Anda di halaman 1dari 5

Disebuah perusahaan terdapat seorang karyawan bernama Rendy yang menaruh hati pada atasan

barunya yang bernama Melinda, ia berangan-angan menjadikan atasannya itu sebagai pendamping
hidupnya, walaupun sering diibaratkan pungguk merindukan bulan tapi baginya tak ada yang tak
mungkin, ia selalu berusaha menarik perhatian sang atasan, ia menawarkan diri untuk membantu dan
memenuhi apapun yang Melinda butuhkan bahkan ia rela membersihkan ruang kerja Melinda setiap
pagi

Tak cukup menatap wajah Melinda secara langsubg, setiap pulang kerja ia tak pernah absen membuka
media sosial milik Melinda walaupun isinya hanya beberapa fotonya saja karena Melinda bukan orang
yang aktif dimedia sosial, foto Melinda yang terpampang dilaysr ponselnya ia kecup dengan penuh
perasaan, berharap bisa menyentuh tangannya secara langsung, menggenggam dan menciumnya, ia
ingin sekali memeluk tubuhnya bahkan mebcium bibirnya, pasti ia senyum-senyum sendiri setiap kali
memandangi foto Melinda sambil membayangkan apa yang ia inginkan

Setiap harinya ia selalu bersemangat datang ke kantor, ia tak peduli omingan-omongan rekan kerjanya
yang mengatakan ia cari muka, cari perhatian atasan dan lain sebagainya, srmua itu dianggapnya angin
lalu,

Meeting adalah hal yang paling ia sukai dikantor karena ia bisa memandangi wahah Melinda secara
langsung dalam waktu yang agak lama, memperhatikan setiap lekuk tubuhnya bahkan mempeehatikan
gerakan bibir Miranda saat ia tengah berbucara, betapa sempurnanya wanita yang tengah
dipandanginya itu, tubuh tinggi semampai dengan dada yang besar, kulit putih dengan bibir yang
merona, rambut yabg selalu diikat rapi seilah menbiarkan lehernya terlihat yang bagi Rendy hal itu
membuat Miranda terlihat semakin sexy

Setelah selesai meeting mereka kembali mebgerjakan pekerjaannya masing-masing, menjelang malam
Rendy tidak melihat Melinda keluar dari ruang kerjanya, biasanya sore hari setelah Melinda pulang
iapun bergegas pulang tapi lain hal dengan hari itu, ia ingin memastikan bahwa Melinda masih ada
diruangannya, iapun memberanikan diri mengetuk pintu, terdengar suara lembut nempersilakannya
masuk

Rendy: "malam Bu"

Melinda: "malam...duduk"

Rendy: "iya" ia terpesona dengan senyuman yang Melinda berikan padanya

Melinda: "ada apa?"

Rendy: "emm engga...saya cuma mau mastiin aja kalau Ibu masih ada disini slnya tumben udah malam tapi
Ibu masih belum pulang"

Melinda: "iya nih slnya masih ada yang harus saya kerjakan"

Rendy: "ooh..."
Melinda: "by the way...kamu perhatian juga ya? Terima kasih loh untuk perhatiannya" ujarnya sambil
tersenyum

Mendengar hal itu hati Rendy terasa berbunga-bunga "iya Bu sana-sama"

Melinda: "kamu sendiri kojk belum pulang?*

Rendy: "ooh saya...tadi saya udah mau pulang tapi saya nfecek dulu keberadaan Ibu disini"

Melinda: "ooh makasih...kalau gitu kamu pulangnya hati-hati ya"

Rendy: "iya Bu, Ibu juga hati-hati ya"

Melinda: "oke"

Rendy keluar dengan hati yang sangat senang, ia bukannya langsung pulang tapi menunggu hingga
Melinda pulang terlebih dahulu, dengan harapan ia bisa mengantarnya pulang, ua menunggu hingga
wajtu menunjukkan pukul 10 malam, karena Melinda belum keluar juga akhirnya ia pergi ke lobi dan
merebahkan tubuhnya disofa

Karena sunyi ia nendengar syara langkah kaki yang semakin lama semakin mendekatinya

Melinda: "hai"

Rendy: "eh Ibu, udah selesai?"

Melinda: "belum sih, saya terusin besok aja, ngantuk"

Rendy: "kalau gitu saya anterin pulang ya?"

Melinda: "ga usah saya pulang sendiri aja"

Rendy: "Ibu kan ngantuk masa mau nyetir, orang yang lagi nyetir aja kalau ngantuk harus berhenti"

Melinda: "haha kamu bisa aja"

Rendy: "ayo Bu saya anterin"

Melinda: "beneran nih? Apa ga ngerepotin?"

Rendy: "enggalah Bu, saya dengan hati nganterin Ibu...seneng banget malah"

Melinda: "haha bisa aja, ayo deh kalau gitu'

Rendy mengantar Melinda pulang menggunakan sepeda motornya, Melinda mendekapnya dengan erat,
walaupun udara jalanan malan itu terasa dingin tapi Rendy merasakan kehangatan tubuh Melinda yang
merapat kepunggungnya, Melinda menaruh dagunya dipundak Rendy, Rendy memberanikan diri
menyentuh tangan Melinda bukannya menolak Melinda malah nenggeng erat tangan Rendy, senyum
Rendy pun mengenbang
Sesampainya dirumah Melinda meminta Rendy untuk mampir, Rendy tentu saja menerimanya dengan
senang hati, Rendy duduk diruang tamu sementara Melinda tengah membuat secangkir kopi kemudian
membawakannya untuk Rendy, Melinda duduk disebelah Rendy sambil memegang tangan Rendy

Melinda: "saya tau kalau kamu selalu memperhatikan saya, kenapa?"

