Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN FISIKA EKSPERIMEN I

ELEKTROMAGNETIK

OLEH :

ANNISA ALQORINA

1803111075

KELOMPOK 7

FISIKA A

DOSEN PEMBIMBING :

Drs. ANTONIUS SURBAKTI, M.Si

LABORATORIUM FISIKA EKSPERIMEN

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS RIAU

TA 2020/2021
I. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan perbandingan rasio muatan dan massa elektron
2. Menentukan besarnya nilai e/m electron apabila tegangan dan besar arusnya tetap
3. Menentukan besarnya nilai e/m apabila kuat arus dan tegangannya tetap

II. LANDASAN TEORI

Pada tahun 1897, seorang fisikawan Inggris J.J. Thomson, melakukan percobaan untuk
menyakinkan bahwa sinar katoda adalah pancaran berkas partikel bermuatan negatif. Dan
ia juga menunjukkan bahwa sinar dalam tabung katoda dapat dibelokan oleh medan
listrik dan medan magnetik sehingga dapat diketahui bahwa sinar tersebut mengandung
partikel-partikel yang bermuatan listrik. Dengan mengukur besarnya penyimpangan
partikel sinar yang disebabkan oleh medan listrik dan medan magnetik ini, Thomson
dapat menunjukan bahwa semua partikel memiliki perbandingan muatan terhadap massa
(e/m) relatif sama. Ia juga menunjukan bahwa partikel dengan perbandingan muatan
terhadap massa ini dapat diperoleh dengan menggunakan sembarang bahan untuk
katodanya. Partikel yang terkandung dalam sinar ini, sekarang disebut elektron dan
merupakan bahan dasar seluruh materi. Dengan mengukur besar medan listrik dan
magnet ini, Thomson berhasil menentukan nilai banding muatan listrik partikel sinar
katoda terhadap masaanya, yaitu e/m. Nilai yang didapatkan sekitar 200 kali lebih besar
dari pada yang dimiliki ion hydrogen, partikel kecil saat itu (Wosparik,2005).

Prinsip kerja dari percobaan e/m J.J. Thomson adalah dengan memanfaatkan
penembak electron untuk menembakkan elektron ke dalam tabung vakum. Kemudian
lintasan dari elektron tersebut yang sebelumnya merupakan garis lurus, lintasan berubah
menjadi lingkaran akibat medan magnet yang ditimbulkan oleh kumparan Helmholtz
yang diberikan kuat arus listrik. Diameter berkas lintasan elektron (lingkaran) inilah yang
akan diukur menggunakan penggaris yang kemudian ditentukan jari – jarinya. Kemudian
e/m dari elektron tersebut dapat ditentukan (Supriyadi, 2000).
Energy kinetic yang dimiliki elektron dapat dicari dari potensial ambang (pada saar
arus = 0 ). Beda potensial ini bersifat menahan laju elektron. Seiring dengan kenaikan
beda potensial yang diberikan dari sumber tegangan, penunjukkan jarum ampremeter
akan mengecil. Jika suatu ketika jarum ampremeter menunjukkan angka nol, artinya tidak
ada elektron yang lepas dari permukaan anoda. Berarti, besarnya energy potensial yang
diberikan oleh sumber tegangan sama dengan energy kinetik yang dimiliki elektron. Nilai
beda potensial pada saat itu disebut juga potensial penghenti. Sebuah elektron bermassa
m dan bermuatan c yang dipercepat dengan beda potensial V akan memiliki energi
kinetic sebesar :

Jika kecepatan elektron v, maka energy kinetic dapat dinyatakan dengan :

(Sears, 1986)
Jika partikel bermuatan (elektron) bergerak dengan kecepatan v di daerah dengan kuat
medan B, maka partikel tersebut akan mengalami pembelokan yang diakibatkan oleh
timbulnya gaya magnetik ( ). Jika muatan elektron adalah e dan kecepatan adalah v,
maka elektron akan mengalami gaya magnetik yang besarnya :
( )
Untuk medan magnetik yang seragam dan arah kecepatan elektron tegak lurus terhadap
medan magnet, elektron akan memiliki lintasan berbentuk lingkaran. Hal ini diakibatkan
dari perubahan arah kecepatan elektron tanpa mengubah kelajuannya yang disebabkan
oleh gaya sentripental. Besarnya gaya sentripental itu dapat dirumuskan sebagai :

Pada gerak melingkar ini besar gaya sentripental sama dengan gaya magnetik elektron
tersebut adalah :

Persamaan diatas disebut dengan formula siklotron, karena persamaan tersebut


menggambarkan gerak partikel di dalam sebuh siklotron (alat pemercepat partikel)
(Wiyanto, 2008).
Dalam percobaan sinar katoda, terdapat 2 gaya yang bekerja yaitu gaya
elektromagnetik dan gaya sentripental. Gaya sentripental ini muncul diakibatkan karena
bentuk lintasan dari gaya elektromagnetik berbentuk lingkaran. Sehingga pada saat
memasuki daerah medan magnetik akan terjadi kesetimbangan gaya yaitu antara
magnetik dan gaya sentripental, yang dimana dapat ditulis dengan persamaan :
( )2
( )

( )
(Krane, 2011)
Medan magnet yang digunakan dalam percobaan adalah kumparan Helmholtz
(kumparan yang memiliki jari – jari R sama dengan jarak kedua kumparan yang dialiri
arus listrik). Bila jumlah kawat lilitan kumparan Helmholtz adalah n, maka dengan
menggunakan persamaan Maxwell pertama dan keempat dapat ditentukan besarnya
medan magnet yang dihasilkan yaitu :
( )2/3

