Dimas Setyawan Hardiansyah Proposal Pratikum Terpadu
Dimas Setyawan Hardiansyah Proposal Pratikum Terpadu
Oleh
Dimas Setyawan Hardiansyah
20.1.70401.1408
2023
PROPOSAL PRAKTIKUM TERPADU
DENGAN PENGOPTIMALKAN TRANSISI EDITTING DA-
LAM PRODUKSI DOKUMENTER “GO BARBERSHOP”
Oleh
Dimas Setyawan Hardiansyah
20.1.70401.1408
2023
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL PRAKTIKUM TERPADU
Format : Dokumenter
Judul : “Go Barbershop”
Oleh
Dimas Setyawan Hardiansyah
20.1.70401.1408
Disetujui oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Tim Penguji
Nama
NIDN
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Laporan Praktikum Terpadu yang
telah dibuat dengan judul : Mengoptimalkan Transisi Editing Dalam Produksi
Dokumenter “Barbershop” adalah asli (orisinil) atau tidak plagiat (menjiplak) dan
belum pernah diproduksi/diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk apapun.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Apabila dikemudian hari ternyata
memberikan keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim bahwa karya
yang telah dibuat adalah hasil karya milik seseorang atau badan tertentu, maka
bersedia diproses baik secara pidana maupun perdata dan kelulusannya dicabut dari
Akademi Komunikasi Radya Binatama (AKRB) Yogyakarta dicabut atau
dibatalkan.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada Tanggal : 29 desember 2022
Yang menyatakan,
Jangan pernah menyerah. Hari ini sulit, besok akan lebih buruk,
tetapi lusa akan menjadi sinar matahari.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya, saya dapat menyelesaikan Proposal Praktikum Terpadu dengan judul
Edting dengan gaya cut to cut dalam bentuk pengembangan Barbershop di
kota yogyakarata dengan tepat waktu tanpa halangan suatu apapun. Pro-
posal ini guna memenuhi Tugas Akhir Semester IV serta mengajukan
produksi Produksi Terpadu Akademi Komunikasi Radya Binatama Pro-
gram Studi Penyiaran Diploma III pada Semester V.
Dalam penyusun Desain Produksi Tugas Akhir ini terdapat hambatan dan
tantangan tersendiri, akan tetapi dukungan dan bantuan dari berbagai pihak
maka Desain Produksi Tugas Akhir ini dapat penulis selesaikan dengan
sebaik-baiknya. Untuk itu, dengan penuh kerendahan hati penulis ucapkan
terimakasih kepada:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dokumenter adalah suatu karya film atau video berdasarkan sesuatu yang
nyata, faktual (ada atau terjadi) dan esensial, bernilai atau memiliki makna. Dalam
dokumenter terdapat unsur faktual dan nilai untuk berbagai macam tujuan antara
lain: penyebarluasan informasi, pendidikan, sosial dan lingkungan. Program doku-
menter berusaha menyajikan sesuatu sebagaimana adanya, meskipun tentu saja
menyajikan sesuatu secara objektif itu hampir tidak mungkin. Oleh karena itu, para
sineas penggiat dokumenter, mengasah kekreativitasannya di bidang sinematografi
dengan menggali sisi lain dari keistimewaan subjek pada dokumenter tersebut, serta
mengangkat dari kisah-kisah unik, fenomenal atau peristiwa yang nyata dan faktual
terjadi di lingkungan sekitar. (Kamalludin, 2020)
Dalam sebuah karya dokumenter pastinya memiliki editor.Menurut Roy
Thompson and Christopher j. Bowen, 2009 1 menyebutkan bahwa editor adalah
orang yang bertanggung jawab atas penyutingan gambar, audio, dan video dari hasil
rekaman produksi menjadi suatu susunan gambar yang bercerita.
Selain itu editor juga berusaha memberikan kuantitas dan kualitas visual pada
feature ini melalui pemilihan shot, audio, effect yang digabungkan menjadi video
feature yang layak untuk ditampilkan. Seorang editor bertanggung jawab dalam
menentukan sistem kerja yang akan diterapkan selama proses pasca produksi ber-
langsung. Bertanggung jawab penuh atas penyelesaian hasil akhir karya audio vis-
ual.
