Anda di halaman 1dari 5

Tugas Ekologi Perairan

Maria Magdalena 230110090039


Annisa Savitri 230110090070

DISKUSI 1
1. Berikan penjelasan tentang daur energi di terumbu karang ?
Jawab: Karang hermatipik, yang umumnya didominasi oleh Ordo Scleractinia, memiliki
alga simbion atau zooxanthellae yang hidup di lapisan gastrodermis. Di lapisan ini,
zooxanthellae sangat berperan membantu pemenuhan kebutuhan nutrisi dan oksigen
bagi hewan karang melalui proses fotosintesis (Gambar 3). Zooxanthellae merupakan
istilah umum bagi alga simbion dari kelompok dinoflagellata yang hidup di dalam
jaringan hewan lain, termasuk karang, anemon, moluska, dan taksa hewan yang lain.
Hubungan yang erat (simbiosis) antara hewan karang dan zooxanthellae dapat
dikategorikan sebagai simbiosis mutualisme, karena hewan karang menyediakan tempat
berlindung bagi zooxanthellae dan memasok secara rutin kebutuhan bahan-bahan
anorganik yang diperlukan untuk fotosintesis, sedangkan hewan karang diuntungkan
dengan tersedianya oksigen dan bahan-bahan organik dari zooxanthellae.

Gambar

Peran alga simbion (zooxanthellae) dalam menyokong energy terumbu karang


DISKUSI 2
1. Apa yang terjadi apabila makhluk hidup melewati titik minimum atau maksimum
suatu habitat?
Jawab : Maka makhluk hidup yang bersangkutan tak dapat lagi beradaptasi dengan
habitat yang ditinggali nya karena sudah melewati batasan maksimum yang berarti
sudah tidak satu karakteristik lagi dengan habitat lama nya. Bahkan yang terjadi
makhluk hidup tersebut tidak mampu bertahan hidup karena tidak mempunyai habitat
lagi dikarenakan makhluk hidup yang terlalu padat. Dan jika makhluk hidup sangat
minim dalam suatu habitat, maka ekosistem tidak akan seimbang. Akan ada siklus/
rantai makanan yang hilang.

2. Apa yang terjadi jika perubahannya lambat?
Jawab : Jika perubahannya lambat lama kelamaan makhluk hidup yang bersangkutan
tak dapat lagi bertahan hidup pada lingkungan hidupnya karena tak dapat mengimbangi
perubahan lingkungan. Lama kelamaan makhluk hidup tersebut akan mati karena tak
dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

DISKUSI 3
1. Apa yang terjadi jika makhluk hidup mempunyai relung yang sama?
Jawab : Istilah relung (nische) pertama kali dikemukakan oleh Joseph Grinnell pada
tahun 1917, Grinnell mengatakan bahwa setiap relung hanya dihuni oleh satu spesies.
Jadi, jika ada makhluk hidup mempunyai relung yang sama, ada kemungkinan bahwa
kedua makhluk hidup itu masih satu genus atau satu family, yang artinya masih ada
hubungan kekerabatan. Relung ekologi suatu organisme tidak hanya tergantung di mana
organisme tadi hidup, tetapi juga pada apa yang dilakukan organisme (misal bagaimana
organisme mengubah energi, bertingkah laku, bereaksi, mengubah lingkungan fisik
maupun biologi) dan bagaimana organisme dihambat oleh spesies lain. Relung secara
biologis merupakan profesi atau cara hidup makhluk hidup Dua jenis makhluk hidup
pada habitat yang sama dan mempunyai relung sama, maka akan terjadi kompetisi.
Bayangkan jika semua makhluk hidup mempunyai relung yang sama. Tidak hanya
kompetisi yang hebat, tetapi kerusakan keseimbangan ekosistem, dan kematian makhluk
hidup.


DISKUSI 4
1. Jelaskan bagaimana adaptasi fisiologis pada terumbu karang?
Jawab : Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar
yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan
hidup dengan baik. Masing-masing spesies memiliki kondisi lingkungan yang optimum
dan terbatas pada segmen tertentu untuk perubahan lingkungan yang terjadi. Tetapi
sebagai salah satu contoh pada terumbu karang, kebanyakan polip melekatkan diri pada
substrat keras dan tetap di sana untuk kehidupan. Atau senyawa beracun tertentu dalam
karang lunak (Order Alcyonacea) dapat membuat karang tidak menggugah selera dan
mencegah predator. Beberapa karang terumbu-bangunan dapat benar-benar mencerna
jaringan dari sebuah karang untuk menyerang.

