Anda di halaman 1dari 11

TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO.

2, SEPTEMBER 2012:191200

PEMANFAATAN SPENT CATALYST RCC 15 LIMBAH


PERTAMINA SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA
CAMPURAN BETON

Yus Aktiva Prasetya Mardyanika

Abstrak: Spent Catalyst Residual Cracking Catalyst (RCC) 15 merupakan limbah


dari pemrosesan minyak mentah di dalam reactor. Pemakaian limbah menjadi bahan
yang berfungsi merupakan suatu langkah untuk mengatasi pencemaran limbah.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kuat tekan beton dari variasi penambahan
Spent Catalyst RCC 15. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen dari
penambahan Spent Catalyst RCC 15 sebanyak 15, 20, 25, dan 30% dari berat semen,
dengan benda uji 20 buah pada masing-masing kelompok. Hasil penelitian menunjuk-
kan bahwa semakin banyak kadar Spent Catalyst RCC 15 yang ditambahkan pada
campuran beton maka kuat tekannya makin besar.

Kata-kata kunci: Spent Catalyst RCC 15, beton

Abstract: The Utilization of Spent Catalyst of RCC 15 Pertamina Waste as an


Additive Ingredient on a Concrete Mix. The Residual Spent Catalyst Catalyst
Cracking (RCC) 15 is a waste of processing crude oil in the reactor. Recycling waste
into a useful material is a solution to reduce waste pollution. The purpose of this
study to determine the compressive-strength of concrete by varying the Spent Catalyst
RCC 15 added. This study uses experimental designs by adding Spent Catalyst RCC
15 by 15, 20, 25, and 30% of the weight of cement, in which 20 specimens are used in
each group. The results show that more Spent Catalyst RCC 15 added to the concrete
mix results in higher compressive strength.

Keywords: Spent Catalyst RCC 15, concrete

I ndonesia merupakan suatu negara ber-


kembang, terutama di bidang perindus-
trian. Pesatnya perkembangan industri ter-
rugikan karena menghasilkan limbah yang
bisa mencemarkan lingkungan.
Peningkatan pemakaian dari bahan
sebut, dari proses pengolahannya meng- hasil olahan menjadi bahan berfungsi me-
hasilkan bahan yang menguntungkan dan rupakan suatu langkah untuk mengatasi
merugikan. Menguntungkan karena me- pencemaran lingkungan nantinya, seperti
rupakan suatu bahan yang dibutuhkan pemanfaatan limbah sebagai bahan tam-
dan mempengaruhi pertambahan sumber bah maupun bahan pengganti.
dana di bidang ekonomi. Sedangkan me-

Yus Aktiva Prasetya Mardyanika adalah Mahasiswa Program Studi PKJ PPs Universitas Negeri Malang.
Alamat kampus: Jl. Semarang 5 Malang 65145.

191
192 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 2, SEPTEMBER 2012:191200

