Anda di halaman 1dari 7

BAB 4.

SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN KONSTRUKSI


PENGADAAN DAN PEMASANGAN BATU BREAKWATER
KOLAM LABUH 2

4.1. LINGKUP PEKERJAAN

Meliputi pengadaan dan pemasangan batu breakwater per layer sesuai dengan
spesifikasi pada gambar rencana dan penempatan sirtu /selected material sebagai
material urugan di pelabuhan IPPP Paiton Kabupaten Probolinggo, sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar atau seperti yang diperintahkan Konsultan MK /
Pengawas. Pekerjaan harus meliputi pengadaan seluruh material dan seluruh
pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan persyaratan
ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang ditunjukkan
pada Gambar atau sebagaimana diperlukan secara tertulis oleh Konsultan MK /
Pengawas.

4.2. BAHAN
4.2.1. Material Batu yang Digunakan
1. Ukuran Batu :
 Untuk pekerjaan pengadaan dan pemasangan batu Breakwater:
- Lapisan Batu Primary layer : Batuan dengan berat 400 Kg/unit
sampai dengan 600 Kg/ unit.
- Lapisan Batu Secondary layer : Batuan dengan berat 250 Kg/unit
sampai dengan 300 Kg/ unit.
- Lapisan Batu Core layer : Batuan dengan berat 10 Kg/unit
sampai dengan 20 Kg/ unit.

2. Fisik Batu :
- Batu harus bersih, keras, tanpa alur atau retak, dan harus dari
macam yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk
menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
- Batu merupakan batu pecah, harus tidak rata, tidak bulat dan kasar
bentuknya, dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang
bersama.
- Terkecuali diperintahkan lain oleh Konsultan MK / Pengawas, batu
yang digunakan harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 25
cm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang
yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya, atau batu dengan
diameter minimal 40 cm.
- Berat / volume Batu adalah minimum 2,2 ton/m³.

3. Sifat Batu :
- Nilai hasil pengujian abrasi Los Angeles harus kurang dari 20 %.
- Berat isi lebih besar dari 1,5.
- Absorbsi tidak lebih besar dari 4 % dari beratnya.
- Sifat ketahanan terhadap sodium sulfat dalam pengujian siklus (daur)
kehilangannya harus kurang dari 10 %.

4.2.2. Ketentuan Kemampuan Penyediaan Material


Penyedia diwajibkan mempunyai kemampuan untuk menyediakan material
batu dari Quary yang memiliki izin resmi. Adapun ketentuan-ketentuan
tersebut diantaranya adalah
1. Quary yang disediakan harus memiliki Surat Ijin Pertambangan (IUP)
Eksplorasi Komoditi Tambang Andesit dan Surat Wilayah Ijin
Pertambangan WIUP dari Provinsi;
2. Quary batu berjarak maksimal 50 Km dari lokasi pekerjaan yakni IPPP
Paiton Kabupaten Probolinggo;
3. Pada quarry tersebut memiliki stock batu yang telah siap pakai minimal
5% dari kebutuhan total batu;
4. PPK berhak untuk memeriksa, memastikan dan mensurvey kebenaran
dan kesesuaian terhadap kemampuan penyediaan material
sebagaimana ketentuan diatas.

4.3. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAHAN.


1. Pembersihan dilaksanakan pada :
 Semua jenis kotoran, tanaman, sampah, dan lain-lain yang mengganggu
pelaksanaan pekerjaan konstruksi
2. Pembersihan harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga :
a. Tidak merusakkan bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar
b. Tidak membahayakan manusia, baik orang lain, personil yang terlibat dalam
pelaksanaan ini maupun pekerjanya sendiri
3. Material yang dibersihkan harus dibuang keluar lokasi pekerjaan sesuai petunjuk
direksi.

