Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH) DAN KONSUMSI PER KAPITA

TERHADAP PENGANGGURAN
THE EFFECT OF LIFE EXPECTATIONS AND PER CAPITA CONSUMPTION ON
UNEMPLOYMENT
Chalirafi1 Khairil Anwar1 dan Muhammad Abdy Yusuf2
1
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Malikussalleh
2
Alumni Program StudiEkonomi Pembangunan Universitas Malikussalleh
E-mail : 1chalirafi@unimal.ac.id; 1Khairil.anwar.semsi@gmail.com,
2
muhammdabdyy@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat variabel Angka Harapan Hidup (AHH) dan
Konsumsi Perkapita Pengangguran di Provinsi Aceh tahun 2007-2018. Penelitian ini
merupakan data sekunder dari tahun 2007 sampai 2018. Penelitian ini menggunakan
regresi linier berganda. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa Angka
Harapan Hidup (AHH) tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap tingkat
pengangguran di Provinsi Aceh dan secara parsial menunjukkan bahwa konsumsi per
kapita tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran per kapita di
Provinsi Aceh. Secara simultan, Angka Harapan Hidup (AHH) dan konsumsi per kapita
berpengaruh tidak dan tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Aceh
periode 2007-2018.
Kata Kunci : Angka Harapan Hidup (AHH), Konsumsi Perkapita dan Pengangguran.

ABSTRACT

This study aims to see the variable life expectancy (AHH) and per capita consumption of
unemployment in Aceh Province in 2007-2018. This research is secondary data from
2007 to 2018. This study uses multiple linear regression. Results of The study partially
shows that the Life Expectancy Rate (AHH) has no and insignificant effect on the
unemployment rate in Aceh Province and partially shows that the per capita consumption
has no effect and is insignificant towards the per capita unemployment rate in Aceh
province. Simultaneously, life expectancy (AHH) and per capita consumption have no and
insignificant effect on the unemployment rate in Aceh province for the period 2007-2018.
Keyword : Life Expectancy (AHH), Per Capita Consumption, and Unemployment

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Volume 11, Nomor 2 Tahun 2020 142
PENDAHULUAN akan berdampak pada masalah sosial,
(Djohanputro, 2006). Bedasarkan tabel 1
Karakteristik umum yang dimiliki
pada tahun 2015 teori tersebut berbanding
di negara berkembang dapat dilihat dari
terbalik dengan kanyataan, dimana pada
tingginya angka pengangguran di negara
tahun 2015 menunjukkan angka harapan
tersebut, Namun permasalahan
hidup di aceh mengalami kenaikan, dan
pengangguran juga dialami oleh negara-
untuk pengangguran tahun tersebut juga
negara maju. Menurut Amalia (2007)
mengalami kenaikan.
perbedaanya negara maju mampu
Pengangguran secara umum adalah
memberikan tunjungan kepada
tidak adanya pemasukan pada diri
pengangguran yang ada di negara maju
seseorang, dengan begitu tidak mampunya
sedangkan negara berkembang tidak
seseorang tersebut untuk mengkonsumsi
mampu memberikan tunjungan.
kebutuhan dasar. Bedasarkan tabel 1 pada
Pengangguran dapat dipengaruhi oleh
tahun 2015 konsumsi perkapita
beberapa faktor seperti angka harapan
masyarakat aceh meningkat dari tahun
hidup (AHH) dan konsumsi per kapita.
sebelumnya, dan peningkatan juga berlaku
Adapun perekembangan pengangguran,
pada tingkat pengangguran di aceh pada
angka harapan hidup (AHH) dan
tahun tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan
konsumsi per kapita sebagai berikut :
teori yang dimana ketika konsumsi
perkapita meningkat maka pengangguran
Tabel 1
akan mengalami penurunan.
Pengangguran, Angka Harapan Hidup
Penelitian ini bertujuan untuk
(AHH) dan Konsumsi Per Kapita
melihat pengaruh angka harapan hidup
(AHH) dan konsumsi perkapita terhadap
Konsumsi
AHH Pengangguran pengangguran.
Tahun per kapita
(Tahun) (%)
(Rp)
TINJAUAN TEORISTIS
2014 69.35 8297 9.02
Pengangguran
2015 69.50 8533 9.93
Pengangguran adalah mereka yang
2016 69.51 8768 7.57
2017 69.52 8957 6.57 tidak memilki pekerjaan dan juga tidak
2018 69.64 9186 6.36 memilki penghasilan namun sedang
berusaha untuk mendapatkan pekerjaan,
Sumber : BPS Aceh,2019 (Murni, 2006).
Angka harapan hidup merupakan Dari kutipan diatas dapat
salah satu faktor yang mempengaruhi disimpulkan bahwa pengangguran ialah
pengangguran. Secara teori permasalahan suatu permasalahan seseorang dalam
pengangguran menunjukkan kegagalan menjalani kehidupan untuk memperoleh
dalam pembangunan, tetapi juga keinginan pribadinya.
pengangguran berdampak pada diri para
Angka Harapan Hidup
pencari kerja, salah satunya mental
Menurut Supriatna,N., Ruhimat
kesehatan. Mereka yang tidak bekerja atau
(2006) Angka harapan hidup menjadi
menganggur secara ekonomi tidak
tolak ukur yang penting dalam
mempunyai pemasukkan. Hal tersebut

