Anda di halaman 1dari 18

Ilmu Ekonomi

Pengangguran
Pengangguran dan
dan Inflasi
Inflasi
DD
ii
ss
uu
ss
uu
nn
Oleh
Oleh ::
Muhammad
Muhammad Kahlil
Kahlil Hanafiah
Hanafiah
1
Pengangguran
 Salah satu ukuran keberhasilan pengelolaan
ekonomi suatu negara  tingkat pengangguran
 Pengangguran (unemployment), tidak berkaitan
dengan mereka yang tidak bekerja, tetapi dengan
mereka yang belum mendapatkan pekerjaan.

 Pengangguran: adalah mereka yang ingin


bekerja, sedang berusaha mendapatkan
(mengembangkan) pekerjaan tetapi belum berhasil
mendapatkannya.
2
Status Ketenagaankerjaan Angkatan Kerja Tahun
2023
Jumlah penduduk angkatan kerja yang
tengah bekerja per Agustus 2021 adalah
sebanyak 131,05 juta orang. Sementara itu,
per Agustus 2023 jumlahnya meningkat
menjadi 143,72 juta orang. Angka ini
kemudian mengalami peningkatan
sebanyak 3,99 juta orang atau 2,77% pada
Agustus 2023.

Jumlah pengangguran pada penduduk


angkatan kerja cenderung mengalami
penurunan selama tiga tahun terakhir.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik,
terdapat sejumlah 7,86 juta orang
pengangguran di Indonesia per Agustus
2023. Angka ini mengalami penurunan dari
tahun-tahun sebelumnya, yakni sebesar 8,42
juta per Agustus 2022 dan 9,1 juta per
Agustus 2021.

Sumber : BPS RI 3
Kategori penganggur
Berdasar alasan mengapa menganggur.
1. Penganggur friksional  menganggur karena sedang dalam
proses peralihan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya.
Alasan: pindah perusahaan, pindah lokasi/kota  penganggur
sukarela (voluntary unemployment).

2. Penganggur Struktural  belum bisa mendapatkan


pekerjaan karena ketidakcocokkan keahlian yang dimiliki
dengan jenis kebutuhan tenaga kerja yang dicari.  sarjana
peternakan, tapi lowongan yang tersedia bukan untuk sarjana
peternakan.

3. Penganggur musiman  karena kondisi ekonomi sedang


mengalami resesi atau dalam kondisi menurun.

4
Berdasar seberapa intensif dia menganggur.

1. Penganggur penuh  tidak mendapatkan pekerjaan


sama sekali, (tidak melakukan aktivitas yang
menghasilkan)

2. Setengah Penganggur  bekerja kurang dari 35 jam


seminggu (tidak sepenuhnya menganggur).

3. Penganggur terselubung  seperti bekerja untuk


mendapatkan upah tapi pekerjaan yang dilakukannya
tidak produktif.

5
Bagaimana pengangguran diukur?
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, jumlah penduduk di Indonesia kini telah mencapai sebanyak 278,69 juta jiwa pada pertengahan 2023.

Angkatan kerja (umur 15-64)


Bekerja (143,72)
(143,72 jt) Tingkat pengangguran
Populasi = (jumlah penganggur/angkatan kerja) x 100
Orang dewasa = (7,86/143,72) x100 = 5 %
(212.59 juta jiwa)
Tidak Bekerja (7,86 jt) Tingkat partisipasi angkatan kerja
= (angkatan kerja/populasi orang dewasa) x 100
Tidak berada dalam = (143,72/212,59) x100 = 68 %
angkatan kerja
(66,1 jutajiwa) (anak sekolah
Ibu RT, dll)

6
 Mengapa setiap negara selalu ada pengangguran.

1. Pencarian kerja  proses yang dilakukan oleh


pekerja dalam rangka menemukan pekerjaan yang
sesuai dengan selera keahlian mereka
2. Peraturan upah minimum yang tdk bisa dipenuhi
3. Serikat pekerja dan tawar menawar kolektif 
tawar menawar menyangkut gaji dan kondisi kerja,
pemogokan
4. Teori upah efisiensi  upah diatas tingkat
ekuilibrium yang dibayarkan oleh perusahaan dalam
rangka menaikkan produktivitas pekerja.
 Kesehatan kerja
 Perputaran pekerja
 Kualitas pekerja
7
Penyebab lain timbulnya pengangguran.