Dari tanggung jawab tersebut peran editor sangat penting karena menjadi
penentu dari hasil gambar yang sudah di ambil ketika di tahapan produksi. Ketika
sebuah karya terlihat bagus itu juga ada peran dari editor yang menyusun gambar
menjadi satu rangkaian yang bercerita dan berkesinambungan. Dalam
melaksanakan tanggung jawabnya, editor Bisnis barbershop merupakan sebuah
inovasi atau perkembangan dari fashion,barbershop kini terus bermunculan di kota-
2
kota Indonesia, barbershop sendiri terbukti bisa tetap eksis khusunya dikalangan
anak muda dan mendapatkan langganan yang tersegmentasi atau pelanggan
tetap.Usaha barbershop ini melayani pelanggan yang berkeinginan untuk
rambutnya bisa tampil rapi, tampil beda dari biasanya. menggunakan jasa potong
rambut dengan gaya yang modern.
Barber diambil dari kata Barba yang artinya (janggut),Kebanyakan pria yang
memiliki perkerjaan mengunting berbagai jenis rambut dan merapikan serta me-
mangkas jenggot dan kumis sedangkan rambut merupakan bagian dari tubuh yang
penting bagi sebaian orang setiap tahun model rambut potongan rambut berubah-
ubah pelanggan biasa mengikuti model baru tersebut. Barbershop sendiri adalah
tempat dimana mereka bekerja dan memberi pelayanan kepada pelangganya untuk
memangkas atau menukur rambutnya.
Berdasarkan Potongan rambut bandung dengan tempat sederhana walaupun
tempat tradisional naun bisa mengikuti model rambut yang modern duhulu
potongan bandung mulai dengan harga 1500 rupiah sampai 20.000 rupiah ke-
banyakan pria yang memiliki perkerjaan mengunting berbagai jenis rambut dan
merapikan serta memangkas jenggot dan kumis sedangkan rambut merupakan
bagian dari tubuh yang penting bagi sebagian orang dengan pelayanan kepada
pelangannya dengan baik.
3
B. Rumusan Ide
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis kemudian terinspirasi untuk
membuat sebuah program dokumenter yang berjudul “Go Barbershop”. Dalam
memproduksi karya Dokumeneter ini, penulis menggunakan teknik transisi edit-
ting. Karya Dokumenter ini akan menampilkan adegan keseharian karyawan
pengusaha Barbershop dengan cerita visual berdasar cerita dari narasumber.
Dengan pembagian alur cerita yaitu pengenalan, isi dan penutup, Cerita pada
dokumenter ini dimulai dengan pengenalan tokoh.
Sudut pandang orang pertama dipilih sebagai pencerita dikarenakan pada
video dokumenter ini unsur kedekatan antara tokoh dan penonton sengaja
ditampilkan. Hal ini akan memuat mengenai informasi,dan sejarah awal
narasumber memulai bisnis barbershop yang dibangun dengan narasi cerita dari
narasumber tentang bagaimana pengembangan usaha bisnis barbershop dengan
berbagai teknik yang menjadi ciri khasnya.Berdasarkan latar belakang tersebut,
penulis kemudian terinspirasi untuk membuat sebuah program dokumenter yang
berjudul “Go Barbershop”.
Dalam karya dokumenter ini, penulis menggunakan teknik transisi, Karya
Dokumenter ini akan menampilkan adegan kegiatan faktual keseharian karyawan
pengusaha Barbershop dan potong rambut bandung dengan ilustrasi visual berdasar
cerita dari narasumber.
Dengan pembagian alur cerita tiga segmen, diantaranya pengenalan, isi
dan penutup, Cerita pada dokumenter ini dimulai dengan pengenalan tokoh. Sudut
pandang orang pertama dipilih sebagai pencerita dikarenakan pada video
dokumenter ini unsur kedekatan antara tokoh dan penonton sengaja ditampilkan.
Hal ini akan memuat mengenai informasi,dan sejarah awal narasumber memulai
bisnis yang dibangun dengan narasi cerita dari narasumber tentang bagaimana
pengembangan usaha bisnis barbershop dengan berbagai teknik dan keterampilan
yang menjadi ciri khasnya.
Editor juga berpesan penting dalam membuat hasil editing dengan men-
gaplikasikan transisi dalam editing dengan memunculkan elemen yang diterapkan
pada saat memilih gambar
4
4. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data yang masih belum
diperoleh dengan bertanya langsung pada narasumber yang berkompeten.
Wawancara adalah mereka yang sejalan dengan konsep program docu-
menter yang dibuat.
5. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dilakukan untuk mengambil informasi
yang tidak langsung ditunjukan kepada objek berupa foto,suara,tulisan dan
vidio.
