Simbiosis
Karang pembangun terumbu memiliki hubungan mutualistik dengan zooxanthellae, ganggang
mikroskopis yang hidup dengan jaringan polip karang. Baik polip dan zooxanthellae bermanfaat.
Untuk alasan ini, karang pembangun terumbu hanya ditemukan di daerah di mana zooxanthellae
simbiosis dapat mengambil cahaya untuk fotosintesis.
Melalui fotosintesis, zooxanthellae mengubah karbon dioksida dan air menjadi oksigen dan
karbohidrat. Polip karang menggunakan karbohidrat sebagai nutrisi. Polip juga menggunakan oksigen
untuk respirasi dan pada gilirannya, mengembalikan karbon dioksida ke zooxanthellae. Melalui
pertukaran ini, karang menghemat energi yang seharusnya digunakan untuk menghilangkan karbon
dioksida.
Nitrogen dan fosfor didaur ulang antara zooxanthellae dan polip karang. Misalnya, zooxanthellae
mengambil amonia yang dikeluarkan sebagai limbah oleh polip, dan mengembalikan asam amino.
Zooxanthellae juga mempromosikan kalsifikasi polip dengan menghilangkan karbon dioksida selama
fotosintesis. Dalam kondisi optimal, kalsifikasi yang ditingkatkan ini membangun terumbu lebih
cepat daripada yang dapat terkikis oleh faktor fisik atau fisik atau biologis.
Racun
Senyawa beracun tertentu dalam karang lunak (Ordo Alcyonacea) dapat membuat karang tidak
menggugah selera dan menghalangi predator.
Karang bersaing untuk mendapatkan ruang hidup di terumbu karang. Beberapa karang lunak
mengeluarkan racun untuk menghilangkan pesaing. Beberapa karang pembangun terumbu dapat
mencerna jaringan karang yang menyerang.
Karang
Organisme lain yang telah beradaptasi dengan terumbu karang adalah karang itu sendiri. Suhu air di
beberapa terumbu karang telah sedikit berubah dan semakin hangat. Karang yang hidup di air ini mati
karena tidak bisa hidup di lingkungan yang begitu hangat. Seiring waktu beberapa karang ini telah
beradaptasi dengan air hangat dan mampu hidup di air hangat. Penelitian menunjukkan bahwa karang
air yang lebih hangat cenderung mampu bertahan lebih baik daripada karang air dingin dalam kenaikan
suhu.
Karang memiliki berbagai kondisi yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup. Ketika sampai pada
itu, terumbu karang sebenarnya adalah organisme yang cukup rewel — jika kondisi ini tidak
terpenuhi, karang dapat menjadi stres dan sakit, dan bahkan mati.
Air Bersih
Ketika limpasan yang tercemar dan air limbah memasuki lingkungan laut, mereka membawa bahan
kimia, nutrisi, dan bakteri yang dapat berbahaya bagi terumbu karang dan memacu pertumbuhan
ganggang yang bersaing dengan karang untuk mendapatkan ruang. Sebagian besar karang pembangun
terumbu bergantung pada zooxanthellae (ganggang kecil kecil yang tumbuh di dalamnya) untuk
berfotosintesis dan menyediakan makanan. Jika air menjadi keruh atau keruh, atau jika karang
tertutup sedimen, sinar matahari tidak dapat sampai ke zooxanthellae dan karang kehilangan sumber
makanan penting itu.
Air Hangat
Meskipun sangat bervariasi pada geografi dan spesies karang, banyak karang pembangun terumbu
memiliki kisaran suhu yang sempit di mana mereka dapat berkembang. Sebagian besar karang keras
lebih menyukai suhu air yang berkisar antara 73° dan 84° Fahrenheit (23° dan 29° Celcius), meskipun
beberapa dapat mentolerir suhu serendah 68° F (20° C) dan setinggi 90° F (32° C). Konon, penelitian
telah menunjukkan bahwa karang dapat beradaptasi dengan kenaikan suhu laut sedang jika mereka
sehat.
Banyak hewan terumbu karang memainkan peran penting dalam ekosistem terumbu karang.
Misalnya, herbivora seperti ikan kakatua dan penyu merumput di ganggang dan membantu menjaga
populasi ganggang tetap terkendali. Ketika populasi herbivora menurun, terumbu karang dapat
dengan cepat disusul dengan ganggang.
32-35 o/oo