(Tipler, 2001)

III. ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai beriku :
1. Tabung Dioda
2. Kabel Jumper
3. Power Supply
4. Kumparan Helmholtz
5. Multimeter

IV. SKEMA KERJA


Adapun skema kerja dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan semua alat dan bahan sesuai dengan gambar rangkaian
2. Nyalakan power supply yang terhubung ke tabung diode dan kumparan Helmholtz
3. Kemudian, baca batas ukuran maksimum untuk arus dan tegangan pada power supply
4. Untuk nilai tegangan yang tetap, amati perubahan diameter lingkaran yang terbentuk
pada tabung diode. Lalu, amati untuk perubahan arus yang berbeda-beda sebanyak 5
kali percobaan.
5. Untuk nilai arus yang tetap, amati perubahan diameter lingkaran yang terbentuk pada
tabung diode. Lalu amati untuk perubahan tegangan yang berbeda-beda sebanyak 5
kali percobaan.
6. Lalu, catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

V. DATA PERCOBAAN

1. Percobaan 1 : V tetap dan I berubah


No Tegangan Arus Diameter Jari-jari
(V) (A) (m) (m)
1 220 1.21 0.096 0.048
2 220 1.22 0.093 0.0465
3 220 1.23 0.085 0.0425
4 220 1.24 0.082 0.041
5 220 1.25 0.076 0.038

2. Percobaan 2 : V berubah dan I tetap


No Tegangan Arus Diameter Jari-jari
(v) (A) (m) (m)
1 230 1.35 0.086 0.043
2 235 1.35 0.087 0.0435
3 240 1.35 0.088 0.044
4 245 1.35 0.089 0.0445
5 250 1.35 0.092 0.046

VI. PERHITUNGAN
N = 120 lilitan
R = 0.17 m
( )2/3

 V tetap dan I berubah


Rumus e/m : ( dengan V = 220
)
( )
1. ( )( )( )
C/Kg
( )
2. ( )( )( )
C/Kg
( )
3. ( )( )( )
C/Kg
( )
4. ( )( )( )
C/Kg
( )
5. ( )( )( )
C/Kg

 V berubah dan I tetap


Rumus e/m : ( dengan I = 1.35
)
( )
1. ( )( )( )
C/Kg
( )
2. ( )( )( )
C/Kg
( )
3. ( )( )( )
C/Kg
( )
4. ( )( )( )
C/Kg
( )
5. ( )( )( )
C/Kg

 Perbandingan rasio muatan dan massa elektron pada tabel 1


( )
1. ( ) ( )
( )
2. ( ) ( )
( )
3. ( ) ( )
( )
4. ( ) ( )
( )
5. ( ) ( )

 Perbandingan rasio muatan dan massa elektron pada tabel 2


( )
1. ( ) ( )
( )
2. ( ) ( )
( )
3. ( ) ( )
( )
4. ( ) ( )
( )
5. ( ) ( )
VII. PEMBAHASAN
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pada saat nilai tegangan (V) tetap sedangkan
nilai arus listrik (I) berubah semakin besar, maka diameter lintasan elektron akan semakin
kecil. Jika semakin besar nilai kuat arusnya maka medan magnet yang dihasilkan oleh
kumparan Helmholtz semakin besar pula. Medan magnet yang besar akan membelokkan
elektron dengan kuat sehingga diameter lintasan elektron semakin kecil karena diameter
elektron berbanding terbalik dengan medan magnet. Hal ini sesuai dengan persamaan :

Jika nilai arus listrik (I) tetap sedangkan nilai tegangan (V) berubah semakin besar
maka diameter lintasan elektron akan semakin besar karena V berbanding lurus dengan
kuadrat R. hal ini sesuai dengan persamaan :

Terlihat bahwa yang paling mendekati harga e/m adalah harga e/m dari hasil saat arus
tetap dan tegangan berubah. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh saat arus tetap
dan tegangan berubah cukup linier. Hal-hal yang sangat mempengaruhi hasil percobaan
ini yaitu pertama nilai arus dan tegangan yang selalu berubah-rubah pada power supply.
Sehingga ini tentu menyebabkan nilai arus dan tegangan yang di catat. Yang kedua yaitu
lintasan elektron pada tabung katoda garisnya yang sangat tipis, dalam artiannya ada
diameter dalam dan juga ada diameter luar, sehingga ini juga dapat membuat pengamatan
cukup sulit untuk menentukan diameter yang sebenarnya dari lintasan elektron tersebut.

VIII. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Perbandingan rasio muatan dengan masa elektron pada tabel 1 yaitu hasil e/m berubah
secara teratur, sedangkan pada tabel 2 hasilnya konstan.
2. Besar nilai e/m pada tegangan tetap namun arus berubah maka hasilnya teratur.
3. Besar nilai e/m pada tegangan berubah namun arus tetap maka hasilnya konstan.
DAFTAR PUSTAKA

Krane, K. 2011. Modern Physics Third Edition. USA : John Wiley & Sons, Inc.

Sears, F.W & M.W. Zemansky. 1986. Fisika untu Universitas Jilid 2. Bandung : Bina
Cipta.

Supriyadi. 2000. Konsep Dasar Fisika Modern. Yogyakarta : UNY.

Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.

Wiyanto. 2008. Elektromagnetika. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Wospakrik,H.J.2005. Dari Atomos Hingga Quark. Jakarta : Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai