anggiadmtr
i
i
Contents
Semester I
1. Anamnesis 1
Semester II
Musculoskeletal Sytem
Nervous System
ii
17. Pemeriksaan Fungsi Motorik (Tonus Dan Tenaga) Inferior 14
Cardiovascular System
Respiratory System
Semester III
Genitourinary System
Digestive System
Endocrine System
iii
32. Skin Prick Test dan Skin Patch Test 39
Semester IV
Medical Communication
Semester V
Safe Motherhood
Semester VI
Internal Medicine
iv
45. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik pada Pasien Diabetes Melitus 68
Dermatology
Semester VII
Neurology
Psychiatry
Pediatrics
v
61. Penilaian Pertumbuhan Anak dengan KMS 114
vi
Sebelum melakukan
pemeriksaan/ tindakan,
Best of Luck !
vii
Anamnesis
Sacred Seven
1. Onset
2. Lokasi
3. Kualitas
4. Kuantitas
5. Kronologis
6. Faktor memperberat dan memperingan
7. Keluhan penyerta
Fundamental Four
Note :
1
Pemeriksaan Tanda Vital
Suhu Tubuh
Alat : termometer
Sebelum ukur suhu, pastikan thermometer raksa di 35,5⁰ C
Ukur suhu dengan menunggu 5-10 menit (axilla)
Denyut Nadi
Nilai denyut nadi di pegelangan tangan (arteri radialis) dengan digit II dan III
Ritme nadi : regular/ ireguler
Amplitude : keras/ lemah/ tidak teraba
Frekuensi : takikardi/ bradikardi
2
Respiratory Rate
Kedalaman RR : normal (tidak ada tanda distress nafas), dangkal (gerak thorax dan
abdomen tidak adekuat), dalam (rthorax mengembang hampir ke kapasitas
maksimal)
Ritme RR : regular (inspirasi-jeda-ekspirasi-jeda), ireguler
Tekanan Darah
3
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Umum : tingkat kesadaran, gaya jalan (gait), postur tubuh, jabat tangan, ekspresi
wajah, cara berpakaian, complexion (warna wajah), bau badan, nutrisi
Close : kulit dan kuku (nodul, indurasi, turgor, CRT kuku yang normal < 2 detik),
kepala dan leher (wajah, rambut, mata, telinga, hidung, sinus paranasal, mulut,
thorax, spine, abdomen, ekstremitas)
Saat menjabat tangan : tangan dingin dan berkeringat (kecemasan), tangan panas
dan berkeringat (hipertiroidisme), kulit kering dan kasar (pekerjaan, hipertiroidisme),
deformitas (trauma, rheumatoid arthritis)
Palpasi
Perkusi
Suara Sumber
Redup (dullness) Hepar, kandung kemih yang terisi, uterus wanita hamil
4
Auskultasi
5
Pemeriksaan Sendi Temporomandibular dan Upper Limb
Sendi Temporomandibula
L : kesimetrisan wajah
F : rada sendi temporomandibula dengan ujung jari telunjuk di depan tragus telinga
dan minta pasien buka mulut
M : minta pasien buka-tutup mulut, tonjolkan-tarik rahang bawah, gerakkan rahang
bawah ke lateral
Sendi Bahu
Sendi Siku
L : topang tangan pasien agar siku fleksi 70⁰, lihat epicondyle dan olecranon
F : raba olecranon process dan tekan epicondyle
M : fleksi-ekstensi siku, pronasi (lengan bawah putar ke medial, gerak menutup) dan
supinasi (lengan bawah putar ke lateral, gerak membuka)
L : permukaan dan telapak tangan, tonjolan tenar (palmar ibu jari) dan hipotenar
(palmar digit V)
F : raba pergelangan tangan, anatomical snuffbox (distal radial styloid process), sendi
metacarpophalangeal, sendi proximal interphalangeal dan distal interphalangeal
M : fleksi, ekstensi pergelangan dan jari, pronasi-supinasi pergelangan tangan,
deviasi ulnar-radial (gerak melambai), abduksi-adduksi jari, oposisi ibu jari
6
Pemeriksaan Tulang Belakang dan Lower Limb
Sendi Panggul
Sendi Lutut
7
Interpretasi Rontgen Musculoskeletal
Langkah :
1. Periksa identitas (nama, usia, jenis kelamin, tanggal dan nomor foto)
2. Proyeksi foto (AP/ lateral)
3. Lokasi (dekstra/ sinistra)
4. Tulang panjang : konfigurasi fraktur (transverse complete/ non complete, oblique),
jumlah fragmen (2/ lebih), displacement (membentuk sudut/ tidak)
5. Soft tissue
8
Pemeriksaan Nervus Cranialis
Alat : lidi kapas dipilin tipis, kapas, peniti/ jarum pentul, tabung air panas dan dingin
Reflex kornea : pasien lirik ke kanan lalu sentuk kornea mata kiri dari limbus, amati
reflex kornea langsung dan tidak langsung, lakukan pada mata sebelahnya
Motorik : amati rahang, minta pasien seperti menyengir, gerak menggigit kuat, gerak
rahang kanan-kiri dengan melawan tahanan, palpasi muskulus masseter dan
temporalis (daerah pipi dekat jawline)
Sensorik : pasien tutup mata, beri respon sentuh (kapas, nyeri (peniti), suhu (tabung
air) dengan menggoreskan di dahi (CN V1), pipi (CN V2), rahang (CN V3) dari medial
ke lateral, bandingkan dan nilai hasil
Alat : bahan rasa + aplikator (gula, garam, asam), kertas nama rasa (manis, asin,
asam), kasa dan air putih (untuk bilas lidah), sarung tangan, palu reflex
Beri pasien contoh dalam mengangkat alis, kerutkan dahi, kembungkan pipi,
meringis, bersiul
Px asimetri wajah : amati dalam keadaan istirahat (kerutan dahi, lebar celah
palpebra, sulkus nasolabial, sudut mulut, atrofi otot, fasikulasi, gerak involunter),
9
minta pasien mengangkat alis, kerutkan dahi, kembungkan pipi dan lawan tahanan,
meringis (lihat sudut mulut yang sakit akan tertarik ke sisi yang sehat), bersiul (lihat
bibir terdorong ke sisi yang sakit)
Px kekuatan tutup mata : pasien tutup mata melawan usaha pemeriksa dalam
membuka mata pasien (pemeriksa menggunakan telunjuk dan ibu jari tangan kiri
untuk membuka mata pasien)
Px pengecapan : pakai sarung tangan, pasien julurkan lidah dan fiksasi dengan kasa,
sentuhkan/ oleskan bahan rasa di ujung lidah, minta pasien identifikasi rasa dengan
kertas nama rasa, bilas lidah dengan air, lakukan dengan bahan lainnya dan pada
sisi lidah lainnya, melepaskan kasa dan sarung tangan saat selesai
Px tanda Chvostek : ketuk kulit dibawah processus zygomatic di depan telinga
dengan ujung jari/ palu reflex, amati gerak menyentak (sudut bibir, bibir atas, ala nasi,
pipi, kelopak mata, dahi ipsilateral), lakukan di sisi lainnya
Px nistagmus spontan : pasien lihat lurus ke depan pada satu titik, amati nistagmus
Px bed side lirik 30⁰ : pasien melirik mengikuti jari pemeriksa yang gerak ke kanan,
kiri, atas, bawah, amati nistagmus
Px Manuver Dix-hallpicke : pasien duduk di pinggir tempat tidur, toleh 45⁰ ke kanan,
rebahkan tubuh pasien hingga kepala menggantung di bawah bed kira-kira 15⁰, tahan
10-15 detik, amati nistagmus (jenis, arah, amplitude), tegakkan pasien, tahan 10-15
detik, amati nistagmus, ulangi untuk sisi sebelahnya
Interpretasi : nistagmus (+/-), jenis (horizontal, vertical, rotasional, pendular), arah
(kanan/ kiri/ atas/ bawah), amplitude (besar/ kasar, kecil/ halus)
Alat : spatula lidah, bahan uji pahit (kopi), kertas nama rasa, air minum, kasa, sarung
tangan
Px arkus faring, uvula, palatum molle : pasien buka mulut, amati arkus faring, minta
pasien bilang “aaa”, amati uvula dan palatum molle
Px reflex muntah : pasien buka mulut, sentuh dinding posterior faring dengan spatula,
amati ada/ tidaknya reflex muntah
Px pengecapan : sama dengan cara pemeriksaan pengecapan CN VII
Px disfonia : minta pasien bilang kata dengan “ng” (gunung, burung, terbang,
kangkung), amati suara sengau/ parau
10
Tes menelan : minta pasien minum, lihat reflex batuk/ tersedak
Palpasi arteri radialis (CN X) : palpasi arteri radialis kanan dan kiri
Inspeksi lidah saat istirahat : amati otot lidah, simetris, atrofi, fasikulasi
Motorik dan artikulasi lidah : pasien buka mulut dan julurkan lidah, amati adanya
deviasi ujung lidah, minta pasien dorong lidah ke mukosa bukal kanan-kiri melawan
tahanan pada pipi, minta pasien bilang kata dengan “r/l” (ular, lari, lurus), dengarkan
gangguan artikulasi
11
Pemeriksaan Sistem Sensorik
Alat : kapas (raba halus), peniti (nyeri superfisial, diskriminasi 2 titik), tabung air panas dan
dingin (suhu), garpu tala 128/ 256 Hz (vibrasi/ propioseptif), kunci/ klip kertas/ koin
(diskriminasi/ stereognosis), aplikator tumpul/ palu reflex (grafestesia)
Langkah :
1. Raba halus : pasien tutup mata, sentuhkan kapas dari medial-lateral atau proximal-
distal (pada lengan, badan, paha), bandingkan
2. Nyeri superfisial : pasien tutup mata, beri contoh tajam dan tumpul, sentuhkan peniti
(pada lengan, badan, paha), bandingkan
3. Suhu : pasien tutup mata, sentuh tabung air (pada lengan, badan, paha), bandingkan
4. Vibrasi (propioseptif) : tempelkan garpu tala yang digetarkan ke tonjolan tulang
(malleolus, styloid process radius, sendi jari, klavikula), pasien mengatakan jika
sudah tidak terasa, bandingkan dengan pemeriksa
5. Posisi (propioseptif) : pasien tutup mata, gerakkan jari keatas/ bawah, minta pasien
mengatakan arah gerak jari
6. Diskrimintatif (stereognosis) : pasien tutup mata, beri kunci/ klip kertas/ koin pada
telapak tangan, minta pasien menamakan benda, lakukan di kedua tangan
7. Diskriminatif (grafestesia) : pasien tutup mata, gambar huruf/ angka dengan aplikator
tumpul/ ujung palu reflex pada telapak tangan dan kaki, minta pasien menamakan
yang digambar pemeriksa, lakukan pada kedua sisi
8. Diskriminatif (diskriminasi 2 titik) : pasien tutup mata, sentuh peniti dengan jarak
tertentu (2-3 mm di ujung jari, 3-8 mm di jari kaki, 8-12 mm di telapang tangan, 40-
60 mm di punggung), minta pasien menyebutkan berapa peniti yang dirasakan
(normalnya terasa ada 2 peniti/ titik)
9. Diskriminatif (lokalisasi titik) : pasien tutup mata, pemeriksa menyentuh satu titik,
pasien buka mata dan menunjuk titik yang baru saja disentuh
12
Pemeriksaan Fungsi Motorik (Tonus Dan Tenaga) Superior
Langkah :
13
Pemeriksaan Fungsi Motorik (Tonus Dan Tenaga) Inferior
Langkah :
14
Tingkat kekuatan otot
Alat : palu reflex, batang aplikator tumpul, peniti, jelly, sarung tangan
Langkah :
Px reflex tendon biceps Px reflex tendon triceps Px tendon
brachioradialis
Px reflex anus luar : pasien berbaring litotomi, goreskan ujung peniti pada dinding
anus, amati kontraksi sfingter ani eksterna
Px reflex anus dalam : pakai sarung tangan, oleskan jelly di jari telunjuk, masukkan
jari ke anus, rasakan kontraksi sfingter ani interna
Interpretasi : negative (-), menurun/ hiporefleksia (+1), normal (+2), meningkat/
hiperrefleksia (+3), klonus (+4)
15
Penilaian Kesadaran dengan Glasgow Coma Scale
Interpretasi
3 (Coma)
4-6 (Stupor)
7-9 (Somnolen)
10-11 (Delirium)
12-13 (Apatis)
14-15 (Compos Mentis)
16
Pemeriksaan Fungsi Luhur
Langkah :
1. Orientasi : tanyakan nama, sedang dimana, saat ini tanggal/ jam berapa
2. Atensi : observasi perilaku saat wawancara dan pemeriksaan
3. Atensi (rentang digit) : minta pasien mengikuti serangkaian angka yang kita sebutkan
(dari 2 angka, lalu semakin ditambah)
3-7
7-4-9
8-5-2-7
2-9-6-8-3
5-7-2-9-4-1
8-1-5-9-3-6-2
Jika kurang dari 5 digit yang bisa diulangi maka ada gangguan atensi
4. Afasia : nilai kelancaran bicara, minta pasien menunjuk benda yang pemeriksa
sebutkan, menamakan benda, mengulangi kata/ kalimat dari sederhana ke
kompleks, membaca, menulis
5. Memori : immediate/ barusan (mengulang kata), recent/ tadi pagi (sarapan, dengan
siapa kesini), remote/ dahulu (masa sekolah/ anak)
6. Memori (new learning ability) : menyebutkan 4 kata (mawar, coklat, hari, tetes mata),
minta pasien mengulangi setelah beberapa pemeriksaan/ menit
7. Apraksia : pasien menulis dan melipat surat, memasukkan ke amplop
Pemeriksaan Koordinasi
1. Inspeksi gaya berjalan : pasien jalan lurus menjauhi pemeriksa, memutar, kembali
kearah pemeriksa dengan jalan pada ujung kaki, lalu putar dan menjauh dari
pemeriksa berjalan dengan tumit
2. Tes Romberg : pasien berdiri di depan pemeriksa, merapatkan kaki, tangan
menyilang di dada, buka mata selama 30 detik, tutup mata 30 detik, perhatikan
pasien jatuh/ tidak saat buka/ tutup mata
3. Tes Romberg dipertajam : sama dengan tes Romberg kecuali posisi kaki berbeda,
tumit berada di depan ibu jari kaki lainnya
17
4. Tes telunjuk hidung : pasien duduk di depan pemeriksa jarak satu lengan, dengan
jari telunjuknya pasien menyentuh hidung lalu jari telunjuk pemeriksa, dilakukan
dengan membuka mata secara cepat dan lancar, lalu dengan tuutp mata, lakukan
pada kedua tangan
5. Tes tumit lutut : pasien berbaring, menggeser tumit kanan menuruni krista tibialis kaki
kiri dari lutut ke ibu jari kaki kiri sebanyak 2-3 kali, melakukan pada kaki sebelahnya
6. Tes for dysdiadochokinesis : pasien gerak supinasi-pronasi kedua tangan secara
cepat dan bergiliran, pasien dorsofleksi-volarfleksi pergelangan kaki bergantian
seperti menepuk paha, melakukan gerak oposisi (ibu jari menyentuh jari lain