Hal ini terkait dengan perkembangan kerikil sebagai hasil desintegrasi ‘alami’
ilmu pengetahuan bidang industri kons- dari batu atau berupa batu pecah yang
truksi, terutama konstruksi sipil. Salah diperoleh dari industri pemecah batu dan
satu bahan konstruksi yaitu beton, sedang- mempunyai ukuran butir antara 540 mm
kan dalam beton sendiri diperlukan kom- (SK SNI T-15-1990-2003:1). Syarat umum
posisi yang optimum antara bahan pem- agregat kasar menurut Peraturan Beton
bentuknya, yaitu semen, agregat halus, Bertulang Indonesia (PBI) 1971 (Departe-
agregat kasar, air, dan bahan campuran men Pekerjaan Umum 1979) adalah se-
lain yang diperlukan. bagai berikut. (1) Agregat kasar harus
Beton adalah campuran antara semen terdiri dari butir-butir yang keras dan
portland atau semen hidrolik lain, agregat tidak berpori. Agregat kasar yang me-
halus, agregat kasar, dan air, dengan atau ngandung butir-butir pipih hanya dapat
tanpa bahan tambahan yang membentuk dipakai apabila jumlah butir tersebut tidak
massa padat (SNI-03-2847-2002). Mutu melampaui 20,00% dari berat agregat
beton sangat dipengaruhi oleh bahan seluruhnya butir-butir agregat kasar harus
penyusunnya yang terdiri dari semen bersifat kekal artinya tidak pecah atau
Portland yang bersifat hidrolik, agregat hancur oleh pengaruh cuaca seperti hujan
kasar, agregat halus, air, dan bahan tam- dan terik matahari. (2) Agregat kasar tidak
bah (jika diperlukan). Dari ketiga kon- boleh mengandung lumpur lebih dari
struksi yang ada yakni konstruksi jalan, 1,00% (ditentukan terhadap berat kering).
konstruksi gedung, dan konstruksi air, Lumpur adalah bagian yang dapat lolos
umumnya beton banyak digunakan pada melalui ayakan 0,063 mm. Jika kadar
konstruksi gedung dan konstruksi air. lumpur lebih dari 1,00% maka agregat
Sehingga komposisi bahan campuran harus dicuci. (3) Tidak boleh mengandung
beton harus disesuaikan dengan jenis dan zat-zat yang merusak beton. (4) Harus
atau tempat beton itu berada. terdiri dari butiran yang beraneka ragam
Semen merupakan bahan perekat besarnya. (5) Besar butir agregat maksi-
yang bersifat bahan ikat hidrolik, yang mum tidak boleh lebih dari 1/5 jarak ter-
berarti semen bereaksi dengan air dan kecil antara bidang-bidang samping dari
membentuk suatu batuan massa serta cetakan, 1/3 dari tebal plat, 3/4 dari jarak
suatu produksi keras (batuan semen) yang bersih minimum di antara batang-batang
kedap air (Gideon 1993:144). Perekat tulangan.
yang terbuat dari batu kapur, tanah liat, Agregat halus adalah pasir alam se-
pasir besi, dan lain-lain dipanaskan pada bagai hasil desintegrasi ‘alami’ dari batu
temperatur tinggi sehingga mampu meng- atau berupa batu pecah yang diperoleh
ikat kerikil, pasir, dan air membentuk dari industri pemecah batu dan mem-
suatu masa yang padat. punyai ukuran butir antara 540 mm (SK
Agregat (yang tidak bereaksi) adalah SNI T-15-1990-2003:1). Syarat umum
bahan-bahan campuran beton yang saling agregat halus menurut PBI 1971 adalah
diikat oleh perekat semen. Agregat yang sebagai berikut. (1) Agregat halus terdiri
umum dipakai adalah pasir, kerikil, dan dari butir-butir yang tajam dan keras.
batu-batu pecah (Gideon, 1993:148). Pe- Butiran agregat halus bersifat kekal, arti-
milihan agregat bergantung dari: (1) sya- nya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh
rat-syarat yang ditentukan beton, (2) per- cuaca seperti hujan dan terik matahari.
sediaan lokasi pembuatan beton, dan (2) Agregat halus tidak boleh mengan-
(3) perbandingan yang ditentukan antara dung lumpur lebih dari 5,00% (ditentu-
biaya dan mutu. Agregat kasar adalah kan terhadap berat kering). Jika kadar
Mardyanika, Pemanfaatan Spent Catalyst RCC 15 Limbah Pertamina 193