143 Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Volume 11, Nomor 2 Tahun 2020
kependudukan sebagai salah satu indikator
Angka Harapan
dalam pengukuran kualitas penduduk. Hidup (AHH) H1
Tinggi rendahnya angka harapan hidup (X1)
Penganggura
menjadi pertimbangan dalam
n (Y)
menggambarkan kemajuan sosial ekonomi Konsumsi
masyarakat, Perkapita (X2) H2
Pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa angka harapan hidup Gambar 1 Kerangka Konseptual
adalah kualitas yang dimilki seseorang
dalam menjalani kehidupan, serta melihat METODE PENELITIAN
kamajuan yang diperoleh selama Data dan Sumber Data
menjalani kehidupannya. Jenis data dalam penelitian ini
menggunakan data time series dari varibel
Konsumen Pengangguran, angka harapan hidup
(AHH) dan konsumen perkapita dari tahun
Menurut Wahyu (2011) konsumsi
2007 – 2018, Data tersebut diperoleh dari
adalah kegiatan manusia menggunakan
BPS Aceh.
atau memakai barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan dengan tujuan untuk Metode Analisis
mencapai kepuasan maksimum dari Dalam penelitian ini motode
kombinasi barang atau jasa yang analisis yang digunakan bersifat
digunakan. Serta mutu dan jumlah barang kuantitatif, penelitian kuantitatif aadalah
di konsumsi mengambarkan kemakmuran penelitian yang menngunakan aplikasi
konsumen tersebut. eviews dengan memperoleh data yang
Kesimpulan dari pernyataan berbentuk angka, (Sugiyono, 2009).
tersebut konsumsi ialah kegiatan Adapun model analisis dalam penelitian
seseorang dalam menghabiskan ini adalah :
pendapatan serta kegiatan dalam Y=a+b1LogX1+ b2LogX2+e
menghabiskan nilai guna suatu barang dan Dimana :
jasa untuk mendapatkan suatu kepuasan Y : Pengangguran
diri. Dengan demikian semakin tinggi a : Konstanta
tingkat konsumsi seseorang maka semakin b1, b2 : Koefisien Regresi
tinggi pula pendapatan seseorang tersebut, X1 : Angka Harapan Hidup (AHH)
(Fadlliyah Maulidah, 2013). X2 : Konsumsi perkapita
Kerangka Konseptual Uji Normalitas
Dalam penelitian ini kerangka Pengujian Normalitas bertujuan
konseptual yang digunakan sebagai untuk melihat pada model regresi variabel
berikut : dependen dan variabel independen
mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model yang berdistribusi normal ialah
model yang baik. Untuk melihat apakah
residual berdistribusi normal atau tidak
dapat dilihat dari nilai Jarque Bera yang
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Volume 11, Nomor 2 Tahun 2020 144
dibandingkan dengan nilai Chi-square (χ2) Untuk mengetahui apakah terjadi
tabel, dapat dilihat sebagai berikut : atau tidaknya uji heterekedastisitas dengan
a. Jika nilai Prob Jb < 5%, maka membandingkan nilai R-squared dan tabel
berdistribusi tidak normal. chi square.
b. Jika nilai Prob JB > 5% maka a. Jika nilai Obs*squared > chi-square
berdistribusi normal. tabel, maka tidak lolos dari uji
heteroskedastisitas.
Uji Asumsi Klasik b. Jika nilai Obs*squared < chi-square
Uji Multikolinieitas tabel, maka lolos dari uji
Uji multikolinieritas berguna untuk heteroskedastisitas.
melihat ada atau tidak adanya hubungan
setiap variabel independen dalam Pengujian Hipotesis
penelitian ini, menurut Gujarati (2012) Pengujian hipotesis dilakukan
dikategorikan yang baik pada model untuk mengetahui keputusan apakah
regresi linier berganda ialah ketika tidak hipotesis tersbut diterima atau ditolak,
adanya hubungan antara variabel-variabel maka diperlukan pengujian secara
bebasnya. Uji multikolinieritas dapat statistic.
dilihat melalui niar r korelasi, dan tidak a. Uji t
terjadinya multiko apabila r korelasinya di Uji t dilakukan untuk melihat
bawah 0,8. pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara
Uji Autokorelasi parsial. Bila thitung < ttabel dengan
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat tingkat signifikan 5%, dan jika thitung <
dengan cara membandingkan Prob Chi- ttabel dengan tingkat signifikan 5%,
squared dan nilai signifikan sebesar 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
sebagai berikut : variabel independen tidak
a. Apabila nilai Prob Chi-squared < berpengaruh terhadap variabel
5% maka terjadi autokorelasi dependen.
b. Apabila nilai Prob Chi-squared > b. Uji F (simultan)
5% maka tidak terjadi autokorelasi Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel independen
Uji Heteroskedastisitas
secara
Menurut Widarjono (2013)
terjadinya heteroskedastisitas pada model
regresi linier berganda dapa dilihat dari
nilai chi square hitung (X2) lebih kecil dari
nilai chi squared (X2) tabel pada α=5%.
bersamasama terhadap variabel Idependen dengan melihat nila
signifikansi F. Bila fhitung > ftabel simultan variabel independen
dengan tingkat signifikan 5%, maka berpengaruh signifikan terhadap
dapat disimpulkan bahwa secara variabel dependen.
HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Normalitas