1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi


2. Rendahnya laju investasi produktif

3. Siklus bisnis yang melemah

4. Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat

5. Strategi industri yang labor saving

8
Penanggulangan Pengangguran.

 Setiap tahun sekitar 1,3 juta penduduk tamat


sekolah dan masuk ke bursa kerja.
 Untuk menyerap itu perlu pertumbuhan
ekonomi  1 % pertumbuhan ekonomi
diperkirakan hanya mampu menyerap 200 ribu
tenaga kerja.
 Untuk menyerap angkatan kerja baru
setidaknya diperlukan pertumbuhan ekonomi
6,5% per tahun.
 Mendorong laju investasi  efek
penggandaan
9
Alternatif strategi mengatasi Pengangguran .

1. Peningkatan investasi kerjasama dengan pihak


swasta  diperlukan kondisi lingkungan yang
kondusif untuk berusaha.
2. Peningkatan kualitas SDM, pembenahan sektor
pendidikan adanya kesesuaian dunia pendidikan
dengan kebutuhan dunia kerja.
3. Memotivasi masyarakat untuk berwiraswasta pada
berbagai bidang yang memiliki prosfek
perkembangan.
4. Mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk

10
Seberapa jauh Pengangguran perlu ditekan.

 Penganggur friksional  tidak menjadi


prioritas bagi pemerintah

 Pada kondisi tingkat pengangguran maksimum


5% dari angkatan kerja, ekonomi sudah
dianggap dalam kondisi ekonomi penuh.

11
Inflasi
 Inflasi: didefinisikan sebagai kecenderungan
kenaikan harga secara umum.
 Kecenderungan yang dimaksud bukan terjadi sesaat.
(lebaran, natal, tahun baru)
 Kenaikan harga secara umum  kenaikan harga hanya
pada salah atu jenis barang tidak termasuk kategori inflasi

 Penghitungan inflasi didasarkan pada sekelompok


barang dan jasa yang dikonsumsi sebagian besar
masyarakat.

 Di Indonesia, total produk yang disurvei sebanyak


744 komoditas, di 45 kota; Rata-rata tiap kota
bervariasi antara 283 s/p 399 komoditas.

12
Sumber : BPS RI
13
Penghitungan Inflasi
 Penghitungan inflasi didasarkan atas perubahan
harga:
Inflasi = (P1 –P0)/P0

 P1 : harga barang atau jasa di akhir periode


 P0 : harga barang dan jasa di awal periode

 Penghitungan inflasi dengan barang dan jasa


yang banyak :
Inflasi = ( IHK 1Januari 2022 - IHK 1 Januari 2021 )/ IHK 1 Januari 2021

14
Jenis Inflasi:
 Menurut besarnya:
1. Inflasi ringan ( dibawah 10%)
2. Inflasi sedang ( antara 10% s/p 30%)
3. Inflasi berat ( 30% s/p 100%)
4. Hiperinflasi ( di atas 100%)

Samuelson dan Nordhaus mengkategorikan:


1. Low inflation (single digit inflation)di bawah
10%
2. Galloping inflation (double digit bahkan triple digit
inflation)  20% -- 200%
3. Hiperinflation  di atas 200%

15
 Berdasarkan sumber inflasi:
1. Demand pull inflation, inflasi karena tarikan
permintaan.
2. Cost push inflation, inflasi karena dorongan
biaya.

 Berdasarkan asal inflasi:


inflasi
1. Domestic inflation
2. Foreign atau imported inflation

16
 Teori inflasi:
1. Inflasi Inersia kecenderungan bahwa setiap tahun (setiap
periode) orang percaya akan terjadi inflasi  disebut juga
inflasi harapan (expected inflation).
2. Inflasi menurut teori kuantitas  dua penyebab:
 jumlah uang yang beredar melebihi yang dibutuhkan masyarakat;
 harapan psikologis akan terjadinya kenaikan harga di masa yang akan
datang memperparah terjadinya inflasi.
3. Inflasi akibat perang dan ketidakstabilan politik.
4. Inflasi menurut teori Keynes  Inflasi terjadi karena
beberapa kelompok masyarakat ingin “hidup diluar batas
kemampuannya”.
Kelompok masyarakat:
 Pemerintah
 Pengusaha swasta
 Serikat pekerja

17
Daftar Pustaka
1. Agus Tri Basuki dan Nana Pratowo (1985). Ilmu
Ekonomi : Pengantar Ilmu Ekonomi, Jogjakarta: Penerbit
Liberty.
2. https://www.bps.go.id/id

Samuelson dan Nordhaus mengkategorikan:


1. Low inflation (single digit inflation)di bawah 10%
2. Galloping inflation (double digit bahkan triple digit
inflation)  20% -- 200%
3. Hiperinflation  di atas 200%

18

Anda mungkin juga menyukai