bergantian)
18
Pemeriksaan Fisik Jantung
Alat : stetoskop
Inspeksi
Pasien tidur
Umum : siaonosis sentral di bibir, lelah, JVP, anemia, edema di limbs, clubbing
fingers, ascites, orthopneu/ sulit nafas
Bentuk precordial : normal, pectus excavatum/ cekung, pectus carinatum/
cembung, deformitas sternum dan costae, gerak dan frekuensi nafas, jaringan
parut)
Ada/ tidak ictus cordis/ apical impulse
Palpasi
Hangatkan tangan
Apex : ICS V MCL kiri
Left upper sternal border : ICS II kiri
Right upper sternal border : ICS II kanan
Left lower sternal border : ICS IV kiri
Palpasi thrill (murmur grade 4 di left upper sternal border)
Perkusi
19
Auskultasi
20
Pemeriksaan Tekanan Vena Jugularis
Alat : penggaris
Langkah :
Perhitungan
21
Pemeriksaan Fisik Thorax
Alat : stetoskop
Inspeksi
Palpasi
Hangatkan tangan
Palpasi dinding thorax untuk merasakan gerak pernafasan kedua sisi thorax
Px vocal fremitus : dengan sisi ulnar tangan pada dada pasien, pasien bilang “tujuh
puluh tujuh” 4-5 kali perpindahan tangan, rasakan resonansi/ hantaran getaran
Meningkat Menurun
Pneumonia Unilateral (pneumothorax, efusi pleura,
Atelectasis (pengembangan obstruksi bronkus)
jaringan paru tidak sempurna) Bilateral (PPOK, penebalan dinding dada)
Palpasi ICS
Lakukan pada sisi anterior dan posterior
Perkusi
Auskultasi
22
Bunyi pernafasan :
Bunyi sangat kasar, keras, nada
Trakeal
tinggi
Bunyi keras, nada tinggi, seperti
udara mengalir lewat pipa,
Bronkial ekspirasi lebih keras dan lama
daripada inspirasi, terdengar
diatas manubrium
Komponen inspirasi dan ekspirasi
sama panjang, terdengar di ICS I-
Bronkovesikuler
II, dekat karina dan bronkus
utama, serta antara scapula
Bunyi lemah, nada rendah,
inspirasi jauh lebih panjang dari
Vesikuler
ekspirasi, ekspirasi lemah dan
kadang tidak terdengar
Ronki : sekresi saluran nafas berlebih (bronchitis, infeksi pernafasan, edema paru,
atelectasis, fibrosis, CHF)
Wheezing : aliran udara cepat melalui saluran nafas yang tersumbat (asma, edema
paru, bronchitis, CHF)
Gesekan pleura : radang pleura (pneumonia, infark paru)
23
Penyakit Paru
24
Interpretasi Foto Rontgen Thorax
Langkah :
1. Periksa identitas (nama, usia, jenis kelamin, tanggal dan nomor foto)
2. Tentukan sisi kanan-kiri foto
3. Periksa sentrasi (simetris), exposure (over/ under/ tepat)
4. Perhatikan foto dibuat saat inspirasi penuh/ tidak
5. Proyeksi foto (PA, AP, lateral dextra/ sinistra, lateral decubitus, apical/ lordotik, posisi
ekspirasi)
6. Mediastinum : mediastinum superior (melebar/ tidak), massa, trakea (normal/ deviasi,
tertarik/ terdorong)
7. Jantung : besar, bentuk, CTR (kardiomegali jika CTR > 50%), apex (normal/
tertanam/ terangkat), aorta (normal/ elongasi)
8. Paru : hilus kanan-kiri, corakan bronkovaskular
9. Periksa diafragma, sudut costophrenic, tulang dan soft tissue
25
Interpretasi Rontgen Thorax
26
Coin lesions Neoplasma paru Efusi pleura
Nodulus (abses/ kista) Bayangan bulat tepi tidak Cairan mengelilingi paru
teratur berlobulasi dan tepi
infiltrasi
Pneumothorax
27
Pemeriksaan Fisik Ginjal Dan Saluran Kemih
Pasien duduk
Nilai nyeri tekan CVA
Perkusi tumpul CVA dengan tangan kiri sebagai bantalan
Lakukan pada kedua sisi
Px Prostat
Pasien buka celana dan berbaring Sim’s position (miring dengan fleksi lutut dan
panggul)
Pakai sarung tangan
Inspeksi perianal (benjolan, ulkus, inflamasi)
Pakai jelly di telunjuk
Masukkan telunjuk ke anus
Periksa kelenjar prostat (lobus, sulcus, pole atas)
Nilai ukuran, bentuk, konsistensi, nodul, nyeri tekan
Nilai bagian posterior prostat dan vesikula seminalis
Keluarkan jari dan nilai adanya darah/ feses/ lendir
28
Bersihkan anus dengan tissue dan buka sarung tangan
Interpretasi
Ukuran prostat : grade I (sulcus cekung, pole teraba), grade II (sulcus datar, pole
teraba), grade III (sulcus cembung, pole sulit), grade IV (sulcus cembung, pole tidak
teraba)
Nyeri tekan prostat (prostatitis)
Konsistensi prostat : padat-kenyal (BPH), keras (karsinoma), bengkak-lunak
(prostatitis)
Bentuk prostat asimetris (karsinoma)
Mobilitas prostat : terbatas (karsinoma), melayang (rupture uretra posterior)
29
Pemeriksaan Fisik Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Perkusi Hepar
Perkusi MCL kanan dari umbilicus keatas sampai suara timpani jadi redup
Perkusi MCL kanan ICS II ke bawah sampai suara sonor jadi redup
Ukur batas kanan hepar (normalnya 6-12 cm)
Perkusi dari umbilicus ke processus xiphoideus sampai suara timpani jadi redup
Ukur batas kiri hepar (normalnya 4-8 cm di midsternal line)
Perkusi Lien
Palpasi
30
Palpasi Hepar
Palpasi Lien
Palpasi bimanual dari SIAS kanan lewati umbilicus ke batas bawah costae kiri (garis
Schuffner)
31
Pemeriksaan Khusus Abdomen
Pemeriksaan Ascites
Alat : -
Langkah :
1. Hangatkan tangan
2. Shifting dullness : pasien berbaring miring/ supinasi ke kanan, perkusi kebawah dari
umbilicus ke lateral kanan (perubahan timpani ke redup)
3. Undulasi : tangan pasien keduanya diatas perut dengan jari mengarah ke umbilicus
(telapak tangan dirapatkan), minta pasien tahan posisi tangan, dorong/ ketok dari
satu sisi dan rasakan apakah ada getaran cairan di sisi lain
Pemeriksaan Appendicitis
Langkah :
32
4. Obturator sign : tekuk lutut dan panggul, pegang
diatas lutut dan ankle, rotasi kaki ke lateral-medial,
nilai nyeri
5. RT : pasien litotomi/ sim’s position, pakai sarung
tangan, isi jelly di telunjuk, longgarkan sfingter,
masukkan jari, nilai nyeri di arah jam 9-12 dinding
rectum, keluarkan jari, nilai ada darah/ feses/ lendir,
lepas sarung tangan
33
Pemeriksaan Leher
Inspeksi
Palpasi
Kelenjar ludah : palpasi dengan telunjuk dan jari tengah di submandibular, parotis,
pre dan post auricular
Kelenjar limfe : berdiri di belakang pasien, palpasi dari oksipital ke post aurikula, ke
bawah trigonum posterios (untai servikalis posterior), sternocleidomastoid (untai
servikalis anterior superficial), ke trigonum anterior (untai tonsilaris), ke rahang
(submandibular), ujung rahang (submental), pre auricular, supra klavikula, infra
klavikula, para aorta
Kelenjar tiroid : pemeriksa berdiri dibelakang pasien, pasien menunduk dan menoleh
ke kanan, geser laring ke kiri dengan ibu jari, palpasi tiroid dengan 3 jari, nilai ukuran,
bentuk, konsistensi, nyeri tekan, lakukan pada sisi sebelahnya
Auskultasi
34
Pemeriksaan Antropometri
Langkah :
Interpretasi
35
Anamnesis Hematologi
Sacred Seven
1. Onset
2. Lokasi
3. Kualitas
4. Kuantitas
5. Kronologis
6. Faktor memperberat dan memperingan
7. Keluhan penyerta
Fundamental Four
Note :
36
Pemeriksaan Fisik Hematologi
Inspeksi
Cara pemeriksaan sama dengan pemeriksaan hepar dan lien pada checklist
pemeriksaan abdomen
Px Rumple Leed
37
Anemia
38
Skin Prick Test dan Skin Patch Test
Alat : blood lancet/ jarum (26,5/ 27 G), allergen, alcohol swab, sarung tangan
Langkah :
Langkah :
39
Surat Persetujuan Tindakan Dokter
40
Pembuatan Surat Keterangan Dokter
Surat Rujukan
SURAT RUJUKAN
No: 000/DPS/I/2020
Dengan hormat,
Menghadapkan pasien :
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Alamat :
Keluhan :
Pemeriksaan yang sudah dilakukan :
Hasil Pemeriksaan :
Diagnosis sementara :
Tindakan/ terapi yang sudah dilakukan :
BTK Coll,
41
Surat Keterangan Sakit
42
Surat Keterangan Sehat
43
Surat Keterangan Diagnosis
RS WARMADEWA
Jalan Terompong – Denpasar
No. Telp 0361 XXXXXX
44
Pembuatan Visum et Repertum
Langkah :
45
RS WARMADEWA
Jalan Terompong – Denpasar
No. Telp 0361 XXXXXX
VISUM ET REPERTUM
No: 000/DPS/I/2020
Yang bertandataan dibawah ini, dr. Anggia Dimitri, Sp.F, dokter pada Rumah Sakit
Warmadewa, atas permintaan dari Kepolisian Sektor Denpasar Selatan dengan
suratnya nomor VER-00/00/00, tertanggal tiga puluh Januari tahun dua ribu dua
puluh satu, maka dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal tiga puluh satu
Januari tahun dua ribu dua puluh satu, pukul sembilan lewat empat puluh menit
korban dengan nomor registrasi XXX-XX-XX yang menurut surat tersebut adalah :
Nama : XXXXX ----------------------------------------------------------------------
Umur : 21 tahun --------------------------------------------------------------------
Jenis kelamin : perempuan -----------------------------------------------------------------
Warga negara : Indonesia -------------------------------------------------------------------
Pekerjaan : Pelajar -----------------------------------------------------------------------
Alamat : Jl XX no XX Denpasar --------------------------------------------------
46
Lanjutan VeR No: 000/DPS/I/2020
Halaman 2 dari 2 halaman
c. Pada pipi kanan, empat koma lima sentimeter dari garis pertengahan
depan, satu sentimeter di bawah sudut luar mata terdapat memar
berwarna ungu berukuran dua sentimeter kali satu sentimeter. ------------
d. Pada punggung sisi kiri, satu koma lima sentimeter dari garis
pertengahan belakang, dua belas sentimeter di bawah puncak bahu
terdapat luka lecet berukuran satu koma lima sentimeter kali nol koma
empat sentimeter, dikelilingi memar warna merah seluas satu koma lima
sentimeter kali nol koma lima sentimeter. ----------------------------------------
e. Pada punggung sisi kiri, satu koma lima sentimeter dari garis
pertengahan belakang, empat belas sentimeter di bawah puncak bahu
terdapat memar berwarna merah berukuran dua sentimeter kali nol koma
lima sentimeter. -------------------------------------------------------------------------
f. Pada punggung sisi kanan, empat belas sentimeter dari garis
pertengahan belakang, lima belas sentimeter di atas taju belakang tulang
usus terdapat luka lecer geser dengan arah dari depan bawah ke
belakang atas berukuran empat koma lima sentimeter kali satu koma
lima sentimeter. -------------------------------------------------------------------------
4. Korban dipulangkan. ------------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN : ---------------------------------------------------------------------------------------
Pada korban berusia dua puluh satu tahun ini, ditemukan memar pada wajah serta
lecet dan memar pada punggung akibat kekerasan tumpul yang tidak menimbulkan
penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan/ pencaharian. -------
Demikianlah visum et repertum ini dibuat dengan menggunakan keilmuan yang
sebaik-baiknya, mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum
Acara Pidana. ------------------------------------------------------------------------------------------
Dokter Pemeriksa,
47
Breaking Bad News
Langkah :
48
Penelusuran KLB
Langkah :
1. Memeriksa hasil catatan register poliklinik terkait jumlah kasus penyakit (surveilans)
2. Menghitung jumlah kasus/ angka insidens dan karakteristik kasus sesuai waktu,
tempat, orang
3. Memastikan terjadinya KLB sesuai kriteria KLB
Kriteria KLB :
Angka kesakitan/ kematian suatu penyakit menular pada suatu kecamatan
menunjukkan kenaikan 3 kali/ lebih selama 3 minggu berturut-turut/ lebih
Jumlah penderita bary dalam satu bulan dari suatu penyakit menular di
suatu kecamatan menunjukkan peningkatan dua kali/ lebih, bila
dibandingkan dengan angka rata-rata sebulan dalam tahun sebelumnya
dari penyakit menular yang sama di kecamatan yang sama
Angka rata-rata bulanan dalam satu tahun dari penderita baru dari suatu
penyakit menular di suatu kecamatan, menunjukkan peningkatan dua kali/
lebih, bila dibandingkan dengan angka rata-rata bulanam pada tahun
sebelumnya (penyakit menular yang sama, kecamatan yang sama)
CFR/ case fatality rate penyakit menular dalam satu bulan di suatu
kecamatan menunjukkan kenaikan 50%/ lebih, bila dibandingkan CFR
penyakit yang sama bulan lalu di kecamatan sama
Kesakitan/ kematian oleh keracunan timbul di suatu kelompok masyarakatt
Jika ada penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/ tidak dikenal
Kasus definitive (confirmed case) : diagnosis kasus ditegakkan sesuai verifikasi lab
Kasus sangat mungkin (probable case) : diagnosis kasus ditegakkan sesuai berbagai
gambaran klinis yang khas tanpa verifikasi lab
Kasus mungkin (suspected case) : diagnosis kasus ditegakkan sesuai sedikit
gambaran klinis yang khas tanpa verifikasi lab
49
Manajemen Vaksin Puskesmas
50
Jenis Vaksin menurut Asal Antigen
DPT Polio
DPT-HB Campak