7
BAB II
KAJIAN SUMBER KARYA
A. Karya Referensi I
Judul Karya : Kiat Sukses Jadi milyarder Lewat Bisnis Barber Shop
Program : Podcast Rico Huang
Durasi : 15 menit 9 detik
Tayang : 4 Agustus 2020
Produksi : Rico Huang
Sinopsis :
Captain Barbershop dari 2015 dengan 38 cabang dengan gaya podcast
menggunakan dua kamera secara bergantian untuk mengambil gambar dan
dengan transisi dissolve umumnya digunakan untuk perpindahan shot yang
terputus waktu secara signifikan seperti berganti jam, hari dan seterusnya.
Analisis Karya :
Penulis menjadikan karya ini sebagai referensi karena penyampaianya
secara sederhana sehingga mudah dipahami dan memperlihatkan dua objek
secara bergantian.
8
B. Karya Referensi II
Judul Karya : Strategi Jadi Miliarder Muda Lewat Bisnis Cukur Rambut
Program : Inves Time
Durasi : 8 menit 4 detik
Tayang : 31 mei 2020
Produksi : CNBC Indonesia
Sinopsis :
Tayangan ini merupakan satu produksi di CNBC Indonesia yang
membahas tentang Owner Hairnerds Studio dan Hairnerds Profesional dengan
visualisasi yang fresh menggunakan adobe after effect dengan tenik transisi
Wipe merupakan transisi shot dimana frame sebuah shot bergeser kea rah kiri,
kanan, atas, bawah atau lainnya
Analisis Karya :
Penulis menjadikan karya ini sebagai referensi karena sangat menarik
dan informatif yang memperlihatkan objek dengan jelas, dengan tenik transisi
Wipe merupakan transisi shot dimana frame sebuah shot bergeser kea rah kiri,
kanan, atas, bawah atau lainnya
9
Gambar 3. Membangun Bisnis Barbershop Di Masa Pandemi, Sukses Membuka Puluhan Cabang
Kolega Babershop
dengan pelanggan, tentu saja kondisi di awal pandemi membuat Kolega kesulitan
mendatangkan pelanggan belum lagi regulasi dari pemerintah yang membatasi
berbagai aktivitas masyarakat. Namun kondisi ini justru membuat Galih memeras
otak bagaimana bisnisnya tetap bisa jalan bahkan berkembang. Teknik wipe dapat
digunakan pula untuk editing kontinu seperti jika sebuah karakter atau obyek
bergerak melintas sebuah tiang atau pohon. .
11
BAB III
LANDASAN TEORI
A.Dokumenter
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ), dokumenter
diartikan sebagai dokumentasi. Jadi dalam implementasinya, dokumenter
tidak ada kisah fiktif, cerita-cerita yang diangkat berdasarkan kenyataan
untuk mendokumentasikan.
Menurut Gerzon R. Ayawaila sampai saat ini, definisi film
dokumenter masih tetap mengundang debat. Banyak yang pro dan banyak
yang kontra pada kriteria Grierson yang menyebutkan “Karya film
dokumenter merupakan sebuah laporan aktual yang kreatif.” Namun yang
terpenting adalah saat ini dunia menggunakan istilah dokumenter untuk
membedakannya dengan film cerita fiksi dan film berita atau liputan atau
reportase (Ayawaila, 2008:12).
Berikut merupakan jenis jenis documenter yang dapat menjadi
acuan untuk membuat program dokumenter:
1. Dokumenter film
Menurut Gerzon R. Ayawaila (2008: 11) dalam bukunya
menjelaskan, film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan
atau mempresentasikan kenya-taan. Artinya apa yang direkam memang
berdasarkan fakta yang ada, namun dalam penyajiannya dapat
dimasukan pemikiran-pemikiran Manusia.
Gerzon R. Ayawaila (2008: 22) dalam bukunya menjelaskan,
ada empat kriteria yang menerangkan bahwa dokumenter adalah film
nonfiksi. Empat kriteria tersebut yaitu :
a. Setiap adegan dalam film dokumenter merupakan rekaman ke-
jadian sebenarnya, tanpa interpretasi imajinatif seperti halnya dalam
fiksi. Bila pada film fiksi latar belakang adegan dirancang, pada doku-
menter latar belakangnya harus spontan otentik dengan situasi dan kon-
disi dengan situasi dan kondisi asli
12
yang utuh untuk kemudian menjadi sebuah video yang baik untuk ditonton.
Dalam proses editing itu sendiri seorang editor akan menambahkan berbagai
effect serta menyisipkan transisi, sehingga video akan terlihat lebih menarik
saat ditonton.