DISKUSI 5
1. Apa yang menjadi faktor pembatas dalam terumbu karang ?
Jawab : Faktor pembatas adalah faktor- faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
laju pertumbuhan suatu individu di dalam habitatnya. Pertumbuhan dan perkembangan
karang lunak dipengaruhi oleh :
1. Suhu
Menurut Nybakken (1992), pertumbuhan karang mencapai maksimum pada suhu
optimum 25-29 C dan bertahan hidup sampai suhu minimum 15C dan maksimum
36C. Pertumbuhan optimal terjadi di perairan yang memiliki rata-rata suhu tahunan 23-
25C . Suhu ekstrim yang masih dapat ditoleransi adalah 36-40C.
2. Kecerahan dan Kedalaman
Hewan karang pembentuk terumbu membutuhkan sinar matahari bagi zooxanthellae
untuk berfotosintesis. Cahaya adalah suatu faktor yang paling penting yang membatasi
terumbu karang sehubungan dengan laju fotosintesis oleh zooxanthellaes simbiotik
dalam jaringan karang (Nybakken, 1992). Menurut Nybakken (1992), terumbu karang
tidak dapat berkembang di perairan yang lebih dalam dari 50-70 meter. Zooxanthellae
sebagai alga simbiotik yang memerlukan cahaya matahari sehingga terjadi sedikit
pertumbuhan di bawah kedalaman 46 meter dan di bawah kedalaman 90 meter terumbu
karang sudah sangat jarang. Faktor kecerahan dan kedalaman pada karang lunak
berperan untuk melakukan proses fotosintesis, hal ini dikarenakan karang lunak
membutuhkan cahaya yang cukup.
3. Salinitas
Salinitas rata-rata di daerah tropis adalah 35 dimana masih berada pada kisaran
optimum untuk pertumbuhan karang yaitu 34-36 (Supriharyono, 2000). Nybakken
(1992) menyatakan bahwa toleransi organisme karang terhadap salinitas berkisar antara
32-35.
4. pH
Derajat keasaman menunjukkan aktivitas ion H
+
dalam air. Menurut Tomascik (1997),
habitat yang cocok bagi pertumbuhan karang memiliki kisaran pH 8,2-8,5.
5. Pergerakan Arus
Pergerakan arus sangat diperlukan untuk tersedianya aliran suplai makanan (dalam
bentuk jasad renik) dan suplai oksigen yang segar, serta menjaga agar terumbu karang
terhindar dari timbunan kotoran/endapan (Sukarno et all, 2006).
6. Sedimentasi
Sedimentasi merupakan salah satu pembatas pertumbuhan karang. Daerah yang
memiliki sedimentasi yang tinggi akan sulit untuk menjadi tempat yang baik bagi
pertumbuhan karang. Tingginya sedimentasi menyebabkan penetrasi cahaya di air laut
akan berkurang dan hewan karang (polip) akan bekerja keras untuk membersihkan
partikel yang menutupi tubuhnya (Nybakken, 1992).
7. Kolom Air
Faktor pembatas selanjutnya adalah kolom air, pertumbuhan terumbu karang ke atas
dibatasi oleh adanya udara. Banyak koral mati karena terlalu lama berada di udara
terbuka, sehingga pertumbuhan terumbu karang ke arah atas hanya terbatas sampai
tingkat surut terendah (Nybakken, 1992).



Daftar Acuan

Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologi (alih bahasa dari
Marine Biology : An Ecologycal Approach, Oleh : M. Eidman, Koesoebiono, D.G.
Bengen, M.Hutomo, dan S. Sukardjo). PT Gramedia. Jakarta.

Suharsono. 1996. Jenis-jenis Karang yang Umum dijumpai di Perairan Indonesia.
Puslitbang Oseanologi LIPI. Jakarta.

Supriharyono, 2000. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Penerbit Djambatan.
Jakarta.

Tomascik, T., Mah, J.A., Nontji, A., Moosa, K.M., 1997. The Ecologycal of the
Indonesian Seas Part II. Periplus Edition.

Veron. J.E.N. 1986. Coral of Australia and The Indofasific. Angus & Robertos.
Australia.

Anda mungkin juga menyukai