DT
TT
51
Promosi Kesehatan
Langkah :
52
Konseling Pemilihan Kontrasepsi
Alat : contoh/ katalog kontrasepsi (pil, susuk/ impant, suntik, kondom, IUD)
Langkah :
Menunda (usia < 20 tahun) Menjarangkan (usia 20-35 Stop hamil (usia > 35 tahun,
tahun, anak < 2) anak > 3)
Pil IUD Tubektomi/ Vasektomi
IUD Suntik IUD
Kondom Minipil Implant
Implant Pil Suntik
Suntik Implant Kondom
Kondom Pil
Jenis Kontrasepsi
53
Pil Menunda Menekan Efektif jika Perubahan
Kombinasi ovulasi, lendir peng- pola haid,
vagina jadi gunaan perubahan
lebih kental, benar BB, mual,
diminum tiap jerawat
hari di jam
yang sama
Suntik Menunda, Menekan Efektif jika Perubahan
Kombinasi pasca ovulasi, lendir sesuai pola haid,
persalinan, tidak vagina lebih jadwal perubahan
menyusui, kental, suntik BB, sakit
pelupa jika tiap bulan kepala
minum pil
Pil Progestin Men-jarangkan Lendir vagina Tergantung Perubahan
(minipil) kehamilan, lebih kental, peng- pola haid,
pasca minum pil gunaan sakit kepala,
persalinan, tidak tiap hari nyeri
menyusui payudara
Suntik Menunda, DM Mencegah Efektif jika Perubahan
Progestin menyusui, ovulasi, lendir sesuai pola haid,
merokok, HT, vagina lebih jadwal penurunan
pasca abortus kental, libido
dinding rahm
lebih tipis,
suntik tiap 3
bulan
Implant Ingin menunda, HT, DM, Menekan 2-3 tahun Pola haid
pasca hiper- ovulasi, berubah,
persalinan, ibu kolesterol menipiskan perubahan
pelupa jika dinding rahim BB, mual,
minum obat, sakit kepala
jauh dari faskes
IUD Agar jarang Alat 5-10 tahun 3-6 bulan
hamil/ stop dimasukkan pertama
hamil, MKJP/ ke rahim, pola haid
metode hambat berubah,
kontrasepsi sperma tidak
jangka panjang, nyaman
non-hormon
Tubektomi Stop hamil Obesitas, Tuba fallopi Sangat
radang diikat/ efektif
panggul dipotong
Vasektomi Stop hamil Jika Blok vas Sangat
masih deferens efektif
ingin suami
punya
anak
54
Interpretasi X-Ray Thorax Patologi
Langkah :
1. Periksa identitas (nama, usia, jenis kelamin, tanggal dan nomor foto)
2. Tentukan sisi kanan-kiri foto
3. Periksa sentrasi (simetris), exposure (over/ under/ tepat)
4. Perhatikan foto dibuat saat inspirasi penuh/ tidak
5. Proyeksi foto (PA, AP, lateral dextra/ sinistra, lateral decubitus, apical/ lordotik, posisi
ekspirasi)
6. Mediastinum : mediastinum superior (melebar/ tidak), massa, trakea (normal/ deviasi,
tertarik/ terdorong), limfadenopati
7. Jantung : besar, bentuk, CTR (kardiomegali jika CTR > 50%), apex (normal/
tertanam/ terangkat), aorta (normal/ elongasi)
8. Paru : hilus kanan-kiri, corakan bronkovaskular, amati kelainan (nodus, infiltrate,
kavitas, air bronchogram, konsolidasi)
9. Periksa diafragma (normal/ lebih mendatar), sudut costophrenic (tumpul/ tajam),
tulang dan soft tissue
55
Interpretasi X-Ray Thorax Patologi
Bronkus seperti jari dan Pada asma bisa terjadi Kavitas berdinding tebal di
hitam karena terisi udara, hiperinflasi dengan thorax lobus
tanda bronchus masih lebar, costae datar, ICS
intact, pada pneumonia/ lebar, vascular luscent,
edema alveolus terjadi karena trapped air
Pneumonia lobaris Emfisema/ barrel chest Ground glass appearance
Bayangan bulat tepi tidak Cairan mengelilingi paru, Bayangan dengan garis
teratur berlobulasi dan tepi air fluid level setinggi tidak tegas, ada
infiltrasi costae berapa, sudut bronkogram udara, bentuk
costophrenic hilang visual diafrgma hilang, bat
wing appearance
56
TBC Pneumothorax Atelectasis (collapse)
57
Interpretasi Foto Konvensional Kepala (Skull)
Langkah :
1. Periksa identitas (nama, usia, jenis kelamin, tanggal dan nomor foto)
2. Proyeksi foto (AP, lateral)
3. Periksa marker posisi (dextra, sinistra)
4. Perhatikan bentuk kepala secara keseluruhan
5. Perhatikan kontinuitas tulang tengkorak
6. Identifikasi tepi supra-orbital dan infra-orbital
7. Perhatikan rongga sinus
8. Perhatikan soft tissue
58
Foto Konvensional Kepala/ Skull (AP)
59
Interpretasi Foto Konvensional Kepala/ Skull
Fraktur orbital (blow out) - Fraktur orbital (blow out) – Fraktur impresi skull (AP)
tear drop sign (water’s) black eyebrow sign (AP)
60
Interpretasi Foto Konvensional Abdomen
Langkah :
1. Periksa identitas (nama, usia, jenis kelamin, tanggal dan nomor foto)
2. Proyeksi foto (supine, erect, left lateral dekubitus)
3. Periksa marker posisi (dextra, sinistra)
4. Perhatikan distribusi usus
5. Perhatikan loop usus
6. Perhatikan bayangan radio opaque di urinary tract
7. Perhatikan kesimetrisan psoas line dan preperitoneal fat line
8. Perhatikan keintakan tulang-tulang yang tampak
9. Perhatikan soft tissue
Keterangan :
1. Costae 11
2. Thoracal 12
3. Gas pada gaster
4. Gas pada kolon (splenic
flexure)
5. Gas pada kolon transversal
6. Gas pada sigmoid
7. Caecum
8. Sacroiliac joint
9. Head of femur
10. Gas pada caecum
11. Krista iliaka
12. Gas pada kolon (hepatic
flexure)
13. Psoas line
14. Preperitoneal fat
61
Interpretasi Foto Konvensional Abdomen
Air fluid level yang banyak Football sign karena udara Udara bebas bentuk bulan
dan pendek-pendek, pada besar terkumpul di tengah sabit terlihat diantara
ileus obstruktif. Jika pada abdomen saat pasien hepar dan diafragma
ileus paralitik akan lebih berbaring bisa juga pada
panjang. perforasi (tanda panah),
rigger’s sign/ double wall
sign (mata panah)
62
Volvulus – coffee bean Batu saluran kemih Batu saluran kemih
sign
63
Interpretasi Foto Konvensional Dengan Kontras
Langkah :
1. Periksa identitas (nama, usia, jenis kelamin, tanggal dan nomor foto)
2. Proyeksi foto (supine, erect, left lateral dekubitus)
3. Periksa marker posisi (dextra, sinistra)
4. Nilai pasase kontras : kedudukan dan lokasi organ, saluran (normal, melebar/
achalasia, menyempit/ striktur)
5. Nilai sistem calyx pelvis dan ureter
6. Nilai batas-batas (tegas, tidak tegas, kabur), batas proximal dan distal jika obstruksi
7. Nilai filling affect (ulkus permukaan mukosa)
8. Nilai filling defect (tumor)
64
Foto Konvensional Dengan Kontras
Jenis kontras yang digunakan: water soluble (bening, diinjeksikan), barium/ non-water
soluble (mirip bubuk susu)
65
Interpretasi Foto Konvensional Dengan Kontras
Penyempitan esophagus
distal
Penyempitan lumen Kontras tidak turun ke
esophagus distal, barium duodenum tapi balik ke
lama tertahan di esophagus (reflux)
esophagus, sering terjadi
stasis makanan
Ca esophagus Sliding hernia Ileus obstruksi
66
Non function kidney Cross fused Pelvic kidney
Ginjal kiri tidak berfungsi Ginjal di satu sisi tubuh Ureternya pendek karena
letak ginjal di pelvis. Beda
dengan mobile kidney
yang ureternya panjang
Double system Cobra head sign Umbrella sign
67
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik pada Pasien Diabetes Melitus
Langkah :
1. Identitas pasien : nama, usia, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, alamat, status
pernikahan, pendidikan terakhir
2. Riwayat penyakit sekarang (sacred seven) : onset, lokasi, kualitas, kuantitas, faktor
memperberat/ memperingan, kronologi, keluhan lain
Keluhan klasik DM (polyuria, polydipsia, polifagia, penurunan BB)
Keluhan non-klasik DM (badan lemah, kesemutan, gatal, mata kabur,
disfungsi ereksi pada pria dan pruritus vulva pada wanita)
3. Riwayat penyakit dahulu :
Usia dan karakteristik saat onset diabetes
Pengobatan sebelumnya
Pengobatan yang sedang dijalani
Riwayat tumbuh kembang
Faktor risiko (jantung coroner, HT, obesitas)
Komplikasi akut (ketoacidosis diabetic, hyperosmolar hiperglikemia,
hipoglikemia)
Penyakit dan pengobatan diluar DM
Infeksi (kulit, gigi, urinary tract)
Pengobatan komplikasi kronis (ginjal, mata, jantung, pembuluh darah kaki)
Pengobatan lain yang mungkin mempengaruhi gula darah
4. Riwayat kesehatan keluarga dan sosial ekonomi :
Penyakit keluarga (DM)
Pola makan
Aktivitas fisik
Merokok
Budaya, pendidikan, sosial ekonomi
5. Tanyakan persepsi pasien terhadap penyakitnya
6. Buat kesimpulan
7. Melanjutkan ke pemeriksaan fisik (jelaskan prosedur dan informed consent)
8. Cuci tangan sebelum pemeriksaan
68
9. Pengukuran BB dan TB
10. Pemeriksaan tekanan darah dalam posisi berdiri (kemungkinan hipotensi ortostatik)
11. Evaluasi nadi
12. Pemeriksaan fundoskopi mata
13. Pemeriksaan rongga mulut
14. Pemeriksaan kelenjar tiroid
15. Pemeriksaan jantung
16. Pemeriksaan kaki (kelainan vascular, neuropati, deformitas)
17. Pemeriksaan kulit (akantosis nigrikans, bekas luka, hiperpigmentasi, necrobiosis
diabeticorum, kulit kering, bekas penyuntikan insulin)
18. Mencari tanda penyakit lain yang dapat menimbulkan penyakit lain
19. Kesimpulan pemeriksaan
20. Rencana pemeriksaan penunjang (HbA1c, lab kadar glukosa, dll)
69
Penatalaksanaan Holistik pada Diabetes Melitus tanpa Komplikasi
Edukasi
Latihan Jasmani
Jelaskan tujuan
Nilai kondisi dan latihan yang akan diberikan
Tanyakan pemahaman
Peresepan
70
Diabetes Mellitus
5. SMBG/ self monitoring blood glucose : penggunaan alat, jadwal (baru bangun
tidur untuk GD puasa), target gula darah normal
72
Algoritme Terapi Farmakologis DM
73
Interpretasi Radiologi Sinus Paranasalis (Foto Water’s)
Langkah :
1. Periksa identitas (nama, usia, jenis kelamin, tanggal dan nomor foto)
2. Evaluasi unsur tulang sinus paranasal (penebalan dinding, kesimetrisan ruang sinus)
3. Evaluasi air fluid level
4. Evaluasi perselubungan homogen/ tidak homogen pada sinus (sinusitis)
5. Evaluasi kista, polip, mukokel, tumor
6. Evaluasi proses enchance pada foto kontras (tumor)
74
Foto Water’s View
Penebalan mukosa
Air fluid level (adanya cairan di sinus yang menggenang, bentuk seperti bulan sabit)
Kista (bentuk seperti kubah)
Perselubungan masif (sinusitis karena infeksi)
Penebalan dinding sinus (sklerotik)
75
Pemeriksaan Fisik Sistem Integumen
Pemeriksaan Rambut
Pemeriksaan Kuku
Pemeriksaan Kulit
Inspeksi (dengan lup jika perlu) : lokasi lesi kulit, distribusi (uni/bilateral, simetris,
soliter, discrete, regional, generalisata)
Amati efloresensi (morfologi, jumlah, batas, bentuk, ukuran, susunan/ konfigurasi)
Palpasi : raba lesi, nilai lesi (lembut, kenyal, keras, isi cairan)
Efloresensi primer : lesi kulit yang mulanya merupakan bentuk awal yang khas dari
penyakit kulit (macula, papula, nodus, vesikula, bula, urtika, tumor, kista, plak,
abses)
Efloresensi sekunder : lesi kulit yang sudah mengalami perubahan, akibat proses
penyakitnya sendiri, pengobatan, garukan atau infeksi sekunder (skuama, krusta,
erosi, ekskoriasi, ulkus, rhagade, parut, keloid, abses, likenifikasi, guma,
hiperpigmentasi, hipopigmentasi)
Efloresensi khusus : kanalikuli, milia, komedo, eksantema, purpurik, lesi target,
burrow, teleangiektasis, vegetasi, roseola
76
Efloresensi Lesi Kulit
1. Morfologi/ Warna
Lesi meninggi
Penonjolan
permukaan kulit, Massa padat batas
Papul yang melebar, tegas/ sirkumkrip,
konsistensi padat,
infiltrate padat, batas penonjolan infilltrat
batas tegas, ukuran
tegas dan datar, kulit yang lebih besar
kurang dari 0,5-1 cm,
ukuran > 1 cm dari papul (> 0,5 cm),
bentuk (kerucut/
folikuler, kubah, kasar, jika < 1 cm disebut
bertangkai, umbilikasi, nodulus, terletak di
datar, polygonal), epidermis/ subkutan
warna (putih, mirip
tembaga, kekuningan)
Kista Wheal/ Urtikaria Scar
77
Infundibulum folikel cornified diatas subkutan berupa plak/
yang dilatasi dan diisi epidermis yang nodul putij dengan/
keratin & lipid. Open berdiferensiasi secara tanpa perubahan
comedo/ blackheads abnormal. Seperti permukaan kulit
(unit pilo-sebaseus veruka vulgaris
terbuka ke permukaan
kulit). Closed comedo/
whiteheads
(infundibulum tertutup
dengan akumulasi
keratin)
Lesi depresi
Erosi Ulkus Atrofi
Saluran seperti
Indurasi, pemadatan
benang,
difus kulit karena
bergelombang,
dermal fibrosis, pada
menembus bagian luar
morphea
78
epidermis, tempat
keluar parasit, pada
skabies
Nekrosis jaringan,
Akumulasi sisik infark, gangrene/
(hyperkeratosis) ulserasi. Berupa
karena penebalan krusta hitam, padat,
kulit, pada telapak melekat pada
tangan/ kaki permukaan kulit. Pada
luka bakar termal
80
umbilikasi, pada hipopion, bula berbentuk kerucut dan
impetigo multilokuler berisi rambut di
tengahnya, bisa
terbentuk halo eritema
di sekitarnya
Furunkel Abses
Akumulasi materi
purulent dalam dermis/
Necrotizing folliculitis jaringan subkutan. Pus
dengan supurasi. biasanya tidak terlihat
Nodul di tengah folikel pada permukaan kulit.
