Anda di halaman 1dari 22

HUKUM JOULE

PANAS YANG DITIMBULKAN OLEH ARUS LISTRIK

I. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Menentukan panas yang ditimbulkan oleh arus listrik.
2. Membuktikan Hukum Joule dan menentukan harga 1 Joule.

II. PERALATAN YANG DIGUNAKAN :


1. Kalorimeter dengan perlengkapannya 1 set.
2. Ampermeter 6 A (A) dan Voltmeter masing masing 1 buah
3. Tahanan geser (Rg) 1 buah.
4. Thermometer 1 buah
5. Sumber tegangan 12 V (E) 1 buah
6. Stopwatch 1 buah.
7. Kabel 1 set.

III. TEORI :

- +
V
+ Thermometer
E
_- - +
+ A
-

(a)

_ +
A
V

+ _ +
E - V
Thermometer

(b)
Gambar 3.1. Rangkaian Alat
Bila antara ujung kawat konduktor diberi beda potensial, maka elektron
bebas akan bergerak. Elektron akan menumbuk partikel konduktor selama
terjadi beda potensial. Dengan demikian elektron dapat dianggap berkecepa-tan
rata-rata tetap. Adanya tumbukan, sebagian energi gerak elektron diberikan
pada partikel. Getaran partikel akan bertambah besar dan inilah yang
menyebabkan panas.
Dalam percobaan ini kawat spiral yang dialiri listrik dimasukkan dalam air,
sehingga terjadi perpindahan panas dari spiral ke air. Hingga derajat
pertambahan panas (dH/dt) berbanding lurus dengan arus listrik dan beda
potensial :
dH/dt = V i ……………………………………… (1)
Bila i dan V tetap maka persamaan (1) dapat diintegralkan :
H = V i t ……………………………………….. (2)
dimana : H = jumlah panas yang timbul (Joule)
t = lama waktu ketika dialiri listrik (detik)
Bila V, i, t dapat diukur maka H dapat dihitung.
Panas yang diterima air :
Q1 = w (Ta – Tm) (kalori) ……………………...(3)
Panas yang diterima kalorimeter dan pengaduknya
Q2 = 0,26 w (Ta – Tm) (kalori)…………………(4)
Dimana : w = massa air (gram)
Ta = temperatur akhir (oC)
Tm = temperatur mula (oC)
0,26 w = harga air
Berdasarkan Asas Black panas yang diterima = panas yang diberikan, maka
persamaan (2) = jumlah persamaan (3) dan (4). Maka harga 1 joule dalam satuan
kalori dapat kita tentukan.

IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN :


1. Buat rangkaian seperti gambar IV.22 (a) hubungkan tegangan PLN seijin
assisten.
2. Isi kalorimeter K dengan air, catat massa air dalam kalorimeter.
3. Beri beda potensial selama 10 menit, Usahakan arus konstan dengan
mengatur tahanan geser Rg.
4. Catat kenaikan suhu tiap 30 detik selama 10 menit.
5. Lakukan untuk rangkaian gb. IV.22(b)

V. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI :


1. Buat hasil pengukuran dalam tabel.
2. Hitung harga H dengan persamaan (2)

1
3. Buat grafik pada kertas millimeter, T sebagai fungsi t, selama arus
mengalir. Apa kesimpulan dari grafik yang terjadi?
4. Hitung Q1 dan Q2 dengan persamaan (3) dan (4) lalu bandingkan dengan
harga H yang telah dihitung. Lalu tentukan tara kalor mekanik. (ingat 1
Joule = 0,24 kalori)
5. Buat kesimpulan percobaan ini.

VI. TUGAS PENDAHULUAN :


1. Mana yang lebih menguntungkan dari kedua rangkaian diatas ? jelaskan !
2. Apa definisi dari ; standard resistor.
3. Apa hukum Joule ? Pengertian apa yang anda peroleh dari hukum Joule
tersebut?
4. Benarkah tahanan kawat bergantung temperatur? Jelaskan !

