Anda di halaman 1dari 4

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

Oleh :

NUUR SHOLIHA SALIMIN

B1B121289

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALUOLEO
1. Praktek Manajemen Dalam Nilai Rasionalisme

Rasionalisme (Paham Rasionalis) yang lahir di Eropa pada abad 17

memerlukan hampir dua abad untuk masuk Asia, setelah banyak pelajar

Asia studi di sana kembali ke Asia. Negeri pertama mendapat pengaruh ini

adalah Jepang, setelah Teluk Tokyo didobrak oleh Kommandor Perry

(1853) dan disusul oleh masuknya bangsa-bangsa Barat lainnya dan di

Indonesia setelah putra putra-putri Indonesia diperbolehkan masuk sekolah

Belanda ELS (europese Lagere School), HBS (Hogere Burgerschool) dan

diperbolehkan studi ke Belanda. Jadi masuknya ilmu Administrasi ke

Indonesia tidak terlepas dari peranan penjajah Belanda, sehingga istilah

administrasi lebih dikenal duluan oleh bangsa Indonesia dari manajemen.

Sayangnya, istilah administrasi dalam kajian Belanda sangat terbatas

pengertiannya, yaitu pekerjaan kantor (office work), surat menyurat

(Correspondence), sehingga sepeniggalam Belanda pengertian itu cukup

lama dipegang orang Indonesia sampai akhirnya sekitar tahun 60-an istilah

manajemen dipakai oleh pelajar-pelajar Indonesia yang baru kembali dari

Amerika. Praktek Manajemen yang dilandasi dengan Nilai-Nilai

Rasionalisme. Dalam organisasi sosial, pendidikan dan pemerintahan

istilah administrasi lebih luas dari manajemen. Dalam dunia industri dan

perusahaan istilah manajemen lebih luas dari administrasi. Pengertian luas

maksudnya adalah dalam memberikan pemaknaan. Dalam maknanya yang

luas, istilah administrasi disamakan dengan "administration"menurut versi


Barat atau management menurut versi Eropa. Ilmu mempunyai sifat:

membuktikan, mengembangkan pengetahuan, meramalkan, merumuskan,

mengukur, sedangkan seni: merasakan, berkembang oleh praktek,

mengira-ngira, melukiskan dan berpendapat.

2. Praktek Manajemen Dengan Nilai Kapitalisme

Manajemen yang dewasa ini berkembang dengan pesat merupakan

derivasi dan anak kandung ilmu ekonomi yang berlandaskan pada sistem

nilai kapitalisme barat. Maka manajemen (barat) dengan demikian tidak

dapat pula dipisahkan dari sistem nilai kapitalisme atau ideologi

kapitalisme. Sebagaimana dinyatakan oleh Myrdal (1969) bahwa ilmu

ekonomi (barat) dipengaruhi oleh ideologi kapitalisme. Maka sains

manajemen dan praktek manajemen juga tidak dapat lepas dengan sistem

nilai kapitalisme seperti hak milik individu absolut (absolute individual

property right), utility maximization dan profit maximization, efisiensi,

amat mementingkan kebebasan (freedom), dan liberalisme. Di samping

itu, karena sains modern (barat) termasuk ilmu ekonomi dan sains

manajemen (kapitalis) merupakan produk dari peradaban barat, maka sains

ekonomi dan manajemen tentu juga tidak dapat dipisahkan dengan sistem

nilai peradaban barat yang menjadi fondasi sains modern seperti

positivisme, reduksionisme, rasionalisme, antroposentrisme, pragmatisme,

dan obyektivisme.

3. Praktek Manajemen Dalam Nilai Liberalisme


Dalam arti tertentu, liberalisme mengasumsikan bahwa pasar dioperasikan

dalam masyarakat di mana individu dapat memperoleh informasi yang

lengkap dan dengan demikian mereka dapat memilih hal yang paling

menguntungkan. Ini menunjukkan bahwa liberalisme mencerminkan

komitmen terhadap kesetaraan dan kebebasan individu. Dengan demikian,

nilai barang dan jasa ditentukan secara individual karena dinamika pasar

dan ini menciptakan ekonomi yang fleksibel dimana setiap perubahan

harga akan menyebabkan perubahan pola produksi, konsumsi, dan institusi

ekonomi. Selain itu, perlu untuk dicatat bahwa di pasar persaingan yang

sesungguhnya, posisi tawar yang tidak setara terkadang dapat terjadi

berdasarkan persetujuan bersama pihak-pihak dan kedua belah pihak

mendapatkan keuntungan. Ini adalah hasil alami dari persaingan ekonomi

yang pertukaran bersifat sukarela, tidak ada paksaan.

Anda mungkin juga menyukai