Lumpur lebih dari 5,00% maka agregat Catalyst adalah suatu produk yang
harus dicuci. (3) Tidak boleh mengandung berfungsi mempercepat reaksi pereng-
zat-zat yang merusak beton. (4) Harus kahan minyak mentah yang memiliki
terdiri dari butiran yang beraneka ragam fraksi yang berat, dalam hal ini disebut
besarnya. sebagai residu (minyak yang paling berat
Air pada campuran beton merupakan dengan kualitas rendah). Spent adalah
bahan untuk mendapatkan kelecakan, katalis bekas hasil pemrosesan di dalam
sehingga antara agregat dan semen akan reaktor (tempat pemrosesan dengan mi-
terjadi pengikatan yang baik. Jumlah air nyak mentah). RCC 15 adalah suatu unit
yang dibutuhkan dalam setiap adukan dalam Pertamina yang mengelola minyak
beton untuk mencapai kelecakannya di- mentah yang memiliki fraksi yang berat
pengaruhi oleh material penyusun beton yaitu residu untuk dilakukan perengkahan
yang lain. Faktor tersebut antara lain menggunakan Catalyst. Fraksi yang berat
ukuran agregat maksimum, bentuk butir merupakan minyak mentah yang proses
agregat, gradasi agregat, kandungan kotor- pengolahannya secara destilasi (proses
an dalam agregat, dan jumlah agregat pemisahan minyak) belum bias mereng-
halus yang terkandung. Air yang diper- kah atau pecah, maka dilakukan proses
gunakan untuk membuat beton harus ulang yaitu dalam RCC15 (Residue Cata-
tidak disangsikan lagi bebas dari bahan- lyst Cracker Complex Unit 15). Spesifi-
bahan yang merugikan seperti lumpur, kasi dari Catalyst antara lain sebagai
tanah liat, bahan organik, alkali, dan berikut. (1) Sifat-sifat fisik bentuk Spent
garam-garam lain. Catalys RCC 15 berbentuk butiran halus
Bahan kimia tambahan atau bahan dengan warna putih digunakan sebagai
pembantu untuk beton adalah suatu pro- bahan pembantu proses untuk memper-
duksi selain bahan semen, agregat cam- cepat reaksi perengkahan minyak mentah.
puran dan air, juga dicampurkan dalam Catalyst adalah suatu produk di luar
spesi beton. Tujuan penambahan bahan produk Pertamina yang khusus didatang-
kimia ini adalah untuk memperbaiki sifat- kan dari luar Indonesia yang berfungsi
sifat tertentu dari campuran beton lunak untuk membantu pengolahan minyak
dan keras (Gideon, 1993:155). mentah yang berasal dari Duri Minas,
Berdasarkan permasalahan dan pe- yaitu sumber minyak yang banyak ter-
ngertian bahan pembentuk beton tersebut, dapat di Indonesia dan memiliki nilai yang
terlihat bahwa Pertamina di Kota Indra- rendah dibandingkan sumber-sumber mi-
mayu Jawa Barat merupakan perusahaan nyak lainnya di dunia. Oleh karena itu,
minyak yang ada di Indonesia yang maka diproduksi suatu bahan yang dapat
mengolah minyak bumi menjadi minyak membantu suatu proses perengkahan
yang siap pakai seperti bensin, minyak minyak mentah yaitu catalyst. (2) Sifat-
tanah, dan lain-lain. Hasil pengolahan sifat kimianya yang sama pada semen
tersebut secara kuantitas akan menghasil- yaitu terdapat unsur yang dapat mem-
kan limbah yang sangat merugikan. Maka percepat pengikatan terhadap semen.
untuk mengurangi limbah Pertamina, pe- Limbah catalyst (kalis bekas) proses
nulis memanfaatkan jenis Spent Cataliyst perengkahan minyak bumi dari UP.VI
RRC 15 ini yang dicampur/ditambahkan Balongan Indramayu Jawa Barat, ter-
pada pencampuran beton dengan kompo- masuk kategori limbah B3, dengan kadar
sisi tertentu. Penambahan bahan tambah logam nikel antara 1472014800 mg/kg.
pada pengujian ini adalah limbah Spent Upaya pengelolaan limbah tersebut de-
Catalys RCC 15. ngan mengirimkan ke unit pengolah di
194 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 2, SEPTEMBER 2012:191200

Cileungsi Bogor dirasakan belum optimal gunakan Spent Catalyst RCC 15 dengan
dan tidak ekonomis, mengingat diperlu- penambahan persentase yang berbeda?
kan biaya perhari mencapai kurang lebih Permasalahan dibatasi pada peng-
US$ 4000. Untuk itu diperlukan alternatif gunaan campuran beton terhadap kuat
lain dalam mengoptimalkan pengelolaan tekan hancur beton, dengan mengguna-
limbah katalis tersebut. Identifikasi sifat kan mutu fc’ 22,5 Mpa, dengan nilai
aktif pozolan dengan metode ASTM C.311, slump 60180 mm untuk beton normal,
ternyata limbah kualitas bersifat pozolan dengan penambahan Spent Catalyst RCC
dengan indeks aktivitas kekuatan tekan 15 dari hasil pengolahan minyak bumi
sebesar 86,00% pemanfaatannya sebagai (limbah Pertamina).
bahan tambahan pada mortar untuk me- Tujuan pemakaian limbah catalyst
ngurangi jumlah pemakaian semen Port- sebagai bahan tambah pada campuran
land (subsitusi), diperoleh proporsi substi- beton ini adalah untuk dapat mengetahui
tusi optimal sebesar 10,00% dengan pe- nilai kuat tekan hancur yang dihasilkan
nambahan kekuatan tekan sebesar 10,50% dengan proporsi limbah yang berbeda,
dibandingkan kontrol (tanpa substitusi untuk menentukan proporsi campuran
limbah katalis). Sedangkan pemanfaatan- yang terdiri dari semen, agregat kasar
nya sebagai bahan tambahan pada beton, (kerikil), agregat halus (pasir), air dengan
dengan subtitusi 10,00% terhadap beton adanya penambahan bahan tambah yaitu
segar, menurunkan berat/volume beton limbah Spent Cataliyst RRC 15.
menjadi 99,70%, menambah waktu pe- Dalam penelitian ini diharapkan lim-
madatan beton 150%, sedangkan terhadap bah Spent Catalyst RCC 15 benar-benar
beton keras pada umur 28 hari, menam- dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambah
bah kekuatan tekan 115,10%, menambah pada campuran beton, sehingga secara
elastisitas menjadi 103%, menurunkan kuantitas akan mengurangi pencemaran
koefisien permeabilitas menjadi 76,80% lingkungan, memberikan informasi bagi
dan menurunkan kehilangan berat akibat praktisi tentang limbah Spent Catalyst
pengaruh lingkungan menjadi 92,40%. RCC 15 pada campuran beton.
Pemanfaatan limbah katalis RCC sebagai
bahan tambahan dalam mortar dan beton
METODE
dengan subtitusi 10,00% masing-masing
menurunkan leaching Ni menjadi 0,15 Jenis penelitian ini adalah penelitian
mg/l (teoritis). Hasil ini menunjukkan eksperimen berupa pembuatan dan peng-
bahwa beton mempunyai fungsi ganda ujian di laboratorium terhadap sejumlah
dalam pengelolaan limbah B3, khususnya sampel benda uji beton kubus dengan
limbah padat bersifat ozzolanic, selain ukuran 15  15  15 cm sebanyak 20 buah
mengurangi jumlah pemakaian semen dengan penambahan limbah Spent Catalyst
Portland dan meningkatkan mutu beton RCC 15 dengan perlakuan direndam,
juga dapat menurunkan tingkat pelarutan dengan memakai limbah dan tidak me-
(leaching) logam berat nikel (Subagja, makai limbah dan kemudian dibanding-
2004). kan nilai kuat tekan hancurnya.
Permasalahan pada penelitian ini
adalah bagaimanakah hasil kuat tekan Bahan dan Alat
hancur beton yang dianalisis dari per- Penelitian ini menggunakan bahan:
bandingan antara campuran beton normal (1) semen Portland yaitu Semen Gresik
dengan campuran beton dengan meng- tipe I; (2) agregat halus pasir alami dari
Sumber Manjing, Kepanjen Kabupaten
Mardyanika, Pemanfaatan Spent Catalyst RCC 15 Limbah Pertamina 195