145 Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Volume 11, Nomor 2 Tahun 2020
Gambar 2
Hasil Uji Normalitas

4
Series: Residuals
Sample 2007 2018 Sumber
Observations 12
3
: Hasil
Mean -1.03e-13
Median -0.081186 Eviews,
Maximum 2.013269
2
Minimum -1.429729 (2020)
Std. Dev. 1.139010
Skewness 0.494840 uji
1
Kurtosis 2.266740

Jarque-Bera 0.758569
Probability 0.684351
0
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
normalitas
menunjukkan bahwa nilai Prob
Bedasarkan hasil uji normalitas JB > o,05 yaitu sebesar 0,684 > 0,05
menunjukkan nilai JB sebesar 0,758 < dengan demikian residual berdistribusi
5,99 sehingga dapat disimpulak bahwa normal. Maka penelitian ini layak untuk
data berdistribusi normal, dan hasil dari dilanjutkan dengan pengujian lainnya.

Uji Asumsi Klasik


Uji Multikolinieritas
Tabel 2
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficient
Uncentered VIF Centered VIF
Variance
C 515266.8 3899494. NA
LOG(AHH) 29268.29 3975001. 7.727752
LOG(KONSUMSI) 0.782856 424.0802 7.727752
Sumber : Hasil Eviews, 2020

Uji Asumsi Klasik


Uji Multikolinieritas
Tabel 2
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficient
Uncentered VIF Centered VIF
Variance
C 515266.8 3899494. NA
LOG(AHH) 29268.29 3975001. 7.727752
LOG(KONSUMSI) 0.782856 424.0802 7.727752
Sumber : Hasil Eviews, 2020
Hasil uji multikolinieritas pada tabel 2 menunjukkan bahwa model ini terbebas dari

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Volume 11, Nomor 2 Tahun 2020 146
masalah multikolinieritas dimana nilai centered VIF dari variabel AHH dan Konsumsi
masing < 10
Uji Autokorelasi
Tabel 3
UJi Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.957424 Prob. F(2,7) 0.4290
Obs*R-squared 2.577518 Prob. Chi-Square(2) 0.2756

Sumber : Hasil Eviews (2020)

Berdasarkan hasil output Obs *R- sebesar 0,275 > 0,05. Berdasarkan hasil
squared sebesar 2,57 di bandingkan dengan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
Chi-Squared tabel pada df (2) sebesar 5,99, dalam penelitian ini tidak terjadi
maka 2,57 < 5,99 berarti data muncul autokorelasi atau tidak terdapat kesalahan
sudah berbeda sehingga tidak terjadi pengganggu yang muncul antar tahun
autokorelasi serta nilai Prob Chi-Squared selama periode 2007 sampai 2018.

Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4
Uji Heteroskedastisitas
Dari hasil tabel 4 dapat dilihat nilai Obs* dan df (2) adalah 5,99, karena nilai Obs*
R-square pada estimasi uji white adalah R-square 3,12 < 5,99 maka penelitian ini
sebesar 3,12 dan nilai X2 dengan α = 5% terbebas dari uji heteroskedastisitas.

Heteroskedasticity Test: White


F-statistic 1.586938 Prob. F(2,9) 0.2568
Obs*R-squared 3.128544 Prob. Chi-Square(2) 0.2092
Scaled explained SS 1.114608 Prob. Chi-Square(2) 0.5728
Sumber : Hasil Eviews (2020)

Hasil Regresi Linier Berganda


Tabel 5
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 822.4331 717.8209 1.145736 0.2815


LOG(AHH) -193.1166 171.0798 -1.128810 0.2882
LOG(KONSUMSI) 0.503412 0.884792 0.568961 0.5833

147 Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Volume 11, Nomor 2 Tahun 2020
R-squared 0.255374 Mean dependent var 8.563107
Adjusted R-squared 0.089902 S.D. dependent var 1.319953
S.E. of regression 1.259223 Akaike info criterion 3.511184
Sum squared resid 14.27078 Schwarz criterion 3.632411
Log likelihood -18.06711 Hannan-Quinn criter. 3.466302
F-statistic 1.543304 Durbin-Watson stat 1.129561
Prob(F-statistic) 0.265290

Sumber : Eviews 9 data diolah (2020)