Dalam proses editing, tidak cukup hanya menggabungkan gambar
begitu saja, tetapi banyak sekali variabel yang harus diketahui dalam
proses editing, misalnya, seorang editor harus juga bisa memberi sentuhan
rasa dalam memandang sebuah angle camera yang baik, sehingga bisa bisa
memberi sentuhan editing yang menarik.
a.Jenis – Jenis Editing
1.Editing Kontiniti Editing kontiniti terdiri dari penyambungan
klop, dimana action yang bersinambungan mengalir dari satu shot ke shot
lainnya; dan beberapa cutaway, dimana action yang diperlihatkan bukan
merupakan bagian dari shot sebelumnya. Suatu sequence yang
bersinambungan atau rangkaian dari penyambungan-penyambungan yang
klop, boleh terdiri dari berbagai jenis shot yang difilmkan dari beberapa
angle yang berbeda.
2. Editing Kompilasi Film berita dan film jenis dokumenter
mengenai survey, laporan, analisa, dokumentasi, sejarah atau laporan
perjalanan, umumnya menggunakan editing kompilasi karena sifat
snapshot yang mengasyikkan dari informasi visual. Ini semua
dihubungkan oleh narasi yang bersinambungan. Jalur suara merangkum
penuturan dan mendorong scene bergerak, yang sebetulnya hanya punya
sedikit saja kemampuan kalau disajikan tanpa penjelasan suara.
3. Editing & Komposisi Unsur-unsur yang berkaitan dengan
komposisi – para pemain, ‘furnitur’, props, objek-objek latar belakang –
harus tetap berada pada area relative dari frame dalam suatu rangkaian
scene-scene yang klop. Berpindahnya unsur-unsur dari komposisi di antara
shot bisa membingungkan penonton. Umpamanya, lampu meja di latar
belakang yang berada di samping kiri pemain pada long shot, jangan tiba-
tiba berubah menjadi di sebelah kanan karena terjadinya perubahan yang
14
besar pada angle kamera. Para pemain dan objek akan ditempatkan pada
posisi yang tepat kalau prinsip dari porosaction dipatuhi; tapi hubungan
dari para pemain, furniture, props dan unsurunsur latar balakang harus
dicatat dengan teliti kalau merubah angle pada shot-shot yang berurutan.
Kadang-kadang mungkin perlu menggeser atau ‘mencuri’ letak objek
untuk bisa nampak tampil secara baik dalam suatu seri shot. Hal itu besar
kemungkinan terjadi pada close-up, dimana terjadi menjoroknya bayangan
lampu atau sudut dari bingkai lukisan ke dalam gambar.
b.Tanggung Jawab Editor
Menurut Sani, 1992 untuk dapat memahami sungguh-sungguh peranan
penting yang dimainkan oleh editing dalam film, kita perlu meneliti baik-baik
tanggung jawab dasar dari seorang editor : untuk membangun sebuah film yang
lengkap yang merupakan suatu kesuluruhan yang manunggal, dan dimana se-
tiap shot atau suara memberikan sumbangan beharga pada perkembangan tema
dan efek total film tersebut. Untuk dapat memahami fungi editor sepenuhnya
juga perlu bagi kita untuk memahami sifat - sifat dari teka - teki "jigsaw" terse-
but. Satuan dasar yang dipakai oleh editor untuk bekerja adalah shot, sepotong
film yang dihasilkan oleh suatu masa pemutaran kamera.
Dalam hal ini ada tugas dan tanggung jawab seorang editor adalah :
1. Menyuting vidio
Menyuting atau mengumpulkan vidio yang sudah diambil atau direkam
merupakan hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang vidio editor.
2. Menyusun Ulang
Setelah semua vidio yang direkam selama proses shooting sudah dik-
umpulkan editor harus menyusun ulang vidio-vidio tersebut sesuia dengan
urutkan sebagaimana tercantum dalam naskah atatu scenario.
3. Memilih vidio
Memilih vidio berarti memilih gambar-gambar yang penting saja dan
memberikan efek dan manipulasi grafik lainnya untuk meningkatkan tampi-
lan video agar lebih enak dilihat, juga agar terhindar dari gambar-gambar
yang mengganggu jalnnya cerita.
15
4. olah Suara
Setelah memilih video, tugas selanjutnya dari seorang editor video ada-
lah mengelola suara, baik suara asli yang muncul Ketika proses pengambi-
lan gambar atau suara-suara tambahan yang peril ditambahkan untuk mem-
perkuat suasana video, missal sound effect atau music.