2
VOLTAMETER

I. TUJUAN
Menentukan keseksamaan dari penunjukkan jarum amperemeter dengan
menggunakan voltameter tembaga.

II. PERALATAN
1. Voltameter tembaga dengan perlengkapannya 1 set.
2. Amperemeter 1 buah.
3. Neraca Ohauss 1 set.
4. Resistor 1 buah.
5. Adaptor 1 buah.
6. Stopwatch 1 buah.
7. Kertas Gosok (Amplas)

III. TEORI
Sifat hantaran listrik zat cair dapat digolongkan :
 Isolator: aquades, minyak, dll
 Larutan ion : larutan asam basa, larutan garam. Ion yang ada sebagai
konduktor dengan disertai perubahan kimiawi.
 Air raksa, logam cair dapat dialiri arus tanpa perubahan kimiawi.
Hukum Faraday I mengatakan bahwa “Massa zat yang dihasilkan di elektrode
pada peristiwa elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah listrik yang dialirkan
selama elektrolisis berlangsung ”. Kemudian dari pernyataan tersebut dapat
dibuat suatu persamaan rumus seperti di bawah ini :
G ~ q maka,
𝐺 = 𝑎𝑖𝑡 (𝑚𝑔) … … … … … … … …(1)
𝐺
𝑡 = … … … … … … … … … …(2)
𝑎𝑖
Dimana:
G = Massa endapan logam (gr)
a = Ekivalen elektrokimia (gr/coloumb)
i =Arus (Ampere)
t = Waktu (detik)
Jumlah arus yang akan dialirkan, secara kuantitatif dinyatakan sebagai 1
Faraday, sehingga sesuai pula dengan satuan standar kelistrikan yang
menyatakan banyaknya elektron yang melewati elektrolit adalah Coloumb maka
:
1 Faraday = 1 mol elektron = 96500 Coloumb
Larutan yang digunakan adalah CuSO4. Reaksi kimia yang terjadi bila terdapat
arus listrik adalah:
𝐶𝑢𝑆𝑂4 → 𝐶𝑢++ + 𝑆𝑂4−−
Reaksi pada Anoda :
𝐻2 𝑂 → 2𝐻 + + 𝑂2
Reaksi pada Katoda:
𝐶𝑢++ → 𝐶𝑢 + 2𝑒 −
Artinya Cu ++ dari larutan garam menuju Katoda dan Anoda kehilanganCu ++
yang dipakai untuk menetralkan SO4- -.
Dari persamaan (1) diperoleh :
𝐺
𝑖 = … … … … … … … … … …(2)
𝑎𝑡
dimana : G = massa endapan (mg)
a = ekivalen elektro kimia untuk Cu = 0,3294 mg/C
i = arus yang mengalir (A)
t = lama aliran listrik (s)
1

A+ -

+
2
_ 

+ - +

Gambar 1. Skema Alat Voltameter


Keterangan:
1. Amperemeter
2. Power Supply
3. Resistor
4. Voltameter Tembaga

IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN


1. Hitung arus maksimum, dengan mengukur luas permukaan katoda bila
kepadatan arus 0,01 – 0,02 A/cm2.
2. Bersihkan elektroda dengan kertas gosok (amplas), ukur massa elektroda
dengan neraca o’haus.
3. Buat rangkaian seperti gambar.1. Catat harga ampermeter dan usahakan
harga i tetap.
4. Setelah ± 10 menit, putus aliran listrik lalu keringkan katoda dengan
dipanaskankemudian timbang massa endapan yang menempel pada
katoda.
5. Lakukan langkah 2 – 4, 3 kali dengan selang waktu yang sama.
6. Lakukan langkah 2 – 5, untuk arus amper meter yang lain.

V. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI


1. Berapa besar i sebenarnya menurut persamaan (2)? Bandingkan hasil
yang diperoleh dengan penunjukkan ampermeter tercatat!
2. Buat grafik i praktikumterhadap iteori!
3. Buat kesimpulan dari percobaan ini!

VI. TUGAS PENDAHULUAN


1. Jelaskan bagaimana menentukan harga a untuk Cu?
2. Jelaskan mengapa kutub anoda - katoda rangkaian perlu diperhatikan?
3. Jelaskan bagaimana cara menentukan i maksimum yang diijinkan.
Jelaskan mengapa i maksimum harus ditentukan lebih dahulu!
RANGKAIAN SERI DAN PARALEL

I. TUJUAN
1. Mempelajari karakteristik rangkaian seri, rangkaian paralel dan rangkaian
seri-pararel
2. Menentukan besarnya arus yang mengalir pada rangkaian seri dan
tegangan pada rangkaian paralel menggunakan hukum kirchoff

II. DASAR TEORI


1. Resistor pada Rangkaian Seri
Dua buah elemen berada dalam susunan seri jika mereka hanya memiliki
sebuah titik utama yang tidak terhubung menuju elemen pembawa arus pada
suatu jaringan. Apabila dua atau lebih resistor dihubungkan secara seri satu sama
lain dan dihubungkan dengan sumber tegangan V, maka arus yang melalui semua
resistor adalah sama besar pada masing-masing elemen yang tersusun seri.