yang > 1 cm. Warna pink, eritema,
beberapa furunkel hangat, keras, dan
disebut karbunkel fluktuasi
6. Distribusi
Regional (di 1 tempat)
Universalis (90-100% tersebar di tubuh)
Generalisata (tersebar di setiap bagian tubuh, melebihi 50-90% luas
permukaan tubuh), bilateral (tersebar di kedua belahan tubuh)
Simetris (di kedua belahan tubuh dengan letak bentuk dan besar yang persis
sama), unilateral (di satu sisi badan)
Diskret (tersebar satu persatu dimana-mana)
Serpiginosa (perjalanan lesi ke satu arah, diikuti penyembuhan di sisi yang
ditinggalkan)
82
Contoh Efloresensi
83
Tindakan Compressive Bandage Therapy
Langkah :
1. Pasien berbaring
2. Melingkarkan perban elastic dari telapak kaki
3. Sesuaikan tekanan agar semakin keatas tekanannya semakin turun
4. Ukur tekanan perban agar sesuai
84
Pemeriksaan Tanda Rangsang Meningeal
Kaku kuduk
Kernig’s sign
Pasien berbaring
Fleksi sendi panggul dan lutut (90⁰)
Ekstensi lutut/ angkat betis keatas
Positif : ada nyeri dan tahanan, keterbatasan gerak sendi (< 135⁰ ekstensi)
Lakukan di kedua tungkai
85
Brudzinsky’s contralateral leg sign
Fleksi pasif 1 tungkai (fleksi panggul dan lutut sampai paha menyentuh perut)
Positif : kaki kontralateral ikut terangkat/ fleksi
Cheek sign
Symphyseal sign
Note :
Pemeriksaan dilakukan jika curiga meningitis dengan gejala seperti demam dan sakit
kepala, serta kaku kuduk
Jika pemeriksaan positif maka terjadi radang/ iritasi meningen (meningitis)
86
Pemeriksaan Sensasi Radikuler
Tinel’s sign
Phalen’s sign
Lasegue’s sign
87
Patrick test
Contra-patrick test
Note :
88
Pemeriksaan Refleks Patologis
Chvostek sign
Hoffman sign
Tromner sign
89
Babinski reflex dan variasinya
Babinski sign : gores telapak kaki dari tumit-lateral plantar-ibu jari, positif (dorsofleksi
dan abduksi jari, menandakan gg tractus corticospinalis)
Chaddock sign : gores sisi lateral kaki dari proximal ke distal, positif (dorsofleksi kaki)
Oppenheim sign : mengurut tibia dengan bagian dorsal digit II dan III, positif
(dorsofleksi kaki)
Gordon sign : remas m. gastrocnemius dengan keras, positif (dorsofleksi kaki)
Schaeffer sign : remas tendon Achilles dengan keras, positif (dorsofleksi kaki)
Bing sign : tusuk dorsum pedis proximal digit IV/V dengan gagang palu reflex, positif
(dorsofleksi kaki)
Gonda sign : plantarfleksi digit IV, positif (dorsofleksi kaki)
Stransky sign : abduksi paksa/ menarik digit V ke lateral, positif (dorsofleksi kaki)
90
Rossolimo sign
Mendel-Bechterew sign
91
Pemeriksaan Refleks Primitif
Palmomental reflex
Gores ujung pulpen di telapak tangan bagian tenar (dekat ibu jari)
Positif : kontraksi m. mentalis dan orbicularis ipsilateral
Note :
Reflex ini akan positif pada bayi dan pasien demensia
92
Interpretasi CT Scan Kepala
Langkah :
93
CT Scan
Densitas CT Scan
Hipodense/ dark : lemak, udara sinus, air (LCS), hematoma subdural kronik
Isodens : otak normal, hematoma subdural akut
Hiperdens/ bright : metal (peluru, klip aneurisma), iodine (kontras), kalsium,
pendarahan (protein
Material HU
Udara - 000
Paru -500
Air 0
Otot 10 – 40
Darah 30 – 80
94
Cranial Fossa Sinus Meninges
Tentorium cerebellum
Ventricles
95
White & Grey Matter Cortical Grey Matter
Lobes Regions
96
Pons & Cerebellum Mid Brain & Brainstem Kalsifikasi Plexus Choroid
97
Subarachnoid Hemorrage Intracerebral Hemorrage Subdural Hemorrage
(SAH) (ICH) (SDH)
98
Dense artery sign, early Parenkim hemisfer kanan Destruksi jaringan dan
ischemic stroke hipodense nekrosis likuefaksi otak
Encephalomalacia Brain atrophy
99
Interpretasi X-Ray Spine
Langkah :
Anatomi Vertebrae
100
X-Ray Spine
101
Bone Spur/ Osteofit Bone Bridging Compression Fracture
102
Wawancara dan Pemeriksaan Psikiatri
Wawancara Psikiatri
1. Identitas pasien : nama, usia, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, alamat, status
pernikahan, pendidikan terakhir
2. Jelaskan tujuan wawancara
3. Informed consent
4. Sacred seven : onset, lokasi, kualitas, kuantitas, kronologis, faktor memperberat dan
memperingan, keluhan penyerta
5. Riwayat penyakit dahulu : riwayat psikiatri, pemakaian dan penyalahgunaan zat,
penyakit sebelumnya, keluarga, tumbuh kembang dan sosial
6. Riwayat pribadi dan sosial : prenatal dan perinatal, masa kanak awal dan
pertengahan, masa remaja/ pubertas, masa dewasa (riwayat pekerjaan, pernikahan,
pendidikan, aktivitas sosial dan agama, situasi kehidupan sekarang), perkembangan
seksual, fantasi, impian dan nilai
7. Tanyakan persepsi pasien terhadap penyakitnya
8. Buat kesimpulan wawancara
Pemeriksaan Psikiatri
1. Nilai kesan umum : penampilan, kontak verbal dan visual, aktivitas psikomotor
2. Nilai sensorium dan kognisi : kesadaran, orientasi, daya ingat, konsentrasi dan
perhatian, berpikir abstrak, informasi dan intelegensia, tilikan/ insight, judgement
3. Nilai mood dan afek
4. Nilai proses pikir : bentuk, arus, dan isi pikir
5. Nilai dorongan instingtual : insomnia, hipobulia, raptus, ambivalensi
6. Nilai psikomotor
103
Pemeriksaan Status Mental
Kesan Umum
Kesadaran
Orientasi
Konsentrasi
Memori
104
Bentuk Pikir
Isi Pikir
Arus Pikir
Koheren/ inkoheren
Inkoherensia : tidak logis, 1 kata dengan yang lainnya tidak nyambung
Asosiasi longgar : per kalimat tidak nyambung
Asosiasi bunyi : nada sama, seperti berpantun
Neologisme : kata dan logika baru yang hanya dimengerti pasien
Sirkumstansial : berbelit, tujuan jelas
Tangensial : berbelit, tujuan tidak jelas
Verbigerasi : pengulangan kata
Perseverasi : pengulangan kalimat
Mutisme : diam
Logore : terlalu banyak bicara
Blocking : berhenti bicara mid-sentence
Persepsi
Dorongan Instingtual
Raptus (mengamuk)
Insomnia
Hipobulia (tidak mengurus diri, tidak mau makan, tidak mau mandi)
Ambivalensi (2 kepribadian)
105
Psikomotor
Tilikan/ Insight
106
Pemeriksaan Fungsi Kognitif
Langkah :
1. Identitas pasien : nama, usia, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, alamat, status
pernikahan, pendidikan terakhir
2. Jelaskan tujuan wawancara
3. Informed consent
4. Orientasi : tanya tanggal hari ini (hari, bulan, tahun, musim, tanggal lengkap), tanya
saat ini berada dimana (ruang, gedung, kota, provinsi, negara)
Skor : 5 x 2 = 10
5. Registrasi : pemeriksa menyebutkan 3 nama benda, dan minta pasien mengulangi
Skor : 3
6. Atensi dan kalkulasi : menyebutkan 100 dikurangi 7 secara berurutan sampai 5 kali,
atau minta pasien mengeja kata :DUNIA” dari belakang
Skor : 5
7. Recall : minta pasien mengulang 3 nama benda tadi
Skor : 3
8. Berbahasa : menyebut nama benda yang ditunjuk (pensil, jam tangan), mengulangi
kata “tanpa kalau dan atau tetapi”, mengikuti perintah (ambil kertas, lipat, taruh di
lantai), mengikuti apa yang dibacanya (pejamkan mata), menuliskan kalimat secara
spontan, menyalin gambar seperti contoh
Skor : 2, 1, 3, 1, 1, 1 = 9
9. Hitung skor dan buat kesimpulan
107
MMSE/ Mini Mental State Examination
Interpretasi MMSE
Normal : 24-30
Gangguan kognitif : skor < 24
108
Psikoterapi Suportif
Langkah :
1. Jelaskan prosedur
2. Informed consent
3. Membina dan mempertahankan hubungan terapeutik (interaksi dengan empati,
tunjukkan ekspresi ketertarikan, responsive)
4. Melakukan tehnik komunikasi baik (tidak interogasi, pendengar aktif, pertanyaan
terbuka)
5. Tehnik intervensi dalam terapi suportif (klarifikasi, konfrontasi, beri saran, pujian,
semangat, reassurance)
6. Mengurangi dan mencegah kecemasan (reframing, paraphrasing, rasionalisasi)
7. Beri pengetahuan sesuai kompetensi dan bimbingan
8. Buat kesimpulan dan menentukan jadwal selanjutnya
Prinsip :
Alliance building
Esteem building
Skill building
Mengurangi dan mencegah kecemasan
Expanding awareness/ mengembangkan kesadaran
109
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Anak
Langkah :
110
Jadwal Imunisasi Anak IDAI 2020
111
Pemeriksaan Antropometri Anak
Alat : timbangan BB, baby scale, wall-mounted stadiometer, neonatal stadiometer, pita
pengukur
112
BB BB terukur saat itu
(%) = x 100%
TB BB standar sesuai TB yang terukur
BB (kg)
Hitung BMI dengan rumus
[TB (m)]²
Tentukan letak acromion dan olecranon pada lengan tidak aktif dalam posisi lengan
fleksi
Ukur diameter terbesar
Memetakan LILA terhadap usia di tabel WHO
Baringkan pasien
Letakkan pita pengukur melalui occipital, parietal dan frontal prominence
Memetakan LK pada grafik WHO
113
Penilaian Pertumbuhan Anak dengan KMS
Langkah :
Note :
114
Penilaian Perkembangan Anak dengan KPSP
Alat : pulpen, kertas, formulir KPSP, bola tenis, kerincingan, kubus berukuran 2,5 cm (6
buah), kismis, kacang tanah, potongan biscuit kecil
Langkah :
1. Tulis nama, tangal lahir anak, dan usia anak dalam bulan
2. Pilih formulir KPSP yang sesuai (gunakan formulir KPSP dengan usia skrining
terdekat yang lebih muda)
3. Lakukan pemeriksaan KPSP
4. Menentukan hasil pemeriksaan
5. Interpretasi hasil pemeriksaan
Interpretasi :
115
Penilaian Perkembangan Anak dengan DDST II (Denver II)
Alat : formulir Denver II, benang wol merah, manik-manik, icik-icik pegangan kecil, kubus
ukuran 2,5 cm (8 buah, warna merah, kuning, hijau, biru), botol bening dengan lubang botol
2 cm, bel kecil, bola tenis
Langkah :
Interpretasi :
Lebih/ advanced : lulus uji coba semua poin perkembangan di sebelah kanan garis
umur
Normal : gagal/ menolak uji coba poin perkembangan di sebelah kanan garis umur,
lulus/ gagal/ menolak uji coba poin perkembangan dimana garis umur terletak di
persentil 25 dan 75
Caution : gagal/ menolak poin perkembangan dimana garis umur terletak di persentil
75 dan 90
Delayed : gagal/ menolak uji coba poin perkembangan yang seluruhnya ada di
sebelah kiri garis umur
No opportunity : tidak ada kesempatan untuk melakukan tugas perkembangan, hasil
tidak dimasukkan saat membuat kesimpulan
116
Sector poin perkembangan Denver II
117
118
Notes
1 Tension Nyeri tersebar Vital sign (normal) Migraine R/ paracetamol tab 500
headache/ TTH secara (ringan- Px kepala dan Cluster type mg No. XX
sedang), leher headache/ CTH S 3 dd tab I prn
dirasakan Px neurologis (bila perlu)
awalnya pada (kekuatan motoric,
leher dan reflex, koordinasi, Jika curiga depresi :
menjalar ke sensoris, R/ Fluoksetin tab 20
belakang rangsang mg No. X
Ada gangguan meningeal) S 1 dd tab I o.m
tidur (insomnia, Px mata (TIO (tiap pagi)
terbangun malam naik)
hari)
2 Migraine Unilateral dengan Vital sign DL Arteriovenous R/ paracetamol tab 500
sifat berdenyut, Neurologis malformation mg No. XX
disertai mual, (koordinasi, Atypical facial S 3 dd tab I prn
fotofobia, dan sensoris) pain (bila perlu)
gangguan tidur Reflex patologis CTH
(hoffman tromner, TTH Jika tidak mempan :
Babinski) R/ sumatriptan tab 50
mg No. X
S 1 dd tab I
3 Vertigo Vestibular : Vital sign Meniere’ disease R/ betahistin tab 6 mg
berputar, GCS No. XV
119
Vestibular episodic, timbul CN VIII Neuritis S 3 dd tab II
(BPPV, mendadak, pada (nistagmus) vertibularis Atau
Meniere’s BPPV terjadi Motoric Vertigo pasca R/ dimenhidrinat tab 50
disease, setelah Sensorik trauma mg No XV
Neuritis perubahan, Keseimbangan S 3 dd tab I
vestibular) disertai mual,
Non vestibular muntah, keringat BPPV : mendengung Pada BPPV :
(polineuropati, dingin Meinere : Manual Epley
myelopati, Non vestibular : mendenging Gerak Brandt Daroff
artrosis melayang,
servikalis) bergoyang,
berlangsung
konstan/ kontinu,
disertai mua
muntah
4 Bell’s Palsy Paralisis otot Vital sign DL Hemiparesis R/ prednisone tab 5 mg
FR : paparan fasial atas dan CN VII (fasialis) Gula darah alternans No. XXX
dingin, infeksi, bawah bersifat sewaktu OMA/ OM kronik S 3 dd tab IV (selama 6
autoimun, DM, unilateral dengan BUN/SC Ramsay hunt hari)
HT onset akut syndrome R/ acyclovir tab 400 mg
Otalgia, produksi No. XXX
air mata naik, S 5 dd tab I
pengecapan R/ metilprednisolon tab
menurun 4 mg No. X
S 5 dd tab II
5 Tetanus Kaku kuduk, Vital sign Kultus bakteri Meningo- R/ anti tetanus serum
trismus, kejang, Tanda rangsang (clostridium encephalitis 50.000 Ui/ vial No. X
opisthotonus (kaku meningeal tetani +) Poliomyelitis S imm
dada dan perut, Rabies
120
punggung Lab (SGOT, R/ metronidazole inj.
melengkung) CPK naik) 500 mg infuse solution
lag No. I
S imm
R/ diazepam inj. 10 mg/
2 ml No. II
S imm
6 Meningitis Demam tinggi, kaku Vital sign DL R/ ampicillin tab 500
kuduk, kejang, GCS CT Scan mg No. XV
fotofobbia Tanda rangsang Pungsi lumbal S 3 dd tab I pc
meningeal (+) (warna R/ paracetamol tab 500
Reflex patologis xantohrom/ mg No. XV
kuning krn S 3 dd tab I pc prn
bakteri, warna
bening karena
virus
7 Low back pain Nyeri punggung Vital sign Foto polos Infeksi ginjal R/ asam mefenamat
bawah menjalar Px Lasegue, CT Scan Sacrolitis tab 500 mg No. X
FR : BB berlebih Patrick, Kontra- S 3 dd tab I pc prn
patrick
8 Stroke Hemiparesis, afasia, Vital sign CT Scan Bell’s palsy R/ captopril tab 25 mg
disfagia GCS EKG Meningitis No. XXV
Tanda rangsang S 3 dd tab I ac
meningeal R/ aspirin tab 300 mg
CN VII (fasialis) No. XXV
Px tonus S 3 dd tab I pc
121
Reflex patologis
dan fisiologis
Px sensoris
9 Epilepsy Bangkitan epilepsy EEG TIA R/ carbamazepine tab
berulang dengan DL Tics 400 mg No. X
jarak lebih dari 24 S 3 dd tab I
jam R/ asam valproate tab
500 mg No. x
S 3 dd tab I
10 Trigeminal Nyeri unilateral MRI Migraine R/ carmazepine tab
neuralgia bagian muka seperti CT Scan CTH 400 mg No. x
tersengat listrik S 2 dd tab I
Atau
R/ phenytoin tab 200
mg No. X
S 1 dd
R/ paracetamol tab 500
mg No. XV
S 3 dd tab I
11 Gangguan Keluhan/ gangguan CBT
somatoform fisik berualng, minta R/ fluoksetin tab 10/20
pemeriksaan medis mg No. X
S 1 dd tab I
12 Insomnia Sulit tidur, sulit Vital sign Gangguan R/ lorazepam tab 1 mg
mempertahankan Pasien tampak neurologis/ No. X
tidur, tampak lelah, lelah dengan mata psikiatri S 1 dd tab I pc
mata cekung cekung
122
13 Gangguan Semangat Vital sign (RR dan Gangguan Ajarkan relaksasi
cemas depresi menurun TD naik) somatoform
Merasa sedih Gangguan panik R/ fluoksetin tab 20 mg
Nafsu makan No. XV
menurun/ S 1 dd tab I pc
meningkat
Sulit konsentrasi Jika insomnia :
Gg tidur R/ diazepam tab 2 mg
Jantung berdebar No. XV
S 1 dd tab I pc
14 Gangguan Halusinasi Intervensi psikososial
psikotik Waham R/ haloperidol tab 5 mg
(jika Perilaku kacau/ No. XXI
Skizofrenia, aneh S 1 dd tab I pc
terjadi lebih Gg proses pikir R/ diazepam tab 5 mg
dari 1 bulan) Agitatif No. XV
Isolasi sosial S 2 dd tab I pc an
Perawatan diri
buruk
15 Mata kering/ Gatal seperti Visus normal Tetes mata
dry eye berpasir Foamy tears karboksimetil selulosa
Merah, perih, silau Tes Schirmer < 10
Memberat saat (normalnya ≥ 20
malam hari mm)
16 Hordeolum Kelopak bengkak, Px fisik mata Selulitis Kompres hangat 4-6x/
nyeri, hiperemi, preseptal hari selama 15 menit
tidak nyaman Chalazion
H. externa :
123
Granuloma R/ kloramfenikol 3%
piogenik eye ointment tube No. I
S 3 dd ue OD/OS
Hordeolum interna :
R/ kloramfenikol 1%
eyedrop fls No. I
S 6 dd gtt OD/OS
17 Konjungtivitis Mata merah dan Visus normal Swab Konjungtivitis Virus : R/ acyclovir 3%
gatal, berair Px fisik mata konjungtiva viral eye ointment No. I
(kadang ada (injeksi dengan Konjungtivitis S 5 dd ue OD/OS
sekret), ada rasa konjungtiva) pengecatan bacterial
mengganjal Px mata anterior Gram Konjungtivitis Bakteri :
Pada infeksi virus gonorrheal R/ kloramfenikol 1%
ditemukan tear foam eyedrop fls No. I
S 6 dd gtt OD/OS
18 Blefaritis Gatal dan panas Px fisik mata Hordeolum Kompres hangat 5-10
pada tepi kelopak, (skuama/ krusta di Trichiasis menit
hiperemi, bulu mata tepi kelopak, bulu
rontok mata rontok, Jika ada ulkus :
bengkak dan merah) R/ kloramfenikol 2%
eye ointment tube No. I
S 3 dd ue OD/OS
19 Benda asing Nyeri, merah, berair, Visus normal Konjungtivitis Tetes pantokain 2%
konjungtiva rasa mengganjal, Px fisik mata akut 1-2x
fotofobia (injeksi Abil dengan jarum
konjungtiva suntik 32G/ lidi
tarsal/ bulbi, ada kapas
benda asing)
124
Oleskan betadin
pada lidi kapas ke
tempat benda asing
R/ kloramfenikol 2%
eye ointment tube No. I
S q.2.h (tiap 2 jam
selama 2 hari)
20 Pendarahan Darah pada sclera, Visus biasanya Konjungtivitis Hilang tanpa terapi
sub konjungtiva mata merah tua/ normal Benda asing dalam 1-2 minggu, tapi
terang Px fisik mata (ada terlihat meluas dalam
darah) 24 jam
Presbiopi
40 tahun + 1.00
45 tahun + 1.50
50 tahun + 2.00
55 tahun + 2.50
60 tahun + 3.00
24 Glaukoma akut Mata merah Snellen chart Uveitis anterior R/ asetazolamid tab
Tajam (visus turun) Keratitis 250 mg No. XII
pengelihatan Tonometry Ulkus kornea S 4 dd tab I
turun mendadak schiotz (TIO naik) R/ timolol 0,5%
eyedrop fls No. I
126
Nyeri mata Konjungtiva bulbi S 2 dd gtt 1 OD/OS
menjalar ke hiperemis dan R/ asam mefenamat
kepala injeksi tab 500 mg No. X
Mual muntah Edema kornea S 2 dd tab 1 pc prn
Bilik mata depan
dangkal Kurangi asupan cairan
Px lapang
pandang
25 Katarak Penurunan Shadow test + RUJUK
pengelihatan Visus tidak baik
seperti tertutup
asap/ kabut
Ukuran kaca
meningkat, silau,
dan sulit
membaca
26 Glaukoma Fase awal tidak TIO naik Katarak R/ timolol 0,5%
kronis ada keluhan Perubahan optic Kelainan refraksi eyedrop fls No. I
Mata pegal dan disc Retinopati S 2 dd gtt 1 OD/OS
kadang pusing Defek lapang diabetikum
Tidak nyaman pandang
dan cepat lelah
27 Otitis eksterna/ Nyeri tekan Inspeksi Perikondritis R/ ikhtiol ear zalf 15 g
OE tragus Palpasi (nyeri berulang tube No. I
Telinga penuh tekan tragus, Kondritis S 2 dd ue AD/AS
Liang telinga luar nyeri tarik daun Otomikosis R/ polimiksin B
sempit telinga) eardrops fls No. I
Terjadi unilateral Px otoskop S 3 dd gtt I
127
Mendengung
28 Otitis media Stadium oklusi Vital sign (suhu Audiometri nada Otitis media R/ H2O2 3% eardrops
akut/ OMA tuba (penuh, tubuh meningkat) murni supuratif akut/ fls No. I
nyeri, Px otoskop OMSA S 3 dd gtt IV AD/AS
pendengaran Staidum oklusi OE R/ amoxicillin syr 125
bisa turun) tuba (MT suram mg/ 5 ml lag. I
Stadium retraksi dan reflex S 3 dd cth I atau S 3 dd
hiperemis (nyeri cahaya hilang) c.orig I pc
makin interns, Stadium
demam, bayi hiperemis (MT c.orig : sendok original/
rewel dan hiperemis dan bawaan (5 cc)
gelisah) edema)
Stadium supurasi Stadium supurasi
(keluar sekret (MT bulging +)
dari telinga) Perforasi : MT
Stadium resolusi perforasi, liang
(intensitas telinga luar penuh
berkurang, suhu sekret/ basah)
turun, nyeri Stadium resolusi :
mereda, jika MT tetap
permanen maka perforasi tapi
pendengaran sekret berkurang
akan tetap Px garpu tala
menurun)
29 Otitis media Keluar cairan Vital sign Audiometri nada OMSA R/ H2O2 3% eardrops
supuratif kronik terus/ hilang Px otoskop murni OE fls No. I
(OMSK) timbul > 2 bulan Tipe aman : Foto mastoid S 3 dd gtt IV AD/AS
sekret mukoid
128
Riwayat pernah tidak berbau, R/ ofloxacin 0,3%
keluar cairan dari mukosa cavum eardrops fls No. I
telinga timpani tampak S 3 dd gtt IV AD/AS
sebelumnya edema R/ amoxicillin tab 500
Cairan bisa Tipe bahaya : mg No. XV
jernih/ kuning/ sekret sangat S 3 dd tab I pc
kehijauan/ berbau, warna
campur darah/ kuning abu dan
bau purulent
Gg pendengaran Px garpu tala
30 Benda asing di Riwayat masuk Px otoskop (ada Ekstraksi dengan
telinga benda asing benda asing, anastesi lokal (jika
Tersumbat/ liang telinga luar seranga hidup tetes
penuh edema dan dengan minyak
Nyeri dan hiperemis) mineral/ paraffin
berdengung Px garpu tala (tuli
Keluar cairan konduktif) R/ paracetamol tab 500
Gg pendengaran mg No. X
S 3 dd tab I
(antibiotic boleh
diberikan jika tidak ada
rupture membrane
timpani)
R/ ofloxacin 0,3%
eardrops fls No. I
S 2 dd gtt IV AD/AS
31 Serumen prop Rasa penuh Px otoskop Benda asing Evakuasi serumen
Pendengaran (obstruksi liang
menurun telinga luar oleh
129
Nyeri memberat material warna R/ H2O2 3% eardrops
saat masuk air kuning) fls No. I
Vertigo/ tinnitus Px garpu tala S 3 dd gtt IV AD/AS
Untuk anak :
R/ paracetamol syr 125
mg/ 5 ml fls No. I
S 3 dd c.orig I
R/ pseudoefedrin tab
60 mg No. XX
S 4 dd tab I pc
34 Faringitis akut Nyeri Virus : faring, DL Tonsillitis R/ paracetamol tab 500
tenggorokan tonsil hiperemis Laryngitis mg No. X
(saat menelan) Bakteri : faring S 3 dd tab I pc
Demam hiperemis, tonsil R/ amoxicillin tab 500
Sekret hidung membesar dan mg No. X
Batuk hiperemis S 3 dd tab I pc
Nyeri kepala Vital sign
130
Nafsu makan Px fisik
turun
35 Laryngitis akut Suara serak/ Vital sign Rontgen soft Faringitis Istirahatkan suara
hilang/ parau Px fisik tissue leher AP Bronkiolitis
Sesak Laringoskopi lateral (jaringan R/ paracetamol tab 500
Nyeri subglottis mg No. X
tenggorokan bengkak/ steeple S 3 dd tab I pc
Demam, malaise sign) R/ amoxicillin tab 500
Rontgen thorax mg No. X
AP S 3 dd tab I pc
DL
36 Tonsillitis akut Tenggorokan Vital sign DL Infiltrate tonsil R/ paracetamol tab 500
kering Px fisik (ada Limfoma mg No. X
Nyeri menelan detritus dan Tumor tonsil S 3 dd tab I pc
(bisa menyebar kripte di mulut) R/ amoxicillin tab 500
ke telinga) mg No. X
Sakit kepala, S 3 dd tab I pc
lesu, nafsu
makan turun
Mulut berbau
37 Asma bronkial Wheezing Vital sign Peak flowmeter Disfungsi pita Di UGD :
Sesak Px fisik umum (arus puncak suara R/ nebulisasi
Dada terasa ekspirasi) Hiperventilasi salbutamol 2,5 mg;
berat DL Bronkiektasis NaCl 2,5 ml
Memburuk saat Foto thorax S imm
malam/ dini hari Spirometri
Intermitten Obat untuk dirumah :
(serangan
131
singkat, < 1 x/ R/ salbutamol inhaler
minggu atau < 2 100 mcg/ puff lag No. 1
x/ bulan) S prn (saat serangan)
Persisten ringan Atau
(> 1 x/ minggu R/ salbutamol tab 400
tapi < 1 x/ hari) mg No. XV
Persisten sedang S 3 dd tab I
(tiap hari, > 1 x/ Atau
minggu, perlu R/ salbutamol syr 2 mg/
bronkodilator) 5 ml lag No. I
Persisten berat S 3 dd cth I
(terus menerus,
aktivitas fisik
terbatas)
38 Pneumonia Demam bisa > Vital sign Px Gram TB paru R/ azithromycin tab 50
40⁰, menggigil Px fisik umum DL : WBC > PPOK mg No. X
Batuk dahak Px fisik thorax 10.000/ < 4.500 S 1 dd tab I
mukoid/ purulent Inspeksi : sisi Foto thorax
kadang dengan dada yang Kultur sputum Pada anak :
darah tertinggal saat dan darah R/ amoxicillin syr 125
Sesak nafas nafas mg/ 5 ml fls No. I
S 2 dd c.orig I
Nyeri dada Palpasi : vocal
fremitus R/ paracetamol syr 120
mengeras mg/ 5 ml fls No. I
Perkusi : redup di S 3 dd c.orig I
sisi yang sakit
Auskultasi :
bronkovesikuler,
132
rhonki basah
halus
39 Pneumo-thorax Sesak nafas, nyeri Vital sign Foto thorax Simple Oksigen
pada sisi yang (hypercapnia/ Pulse oxymeter pneumothorax Dekompresi jarum
bermasalah, ada CO2 tinggi di (curiga gagal Open (RUJUK)
trauma/ infeksi darah, TD turun, nafas) pneumothorax WSD (pada
takikardi, Tension hematothorax)
perubahan status pneumothorax
mental) hematothorax
Px fisik paru
Inspeksi : sisi
yang tertinggal
Palpasi : vocal
fremitus menurun
pada sisi sakit
Perkusi :
hipersonor
Auskultasi : suara
nafas lemah dan
jauh
40 PPOK Sesak, kadang Vital sign Uji jalan 6 menit Oksigen
FR : perokok, ada wheezing Px fisik umum Spirometri R/ nebulisasi
pekerjaan Batuk kering/ Px fisik thorax Peak flowmeter salbutamol 2,5 mg;
dengan asap dahak produktif Inspeksi : Pulse oxymeter NaCl 2,5 ml
Dada terasa sianosis, dinding AGD S imm
berat dada abnormal, Foto thorax Atau
RR > 20x/ menit, DL (Hb, HCT, R/ prednisone tab 5 mg
nafas dangkal, WBC, PLT) No. XXX
S 3 dd tab I
133
pakai otot bantu (diberikan selama 2
nafas minggu tidak perlu
Palpasi dan tapering off)
perkusi normal
Auskultasi :
suara nafas
turun, wheezing,
ronki basah
kasar saat
inspirasi, bunyi
jantung lebih
keras di xiphoid
41 Rhinitis akut Rhinore, hidung Vital sign Rhinitis alergi R/ paracetamol tab 500
tersumbat, hidung Rhinoskopi Rhinitis mg No. XV
gatal/ panas, bersin, anterior vasomotor S 3 dd tab I pc
batuk, demam R/ amoxicillin tab 500
mg No. XV
S 3 dd tab I
42 Rhinitis Hidung tersumbat Vital sign Skin prick test Rhinitis alergi R/ pseudoefedrin tab
vasomotor sesuai posisi tidur, Rhinoskopi Kadar IgE Rhinitis 30 mg No. X
sekret serosa/ anterior (konka spesifik medikamentosa S 3 dd tab I
mucus inferior edema Rhinitis akut Atau
warna merah R/ demacoline tab No.