5. membuat Title
Setelah semua gambar atau video sudah tersusun menjadi kesatuan cerita
yang utuh dan seseuai dengan scenario, tugas selanjutnya adalah membuat
title pada video tersebut, yaitu infromasi teks atau keterangan yang berkai-
tan dengan materi video.
6. Setelah tahapan-tahapan di atas selesai dikerjakan, video editor harus
melakukan pekerjaan akhirnya, yaitu tahapan finishing.
c.Proses Nonlinear Editing
Dalam proses Editing terdapat dua teknik yang digunakan, yaitu
Editing linear dan Editing nonlinear
a. Capturing
Adalah sebuah proses perekaman sinyal audio visual (baik synial
tersebut sinyal analog ataupun sinyal digital) ke dalam hard disk. Untuk
melaksanakan hal tersebut kita harus menggunakan video card yang ber-
fungsi sebagai sebagai codec (coder decoder).(Fachruddin, 2012:422).
b. Editing audio video
Setelah suesuai sinyal audio video terekam kedalam hard disk,
,maka kita dapat melakukan tahapan selanjutnya, yakni editing, seperti
linier editing, nonlinear editing pun memiliki dua proses yakni Offline dan
online editing.
(Fachruddin,2012:422).
1.Editing Offline
Pada tahap ini, proses cupturing dilakukan dengan data rate yang ren-
dah, yakini dibawah 4.000kps. Dengan data rate yang rendah maka hard
disk dapat menapung banyak gambar,walaupun dengan kualitas yang ren-
dah (low quality picture). (Fachruddi,2012:422).
16
Pada tahapan ini belum lakukan proses sound mixing, titing, serta
compositing pada suatu program acara. Hasil dari editing pada tahap ini
masih merupakan editing kasar. Tujuan editing pada tahapan ini adalah un-
tuk memperoleh edit dicision list (EDL) yang berupa data time code,
deskripsi shot dan lain- lain yang akan digunakan pada tahapan selanjutya.
2.Editing Online
Sinyal vidio-audio yang berasal dari original tape akan direkam ke
dalam hardisk sesuai dengam data yang ada pada EdL (editing dicision
list).Pada proses ini, cupturing dilakukan dengan data rate tinggi sesuai
dengan kualitas hasil shooting.(Fachruddin, 2012:423).
Pada tahap ini baru dilakukan sound mixing,picture manipulat-
ing,compopsiting dan titling sehingga hasil dari tahapan ini merupakan
suatu program acra yang siap disiarkan.
d.Output Editing Nonlinier
Proses pekerjaan dari editing nonlinier atau output dari proses
nonlinier editing ada berbagai format,yang kesemuanya pada saat transfer
tidak akan mengalami penurunan kualitas gambar yakni : (Fachruddin,
2012:423).
1. Pita magnetis (magnetic tape)
2. Data list (edit decision list – EDL)
Vcd atau DVD
3. File audo video, seperti avi, mpeg, mpeg2, mpeg4 (video
streaming) dan lain-lain
d. Tujuan Editing
Tujuan editing adalah menjadikan materi publikasi (naskah, foto
maupun bahan publikasi lain) dapat menyampaikan pesan secara efektif,
dapat dipahami pembaca dengan cepat (dengan menggunakan waktu sesing-
kat mungkin) dan termuat dalam media dengan pemakaian tempat yang
efisien pula, diantara tujuan editing yakni :
1. Merangkai beberapa gambar menjadi suatu hasil yang dapat
mdinikmati
17
d. Produksi
Pada proses produksi, editor melakukan pemindahan data video
dari memori kamera ke laptop dan hardisk. Selain itu, editor juga
membantu sutradara dalam pengarahan kamerawan untuk pengambilan
gambar yang akan digunakan agar mempermudah ketika proses editing.
e. Pasca Produksi
Pada pasca produksi ada beberapa peran editor yaitu:
a. Preview
Melakukan preview bersama sutradara dan kamerawan untuk
melakukan peninjauan terhadap stok video sebelum proses editing
dikerjakan.
b. Pemilihan stok video
Melakukan pemilihan video yang dirasa layak dan sesuai konsep
yang diharapkan sutradara yang akan dimasukkan dalam proses
editing.
c. Proses Editing
Mengerjakan editing offline dan editing online, pada tahap ini
editor didampingi oleh sutradara untuk bekerja sama dalam proses
editing agar sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh sutradara.
f.Transkrip Editing
Transkrip Editing sangat dibutuhkan, terutama pada film
dokumenter yang menggunakan interview terhadap narasumbernya.