I = I1 = I2 = . . . = In

Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan
sama. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing
tahanan seri adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.

𝑉 = 𝑉1 + 𝑉2 + … + 𝑉𝑛

Resistansi pengganti untuk rangkaian seri merupakan jumlah resistansi yang


telah digunakan, secara matematis dapat di tuliskan:

𝑅𝑠 = 𝑅1 + 𝑅2 + …+ 𝑅𝑛

2. Resistor pada Rangkaian Paralel


Merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian garis edar untuk
mengalirkan arus. Masing-masing rangkaian dapat dihubung-putuskan tanpa
mempengaruhi rangkaian yang lain. Tegangan pada masing-masing beban listrik
sama dengan tegangan sumber. Masing-masing cabang dalam rangkaian paralel
adalah rangkaian individu.

𝑉 = 𝑉1 = 𝑉2 = …= 𝑉𝑛

Arus masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang


I = I1 + I2 + . . . + In

Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian paralel, tahanan total


rangkaian mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar.

1 1 1 1
= + +. . . +
𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2 𝑅𝑛

Jika terjadi salah satu cabang tahanan paralel terputus, arus akan terputus hanya
pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja
tanpa terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Multimeter
2. Resistor
3. Power Supply
4. Kabel
5. Breadboard

IV. SKEMA ALAT


1. Rangkaian Seri

Gambar 1 Rangkaian Seri


2. Rangkaian Paralel

Gambar 2 Rangkaian Paralel


3. Rangkaian Seri-Paralel

Gambar 3 Rangkaian Gabungan

V. CARA KERJA
1. Rangkaian Seri
a. Siapkan alat dan bahan
b. Ukur resistansi pada resistor dan catat hasilnya
c. Susun rangkaian seperti gambar 1
d. Atur tegangan pada power supply sebesar 10 V
e. Ukur arus pada rangkaian, kemudian catat hasilnya
f. Ulangi langkah a sampai e dengan mengatur tegangan power supply
menjadi 5 V dan
7V
2. Rangkaian Paralel
a. Siapkan alat dan bahan
b. Ukur resistansi pada resistor dan catat hasilnya
c. Susun rangkaian seperti gambar 2
d. Atur tegangan pada power supply sebesar 10 V
e. Ukur tegangan pada rangkaian, kemudian catat hasilnya
f. Ulangi langkah a sampai e dengan mengatur tegangan power supply
menjadi 5 V dan
7V
3. Rangkaian Seri-Paralel
a. Siapkan alat dan bahan
b. Ukur resistansi pada resistor dan catat hasinya
c. Susun rangkaian seperti gambar 3
d. Atur tegangan pada power supply sebesar 10 V
e. Ukur tegangan dan arus pada rangkaian kemudian catat hasilnya
f. Ulangi langkah a sampai e dengan mengatur tegangan power supply
menjadi 5 V dan 7 V
VI. TUGAS LAPORAN RESMI
1. Bandingkan hasil pengukuran dan hasil perhitungan
2. Tunjukkan apakah hasil percobaan sesuai dengan hukum Kirchoff
3. Buat Kesimpulan dari hasil percobaan

VII. TUGAS PENDAHULUAN


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan resistansi (hambatan) dan resistor !
2. Jelaskan perbedaan antara rangakaian seri, rangkaian paralel dan rangkaian
seri-paralel !
3. Bagaimana proses terjadinya arus listrik ?
4. Jelaskan yang dimaksud dengan breadboard!

VIII. TABEL HASIL


1. Rangkaian Seri
R1 = ..... Ω ; R2 = ..... Ω ; R3 = ..... Ω
Rs (Ω) I (A) I1 (A) I2 (A) I3 (A) V1 (V) V2 (V) V3 (V)

2. Rangkaian Paralel
R1 = ..... Ω ; R2 = ..... Ω ; R3 = ..... Ω
Rs (Ω) I (A) I1 (A) I2 (A) I3 (A) V1 (V) V2 (V) V3 (V)

3. Rangkaian Gabungan
R1 = ..... Ω ; R2 = ..... Ω ; R3 = ..... Ω ; R4= ..... Ω
Rs (Ω) I (A) I1 (A) I2 (A) I3 (A) V1 (V) V2 (V) V3 (V)
HUKUM KIRCHOFF

1. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mempelajari rangkaian multiloop
2. Menentukan kuat arus pada setiap cabang dalam suatu rangkaian listrik
2. ALAT DAN BAHAN
1. Beberapa buah resistor
2. Multimeter
3. 2 Power supply
4. Breadboard
5. Kabel penghubung
3. DASAR TEORI
Tujuan analisis rangkaian listrik pada umumnya untuk menentukan kuat arus
dan beda potensial (tegangan) pada suatu rangkaian listrik. Untuk analisis
rangkaian listrik ini, di samping hukum Ohm, hukum yang banyak dipakai adalah
hukum Kirchoff. Ada dua hukum Kirchoff yakni hukum I Kirchoff atau KCL
(Kirchoff’s Current Law) dan hukum II Kirchoff atau KVL (Kirchoff’s voltage Law).
Hukum Kirchhoff I menyatakan :

Gambar 4.1 Arus-arus pada titik cabang


Jika suatu sumber tegangan dihubungkan dengan beban luar, maka akan
terjadi rangkaian tertutup. Arus yang mengalir pada rangkaian tertutup itu
tergantung dari beban luar yang dipergunakan. Untuk rangkaian tertutup yang
mempunyai loop lebih dari satu (multiloop circuit), arus yang mengalir pada
masing-masing loop dihitung dengan menggunakan Hukum Kirchoff II.
Gambar 4.2 Rangkaian multiloop

Menurut Hukum Kirchoff:

Dari ketiga persamaan di atas diperoleh:

4. LANGKAH PERCOBAAN
1. Susun rangkaian seperti gambar 4.2.
2. Ukur masing-masing tegangan E1 dan E2 dalam keadaan terangkai.
3. Ukur arus yang mengalir pada I, I1, dan I2.
4. Ulangi percobaan dengan menggunakan resistor yang berbeda.
V. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI
1. Hitunglah besar arus pada rangkaian untuk masing-masing percobaan.
Bandingkan dengan hasil pengukuran!
Hambatan Tegangan Arus Listrik
Listrik Listrik Pengukuran Perhitungan
R1 = … Ω E1 = … V I=…A

R2 = … Ω

R3 = … Ω E2 = … V I1 = … A

R4 = … Ω

I2 = … A

VI. TUGAS PENDAHULUAN


1. Tuliskan bunyi Hukum Kirchoff I dan II beserta rumus dan gambar
rangkaiannya!
2. Jelaskan yang dimaksud dengan loop pada rangkaian listrik!
3. Jelaskan yang dimaksud dengan breadboard!
JEMBATAN WHEATSTONE

I. TUJUAN
Mencari nilai suatu hambatan Pengganti yang tidak diketahui dengan
metode Jembatan Wheatstone

II. ALAT DAN BAHAN


1. Resistor
2. Sumber tegangan
3. Galvanometer
4. Hambatan Geser
5. Multimeter

III. DASAR TEORI


Tujuan analisis rangkaian listrik pada umumnya untuk menentukan kuat
arus dan beda potensial (tegangan) pada suatu rangkaian listrik. Untuk analisis
rangkaian listrik ini, di samping hukum Ohm, hukum yang banyak dipakai adalah
hukum Kirchhoff. Ada dua hukum Kirchoff yakni hukum I Kirchoff atau KCL
(Kirchhoff’s Current Law) dan hukum II Kirchoff atau KVL (Kirchhoff’s voltage
Law). Hukum Kirchhoff I menyatakan : Jumlah aljabar kuat arus yang menuju
suatu titik cabang rangkaian listrik = jumlah aljabar arus yang meninggalkan titik
cabang tersebut. Atau:

Pada gambar 2.1 arus I1 , I2 , dan I3 menuju titik cabang A, sedangkan arus I4 dan
I5 meninggalkan titik cabang A. Maka pada titik cabang A tersebut berlaku
persamaan :

Gambar 2.1 Arus-arus pada titik cabang

………………………… 1
Gambar 2.2 Rangkaian delta
Jika perkalian silang antar R1 dan R3 tidak sama dengan perkalian antara
R2 dan R4, maka hambatan itu harus diganti dengan hambatan baru sehingga
susunan hambatannya menjadi seperti tampak pada gambar 2.2 di atas.

Gambar 2.3 Rangkaian pengganti


Keterangan
R1, R2, dan R5 masing-masing diganti dengan Ra, Rb, dan Rc. Sehingga susunan
menjadi tampak seperti gambar 2.3 di atas.