gelap, sekret X
serosa) S 3 dd tab I
R/ amoxicillin tab 500
mg No. XV
S 3 dd tab I
134
43 Rhinitis alergi Rhinore, bersin Vital sign Hitung Rhinitis R/ cetirizine tab 10 mg
pada pagi hari > 5 Px fisik eosinophil daah vasomotor No. X
kali, hidung Allergic salute/ tepi dan sekret Sinusitis S 1 dd tab I
tersumbat, gatal gosok hidung hidung paranasal Atau
Allergic shiners/ IgE total serum R/ CTM tab 4 mg No. X
dark circle sekitar S 3 dd tab I
mata
Mulut sering Kortikosteroid topical :
terbuka R/ budesonide nasal
(lengkung langit- spray 50 mcg No. I
langit tinggi) S 1 dd spray I-II
Faring : dinding
posterior edema
Rhinoskopi
anterior (mukosa
bawah, edema,
pucat/ biru)
44 Rhinosinusitis Hidung tersumbat, Vital sign Foto thorax AP Rhinitis akut R/ amoxicillin tab 500
(sinusitis) sekret, nyeri Px rongga mulut Water’s view Influenza mg No. XV
awajah, demam, Rhinoskopi DL S 3 dd tab I
fatigue anterior dan
posterior Steroid :
Px otoskop R/ propionate spray 50
mcg No. I
S 1 dd 2 spray nasal
dextra/ sinistra
R/ dexamethasone tab
0,5 mg No. X
S 3 dd tab I
135
45 TB paru Nyeri dada Vital sign DL Pneumonia R/ rifampisin kap 450
Sesak nafas Px fisik paru BTA sputum PPOK mg No. XXX
Batuk > 2 minggu Auskultasi : ronki Foto thorax AP S 1 dd tab I
Demam basah, nafas R/ isoniazid tab 300 mg
Tidak nafsu melemah di apex No. XXX
makan paru S 1 dd tab I
BB turun R/ pirazinamid tab 500
Keringat malam mg No. XC
S 1 dd tab III
R/ ethambutol tab 500
mg No. LX
S 1 dd tab II
46 Ulkus mulut Aftosa (stomatitis Tanda anemia DL (MCV, MCH, Herpes simpleks Stomatitis aftosa :
aftosa rekuren) : Px abdomen MCHC) Hand, foot, R/ larutan kumur
luka nyeri di Tanda dehidrasi mouth disease/ clorhexidin 0,2% No. I
mukosa bukal, Vital sign HFMD S 3 dd garg I
bibir bagian Atau
dalam/ sisi lateral R/ sol povidone iodine
dan anterior lidah 1% fls No. I
Stomatitis herpes S 2 dd garg I
: luka bibir, gusi, R/ krim triamcinolone
lidah, gusi, langit- acetonide 0,1% No. I
langit, bukal, bau S 2 dd ue
mulut, malaise,
demam Herpes :
R/ paracetamol tab 500
mg No. X
R/ acyclovir tab 400 mg
No. XXXV
136
S 5 dd tab I
R/ larutan kumur
clorhexidin 0,2% No. I
S 3 dd garg I
47 GERD Panas dan Vital sign Endoskopi Angina pectoris R/ omeprazole tab 20
terbakar di Px fisik abdomen (mucosal break Dyspepsia mg No. X
retrosternal/ di esophagus) Ulkus peptikum S 2 dd tab I ac
epigastrium,
muntah, mulut
terasa asam
48 Gastritis Nyeri/ panas di Vital sign DL Kolesistitis R/ omeprazole tab 20
epigastrium, Px fisik abdomen Rontgen barium Kolelithiasis mg No. X
mual, muntah, (nyeri tekan enema Chron’s disease S 2 dd tab I ac
kembung epigastrium, Endoskopi R/ antasida tab 500 mg
bising usus No. X
meningkat, S 3 dd tab 1 ac
konjungtiva
anemis jika
kronis)
49 Intoleransi Tenggorokan Vital sign Pankreatitis R/ asam askorbat tab
makanan gatal Px fisik abdomen Chron’s disease 50 mg No. X
Nyeri perut (nyeri tekan, S 1 dd tab I
Kembung bising usus
Diare meningkat)
Mual muntah Tanda dehidrasi
50 Demam tifoid Demam naik Vital sign DL DBD R/ kloramfenikol tab
turun (terutama GCS Serologi Malaria 500 mg No. XL
sore dan malam) Leptospirosis
137
Sakit kepala Px fisik umum Kultur ISK S 4 dd tab I (10-14
Konstipasi/ diare (icterus, lidah salmonella typii Hepatitis A hari)
Mual muntah kotor/ thypoid Uji widal
Nyeri abdomen tongue, nyeri Bed rest
abdomen,
hepato-
splenomehali)
Bradikardi relatif
dengan
penurunan nadi
sekitar 8 denyut
tiap suhu naik
1⁰C
Px hepar, lien,
limfe
Jika demam > 8
hari tidak perlu
rumple leed
51 Gastro-enteritis BAB lembek/ cair Vital sign Demam tifoid Cairan adekuat
bisa dengan Px fiskk umum Colitis pseudo-
darah/ lendir (> 3 (tanda dehidrasi) membran R/ atapulgit tab No. X
x/ 24 jam) Bising usus S prn tab II
Nyeri perut lemah/ tidak ada (diberikan tiap diare
Kembung (hypokalemia) cair sampai diare stop)
Mual muntah Nafas cepat R/ ciprofloxacin tab 500
Tenesmus (asidosis mg No. X
metabolic) S 2 dd tab I
138
52 Disentri Nyeri perut Vital sign Infeksi E coli Cegah dehidrasi, bed
amoeba dan sebelah kiri Px fisik umum Infeksi E coli rest
basiler BAB encer terus (nyeri tekan enteroinvasive
menerus dengan abdomen, tanda Basiler :
darah/ lendir dehidrasi, R/ ciprofloxacin tab 500
Muntah tenesmus) mg No. X
Sakit kepala S 2 dd tab I
Amoeba : R/
metronidazole tab 500
mg No. XV
S 3 dd tab I
Tambahan :
R/ zinc tab 20 mg No.
X
S 1 dd tab I
53 Pendarahan GI Saluran cerna Vital sign DL Hemoptysis Stabilkan hemodinamik
atas : melena Px fisik umum LFT Hematokezia (IV line), NGT
(BAB hitam), RT Hemoroid
hematemesis Tumor colon R/ ranitidine inj. 50 mg/
(muntah darah) 2 ml ampul No. I
Saluran cerna S imm
bawah :
hematokezia Saluran cerna bawah :
(BAB dengan IV line (RUJUK)
darah segar)
54 Hemoroid Darah merah Vital sign DL Kondiloma
grade I-II segar saat BAB Tanda anemia akuminata
139
Prolapse massa Px status lokalis Rektal prolapse
Pusing (grade I tidak
Lemah ada kelainan,
Pucat grade II ada
benjolan
mukosa, tidak
dapat dideteksi
dengan palpasi)
55 Hepatitis A Demam Vital sign Kadar bilirubin Icterus obstruktif
Mata dan kulit Px fisik umum urine Hepatitis B dan
kuning Sclera ikterik SGOT/ SGPT C akut
Nafsu makan Px hepar dan naik 2x lipat Sirosis hepatis
turun spleen IgM anti HAV
Nyeri otot dan (hepatomegaly)
sendi Pria : SGPT <
Mual muntah 30, SGOT < 25
Urine seperti teh Wanita : SGPT
Feses pucat/ < 23, SGOT <
putih 21
140
splenomegaly
dan
limfadenopati)
57 Kolesistitis Demam Vital sign DL (leukositosis) Angina pectoris
Nyeri kolik perut Px fisik umum Apendisitis akut
epigastrium dan (batu di saluran Ulkus peptikum
menjalar ke bahu empedu perforasi
kanan ekstrahepatik)
Px fisik
abdomen
(teraba massa
kandung
empedu, nyeri
tekan, Murphy
sign +)
58 Appendicitis Nyeri perut Vital sign DL Kolesistitis akut Bed rest, cairan IV
akut kanan bawah Px fisik Foto polos Divertikel mackel
Mual muntah abdomen abdomen R/ asam mefenamat
Anoreksia Nyeri tekan tab 500 mg No. X
Dysuria McBurney + S 3 dd tab I
Demam Rovsing, psoas,
obturator sign RUJUK
Nyeri ketok +
RT (nyeri tekan
jam 9-12)
59 Parotitis Bengkak area Vital sign Mumps :
depan telinga- Px daerah R/ paracetamol tab 500
preaurikular mg No. XV
141
rahan bawah dan (edema, eritema, S 3 dd tab I
nyeri nyeri tekan)
Malaise Bakteri (terapi
Anoreksia simptomatik dan
Demam antibiotic) :
R/ amoxicillin tab 500
mg No. XV
S 3 dd tab I
60 Taeniasis Rasa tidak enak Vital sign Px mikroskopik R/ albendazole tab 400
pada lambung Px fisik umum feses mg No. III
Mual (nyeri (ditemukan telur S 1 dd tab I
Badan lemah epigastrium) taenia)
BB turun
Sakit kepala
Konstipasi/ diare
61 ISK Demam Vital sign DL Urethritis R/ ciprofloxacin kap
Dysuria Px fisik umum UL Pyelonephritis 500 mg No. XIV
BAK sedikit/ Px fisik ginjal BUN/SC S 2 dd kap I
sering (nyeri ketok Kadar gula
Polakisuria CVA dan nyeri darah
Nyeri suprapubik tekan
suprapubik)
62 Phimosis Nyeri BAK Vital sign Paraphimosis Sirkumsisi
Mengejak saat Preputium tidak Balanitis
BAK dapat diretraksi Angioderma
Pancuran urine Ujung preputium
mengecil menggelembung
142
Benjolan lunak di
ujung penis
63 Pyelonefritis Nyeri pinggang Vital sign UL Urethritis akut R/ amoxicillin tab 500
uni/ bilateral (takikardi) Piuria (WBC > Sistisis akut mg No. XXI
timbul mendadak Px fisik ginjal 5-10/ LPB) Apendisitis akut S 3 dd tab I
Demam, (nyeri ketok Silinder WBC R/ paracetamol tab 500
menggigil CVA, nyeri Hematuria mg No. X
Sering disertai tekan mikroskopis S 3 dd tab I
gejala sistisis suprapubik, Bakteriuria (>
distensi 104 koloni/ ml)
abdomen, bising DL (WBC naik)
usus menurun) Foto polos
abdomen (cek
ada batu/
obstruksi)
64 Paraphimosis Bengkak dan nyeri Preputium Angioderma Sirkumsisi
pada penis tertarik ke Balanitis
belakang gland
dan tidak bisa
kembali
Eritema, edema,
nyeri
Warna biru-
hitam (jika
nekrosis)
65 Kehamilan Haid stop Vital sign Tes kehamilan Kehamilan palsu R/ sulfas ferrous tab 60
normal Mual muntah BB, TB, LILA (HCG +) Tumor uterus mg No. X
pagi DL (Hb) Kista ovarium S 1 dd tab I
143
Ngidam Px konjungtiva, R/ asam folat tab 250
Sering BAK payudara, pg No. X
Payudara ekstremitas S 1 dd tab I
bengkak dan HPHT : tanggal
mengeras + 7 hari, bulan – Makanan seimbang
(putting lebih 3 bulan Aktivitas fisik tidak
gelap) Obstetric berlebihan
Px abdomen Cek gerak janin (week
(bekas luka 18-20 sampai lahir)
operasi, TFU, px
leopold (> 20
weeks)
DJJ (120-160 x/
menit)
Px vulva/ avgina
(kondiloma,
edema,
hemoroid,
candida, tumor,
inspekulo
serviks, infeksi)
66 Hyperemesis Mual muntah hebat, Vital sign DL (Hb dan R/ dimenhidrinat tab 50
gravidarum pucat, nafsu makan Px fisik umum HCT naik) mg No. X
turun, BB turun, Inspekulo UL (urine pekat) S 4 dd tab I
nyeri epigastrium, (kehamilan) :
lemas, haus hebat serviks biru
Px leopold (> 20
weeks)
144
67 ADB pada Badan lemah, lesu, Vital sign DL (Hb < 11 Anemia penyakit R/ sulfas fumarat tab
kehamilan pucat, pengelihatan Px fisik umum pada TI dan TIII, kronis 300 mg No. XX
kabur (konjungtiva Hb < 10,5 pada Trait thalassemia S 1 dd tab I
anemis, atrofi TII) Anemia
papil lidah, sideroblastik
stomatitis
angularis, kuku
sendok)
68 Rupture Pendarahan Vital sign Episiotomy
perineum pervaginam Px fisik genital
grade I-II (robekan
perineum,
pendarahan
arterial/
merembes)
RT (grading)
69 Mastitis Nyeri dan bengkak Vital sign R/ eritromisin tab 500
payudara, demam Px payudara mg No. XXI
menggigil, myalgia (bengkak, S 3 dd tab I (10-14
hangat, hari)
kemerahan R/ paracetamol tab 500
batas tegas) mg No. X
S 3 dd tab I
70 Bacterial Duh tubuh putih/ Vital sign pH > 4,5 R/ metronidazole tab
vaginosis abu berbau amis Px fisik genitalia Swab vagina 500 mg No. XIV
dan gatal Palpasi Px mikroskopik S 2 dd tab I
bimanual (clue cell
dengan bakteri
145
kokoid melekat, Untuk ibu hamil dan
tidak ada WBC) menyusui :
R/ amoxicillin tab 500
mg No. XX s 4 dd tab I
71 Kandidiasis Duh tubuh tidak Vital sign pH < 4,5 dan R/ fluconazole kap 150
vaginitis berbau dan eritema Px fisik genitalia swab vagina mg No. I
vagina S 1 dd tab I
72 Trichomoniasis Asimptom Vital sign pH > 4,5 R/ metronidazole tab
Duh kuning Px fisik genitalia Swab vagina 500 mg No. XXI
kehijauan WBC > 10/ LPB S 3 dd tab I
berbuih dengan
bau amis
73 Syphilis (ulkus Primer : lesi tidak Vital sign Tes serologi Herpes simpleks R/ doxycylin tab 100
durum) nyeri di predileksi Px fisik genitalia sifilis/ TSS Ulkus mole (GO) mg No. LX
Sekunder : ruam/ Histopatologi S 2 dd tab I
bruntus kulit,
demam,
kelelahan, rasa
tidak nyaman,
KGB membesar
74 Gonorrhea Kencing nanah Vital sign Kultur ISK R/ ofloksasin tab 400
(ulkus mole) Dysuria Px fisik genitalia Urethritis herpes mg No. I
Prostatitis (eritema, edema simpleks S 1 dd tab I (single
(demam, ekropion pada dose)
malaise, tidak orifisium uretra
nyaman di eksterna, duh
146
perineum dan tubuh
suprapubik) mukopurulen)
KGB membesar
RT (pria) : prostat
membesar dan
nyeri tekan
Inspekulo (wanita) :
serviks merah, erosi,
sekret mukopurulen
75 Vaginitis Bau, gatal/ pruritus, Vital sign Swab vagina Bacterial Bacterial vaginosis :
keputihan, disura, Px fisik genitalia pH cairan vaginosis R/ metronidazole tab
dyspareunia/ nyeri (iritasi, eritema/ vagina Trichomonas 500 mg
intercourse edema vulva dan Whiff test + (jika vaginalis S 2 dd tab I (1 minggu)
vagina, eritema ada bau amis Vulvovaginitis
serviks) saat ditetes candida (putih Trikominas vaginosis :
KOH) seperti keju, R/ metronidazole tab 2
gejala gatal, gr
panas, S 1 dd tab I (single
keputihan, ada dose/ SD)
pseudohifa)
Vulvovaginitis :
R/ fluconazole tab 150
mg
S 1 dd tab I (SD)
76 Vulvitis Rasa terbakar di Px fisik genitalia Dermatitis Hindari allergen
genitalia, gatal, (kulit vulva tebal dan alergika
kemerahan, iritasi, eritema, lesi sekitar R/ hidrokortison zalf
keputihan vulva, cairan kental 1% tube No. I
dan bau) S 2 dd ue
147
77 DM tipe II Polifagia Vital sign GD puasa > 126 Sindrom Modif lifestyle
Polyuria Px fisik umum GD sewaktu > metabolic
Polydipsia BB/ TB (BMI) 200 DM tipe I R/ metformin tab 500
BB turun Px visus HbA1C mg No. XX
penyebab tidak Px jantung UL S 3 dd tab I
jelas Px ekstremitas R/ noverapid flexpen
Lemah, Px kulit No. I
kesemutan, mata (akantosis S 3 dd 10 IU SC
kabur, disfungsi nigrikans)
ereksi, pruritus HbA1C :
vulva < 7 (metformin)
7,5-9 (metformin +
glibenklamid)
> 9 (insulin)
78 Hiperurisemia Bengkak sendi Vital sign Rontgen Sepsis arthritis R/ prednisone tab 5 mg
(Gout arthritis) Nyeri mendadak Look feel move Kadar asam urat RA No. X
saat malam sendi > 7 mg/ dL S 3 dd tab I
Rasa panas dan R/ natrium diklofenak
kemerahan tab 25 mg No. X
Demam, S 3 d dd tab I pc
menggigil, nyeri
badan Menurunkan asam
urat, tidak dipakai saat
serangan akut :
R/ allopurinol tab 100
mg No. X
S 1 dd tab I
79 Dyslipidemia Asimptom Vital sign Lab Nutrisi medis/ modif
Antropometri lifestyle
148
Kolesterol total
(baik jika < 200, Diberikan setelah terapi
borderline jika non farmako selama 6
200-239) weeks dan tidak
LDL (baik jika < berhasil :
100, borderline R/ simvastatin tab 10
jika 130-159) mg No. X
HDL (rendah S 1 dd tab I h.v (saat
jika < 40, tinggi malam)
jika > 60)
Trigliserida
plasma (baik
jika < 150,
borderline jika
150-199)
80 Hipoglikemia Gemetar, rasa Vital sign (TD GD sewaktu < Syncope vagal Gula murni 30 gr (2
lapar, pusing, turun, nadi naik) 60 mg/ dL atau Stroke/ TIA sdm)/ sirup/ permen
keringat dingin, GCS < 80 mg/ dL Stop obat
berdebar, gelisah, Defisit neurologic dengan gejala hipoglikemia
penurunan fokal sesaat sementara
kesadaran (reflex patologis Pertahankan GD
+ pada 1 sisi sekitar 200 mg/ dL
tubuh) jika sebelumnya
tidak sadar
81 Malnutrisi Kwashiorkor : Vital sign DL (Hb, HCT) Sindrom nefrotik
energy protein edema, ascites, Px fisik (tanda Gula darah Sirosis hepatis
wajah sembab, dehidrasi, Hapusan darah
pandangan layu, demam, UL
rambut tipis/ pneumonia, LFT
149
rambut jagung, gagal jantung, Antropometri
anak rewel dan pucat, Foto thorax
apatis) pembesaran hati, Uji tuberkulin
Marasmus : icterus, ulkus
sangat kurus, mulut)
rewel, kulit Def vitamin A
keriput, old face (konjungtiva
kering, ulkus
kornea,
keartomalasia)
BB/ TB (< 70%/ -
3 SD)
LILA < 11,5 cm
(usia anak 6-59
bulan)
82 ADB Lemah, letih, lesu, Vital sign DL (Hb, HCT, Anemia def vit R/ sulfas ferrous tab
pengelihatan kabur, Px fisik WBC, PLT, B12 200 mg No. X s 3 dd
pucat, pusing, (konjungtiva MCV, MCH, Anemia aplastic tab I
konsentrasi turun, pucat, disfagia, MCHC) Anemia hemolitik R/ vitamin C tab 500
sesak nafas atrofi papil lidah, Hapusan darah mg No. X
stomatitis LFT S 1 dd tab I
angularis, UL
clubbing finger) TIBC naik
Px hepar dan lien
83 HIV/ AIDS Demam , diare > 1 Vital sign Hitung jenis Herpes R/ FDC HIV tab (AZT +
tanpa bulan, BB turun > Px fisik umum WBC TB 3TC + EFV) No. XXX
komplikasi 10%, kandidiasis (kulit kering, (limfopenia dan S 2 dd tab I
CD4 < 250)
150
oral, KGB dermatitis Foto thorax Pada wanita, EFV
membesar seboroik, infeksi diganti NV (?)
herpes simpleks
dan zoster,
kandidiasis oral,
leukoplakia, ronki
basah halus,
KGB membesar)
84 SLE Kelelahan, nyeri Vital sign Darah perifer Mixed R/ natrium diklofenak
sendi berpidah, Px fisik (BB lengkap connective tab 50 mg No. X
rambut rontok, turun, myalgia, (leukopenia, tissue disease S 2/3 dd tab I
rumah wajah/ arthralgia/ trombositopenia, Sindrom
butterfly rash, sakit arthritis, ruam, anemia) vaskulitis RUJUK
kepala, demam, sesak, batuk BUN/SC naik
ruam kulit karena kering, ronki di LED naik
paparan matahari basal, murmur UL (hematuria,
sistolik, proteinuria)
miokarditis, Foto thorax
jantung coroner) (efusi pleura)
85 Limfadenitis KGB bengkak, Vital sign (suhu BTA sputum Mumps R/ eritromisin tab 500
demam, nafsu dan nadi naik) LED Kista duktus mg No. XV
makan hilang, Px fisik (KGB Uji mantoux triglosus S 3 dd tab I
keringat berlebih membesar, Darah perifer Kista dermoid R/ paracetamol tab 500
rubella di leher lengkap mg No. X
bagian posterior) S 3 dd tab I
Virus : KGB
bilateral
151
Bakteri : nyeri
tekan, merah,
hangat
Keganasan :
keras, immobile
86 Demam Demam 2-7 hari Vital sign (TD, DL (WBC < DBD R/ paracetamol syr 120
dengue timbul mendadak suhu 40⁰C) 4000, PLT < Malaria mg/5 ml fls No. I
(demam bifasik) Tanda dehidrasi 100.000) S 3 dd c.orig I
Nyeri kepala, Rumple leed +
retroorbital, otot, Hepatomegaly
tulang Ascites -
Ruam kulit
87 Demam Demam 2-7 hari Vital sign DL (leukopenia, R/ paracetamol syr 120
berdarah Fase : Uji tourniquet + trombositopenia, mg/5 ml fls No. I
dengue/ DBD I (1-3 hari) : 40⁰C Hepatomegaly HCT > 20%) S 3 dd c.orig I
II (4-5 hari) : 37⁰C Ascites + Albumin < 3,5 g/
Efusi pleura dL Ringer lactate (IV) :
III (6-7 hari) : 37⁰C
< 15 kg (7 ml/ kg/ jam),
15-40 kg (5 ml/ kg/
jam), > 40 kg (3 ml/ kg/
jam)
88 Malaria Demam hilang Vital sign Hapusan darah Demam dengue Untuk BB < 60 kg :
timbul (demam, nadi tebal dan tipis Demam tifoid R/ FDC tab
Saat demam cepat, nafas Rapid diagnostic Leptospirosis (dihidroartemisin +
hilang : cepat/ takipneu) test piperakuin) No. IX
menggigil, Px fisik umum S 1 dd tab III
berkeringat, sakit (konjungtiva R/ primakuin tab 15 mg
kepala, nyeri otot anemis, sclera No. II
152
dan sendi, nafsu ikterik, bibr S 1 dd tab II
makan turun, sianosis, hepato-
sakit perut, mual splenomegali, Untuk BB > 60 kg :
muntah, diare ascites, urine R/ FDC tab
Riwayat coklat/ hitam, (dihidroartemisin +
bepergian ke dysuria/ anuria, piperakuin) No. XII
daerah endemis akral dingin S 1 dd tab IV
R/ primakuin tab 15 mg
No. III
S 1 dd tab III
89 Fraktur terbuka Patah tulang ABC Foto polos AP/ Irigasi luka
setelah trauma Vital sign lateral Imobilisasi fraktur
Nyeri, sulit Look (ada luka Infus dan antibiotic
digerakkan, terbuka, bone intravena
bengkak, exposure)
perubahan Feel (nyeri tekan,
warna deformitas)
Move (tidak
dapat
digerakkan)
Grade : I (fraktur
terbuka dengan
luka kulit < 1 cm
dan bersih), II
(fraktur terbuka
dengan luka kulit
> 1 cm, tanpa
kerusakan
jaringan lunak,
153
kontaminasi
sedang), III
(fraktur terbuka
dengan
kerusakan
jaringan lunak
luas)
90 Fraktur tertutup Riwayat trauma ABC Foto polos AP/ Pembidaian
Nyeri Vital sign lateral
Sulit digerakkan Look (deformitas R/ asam mefenamat
Deformitas jaringan tulang tab 500 mg No. X
Bengkak tapi tidak S 3 dd tab I pc prn
menembus kulit)
Feel (teraba
deformitas, nyeri
tekan, bengkak)
Move (tidak
dapat
digerakkan)
91 Polymyalgia Nyeri dan kaku Vital sign LED ≥ 40 mm/ Amyloidosis R/ prednisone tab 10
rematik bahu dan pinggul Px fisik (bengkak jam Osteoarthritis mg No. X
Sulit bangun dari ekstremitas distal S 3 dd tab I
tempat tidur dengan pitting
Kekakuan pagi > edema, kekuatan
1 jam otot normal, tidak
ada atrofi, nyeri
pada bahu dan
154
panggul saat
gerak)
92 Rheumatoid Nyeri tekan Vital sign LED naik (< 10 SLE R/ natrium diklofenak
Arthritis banyak sendi Px fisik pada wanita, < Osteoarthritis tab 50 mg No. X
(PIP/ proximal Look (bengkak/ 15 pada pria) S 2 dd tab I
interphalangeal, efusi sendi) Radiologi R/ prednisone tab 5 mg
MCP/ Feel (nyeri tekan tangan dan kaki No. X
metacarpo- sendi, teraba Rheumatoid S 3 dd tab I
phalangeal, hangat) factor +
MTP/ metatarso- Move (gerakan
phalangeal, terbatas)
pergelangan
tangan, bahu,
lutut, kaki)
Bengkak,
gerakan terbatas
Kaku pada pagi
hari > 1 jam
93 Osteoarthritis Nyeri sendi Vital sign Radiologi Arthritis Gout R/ natrium diklofenak
Hambatan BB/TB Rheumatoid tab 50 mg No. X
gerakan sendi Look Arthritis S 2 dd tab I
Krepitasi (pembengkakan
Pembesaran asimetris, gaya
sendi jalan)
Perubahan gaya Feel (krepitasi)
berjalan Move (hambatan
gerak)
155
94 Vulnus Trauma, jejas, Vital sign Tergantung berat luka
memar, bengkak, Look (jejas, (bersihkan luka,
nyeri, rasa panas memar) hecting)
daerah trauma Feel (nyeri, rasa
Punctum/ tusuk panas)
Scisum/ sayatan Move
Schiopetorum/
tembak
Moisum/ gigitan
Perforatum/
tembus
Laceratum/ robek
Ekskoriasi/ lecet
Contusum/
kontusio
95 Lipoma Benjolan, teraba Vital sign Penusukan Abses Eksisi lipoma
empuk Look (benjolan) jarum untuk Liposarcoma
Feel (empuk) mengetahui isi Pasca eksisi :
Move (bergerak massa R/ paracetamol tab 500
jika ditekan) Biopsy mg No. XV
S 3 dd tab I pc prn
R/ amoxicillin tab 500
mg No. XV
S 3 dd tab I
96 Miliaria (biang Gatal, ada vesikel Vital sign Morbili R/ bedah salisil 2% No.
keringan) saat berkeringat Px fisik kulit Folikulitis I
M. kristalina S 2 dd ue
(vesikel miliar,
156
mudah pecah R/ klorfeniramin meleat
dengan garukan) tab 4 mg No. X
M. rubra (vesikel S 3 dd tab I
miliar/ Atau
papulovesikel R/ klorfeniramin meleat
diatas dasar syr 2 mg/ 5 ml fls No. I
eritematosa, S 3 dd c.orig I
tersebar diskret)
M. profunda
(papul putih
keras 1-3 mm,
mirip folikulitis
ada pustule)
97 Veruka vulgaris Kutil pada kulit Vital sign Histopatologi Kalus Kauterisasi
Px fisik kulit Komedo
(papul multiple, Moluskum R/ salicyclic acid 20%
berbentuk bulat, kontangiosum 15 gr No. I
warna seperti S ue
kulit sampai
keabuan ukuran
≤ 1 cm)
98 Herpes zoster Nyeri radikuler, Vital sign Herpes simpleks R/ acyclovir tab 400 mg
demam, pusing, Px fisik kulit Dermatitis No. LXX
malaise, vesikel (vesikel multiple, venerate S 5 dd tab II
berbentuk bulat R/ bedak salisil 2% No.