Pada tabel 5 di atas maka model Pengujian Parsial


regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = 822,4331 - 193,1166 Log X1 + Hasil pengujian hipotesis dalam
0,503412 Log X2 pengujian parsial sebagai berikut :
Bedasarkan hasil tersebut
interprestasi hasil analisis regresi linier 1. Secara parsial angka harapan hidup
berganda, yaitu sebagai berikut : Contanta tidak berpengaruh terhadap
sebesar 822,4331 menunjukkan apabila pengangguran di Provinsi Aceh
variabel angka harapan hidup (AHH) dan periode 2010 sampai 2018. Hal ini
konsumsi per kapita bernilai kontan maka ditunjukkan dari hasil nilai thitung < ttabel
pengangguran akan bernilai sebesar yakni 1,128 < 1,833 dan nilai
822,4331%. signifikan sebesar 0,288 > 0,05.
Dengan demikian hipotesis H1 di tolak
1. Koefisien variabel Angka Harapan dalam penelitian ini.
Hidup bernilai sebesar -193,1166, hal 2. Secara parsial konsumsi perkapita
ini menunujukkan hubungan negatif, tidak berpengaruh terhadap
dengan artian apabila angka harapan pengangguran di Provinsi Aceh
hidup meningkat 1% maka periode 2010 sampai 2018. Hal ini
pengangguran akan menurun sebesar - ditunjukkan dari hasil nilai thitung < ttabel
193,1166 tahun, sebaliknya apabila yakni 0,056 < 1,833 dan nilai
angka harapan hidup menurun 1% signifikan sebesar 0,563 > 0,05.
maka pengangguran akan meningkat Dengan demikian hipotesis H2 di tolak
sebesar -193,1166%. dalam penelitian ini.
2. Koefisien variabel Konsumsi perkapita
bernilai sebesar 0,503412, hal ini Pengujian Simultan
menunjukkan hubungan yang positif, Hasil penelitian menunjukkan
dengan demikian apabila konsumsi bahwa secara simultan Angka harapan
perkapita meningkat 1% maka hidup (AHH) dan konsumsi perkapita tidak
pengangguran akan meningkat sebesar berpengaruh terhadap pengangguran, hal
0,503412%, namun sebaliknya apabila ini dibuktikan dengan uji statistic Fhitung <
konsumsi perkapita menurun satu Ftabel yakni 1,543 < 4,26 dan nilai
persen maka pengangguran akan signifikan sebesar 0,265 > 0,05.
mengalami penurunan sebesar
0,503412%. Pembahasan

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Volume 11, Nomor 2 Tahun 2020 148
Angka Harapan Hidup (AHH) kesejahteraan kehidupan seseorang dapat
Terhadap Pengangguran dilihat dari tinggi rendahnya konsumsi
masyarakat.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa secara parsial Angka harapan hidup Ada suatu fenomena yang tidak
(AHH) tidak mempengaruhi tingkat lazim jika diamati hasil penelitian ini,