4.4. PEKERJAAN PENGUKURAN


4.4.1. Pengukuran Awal :
1. Pengukuran awal dilakukan guna untuk menentukan letak titik-titik
rencana Pembangunan Revetment Sisi Timur. Pada pengukuran awal
dimaksudkan juga untuk menentukan duga tinggi masing-masing recana
profil Pembangunan Revetment Sisi Timur (yakni duga tinggi yang sama
yang diukur dari ± 0,00 LWS ), pengukuran profil, level, dimensi dan
kemiringan dari tiap lapisan dibawah permukaan air dilakukan dengan
mempergunakan echo-sounding yang dilengkapi dengan transducer
dari kapal survai, atau menggunakan alat ukur Theodolite Total Station
dan alat ukur Waterpass jika kedalaman laut memungkinkan untuk
dilakukan dengan alat ukur tersebut dengan terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari Konsultan MK / Pengawas.
2. Hasil Pengukuran di lapangan harus dinyatakan dengan tanda-tanda
berupa patok-patok ukur dititik-titik koordinat yang dimaksud serta diberi
tanda duga tingginya dengan cat warna merah. Patok-patok ukur harus
terbuat dari kayu meranti/kruing berukuran penampang 5/7cm, ditanam
kokoh sedemikian rupa sehingga tidak rusak atau berubah tempat oleh
benturan-benturan kecil akibat pelaksanaan pekerjaan. Bila patok-patok
ini bergeser, miring, atau tenggelam / tercabut, maka Kontraktor
Pelaksana harus menggantinya dengan melakukan pengukuran kembali
sebagaimana mestinya.
3. Pengukuran harus dilaksanakan oleh tenaga pengukur lapangan yang
terampil dengan menggunakan alat ukur theodolite Total Station dan alat
ukur Waterpass. Pengukuran ini harus selalu disertai oleh Direksi
lapangan dan sebelum penanaman patok ukur, titik-titik ukur yang
ditetapkan sudah harus disetujui oleh Direksi.
4. Pengukuran awal ini akan dituangkan dalam Berita Acara pengukuran
awal (uitzet) yang ditanda tangani semua pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan konstruksi bangunan ini untuk dipakai sebagai pedoman
bagi pengukuran dan pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

4.4.2. Pengukuran Selanjutnya.


1. Pengukuran selanjutnya dilaksanakan bertahap sesuai dengan tahapan
pekerjaan yang membutuhkannya yang antara lain adalah :
a. Untuk penetapan pemasangan profil/bouwplank.
b. Untuk melakukan cek kebenaran kedudukan elemen-elemen
konstruksi selama pengerjaannya.
2. Berdasarkan keperluannya di atas maka Kontraktor Pelaksana harus
senantiasa menyediakan pesawat ukur Theodolite Total Station dan alat
ukur Waterpass di lapangan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi
Breakwater berlangsung.
Bila oleh karena sesuatu hal Kontraktor Pelaksana tidak dapat
menyediakannya di lapangan pekerjaan maka Direksi (Konsultan
Pengawas) berwenang mengadakannya dengan biaya sewa yang
ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.
3. Hal ini sudah harus dianggap sebagai faktor-faktor yang sudah di
perhitungkan didalam penawaran pekerjaan ini.
4.4.3. Pemasangan Batu Breakwater
1. Pemasangan batu breakwater Primary layaer berat W 400-600 Kg/unit,
batu secondary layer berat 250-300 kg/unit dan batu core layer berat 10-
20 kg/unit harus ditempatkan pada posisi dengan bentuk dan elevasi
seperti tergambar. Kontraktor harus menjaga agar tidak terjadi
pemisahan ukuran, sehingga pasangan mempunyai gradasi yang merata.
Kontraktor agar mengajukan metode pelaksanaanya untuk disetujui oleh
Konsultan MK / Pengawas. Semua usaha ini harus dimasukkan dalam
menghitung harga satuan.
2. Pasangan batu dipasang serapat mungkin sampai ketebalan yang
direncanakan.
3. Apabila bagian ini telah selesai, harus segera dilanjutkan dengan
pemasangan batu pengunci untuk melindungi dari pengaruh gelombang
yang dapat mengubah bentuknya.