dengan dasar I
eritema dengan S 2 dd ue
157
distribusi
dermatomal)
99 Herpes Vulvovaginitis Vital sign Impetigo bulosa R/ acyclovir tab 400 mg
simpleks (HSV akut/ Px fisik kulit Ulkus genitalis No. XXV
I pada anak, peradangan (vesikel multiple S 5 dd tab I
HSV II pada pada kulit datang dengan dasar
dewasa karena penis eritema, bentuk
kontak seksual) Demam, bulat dengan
malaise, distribusi di
myalgia, nyeri daerah
kepala predileksi)
100 Moluskum Papul Vital sign Miliaria
kontangiosum Px fisik kulit Komedo
(papul multiple,
bentuk bulat
berwarna putih
mengkilat,
ukuran lentikuler
dengan delle
pada puncak
papul)
101 Reaksi gigitan Gatal, tidak Vital sign Prurigo R/ klorfeniramin meleat
serangga nyaman, nyeri, Px fisik (urtikaria tab 4 mg No. X
kemerahan multiple, bentuk S 3 dd tab I
Reaksi delayed : numular/ plakat, R/ betametason valerat
kelemahan, disekitar, kulit cream 0,05% No. I
dizziness, sekitar eritema) S 2 dd ue
hipotensi
158
102 Scabies Gatal hebat Vital sign Px mikroskopis Pioderma R/ cream permethrin
terutama malam Px fisik kulit (kerokak kulit) Dermatitis 5% lab No. I
Lesi timubul di (plak/ macula S uc
stratum korneum eritema multiple R/ klorfeniramin meleat
yang tipis (sela berbatas tegas tab 4 mg No. X
jari, pergelangan bentuk S 3 dd tab I
aksila, umbilicus, terowongan/
areola mammae) kanalikuli, warna
putih/ abu,
panjang kira 1
cm, ada papul/
verikel/
ekskoriasi di
bukaan
terowongan)
103 Pedikulosis Kepala gatal Vital sign Tinea kapitis R/ cream rinse
kapitis Px fisik kulit Pioderma permethrin 1% lab No. I
kepala S uc
160
multiple, batas KOH 10%
tegas, bentuk (spaghetti and
bulat-geografika meatball
dengan skuama appearance)
putih halus
diatasnya,
distribusi
unilateral)
107 Pioderma Ada luka/ koreng Vital sign Pewarnaan R/ amoxicillin tab 500
(ulkus yang awalnya Px fisik kulit Gram mg No. XV
dangkal) seperti bintik Folikulitis (papul DL S 3 dd tab I
gatal berisi eritema gatal dan
cairan/ nanah perih)
yang nyeri Furunkel (papul,
Folikulitis vesikel/ pustule
(radang folikel dengan eritema
rambut) di sekitarnya
Furunkel (radang yang nyeri)
folikel rambut Karbunkel
dan jari sekitar) (beberapa
Furunkulosis furunkel yang
(beberapa berkonfluensi
furunkel membentuk
tersebar) nodus supurasi)
Karbunkel Impetigo
(kumpulan krustosa (krusta
beberapa kering kuning)
furunkel) Impetigo bulosa
(vesikel/ bulosa
161
Impetigo dengan lesi bula
krustosa hipopion, isi pus)
Impetigo bulosa
Ektima
108 Erisipelas Demam, malaise, Vital sign Lampu wood Selulitis R/ paracetamol tab 500
gatal, rasa terbakar, Px fisik kulit (merah cerah) Urtikaria mg No. X
nyeri, bengkak (eritema DL (leukositosis) S 3 dd tab I
berwarna merah R/ cefixime tab 100 mg
cerah berbatas No. X
tegas dengan S 3 dd tab I
pinggir meninggi
dan tanda
radang akut)
109 Dermatitis Bercak merah Vital sign Psoriasis R/ cream hidrokortison
seboroik Kulit kasar Px fisik kulit Kandidosis asetat 1% tube No. I
Awalnya (papul-plak Otomikosis S 2 dd ue
ketombe ringan eritema, skuama OE R/ loratadine tab 10 mg
lalu menjadi kekuningan No. X
kopeng dan berminyak, batas S 1 dd tab I
berbau tidak tidak tegas, di
sedap kulit kepala,
belakang telinga,
alis, liang telinga
luar)
110 Dermatitis Gatal hilang timbul Vital sign Px IgE serum Dermatitis R/ cream desonid
atopic sepanjang hari, Px fisik kulit seboroik 0,05% tube No. I
awalnya hanya Kriteria mayor : Dermatitis
malam hari pruritus, kontak
162
dermatitis di Untuk likenifikasi dan
wajah/ ekstensor hiperpigmentasi :
pada bayi dan R/ cream betametason
anak, dermatitis valerat 0,1% tube No. I
di fleksura pada S 2 dd ue
dewasa, R/ loratadine tab 10 mg
dermatitis kronis/ No. X
berulang, riwayat S 1 dd tab I
atopi Atau
Kriteria minor : R/ loratadine syr 5 mg/
xerosis, infeksi 5 ml lag No. I
kulit, ichtyosis, S 1 dd cth ½ (BB <30
pitiriasis alba, kg), cth I (2-12 tahun,
cellulitis, BB >30 kg), cth II (> 12
konjungtivitis tahun, dewasa)
berulang,
keratokonus,
gatal bila
berkeringat,
hipersensitif
terhadap
makanan, mulai
muncul sejak
anak)
111 Liken simpleks Gatal terutama Vital sign Dermatitis atopic R/ klorfeniramin maleat
kronik malam hari Px fisik kulit tab 4 mg No. X
(likenifikasi/ S 3 dd tab I
penebalan
dengan RUJUK
163
hiperpigmentasi
ukuran letikuler-
plakat)
112 Dermatitis Gatal dengan Vital sign Dermatitis R/ cream urea 10%
kontak alergi riwayat kontak Px fisik kulit kontak iritan tube No. I
bahan allergen (seperti S 2 dd ue (pelembap)
(obat topical, dermatitis pada R/ cream desonid
kosmetik, umumnya) 0,05% tube No. I
pekerjaan) S 2 dd ue
R/ loratadine tab 10 mg
No. X
S 1 dd tab I
113 Dermatitis Gatal, bercak Vital sign Dermatitis R/ cream urea 10%
kontak iritan kemerahan dengan Px fisik kulit kontak alergi tube No. I
riwayat kena bahan (seperti S 2 dd ue (pelembap)
iritan (sabun cuci, dermatitis pada R/ cream desonid
pekerjaan tukang umumnya) 0,05% tube No. I
cuci, chef, tukang S 2 dd ue
bangunan, montir, R/ loratadine tab 10 mg
penata rambut) No. X
S 1 dd tab I
114 Pitiriasis rosea Lesi kemerahan Vital sign KOH 10% Tinea korporis R/ bedak asam salisilat
mirip pohon cemara Px fisikkulit (lesi Erupsi obat lag No. I
terbalik pertama disebut S 2 dd ue
herald patch
umumnya soliter
di badan dengan
bentuk oval dan
anular, ada
164
eritema dengan
skuama halus
diatasnya)
115 Eritrasma Keluhan subjektif Lokasi : lipat Lampu Wood Pitiriasis rosea R/ tetrasiklin cream 3%
(gatal dengan durasi paha dalam (merah) Dermatitis No. I
bbrp bulan/ tahun) hingga skrotum, seboroik S 2 dd ue
aksila, R/ eritromisin tab 250
intergluteal mg No. XXX
Eritema luas S 4 dd tab I
batas tegas
dengan skuama
halus kadang
erosive
Kadang ada
likenifikikasi dan
hiperpigmentasi
116 Acne vulgaris Erupsi kulit Vital sign Acne venenata R/ asam salisilat 2%
ringan polimorfik pada Px fisik kulit Rosasea cream tube No. I
predileksi (nyeri (komedo berupa Dermatitis S 2 dd ue
atau gatal, mslh papul miliar perioral R/ eritromisin tab 250
estetika) mengandung mg No. XX
sebum) S 4 dd tab I
Open comedo :
hitam
Closed comedo :
outih
Predileksi :
wajah, bahu,
165
dada dan
punggung
bagian atas
117 Urtikaria Gatal, seperti Vital sign Skin prick/ patch Purpura R/ loratadine tab 10 mg
tersengat/ tertusuk Px fisik kulit (ruam/ test analfilaktoid No. X
dengan riwayat patch eritema batas Pitiriasis rosea S 1 dd tab I
alergi tegas)
118 Exanthematous Gatal ringan-berat Vital sign Morbili Stop obat
drug eruption yang muncul Px fisik kulit Fixed drug
setelah memakai (erupsi eruption R/ prednisone tab 10
obat sistemik makulopapular mg No. XXI
(antibiotic/ analgetik dengan S 3 dd tab I
NSAID) predileksi R/ loratadine tab 10 mg
tungkai, lipat No. X
paha dan ketiak) S 1 dd tab I
119 Cutaneous Gatal dan panas di Vital sign DL Dermatofitosis Modif lifestyle
larva migrans tempat infeksi Px fisik kulit (lesi LFT Dermatitis
dengan riwayat papul eritema Dermatosis R/ albendazole tab 400
berjalan tanpa alas yang menjalar mg No. III
kaki dan sering dan tersusun S 1 dd tab I
kontak dengan linear/ berkelok R/ loratadine tab 10 mg
tanah mirip benang) No. X
S 1 dd tab I
120 Luka bakar Kulit nyeri dan Vital sign Persentase luka Dewasa :
derajat I-II merah Px fisik kulit bakar : RL 4 cc x BB x % luas
Derajat I : I : hiperemi, Kepala 9% luka bakar
epidermis/ eritema,
superfisial Anak :
166
Derajat II : ada perabaan Kedua RL 2 cc x BB x % luas
bula (epidermis hangat, nyeri ekstremitas atas luka bakar
dan sebagian IIA : kena bagian 9%
dermis) atas dermis Dada 9%
IIB : kena hampir Punggung 9%
seluruh dermis Area genitalia
1%
Ekstremitas
bawah kanan
18%
Ekstremitas
bawah kiri 18%
121 Angina pectoris Nyeri dada daerah Vital sign EKG normal GERD R/ isosorbit dinitrat tab
stabil (jika sternum seperti Px fisik jantung Foto thorax Gastritis akut 5 mg No. I
muncul saat tertekan benda (kardiomegali) (normal/ S 1 dd tab I sublingual
istirahat makan berat yang timbul kardiomegali) R/ aspirin tab 160 mg
tidak stabil) saat aktivitas No. I
dengan durasi 1-5 S 1 dd tab I
menit
122 Infark miokard Nyeri dada Vital sign EKG Unstable angina R/ isosorbit dinitrat tab
seperti tertekan Px fisik jantung Enzim jantung pectoris/ UAP 5 mg No. III
dengan nyeri (pucat, aritmia, STEMI (troponin Stable angina S 1 dd tab I sublingual
menjalar murmur/ S3 naik) pectoris/ SAP R/ morfin tab 5 mg No.
Sesak gallop, JVP naik) NSTEMI (ST I (satu)
Mual muntah normal, CKMB S 1 dd tab I
dan troponin
naik)
CKMB normal :
< 24
167
Troponin T
normal : < 0,1
123 Takikardia Palpitasi, sesak Vital sign (HR > EKG (pada AF Oksigen masker
nafas, mudah lelah, 100x/ menit) tidak ada 10-15 L/ menit
nyeri/ tidak nyaman SVT (> 150, gelombang P Vagal maneuver
kompleks QRS (carotid sinus
sempit) massage)
VT (> 150, Infus (adenosine 6
kompleks QRS mg bolus cepat)
lebar)
124 Gagal jantung Sesak saat Vital sign Foto thorax PPOK Oksigen 2-4 L/
aktivitas Px fisik jantung EKG Pneumonia menit
Gg nafas pada (JVP naik, DL Infus + furosemide
perubahan posisi kardiomegali, 600 mg/ jam bolus
Sesak malam gallop)
hari Px fisik paru R/ furosemide tab 40
(ronki) mg No. XXX
Hepatomegaly S 1 dd tab I
Ascites R/ captopril tab 25 mg
Edema perifer No. XXX
S 2 dd tab I
125 Cardiac arrest Pasien tidak sadar ABC (tidak EKG (ventricular RJP
sadar, nafas -, fibrillation) Oksigen dan IV line
nadi -) MONA (morfin injeksi 5
GCS mg, oksigen,
nitrogliserin/ isosorbit
dinitrat 5 mg, aspirin
160 mg)
168
126 Hipertensi/ HT Sakit dan nyeri Vital sign (TD Lab White collar R/ captopril tab 25 mg
kepala, nyeri naik) UL (proteinuria) hypertension Np. XXX
tengkuk Px fisik jantung GD sewaktu Nyeri karena S 3 dd tab I
JVP Profil lipid tekanan R/ furosemide tab 40
Pre HT : 120- BUN/SC intraserebral mg No. X
139/ 80-89 Foto thorax Ensefalitis S 1 dd tab I
Stage I HT : 140- EKG
159/ 80-99 Fundoskopi
Stage II HT :
≥160/ ≥100
127 Hipertiroid Taki kardi Vital sign TSH serum Sindrom R/ propiltiourasil tab
Tremor Px fisik tiroid turun Ashimoto 100 mg No. x
BB turun tapi TS, T4 naik Graves disease S 3 dd tab I/ II
nafsu makan R/ propranolol tab 20
baik mg No. X
Gondok S 1 dd tab I
Exopthalmus
Tidak tahan
panas
Keringat berlebih
128 Hipotiroid Kulit kering dan Vital sign TSH serum naik R/ lexothyroxine tab
pecah-pecah Px fisik tiroid T3, T4 turun 100 mg No. X
Kejang otot S 1 dd tab I
Bradikardi
Konstipasi
BB naik
Gg menstruasi
169
129 Bipolar Perubahan mood Vital sign R/ lithium tab 200 mg
Px psikiatri No. XX
S 2 dd tab I
Atau
R/ asam valproate tab
500 mg No. XX
S 2 dd tab I
Antipsikotik :
R/ risperidone tab 2 mg
No. X
S 1 dd tab I
130 Filariasis Demam berulang Vital sign Darah tepi Thrombophlebitis R/ dietil karbamazin
3-5 hari (dapat Px fisik umum (leukositosis) TB sitrat tab 100 mg No.
hilang jika LXX
istirahat) S 3 dd tab II
KGB bengkak
tanpa luka
Pembesaran
tungkai dan
payudara
131 Keratitis Mata terasa Vital sign Konjungtivitis R/ levofloxacin 1%
berpasir Px fisik mata Skleritis eyedrop fls No. I
Penurunan visus anterior S 4 dd gtt 1 OD/OS
Mata merah
170
Cases
172
34. Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke puskesmas untuk memeriksakan
kehamilannya
35. Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
keputihan sejak 1 minggu yang lalu
36. Seorang perempuan hamil berusia 25 tahun diantar suaminya ke UGD dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 1 jam ynag lalu
37. Seornag perempuan 30 tahun diantar ke poliklinik dengan keluhan bengkak pada
payudara sejak 2 hari yang lalu
38. Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke puskesmas untuk berkonsultasi
dalam menggunakan kontrasepsi
39. Seorang laki-laki berusia 25 tahun diantar temannya ke Puskesmas dengan
keluhan nyeri pada pergelangan tangan sejak 1 jam yang lalu
40. Seorang perempuan berusia 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri
lutut kiri sejak 1 bulan yang lalu
41. Serang laki-laki berusia 30 tahun diantar keluarganya ke UGD dengan keluhan
nyeri dan tidak dapat menggerakkan jari kaki kiri setelah kecelakaan lalu lintas
sejak 1 jam yang lalu
42. Seorang laki-laki berusia 30 tahun diantar temannya ke UGD dengan keluhan luka
robek pada kaki kanan sejak 30 menit yang lalu
43. Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan
pada tangan kanan sejak 1 bulan yang lalu
44. Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan gatal-gatal
di sela jari tangan dan kaki sejak 1 minggu yang lalu
45. Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bentol-
bentol berair di punggung sejak 3 hari yang lalu
46. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun diantar orangtuanya ke poliklinik dengan
luka-luka disekitar hidung sejak 3 hari yang lalu
47. Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun diantar orangtuanya ke poliklinik dengan
keluhan demam sejak 5 hari yang lalu
48. Seorang anak perempuan berusia 5 tahun diantar orangtuanya ke poliklinik dengan
keluhan bercak merah di seluruh badan sejak 3 hari yang lalu
49. Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun diantar orangtuanya ke poliklinik dengan
keluhan diare sejak kemarin
50. Seorang anak perempuan berusia 2 tahun diantar orangtuanya ke UGD dengan
keluhan kejang sejak 30 menit yang lalu
173
51. Seorang anak laki-laki diantar orangtuanya ke UGD dengan keluhan sesak nafas
sejak 30 menit yang lalu
174
175