Rumusnya
Ra = R1 . R2 / (R1 + R2 + R2)
R2 = R1 . R5 / (R1 + R2 + R2)
R3 = R2 . R5 / (R1 + R2 + R2)

IV. CARA KERJA


1. Susun rangkaian sesuai gambar 4.1
2. Pasang sumber tegangan dengan besar tertentu (Dapat ditanyakan
kepada asisten).
3. R3 adalah Hambatan geser yang di atur sedemikian rupa sehingga
jarum di Galvanometer berada diposisi 0
4. Cari nilai Rx dengan mengukur besar arus yang melewati Rx dan besar
tegangan yang ada di Rx
5. Lakukan pengulangan sebanyak 5 kali
6. Ganti hambatan R1 R2 dan Rx dengan variasi yang berbeda (Tanya
asisten)

Gambar 4.1 Rangkaian Jembatan Wheatstone

V. TUGAS LAPORAN RESMI


1. Bandingkan hasil pengukuran dengan hasil perhitungan
2. Tunjukkan apakah hasil percobaan sesuai hukum kirchoff I dan
Perhitungan Jembatan Wheatstone
3. Buat kesimpulan dari hasil percobaan

VI. TUGAS PENDAHULUAN

1. Amati gambar diatas dan tentukanlah berapa besar hambatan


penggantinya!
2. Tentukan Arusnya apabila sumber tegangan 20 Volt?
3. Apa yang dimaksud dengan Rangkaian Delta? Jelaskan !
REAKTANSI KAPASITIF

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk memahami konsep reaktansi kapasitif
II. ALAT DAN BAHAN
1. 2 Buah kapasitor dengan nilai kapasitansi yang berbeda
2. 2 Buah multimeter
3. Power supply AC
4. Breadboard
5. Kabel penghubung
III.DASAR TEORI
Seperti halnya dalam rangkaian arus searah (DC) dalam arus bolak balik (AC)
punterdapat hubungan antara tegangan (V) dan arus (I). Dalam rangkaian DC
hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk V = I R dengan R adalah hambatan
rangkaian.
Hubungan yang sama juga berlaku dalam rangkaian AC yang tersusun dari
sebuah kapasitor dengan kapasitansi C dan tegangan V. Hubungan tersebut
dinyatakan dalam bentuk V = I Xc dengan Xc disebut reaktansi kapasitor, yang
sama halnya dengan hambatan R dalam rangkaian DC. Huruf dibawah garis C
menyatakan kuantitas yang berhubungan dengan kapasitansi, oleh karena itu
disitilahkan sebagai reaktansi kapasitif kapasitor. Dari hubungan ini, reaktansi Xc
dapat didefinisikan sebagai Satuan reaktansi sama dengan satuan hambatan, yaitu
Ohm, yang dapat dilambangkan dengan Ω. V dan I dapat diukur menggunakan
multimeter. Dengan demikian Xc dapat dihitung.

Gambar 5.1 Rangkaian Percobaan


IV. LANGKAH PERCOBAAN
1. Susun rangkaian seperti gambar 5.1.
2. Pastikan power supply keadaan mati pilih tegangan keluaran AC 3 V.
3. Gunakan multimeter digital sebagai Voltmeter dengan batas ukur 20 Vac dan
yang lain digunakan sebagai Amperemeter dengan batas ukur 200mA AC.
4. Nyalakan power supply.
5. Baca tegangan kapasitor pada multimeter yang digunakan sebagai voltmeter
dan arus yang melalui kapasitor pada multimeter yang digunakan sebagai
ampermeter.
6. Ulangi percobaan dengan memvariasi nilai tegangan pada power supply.
7. Ganti kapasitor dengan nilai kapasitansi yang berbeda.
8. Ulangi langkah 5 dan 6.

V. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI


Tegangan Tegangan
Kapasitansi
Catu Daya Kapasitor Arus (I) Xc (Ω)
(C)
(V) (Vc)
3V
6V
9V
12V
3V
6V
9V
12V

1. Berdasarkan pada Tabel di atas, buat grafik tegangan V terhadap arus I !

VI. TUGAS PENDAHULUAN


1. Apa yang dimaksud dengan reaktansi kapasitif?
2. Jelaskan perbedaan sumber tegangan AC dan DC!
3. Kenapa percobaan menggunakan sumber tegangan AC (tidak DC)?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan breadboard!
GAYA MAGNET PADA KAWAT BERARUS