pengangguran di Provinsi Aceh periode dimana Melek huruf maupun pengeluaran
2007 sampai 2018. Yang bedasarkan hasil perkapita sama-sama tidak signifikan.
dari nilai thitung > ttabel yakni sebesar 1,128 < Walaupun demikian hasil ini masih lebih
1,833 dan nilai signifikan sebesar 0,288 > baik bila dibandingkan dengan hasil
0,05. penelitian Suaidah dan Hendry Cahyono
Hal ini menunjukkan bahwa tidak (2017) yang menemukan bahwa
cukup dengan tingkat lama hidupnya pendidikan berpengaruh positif terhadap
seseorang atau kesehatan yang dimilikinya pengangguran, yang berarti semakin tinggi
untuk terhindar dari permasalahan tingkat pendidikan, semakin tinggi pula
pengangguran, namun seseorang yang tingkat pengangguran masyarakat
mempunyai kesempatan hidup yang lama Jombang.
disertai kesehatan yang baik juga dituntut
untuk terus bisa berkembang dengan Sementara itu Hutabarat (2015)
memilki kemampuan dan keterampilan menemukan bahwa ,Pengeluaran Rill
yang memadai, serta diperlukan perkapita berpengaruh negatif dan
produktivitas yang tinggi untuk signifikan terhadap Jumlah Penduduk
memperoleh kehidupan yang sejahtera Miskin di Sumatera Utara. Rata-Rata Lama
dengan begitu akan terbebas dari Sekolah, Pertumbuhan Ekonomi
permasalah pengangguran. berpengaruh negatif namun tidak
signifikan terhadap Jumlah Penduduk
Konsumsi Perkapita Terhadap Miskin di Sumatera Utara. Pengangguran
Pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Hasil penelitian ini menunjukkan Jumlah Penduduk Miskin di Sumatera
bahwa secara parsial konsumsi perkapita Utara.
tidak mempengaruhi tingkat pengangguran Dukungan terhadap hasil penelitian
di Provinsi Aceh periode 2007 sampai ini juga didapat dari Anggadini
2018. Yang bedasarkan hasil dari nilai (2015)melek huruf berkorelasi positif dan
thitung > ttabel yakni 0,056 < 1,833 dan nilai tidak signifikan terhadap kemiskinan di
signifikan sebesar 0,563 > 0,05. Sulawesi Tengah. Hal ini menunjukkan
tidak cukup dengan memiliki kemampuan
Bedasarkan hasil tersebut membaca dan menulis seseorang dapat
menunujukkan bahwa tingkat konsumsi terhindar dari kemiskinan. Seseorang yang
perkpita yang dilakukan seseorang tidak dapat membaca dan menulis (melek huruf)
dapat mempengaruhi seseorang keluar dari jika tidak diikuti dengan kemampuan dan
pengangguran, tetapi konsumsi akan keterampilan yang memadai, tidak serta
mempengaruhi seseorang untuk terus merta produktivitasnya meningkat.
berada pada masalah kemiskinan, Seseorang yang memiliki produktivitas