Proses ini dilakukan setelah editor mengumpulkan semua footage
yang ada. Transkrip editing adalah proses dimana film mener-
jemahkan segala sesuatu yang narasumber atau subjek katakan. Film
tidak boleh melewatkan kata basa – basi seperti “uh,ah,eh”. Proses
ini akan mempermudah editor mengabungkan beberapa scene, edi-
tor hanya tinggal Kembali ke transkripnya dan menyusunya dari
pernyataan narasumber atau subjeknya. Dengan mencatat timecode,
ini akan memudahkan editor kembali yang ingin diambil.(Bernard,
2011,hm.190).
19
BAB IV
PROSES PRODUKSI
B. Treatment
NO SEGMEN VISUAL AUDIO DURASI
1 Opening Fotage foto-foto Music Ilustrasi : 1 menit
Kemudian muncul ada
logo janggut. VO: Narator
Judul: Go Barber-
shop
- Memperlihatkan
suasana kasir
C. Naskah
NO SEGMEN VISUAL PERTAN- NARASI
YAAN
1 OPENING Suasana Tugu Kota - // Bisnis Barbershop
SEGMEN Yogyayarta yang Di Indonesia Sudah
padat. Menjadi Sesuatu
Yang Sangat Men-
Video Anak anak janjinkan di ka-
muda langana anak muda /
Judul: Go Barber- Di Kota Yogyakarta
shop tersendidir terdapat
berbagai usaha
bisnsis barbershop
2 SEGMEN -Tubuh Narasum- Ceritakan Sejak Tahun
1 ber bagaimana 2006 bulan
-Fotage luar. awal mula juni.
-Plang (papan anda memulai Awal mula
nama) bisnis barber- membangun
shop? potongan
rambut ini
dari awal
saya bangun
diakarta
pulang
dijogja 2006
Alasannya dari harga
kenapa 2500 ribu
potongan rupiyah
28
tasikmalaya
tapi
menyebutnya
bandung .
Disini
alhammdulilah kita
kasih pelayanan
yang benar – benar
dipuasin ada
tambahan pijitnya
juga.
3 SEGMEN -Foot dalam ru- Kenapa cukur saya tidak
2 angan rambut anda ada seperti
-alat-alat cukur masih barber lain
-Wajah Narasum- menggunakan karena model
ber cukur tradio- kita sama
-Tubuh Narsumber nal? seperti
sedang berbicara potongan
dan melayani rambut lain
pelanggan katena trik
potongan
saperti ap
akita tau
Namanya
tirk potongan
beda kalo
saya
memngikuti
potongan
30
rambut
jaman dulu
Jadi lebih
suka model
tradisional
tapi
mengikuti
jaman juga
jenis
potongan
rambut
apapun siap.
4 SEGMEN Narasumber mem- Kenapa // Kenapa
3 persiapkan alat memilih memilih
cukur. propesi jadi propesi jadi
- Wajah Narasum- tukang cukur tukang cukur
ber. rambut? rambut =
-Narasumber Mela- kalo daerah
yani pengunjung. saya itu
-foto-foto model Disini ada maryoritas
rambut. berapa tidak ada
kariawan? tempat
tukang
Harga tarif nyukur tapi
disini berapa? kebannyakan
lingkungan
turun
menurun
daerah garut
komunitas
tukang cukur
31
Disini
semuanya
ada 4
Kebanyak
kastemer
disini umur
berapa kalok
disini
kebanyakan
mahasiswa
saya pertama
dijogja 2006
tarif harga
1500 ribu
rupiyah
sekarang ada
perubahan
dan semua
pasti
berubahan
//
5 SEGMEN 4 Ceritakan pengala- Ceritakan // Sejak Tahun 2018
man anda menjadi bagaimana Sejak Awal Cuma
seorang babermen? awal mula Iseng-Iseng Suka
- Memperlihatkan anda memulai Pulang Dari Sekolah
alat – alat cukur bisnis barber- Nongkrong Dibarber
Fotage luar. shop? Lihat Tukang Cukur
- Mas Jopin sedang Kayaknya Asik Dari
mencukur rambut Situ Ingin Belajar
32
D. Photo Board
Shot Photo Board Keterangan Shot Size
Fotage luar Medium
barbershop shot/long shot
1.
2.
Suasana de-
pan Toko
3.
Gambar 8: Plang1 1
Sumber : Dokumen Pribadi
Mas Jopin Point of
Membuka view
Pintu
6.
Proses Me-
pencukuran dium
rambut close
13. pelanggan up/Clos
e up
Tubuhdari Close
samping mas up
jopin sedang
16. berbicara
Gambar 22 :kasir 1
Sumber: Dokumen Pribadi
Tubuh mas Me-
jopin di Kasir dium
Barbershop 3 shot
20. in 1
Gambar 23:kasir 1
Sumber: Dokumen Pribadi
Track Long
out,long shot shot /
Mas Jop- full
21. inmelihat shot/me
hasil akhir dium
cukuran mas shot
Gambar 24 :tubuh narasumber 1 jopin /close
CREDIT TI-
22. TLE
Gambar 25 : Photoboard 1
Sum-
ber:blob:https://web.whatsapp.com/96cb3
4f3-816a-4d76-afb4-5dbcc33d045f
E. Analisi Objek
Beberapa hal yang menjadi fokus perhatian dalam membuat
Dokumenter ini adalah: 1) Pemahaman ide atau gagasan yang akan diplih
sebagai tema.Penguasaan topik bahasan secara mendalam dalam konsep
penyutradaraan terutama untuk riset dalam penyusunan cerita. 2) Selektif
dalampemilihan narasumber. Hal tersebut memudahkan penulis dalam men-
golah data disaat riset. 3) mempelajari beberapa struktur cerita sederhana
serta mencari referensi tentang bentuk dan varian documenter.
3. Teknis Produksi
Teknis yang digunakan oleh penulis diawali dengan menemukan
sebuah ide tenteang dokumenter yang akan diangkat sebuah ide yang
terbentuk penulis Bersama tim nelakukan riset dan wawancara untuk
mengunpulkan data-data yang mendukung sebelum diangkatnya ide cerita
dokumenter.Melalui riset dan observasi di lapangan menyertakan
44
G. Konsep Kreatif
1. Konsep Estetik
Konsep estetik adalah konsep yang menentukan keindahan suatu
karya yang dituangkan dalam produksi documenter ini akan diperlihatkan,
guna menambah nuansa estetik di dalam dokumeneter ini. Gambar-gambar
dan video yang akan disatukan, adalah runtut dan selaras, juga memasuk-
kan faktor suara music yang sesuai dan menyegarkan untuk membangkit-
kan suasana dalam ruanagan barbershop.
2. Konsep audio
Proses ini dilakukan menggunakan teknik observasi dan wawancara
narasumber ke lokasi secara langsung untuk mendapatkan data yang aktual
dan terpercaya. Setelah semua data sudah terkumpul, maka penulis akan
membuat ide cerita,naskah,premis,sinopsis dan treatment. Penulis men-
erapkan konsep estetik dengan mengacu pada naskah,sinopsis dan treat-
ment yang sudah dibuat dengan kerja Bersama sutradara,cameramen un-
tuk menghasilakn audio dan visual yang dinamis . Treatment dan naskah
yang dibauat penulis akan digunakan sebgai acuan dalam menghasilkan se-
buah gambar, dimana inti dari cerita dokumeneter ini tentang seorang pen-
gusaha barbershop dalam mengembangkan usahanya.
3. Konsep visual
Dalam proses teknik transisi editing pada gambar menyesuaikan
naskah dan treatment beserta arahan dari sutradara. Dalam konsep ini akan
dilakukan pewarnaan pada gambar menggunakan color correction dan
45
color grading. Konsep ini juga akan memasukkan tulisan dengan pemilihan
font yang pas dan cocok untuk judul, credit title, penulisan segment dan
penulisan lainya yang dibutuhkan untuk penayangan karya dokumenter.
4. Konsep Teknis
Konsep teknis dari editor untuk mencapai estetika warna dari
sebuah film, editor akan memilih beberapa footage yang nanti nya akan di
eksekusi didalam editing. Maka untuk itu editor akan menyeleksi terlebih
dahulu beberapa footage agar proses editing nya lancar dan tidak
kebingungan dalam memilih footage.
H. Tahapan Produksi
1. Pra Produksi
Pada tahap pra produksi,Bersama kru membuat beberapa konsep
dari berbagai sumber berupa buku,maupun internet sampai akhirnya terpilih
salah satu konsep tentang cerita pengusaha Barbershop dalam
mengembangkan bisnisnya selain itu cerita keseharian dalam melanyani
pelangan-pelangannya.Penulis juga melakukan survei dan riset langsung ke
lokasi untuk mengumpulkan informasi terkait objek yang penulis angkat
baik dari tokoh utama sendiri hingga orang terdekatnya.
Melalui riset pendahuluan (premilinary research) dimaksudkan
untuk mendapatkan gambaran bagi pengembangan ide menjadi lebih
efisien.Hal ini dilakukan memlalui analisis visual yang memang harus
dimiliki seorang.
a. mengSurvey ketempat Barbershop
b. Menentukan dan membuat janji wawancara dengan narasumber
c. Survey lokasi-lokasi menarik, spot-spot lokasi tempat usaha
Barbershop 3 in 1, Tugu Yogyakarta dan Jalan Malioboro.
d. Mempersiapkan laptop untuk membeckup file, handphone, dan
kartu memory
46
2. Produksi
a. Membuat wawancara dengan narasumber yaitu pengusaha
Barbershop.
b. Membuat rekaman suara untuk narasi Dokumeneter.
c. Memilih video dan gambar yang sesuai dengan yang akan
ditampilakan dalam Dokumeneter dengan gaya ekspositori.
d. Menentukan durasi setiap tampilan dari opening sampai closing.
e. Memilih gambar-gambar yang dibutuhkan, memberikan efek dan
manipulasi grafik lainnya untuk meningkatkan tampilan video agar
lebih menarik dan terhindar dari gambar-gambar yang mengganggu
jalannya cerita.
f. Membuat informasi teks atau keterangan lain yang berhubungan
sama materi vide.
3. Pasca Produksi
a. Editor akan merekonstruksi potongan – potongan gambar yang di-
ambil oleh cameramen.
b. Melakukan editing pada video, gambar, dan narasi menggunakan
aplikasi adobe premiere, sehingga tercipta video akhir yang berupa
dokumenter
c. Melakukan diskusi dengan teman kelompok.
I. Konsep Penayangan
Konsep penayangan karya ini dikemas dalam bentuk dokumenter
yang nantinya akan diunggah melalui Televisi digital dan chanel Youtub
dengan menyesuaikan Timline yang di butuhkan masyarakat.
.
47
F.Tahap
N Rincian Bulan
o Proses Juni Juli Agustus
Kegiatan I I I I I I I I I I I I
I I V I I V I I V
I I
Pra
1 Penentu
Produksi an Ide –
proses
produksi
-wujud
karya
Survey
Revisi
Proposal
Pengum
pulan
naskah
premis
dan Film
Statemen
t
Produksi
2 Day I
Day II
Pasca Editing
Produsk Review
si editing
Screning
48
K. Rincian Anggaran
No Keterangan Qty Harga Satuan Jumlah
1. Produksi:
label 4. Angaran 1
49
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Gerson R, Ayawalia. 2008. Dokumeneter:daI ide sampai produksi. Jakarta:
FFTV-IKJ Press
Herlina. Dyna. 2019. Literasi Media:Teori dan Fasilitasi. Jakarta: Remaja
Roasda Karya Cyger.
Halim,Syaiful. 2018. Film Dokumenter Televisi: Mitos Produksi Film
Dokumeneter dan Film Dokumenter. Depok: PT Rajagrafindo Persada
Ken.2006. The Director’s Idea. Newyork: Routledge
Mabruri, Anton. 2018. Produksi Program TV NonDrama: Manajemen
Produksi dan penulisan non drama. Jakarta: PT Gramedia
Wicandra,Obed Bima.2016.Sejarah Gaya Rambut Tahun 1990-2016.
Surabaya: Perputakaan Universitas Kristen Petra.
Sumber internet :
https://documents.sessions.edu/eforms/courseware/coursedocu-
ments/digitalvideoediting_cs6/lesson1.html
https://www.idntimes.com/tech/trend/abraham-herdyanto/kum-
pulan-software-video-editing-terbaik-dan-termudah-untuk-pemula
https://rekreartive.com/pengertian-apa-itu-editing-video-aplikasi-
nya/
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/96417
http://repository.upi-yai.ac.id/2406/1/TUTO-
RIAL%20ADOBE%20PREMIER.pdf
https://ilmukomunikasi.uma.ac.id/2022/05/21/jenis-jenis-film-
dokumenter/
https://id.wikipedia.org/wiki/Film_dokumenter
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/11MEI2020_Membuat_Scri
pt_Breakdown_atau_Breakdown_Scene_untuk_Produksi_Film.pdf
http://dinkes.slemankab.go.id/wp-content/upload/2011/11/Editing
51