Malang dan agregat kasar batu pecah slump, beton segar dapat segera dimasuk-
tangan dari Kepanjen; (3) air yang di- kan dalam cetakan kubus 15  15  15
gunakan pada pengujian ini adalah air cm yang telah disiapkan sebanyak 3 lapis
dari laboratorium yaitu air yang bersifat dengan memadatkannya sebanyak 25 kali
baik untuk pengecoran dan pengadukan tusukan setiap lapisnya. (12) Mengulangi
beton; dan (4) admixture atau bahan pem- prosedur di atas nomor 11 sampai 20
bantu merupakan bahan tambahan benda uji. (13) Meletakkan setiap benda
additive pada beton berfungsi merubah uji pada alat penggetar, setelah semua
sifat beton. Bahan pembantu yang di- selesai digetarkan, biarkan beton dalam
gunakan: limbah Spent Catalyst RRC 15, cetakan selama 24 jam. (14) Setelah 24
limbah Perusahaan Pertamina Indramayu jam, membuka cetakan dan mengeluar-
Jawa Barat. Peralatan yang digunakan kan benda uji, merendam 20 benda uji
satu set peralatan pembuat benda uji pertama ke dalam air pada bak perendam.
beton dan mesin untuk mengukur kuat Setelah 7 hari, mengangkat 20 benda uji
tekan beton. tersebut dari dalam air, kemudian me-
Rancangan dan perlakuan percoba- ngeringkannya, lalu menyimpannya di
an, pada Tabel 1. tempat terlindung. (15) Mengulangi pro-
sedur di atas nomor 1 sampai dengan 14
Tabel 1. Rancangan Percobaan untuk membuat 20 benda uji dengan
penambahan Spent catalyst RCC 15 de-
Rancangan ngan persentase sesuai dengan yang di-
Kadar Spent Catalys RCC 15
Percobaan
tentukan pada perlakuan percobaan.
0% 15% 20% 25% 30%
Pengujian sampel dengan Mesin
Benda Uji 20 20 20 20 20
Kuat Tekan dengan cara: (1) membuka
Perlakuan Direndam selama 7 hari
cetakan beton yang isinya beton yang
talah mengeras; (2) menimbang semua
Sampel atau benda uji untuk beton benda uji; (3) memposisikan benda uji
kubus 15  15  15 cm adalah sebagai yang telah ditimbang ke dalam mesin
berikut. (1) Menyiapkan hasil hitungan tekan lalu menjalankan mesin tekan, de-
Mix design. (2) Menyiapkan peralatan dan ngan prosedur meletakkan benda uji pada
bahan. (3) Menimbang bahan sesuai mesin tekan secara sentris. Jalankan mesin
dengan kebutuhan bahan menurut hasil tekan dengan penambahan beban, laku-
Mix design sebelumnya. (4) Membasahi kan pembebanan sampai jarum dial pada
permukaan dalam molen sebelum diguna- mesin berhenti dan catatlah beban mak-
kan. (5) Memasukkan pasir dan kerikil, simum yang terjadi selama pemeriksaan
kemudian menjalankan alat pengaduk benda uji, perhitungan kekuatan tekan
(molen). (6) Setelah campuran (pasir dan
beton ( fci ) adalah:
kerikil) tercampur, memasukkan semen,
kemudian ditambahkan air sedikit demi P
fci  (kg/cm2) ………………... (1)
sedikit, sementara molen tetap berputar. A
(7) Memperkirakan campuran dengan sen-
dok spesi, apakah semua bahan telah ter- Di mana:
campur. (8) Proses pengadukan. (9) Meng- fci : kuat tekan beton individu,
hentikan pengadukan setelah campuran P : beban maksimum, dan
tercampur, kemudian menuangkan ke A : luas penampang benda uji (cm2)
dalam nampan besar. (10) Menguji ke-
kentalan beton dengan slump test. (11) Jika Ketentuan pembuatan sampel benda
nilai slump telah memenuhi perencanaan uji adalah: (1) perhitungan pembuatan
196 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 2, SEPTEMBER 2012:191200

sampel harus tepat dan benar; (2) cetakan Tabel 3. Hasil Pengujian Waktu Ikat Awal
benda uji harus presisi ukurannya dan
Variasi Kadar Spent Catalyst
juga tertutup rapat sehingga tidak me- Jenis RCC 15
mungkinkan air beton keluar cetakan; Pengujian
0% 15% 20% 25% 30%
(3) pengadukan betonnya dilakukan de-
Pengikatan
ngan mesin molen; (4) pemadatannya 159 133 130 120 95
awal (menit)
dilakukan dengan ditumbuk sebanyak 25
kali tiap lapis, yaitu sebanyak tiga lapis
pada waktu menuangkan beton segar ke Agregat halus yang digunakan ada-
dalam cetakan, pemadatan juga dilakukan lah pasir alami dari sungai Kepanjen
de-ngan penggetaran dengan mesin peng- Malang, yang lolos ayakan nomor 4,75
getar selama ±3 menit; dan (5) perawatan mm, sedangkan agregat kasar yang di-
beton dilakukan dengan dua perlakuan, pakai adalah kerikil batu pecah tangan
yaitu dengan perawatan, yaitu direndam dari Kepanjen Malang dengan hasil
selama ±6 hari lalu disimpan di tempat pengujian ditunjukkan pada Tabel 4.
terlindung dan tanpa perawatan, langsung
disimpan di tempat terlindung. Tabel 4. Hasil Pengujian Agregat
Jenis Agregat
HASIL Jenis Pengujian
Pasir Kerikil
Pengujian semen yang dilakukan
adalah konsistensi normal dengan hasil Kadar Air Agregat 7,78 1,02
ditunjukkan pada Tabel 2. Berat Jenis Kering 2,39 2,61
Berat Jenis SSD 2,45 2,67
Tabel 2. Hasil Pengujian Konsistensi
Berat Jenis Semu 2,53 2,78
Jenis Pengujian Hasil Pengujian (Apparent)
Berat semen 300 gram Penyerapan 2,20 2,26
Konsistensi
Dengan konsistensi Modulus Kehalusan 4,38 8,42
Normal
sebesar 26,00%
Dari hasil pengujian analisis ayak
Dari hasil pengujian konsistensi tersebut
agregat halus dan agregat kasar dihitung
didapat konsistensi sebesar 26,00% de-
analisis gabungan agregat halus dan agre-
ngan penurunan 10 mm.
gat kasar dengan membandingkan per-
Pengujian semen pada pengikatan
sentase lolos komulatif, sedangkan untuk
awal ditambah dengan Spent Catalyst
menentukan persentase perbandingan gra-
RCC 15 dengan pedoman pada pengujian
dasi gabungan antara agregat kasar dan
konsistensi terhadap semen sebesar
26,00% dan diperoleh hasil ditunjukkan agregat halus dengan cara mengeplotkan
pada Tabel 3. pada grafik persentase pasir terhadap
agregat gabungan dengan butir maksimum
Dari hasil pengujian ikat awal ter-
agregat 20 mm diperoleh 52,00%, lalu
hadap campuran semen dengan pe-nam-
untuk agregat kasar 48,00% karena da-
bahan persentase Spent Catalyst RCC 15
lam perhitungan agregat gabungan di-
semakin besar, maka waktu pengikatan
maksimalkan 100%. Hasil yang diperoleh
semakin cepat. Dengan demikian, Spent
ditunjukkan pada Tabel 5.
Catalyst RCC 15 mempunyai sifat dapat
mempercepat pengikatan awal bila di- Pengujian agregat didapat untuk me-
campurkan dengan semen dan air. nentukan jumlah agregat kasar dan agre-
gat halus dalam campuran beton pada
Mardyanika, Pemanfaatan Spent Catalyst RCC 15 Limbah Pertamina 197

saat pengadukan mix design; dan juga Tabel 7. Hasil Perhitungan Proporsi Cam-
untuk mengetahui sifat-sifat fisik agregat puran Beton/m3
yang digunakan dalam campuran beton. Jenis Campuran Beton dengan Kadar
Pengujian terhadap Spent Catalyst Materia Spent Catalyst RCC 15
RCC 15 ini yang diuji yaitu analisis ayak l (kg) 0% 15 % 20 % 25 % 30 %
saja kemudian diperoleh nilai modulus Semen 401,9 401,9 401,9 401,9 401,9
kehalusan. Hasil yang diperoleh ditunjuk- Air 164,9 164,9 164,9 164,9 164,9
kan pada Tabel 6. Pasir 954,2 954,2 954,2 954,2 954,2
Kerikil 834,2 834,2 834,2 834,2 834,2
Tabel 5. Gabungan Agregat Kasar dan Spent 0 60,29 80,39 100,49 120,5
Agregat Halus Catalyst
RCC 15
Agregat Agregat
Kasar Halus Tabel 8. Hasil Perhitungan Proporsi Cam-
No. Gradasi
48% 52% puran Beton Percobaan
Ayak Gabung
(mm) % % % % an
lolos lolos lolos lolos Jenis Campuran Beton dengan Kadar
Materia Spent Catalyst RCC 15
38 100 48 100 52 100 l (kg) 0% 15% 20% 25% 30%
19 42,25 20,28 100 52 72,28
Semen 27,1 27,1 27,1 27,1 27,1
9,5 6,44 3,09 100 52 55,09 Air 11,1 11,1 11,1 11,1 11,1
4,75 2,27 1,09 93,20 48,46 49,55 Pasir 64,41 64,41 64,4 64,4 64,4
2,36 1,89 0,91 76,57 39,82 40,72 Kerikil 55,6 55,6 55,6 55,6 55,6
1,18 1,72 0,83 53,05 27,59 28,41 Spent 0 4,07 5,42 6,78 8,13
0,6 1,57 0,75 29,17 15,17 15,92 Catalyst
RCC 15
0,3 1,36 0,65 8,72 4,53 5,19
0,15 0,96 0,46 1,23 0,64 1,11
Pada hasil perhitungan proporsi
PAN 0 0 0 0 0 campuran terhadap beton berat material
seperti: semen, air, pasir, dan kerikil
dengan persentase kadar Spent Catalyst
Tabel 6. Pengujian Analisis Ayak Spent RCC 15 jumlahnya sama, tetapi untuk
Catalyst RCC 15 jumlah Spent Catalyst RCC 15 terhadap
persentase kadar Spent Catalyst RCC 15
Jenis Pengujian Hasil tidak sama.
Modulus Kehalusan 1,39 Jumlah persentase Spent Catalyst
RCC 15 dihitung terhadap berat semen,
tidak dilakukan penambahan jenis mate-
Setelah dilakukan analisa perhitung- rial merubah nilai fas (faktor air semen).
an terhadap proporsi jumlah bahan cam- Setelah dilakukan pengujian slump
puran beton, hasil yang diperoleh di- terhadap campuran beton normal maupun
tunjukkan pada Tabel 7. campuran beton dengan persentase pe-
Adapun hasil analisis perhitungan nambahan Spent Catalyst RCC 15 yang
proporsi kebutuhan bahan untuk percoba- berbeda, hasil yang diperoleh ditunjuk-
an campuran beton, ditunjukkan pada kan pada Tabel 9.
Tabel 8.
198 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 2, SEPTEMBER 2012:191200