149 Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Volume 11, Nomor 2 Tahun 2020
yang tinggi akan memperoleh Sekolah, Pengeluaran Rill Perkapita,
kesejahteraan yang lebih baik, sehingga Pertumbuhan Ekonomi dan
mereka dapat keluar dari jeratan Pengangguran terhadap Jumlah
Penduduk Miskin di Provinsi
kemiskinan
Sumatera Utara
KESIMPULAN http://repositori.usu.ac.id/handle/123
456789/6972
Bedasarkan analisis regresi linier ytang
diuji secara parsial Angka harapan hidup Murni, A. (2006). Ekonomika Makro.
(AHH) tidak berpengaruh serta tidak Refika Aditama.
siginifikan terhadap Pengangguran di
Suaidah dan Hendry Cahyono (2017)
Provinsi Aceh 2007 sampai 2018. Secara Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap
parsial Konsumsi perkapita tidak Tingkat Pengangguran Di Kabupaten
berpengaruh serta tidak siginifikan Jombang.
terhadap Pengangguran di Provinsi Aceh https://core.ac.uk/download/pdf/23075
2007 sampai 2018. Secara simultan angka 1587.pdf
harapan hidup (AHH) dan konsumsi
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
perkapita tidak berpengaruh serta tidak Kuantitatif dan Kualitatif. CV.
siginifikan terhadap Pengangguran di Alfabeta.
Provinsi Aceh 2007 sampai 2018.
Supriatna, N., Ruhimat, M. & K. (2006).
DAFTAR PUSTAKA Ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi,
Sejarah, Sosiologi, Ekonomi).
Amalia, L. (2007). Ekonomi Grafindo Media Pratama.
Pembangunan. Graha Ilmu.
Wahyu, T. (2011). Identifikasi Faktor
Anggadini, Finna (2015) Analisis Pengaruh Penyebab Kemiskinan. 12(1), 28–44.
Angka Harapan Hidup, Angka Melek
Huruf, Tingkat Pengangguran Terbuka
Dan Pendapatan Domestik Regional
Bruto Perkapita Terhadap Kemiskinan
Pada Kabupaten/ Kota Di Provinsi
Sulawesi Tengah Tahun 2010-2013.
Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 7, Juli
2015 hlm 40-49

Djohanputro, B. (2006). Prinsip-prinsip


Ekonomi Makro.

Fadlliyah Maulidah, A. S. (2013).


Pengaruh Tingkat Pendidikan,
Pendapatan Dan Konsumsi Terhadap
Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi
Jawa Timur. Pendidikan Dan
Kewirausahaan, 3(1), 227–240.

Hutabarat, Desty (2015) Pengaruh Angka


Harapan Hidup, Rata-Rata Lama

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Volume 11, Nomor 2 Tahun 2020 150

Anda mungkin juga menyukai