4.4.4. Kontrol Kualitas Material dan Pasangan Batu.


1. Pemeriksaan Profil
Pemeriksaan profil, level, dimensi dan kemiringan dari tiap lapisan
dibawah permukaan air dilakukan dengan mempergunakan echo-
sounding yang dilengkapi dengan transducer dari kapal survai dan jika
dikehendaki oleh Konsultan MK / Pengawas untuk memeriksa dengan
cara visual, maka Kontraktor harus menyediakan perlengkapannya, atau
dengan cara lain yang disetujui Konsultan MK / Pengawas. Penggunaan
Echosounder harus disertai dengan kalibrasi alat tersebut dengan bar
check pada awal dan akhir penggunaan alat.
Sedangkan pemeriksaan sejenis diatas permukaan air dilakukan dengan
waterpass dan theodolite TS dengan metode pemeriksaan harus disetujui
terlebih dahulu oleh Konsultan MK / Pengawas.
2. Kontraktor harus mengambil paling sedikit satu contoh acak bahan untuk
diuji oleh Pihak Ketiga yang disetujui oleh Konsultan MK / Pengawas
untuk setiap 6.000 m³ atau setiap satu kali pengiriman bahan tiba di
lokasi, dimana yang menentukan adalah jumlah contoh tertinggi.
3. Pengujian material selama pekerjaan berjalan pengujian hanya size saja.
4. Untuk itu kontraktor harus menyediakan peralatan ukur di lapangan
lengkap dengan timbangan, dan peralatan lainnya yang diperlukan.
5. Hasil pengujian ini harus sudah diterima oleh Konsultan MK / Pengawas
dalam waktu tidak lebih dari 48 jam setelah material tersebut tiba di
lokasi.
6. Semua biaya pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor, dan
harus sudah tercakup dan dimasukkan dalam penawaran kontraktor.
7. Kontraktor harus selalu menjaga dan melindungi konstruksi revetment
yang sudah dilaksanakan dari segala pengaruh yang merusak mutu
konstruksi revetment. Kontraktor harus selalu menjaga dan melindungi
konstruksi revetment terhadap terjadinya longsoran lokal.
8. Apabila terjadi kelongsoran, maka kontraktor harus memperbaikinya
dalam waktu 24 jam setelah diperintahkan oleh Konsultan MK /
Pengawas. Semua biaya perbaikan menjadi tanggungan kontraktor.

4.4.5. Metode Perhitungan Progres Pekerjaan dan progres Pembayaran


Pasangan Batu Berakwater.
1. Metode perhitungan progres fisik pekerjaan dilakukan dengan cara
pengukuran hasil pekerjaan terhadap duga tinggi/ level masing-masing
recana profil terhadap titik BM (Bench mark), dimensi dan kemiringan dari
masing-masing lapisan konstruksi breakwater, pengukuran diatas
permukaan air dilakukan dengan waterpass dan theodolite TS.
Pengukuran profil, level, dimensi dan kemiringan dari tiap lapisan dibawah
permukaan air dilakukan dengan mempergunakan echo-sounding yang
dilengkapi dengan transducer dari kapal survai dengan metode
pengukuran harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan MK /
Pengawas.
2. Hasil pengukuran berupa volume kubikasi terpasang untuk pasangan
batu, yang dituangkan dalam progres laporan Mingguan yang dilengkapi
dengan perhitungan back up volume masing-masing item dari konstruksi
Rivetment, dengan hasil perhitungan harus disetujui terlebih dahulu oleh
Konsultan MK / Pengawas.
3. Perhitungan progres pembayaran volume pekerjaan dilakukan
berdasarkan hasil perhitungan progres fisik pekerjaan untuk lapisan dari
konstruksi breakwater terpasang, dengan hasil perhitungan yang harus
disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan MK / Pengawas.
4. Perhitungan material on-site dalam progres fisik pekerjaan dapat
dihitung dengan besaran nilai maksimum 30% dari volume bahan
yang tersedia dilokasi pekerjaan, yang perhitungannya berdasarkan
analisa harga satuan pekerjaan terkait, dengan hasil perhitungan
yang harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan MK / Pengawas.

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROV. JATIM
BIDANG PERIKANAN TANGKAP

Ir. MIFTAHUL ARIFIN, MM


NIP. 19690721 199903 1 003

Anda mungkin juga menyukai