Tabel 9. Pengujian Slump Beton dengan di mana y = waktu ikat dan x = persentase
Kadar Spent Catalyst RCC 15 kadar Spent Catalyst RCC 15. Dari
Campuran Beton dengan Gambar 1 dapat dilihat bahwa waktu
Kadar Spent Catalyst Nilai Slump (cm) pengikatan awal semakin turun, artinya
RCC 15 (%) semakin banyak persentase kadar Spent
0 10 Catalyst RCC 15 semakin cepat waktu
pengikatannya. Pengikatan awal semen
15 10,8
(initial setting time) yaitu waktu dari
20 0 pencampuran semen dan air sampai ke-
25 0 hilangan sifat keplastisannya sedangkan
30 0 waktu pengikatan akhir (final setting
time) adalah waktu sampai pastanya men-
jadi massa yang keras.
Pengujian kuat tekan beton dengan
jumlah 20 buah masing-masing penam-
180
bahan persentase kadar Spent Catalyst
RCC 15 yang berbeda, diperoleh hasil 160

ditunjukkan pada Tabel 10. 140


Waktu Ikat (menit)

120

Tabel 10. Pengujian Kuat Tekan Beton 100

Kadar Kadar 80

Spent Fcr SD Fc’ 60


Catalyst Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2 40
RCC 15 (%)
20
0 277,667 28,63 230,72
0
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
15 303,911 38,84 240,22 Prosentase Kadar Spent Catalyst RCC 15
20 290,556 27,39 245,64
25 342,667 52,07 257,27 Gambar 1. Grafik Hubungan Persentase
Kadar Spent Catalyst RCC 15 dengan
30 336,667 44,77 263,24
Waktu Ikat

Dari hasil pengujian kuat tekan beton


Tujuan dilakukannya pengujian ikat
terhadap benda uji campuran beton nor-
awal semen adalah untuk mengetahui
mal dan campuran beton dengan penam-
lama waktu yang diperlukan oleh semen
bahan Spent Catalyst RCC 15 yang per-
agar menghasilkan campuran yang dapat
sentasenya semakin banyak, kuat tekan
mengikat dengan baik. Waktu ikat awal
fc’ semakin besar.
semen didapat ketika penurunan men-
capai 25 mm. Bedasarkan ASTM C–150,
PEMBAHASAN waktu ikat awal semen yang diuji tidak
Hubungan antara waktu pengikatan boleh lebih dari 45 menit.
awal dengan variasi kadar Spent Catalyst Hubungan antara penambahan per-
RCC 15 ditunjukkan pada Gambar 1. sentase kadar Spent Catalyst RCC 15
Dari Gambar 1 diperoleh persamaan dengan nilai slump ditunjukkan pada
regresi: Gambar 2.

y = -192,64 x + 162,08 (2)


Mardyanika, Pemanfaatan Spent Catalyst RCC 15 Limbah Pertamina 199

di mana y = kuat tekan beton (Fc’) x =


12 persentase kadar Spent Catalyst RCC 15.
10
Nilai Sump (cm)

Kuat Tekan Beton (Fc') kg/cm2


6 265
4 260
255
2
250
0 245
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 240
Prosentase Kadar Spent Catalyst RCC 15 235
230
225
Gambar 2. Grafik Hubungan antara 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%

Persentase Kadar Spent Catalyst RCC 15 Prosentase Kadar Spent Catalyst RCC 15

dengan Nilai Slump


Gambar 3. Grafik Hubungan antara
Persentase Kadar Spent Catalyst RCC 15
Dari Gambar 2 didapat persamaan
dengan Kuat Tekan Beton (Fc’)
regresi:
Dari Gambar 3 nilai Fc’ dengan se-
y = -40,075 x + 11,374 (3) makin besar penambahan persentase ka-
dar Spent Catalyst RCC 15 kuat tekan
di mana y = nilai slump x = persentase
beton semakin naik.
kadar Spent Catalyst RCC 15. Dari hasil
pengujian slump terhadap campuran beton Dari hasil test kuat tekan beton pada
normal maupun dengan penambahan ka- umur 7 hari, kuat tekan beton normal
dar Spent Catalyst RCC 15 dengan per- dengan penambahan kadar Spent Catalyst
sentase yang semakin banyak, nilai slump RCC 15 dengan persentase semakin ba-
yang diperoleh semakin turun, kerena nyak, nilai kuat tekan beton semakin naik,
dilihat dari sifat bahan tambahnya yaitu hal ini disebabkan faktor air semen se-
catalit yang berbentuk padat akan mem- makin berkurang dan penambahan kadar
pengaruhi terhadap kekentalan campuran Spent Catalyst RCC 15, sehingga kombi-
beton yang tercampur dengan air sehingga nasi/komposisi bahan sangat mempenga-
campuran beton akan cepat mengeras. ruhi nilai kuat tekan beton pada mutu
Pengujian slump beton bertujuan untuk beton.
mengetahui kelecakan (consistency) beton
segar. Dengan pemeriksaan slump, maka SIMPULAN DAN SARAN
kita dapat memperoleh nilai slump yang
dipakai sebagai tolak ukur atau standar Dari pengujian dan pembahasan yang
kelecakan beton segar. Arti dari slump dilakukan mulai dari pengujian pengikatan
beton adalah penurunan ketinggian pada awal terhadap semen dan Spent Catalyst
pusat permukaan atas beton segar yang RCC 15, pengadukan campuran material
diukur segera setelah cetakan uji slump beton yang kemudian diperoleh nilai
diangkat. slump, bobot isi dan kuat tekan, masing-
Hubungan antara penambahan per- masing benda uji berbeda dengan penam-
sentase kadar Spent Catalyst RCC 15 bahan kadar Spent Catalyst RCC 15;
dengan Fc’. Hasil yang diperoleh di- sehingga dapat disimpulkan: (1) dari hasil
tunjukkan pada Gambar 3. analisis dan pembahasan pengujian ikat
Dari Gambar 3 didapat persamaan awal terhadap semen dan ditambah de-
regresi: ngan Spent Catalyst RCC 15 nilai peng-
ikatan awal semen tersebut semakin kecil,
y = 108,95 x + 227,81 (4) sehingga semakin besar penambahan
200 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 2, SEPTEMBER 2012:191200