I. Tujuan Percobaan :
a. Mahasiswa mampu menyusun rangkaian alat pengukur gaya magnet
b. Mahasiswa mampu mengukur gaya magnet
c. Mahasiswa dapat menghitung kuat medan magnet dari persamaan Lorentz

II. Alat dan Bahan :

 Batang magnet neodymium 2 buah


 kawat (yang terpasang dengan papan PCB), dengan
panjang efektif 2,5cm.
 Sumber Arus DC
 Neraca Quadrapule Beam Balance
 Amperemeter 1 buah
 Statif 1 buah
 Kabel penghubung secukupnya

III. Landasan Teori :


Sebuah kawat lurus yang berarus listruk jika diletakkan dalam medan magnet
maka akan mengalami gaya Lorentz.Gaya Lorentz adalah gaya (dalam
bidang fisika) yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak atau
oleh arus listrik yang berada dalam suatu medan magnet, B. Jika ada sebuah
penghantar yang dialiri arus listrik dan penghantar tersebut berada dalam medan
magnetik maka akan timbul gaya yang disebut dengan nama gaya magnetik
atau dikenal juga nama gaya lorentz. Arah dari gaya lorentz selalu tegak lurus
dengan arah kuat arus listrik (l) dan induksi magnetik yang ada (B). Arah gaya ini
akan mengikuti arah maju skrup yang diputar dari vektor arah gerak muatan listrik
(v) ke arah medan magnet, B, seperti yang terlihat dalam rumus berikut:

di mana :
F adalah gaya (dalam satuan/unit newton)
B adalah medan magnet (dalam unit tesla)
q adalah muatan listrik (dalam satuan coulomb)
v adalah arah kecepatan muatan (dalam unit meter per detik)
× adalah perkalian silang dari operasi vektor.

Untuk gaya Lorentz yang ditimbulkan oleh arus listrik, I, dalam suatu medan
magnet (B), rumusnya akan terlihat sebagai berikut (lihat arah gaya dalam kaidah
tangan kanan):
di mana :
F = gaya yang diukur dalam unit satuan newton
I = arus listrik dalam ampere
B = medan magnet dalam satuan tesla
X = perkalian silang vektor, dan
L = panjang kawat listrik yang dialiri listrik dalam satuan meter.

MENENTUKAN ARAH GAYA LORENTZ


Arah gaya lorentz dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan. Jari-jari
tangan kanan diatur sedemikian rupa, sehingga Ibu jari tegak lurus terjadap
telunjuk dan tegak lurus juga terhadap jari tengah. Bila arah medan magnet

(B) diwakili oleh telunjuk dan arah arus listrik


(I) diwakili oleh ibu jari, maka arah gaya lorentz
(F) di tunjukkan oleh jari tengah. perhatikan gambar berikut :

Gaya lorentz pada penghantar bergantung pada faktor sebagai berikut :


1. kuat medan magnet (B)
2. besar arus listrik (I)
3. panjang penghantar sehingga dapat dirumuskan F = B.I.L

IV. Langkah Langkah Percobaan :

KEGIATAN:

1. Persiapkan peralatan/komponen sesuai daftar alat/bahan.


2. Buat rangkaian sesuai gambar.
3. Hubungkan rangkaian ke sumber tegangan.
4. Posisikan kawat secara paralel dengan dengan magnet. Pastikan kawat
tidak menyentuh magnet.
5. Hidupkan sumber tegangan, amati kuat arus dan gerak lengan neraca
quadrapole balance.
6. Seimbangkan neraca jika lengan quadrapole bergeser dengan cara
menaikkan massa dan catatpenambahan massa agar lengan neraca
kembali seimbang beserta arus listrik kedalam tabel hasil pengamatan.
7. Ubah besar arus listrik dan lakukan langkah no.6.

V. Hasil yang diperoleh

Tabel Hasil Pengamatan


Panjang kawat efektif (L)= 2,5 cm, percepatan gravitasi = 9,8 m/s2.
No Kuat Arus Listrik (I) Massa (gr)
0,5
1
1,5
2
2,5
3

Tugas Pendahuluan

1. Gambarkan garis-garis medan magnet untuk kawat berarus untuk setiap


jenis muatan !
2. Jelaskan Hukum Lorentz !
3. Buktikan bahwa dari hukum lorentz 𝐹 = 𝑖|𝐿||𝐵| sin 𝜃
4. Jelaskan bagaimana gaya magnet yang dihasilkan kawat berarus dapat
bernilai maksimal dan minimal dalam medan magnet eksternal!

Anda mungkin juga menyukai