Rendy: "saya...sebenarnya saya...saya...suka sama Ibu"

Melinda: "kenapa kamu ga bilang?" ia mengusap rambut Rendy dan membiarkan tangannya tetap
berada ditengkuk Rendy

Rendy: "saya..."

Melinda: "kamu tau?...' wajahnya mendekat kewajah Rendy "sebenarnya saya juga suka sama kamu"
bisiknya ditelinga Rendy

Tak hanya berbisik, iapun menggigit lembut telinga Rendy, hembusan nafas Melinda ditelinga Rendy
membuatnya merinding, ia merasakan ciuman Melinda mendarat dileher, pipi hingga kedagu kemudian
menggigit dagunya, Rendy merasa jika Melinda sangat menggemaskan, wajah yang selama ini ia
idamkan kini ada dihadapannya, ia mengelus wajah Melinda yang tengah menatapnya, wajahnya
mendekat hingga bibirnya berada tepat dibibir Melinda, Melinda memejamkan matanya dan merekapun
berciuman, tangan Melinda mencengkram kuat tengkuk Rendy, selama berciuman Rendy merasakan
Melinda memainkan lidahnya dan menggigit bibirnya, Rendy begitu menikmati ciumannya dengan
Melinda sehingga tak sadar jika pakaiannya sudah terlepas, Melinda duduk dipangkuan Rendy sambil
membuka blazer yang dikenakannya, dadanya yang besar tepat berada didepan wajah Rendy, ia
menghirup aroma tubuh Melinda yang harum dari tubuh Melinda, Rendy merasa gairahnya membuncah

Melinda merebahkan tubuh Rendy kemudian menindihnya, bibir Rendy menjadi sasaran, gigitan nakal
dan lidahnya yang liar kenbali ia mainkan dibibir Rendy sambil meraba tubuh Rendy dari dada hingga ke
paha kemudian ia duduk dikaki Rendy sambil berusaha membuka ikat pinggang yang masih terpasang
rapi, Rendy membantunya supaya lebih cepat, Rendy merasakan sentuhan lembut dan menunggu
gigitan nakal dan pernainan lidahnya disana, Rendy memejamkan mata menikmati pelampiasan
hasratnya yang sudah lama terpendam

Saat Rendy berada dipuncak kenikmatan, sayup-sayup terdengar suara seseorang memanggil
"Pak...Pak!...Pak!!!" Rendy membuka matanya "Bapak lagi nunggu siapa? Orang-orang kantor sudah
pada pulang semua"

Rendy bangun dengan wajah bingung, ternyata apa yang dialaminya itu hanya mimpi, ia bertanya pada
petugas keamanan yang membangunkannya tentang keberadaan Melinda yang ternyata sudah pulang
tak lama setelah ia tertidur disofa lobi, ia beranjak meninggalkan lobi, saat berjalan ia merasa celananya
menyempit dan dibagian resleting terlihat menggembung, iapun menutupinya dengan tas karena takut
terlihata oleh petugas keamanan yang tengah berjaga

Selama perjalanan pulang ia masih merasakan mimpi indahnya karena mimpi itu terasa begitu nyata
Keesokan harinya ia kembali bekerja, ia masih terbuai oleh mimpinya sehingga dimatanya pagi itu
Melinda terlihat cantik, jika ada waktu yang tepat ia akan memberanikan diri untuk mengungkapkan
perasaannya pada pujaan hatinya itu

Saat jam makan siang Melinda keluar dari ruang kerjanya, Rendy nengikutinya mengita ia akan
memesan makanan dikantin tapi ternyata ia ke lobi, agat tak ketahuan ia mengikutinya maka ia pergi
kekantin hanya sekedar membeli minum, setelah kembali ia melihat Melinda masih duduk dilobi
seotanh diri, ia langsung mendekatinya

Rendy: "maaf Bu, boleh ikutan duduk disini?"

Melinda; "tentu, silakan" seperti biasa wanita cantik itu bersikap ramah

Rendy: "minum Bu?"

Melinda: "oh engga, makasih"

Rendy: "Bu...semalam saya..."

Melinda: "heem saya tau" ia tersenyum

Rendy: "hah?!"

Melinda: "semalam kamu ketiduran kan disini?"

Rendy: "heee maafkan saya Bu"

Melinda: "ga apa-apa...daripada memaksakan berkendara dalam kondisi ngantuk kan bahaya jadi
memang lebih baik tidur dulu tapi jangan sekali-kali kamu tidur dijam kerja ya"

Rendy: "iya Bu" ia memperhatikan Melinda yang tengah sibuk dengan ponselnya, ia berpikir inilah waktu
yang tepat unyuk mengutaraoan isi hatinya "Bu...sebenarnya udah lama saya..." belum selesai ia bicara
tiba-tiba mereka dikejutkan oleh teriakan anak kecil yang memanggil ibu "Mommy!"

Melinda: "hi Honey" ia memepuk dan mencium anak itu, dan keningnyapun dikecup oleh pria yang
datang bersama anak tersebut "hai Sayang"

Rendy terkejut dan tak mampu berkata apa-apa

Melinda: "kenalkan...ini suami dan anak saya"

Rendy: "ha-hallo"

Melinda: "nanti kita sambung lagi ya, saya mau makan siang dulu, kebetulan hari ini ulangtahun suami
saya*

Sambil menggendong anaknya dan menggandeng tangan suaminya Melinda berjalan menjauhi Rendy,
Rendy merasa ada sesuatu yang menghujam dadanya, ternyata bibir, wajah bahkan tubuh yang
diidamkannya itu relah dimiliki orang lain, ia harus memendam kembali hasratnya bahksn ia harus
mengubur hasratnya dalam-dalam.

Anda mungkin juga menyukai