilmu
komputer layanan digital seperti slot pengetahuan, seni dan sastra dalam hu-
usb, slot CD Rom pada PC client; ruf Braille guna keperluan tunanetra,
b. Memberikan layanan digital secara kecuali jika perbanyakan itu bersifat
offline, tetapi mempunyaikelemahan komersial; dan
bahwa koleksi tidak dapat diakses 4. Pembuatan salinan cadangan suatu pro-
melalui internet, namun keamanan gram komputer oleh pemilik program
sangat terjaga; komputer yang dilakukan semata-mata
c. Melarang pemustaka membawa me- untuk digunakan sendiri.
dia penyimpanan seperti usb, cd, SIMPULAN
dvd dll ke dalam ruangan layanan Digitalisasi merupakan proses pengalih
digital; dan wujudan media dan penggandaan koleksi
d. Mengisi formulir tujuan penggunaan karya tulis dari bentuk cetak (print out)
koleksi, dgn prioritas utama untuk menjadi bentuk digital (elektronik).
riset dan edukasi, dilengkapi peng-
antar dari perguruan tinggi pemo-
hon. 10
Pendit, Putu Laxman.
Perpustakaan Digital: Perspektif
9
Agnes Riyanti D.UPAYA Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia.
PERPUSTAKAAN DALAM MENDUKUNG Jakarta: CV. Sagung Seto (2007): 170
IMPLEMENTASI HAK CIPTA DIGITAL. Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY (2017): 1

137
135
Lex
Lex Librum
Librum :: Jurnal
Jurnal Ilmu
Ilmu Hukum,
Hukum, Vol.
Vol. 88 No
No 1,
1, Desember
Desember 2021,
2021, hal
hal 131-138
131-138

Dalam proses pelaksanaan kegiatan ter- man dalam penggandaan atau per-
sebut, harus memperhatikan hak akses banyakan bahan-bahan yang ada di per-
informasi digital di jaringan komputer, pustakaan, seperti yang dinyatakan da-
biaya pengelolaan dan aspek legalitas lam pasal 15 butir e menyebut bahwa
ciptaan (copy right), karena buku meru- perbanyakan yang dilakukan lembaga
pakan salah satu hasil karya yang men- pendidikan seperti perpustakaan (dalam
dapatkan perlindungan hak cipta berda- butir tersebut menyebut perpustakaan
sarkan Pasal 40 ayat (1) huruf A UUHC umum) tidak melanggar Hak Cipta asal-
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cip- kan untuk keperluan aktivitasnya. Kemu-
ta. Perpustakaan harus mencermati aspek dian dilanjutkan dengan sosialisasi terha-
legal formal untuk meminimalisir pelan- dap pemustaka dan pengelola perpusta-
ggaran hak cipta. Oleh karena itu perpus- kaan (pustakawan) supaya dapat menge-
takaan harus menyiapkan kebijakan mu- nali kebutuhan informasinya, bagaimana
lai dari seleksi koleksi digital, batasan menyimpannya, memanfaatkannya tanpa
pelayanan dan pengaturan lain dalam o- melupakan etika dalam mengutip, serta
perasional koleksi digital. Selain kebija- tidak ketinggalan mengetahui Hak Cipta
kan, perpustakaan juga harus berani me- suatu karya. Dan juga memberikan pe-
mberikan sanksi dan tindakan apabila mahaman yang memadai terhadap para
terjadi pelanggaran penggunaan dan dis- pemustaka, termasuk kepala, petugas la-
tribusi koleksi digital tersebut. Rumusan yanan informasi maupun petugas foto-
pedoman Hak Cipta menjadi hal penting kopi, harus jauh lebih memahami hukum
untuk disusun karena belum ada peratu- Hak Cipta secara baik.
ran yang bisa digunakan sebagai pedo-
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Riyanti D.UPAYA PERPUSTAKAAN DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI HAK
CIPTA DIGITAL. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY (2017): 1
Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan
Tinggi Indonesia. Jakarta: CV. Sagung Seto (2007)
Sitorus, Ade Uswatun. Hak Cipta Dan Perpustakaan. Jurnal Iqra` Volume 09 No. 02
Oktober (2015): 262-263
Wahid Nashihuddin. 2010. Kebijakan Hak Cipta Dalam Digitalisasi Perpustakaan.
https://pustakapusdokinfo.wordpress.com/2010/08.31/, diakses 25 Juni 2021 pk. 13.47 wib
Wawan Setiawan, 2017. Era Digital dan Tantangannya. Seminar Nasional Pendidikan, sb.
https://core.ac.uk/download/pdf/87779963.pdf., diakses 2 Desember 2019, pk. 15.07 wib

138 135

Anda mungkin juga menyukai