kadar Spent Catalyst RCC 15, waktu beton/durability dan perawatan terhadap
pengikatannya semakin cepat; (2) dari beton.
hasil analisis dan pembahasan pengujian
slump terhadap campuran beton segar DAFTAR RUJUKAN
dan ditambah dengan Spent Catalyst
RCC 15 nilainya turun, sehingga semakin Brook, K.M. & Murdock, L.J. 1991.
besar penambahan kadar Spent Catalyst Bahan dan Praktek Beton edisi ke-4.
RCC 15, nilai slump yang didapat semakin Jakarta: Erlangga.
turun dan bisa juga tidak ada nilai slump- Nawy, G.E, PE. 1990. Beton Bertulang.
nya yaitu 0; dan (3) dari hasil analisis dan Bandung: PT. Eresco.
pembahasan pengujian kuat tekan beton Gideon, K. 1993. Pedoman Pengerjaan
terhadap campuran beton dan ditambah Beton. Jakarta: Erlangga.
dengan Spent Catalyst RCC 15 nilai kuat Mardyanika, Y.A.P. 2005. Laporan
tekan campuran beton semakin besar. Praktikum Laboratorium Uji Bahan.
Setelah mendapatkan hasil dan pem- Malang: Politeknik Negeri Malang.
bahasan kuat tekan yang semakin besar, Mulyono, T. 2004. Teknilogi Beton.
penelitian ini dapat dimanfaatkan seterus- Yogyakarta: Andi.
nya, selain itu dapat juga dilakukan peng- Departemen Pekerjaan Umum. Peraturan
ujian selanjutnya sebagai bahan pengganti Beton Betulang Indonesia 1971.
misalnya Spent Catalyst RCC 15 dipakai Bandung.
sebagai bahan pengganti semen. Pada SK.SNI.T-15-1990-2003. Tata Cara Ran-
pengujian slump beton yang dilakukan cangan Campuran Beton Normal.
nilainya turun artinya kurang air dan Departemen Pekerjaan Umum. Ban-
campuran beton sulit untuk dikerjakan, dung: LPMB.
untuk itu perlu penambahan air pada Suroso, H. & Kardiono T. 2003.
waktu koreksi pengerjaan campuran beton Pengaruh Penambahan Pasir Pantai
di lapangan, dalam penambahan air ter- terhadap Laju Kenaikan Kuat Tekan
sebut bergantung dari pengujian bahan Beton. Jurnal Media Teknik, 26 (2):
tambah, yaitu pengujian berat jenisnya. 1222.
Pada pengujian Spent Catalyst RCC 15, Subagja. 2004. Fungsi Ganda Beton da-
sebaiknya dilakukan pendekatan terhadap lam Pengelolaan Limbah B3 (Suatu
pengujian kimia terhadap sifat beton. Studi Kasus Pemanfaatan Limbah
Karena hubungannya terhadap kuat tekan Katalis RCC UP. VI Pertamina
beton yang semakin besar belum tentu Balongan Indramayu). (online),
tahan lama terhadap kontruksi beton (http://www.politekniknegeribandung.
bertulang. Selain pengujian kuat tekan com, diakses 20 Juli 2006).
beton dapat pula dilakukan pengujian
yang lain contohnya pengujian keawetan
Mardyanika, Pemanfaatan Spent Catalyst RCC 15 Limbah Pertamina 201

Anda mungkin juga menyukai