Anda di halaman 1dari 12

Teknik Berkarya Seni Relief Dengan Mixe Media

1. Wawasan Seni Relief


A. Selayang Pandang Seni Relief
Istilah relief berasal dari kata kerja Latin "relevo", untuk mengangkat.
Membuat patung dalam relief berarti memberi kesan bahwa bahan pahatan telah
diangkat di atas bidang latar belakang. Latar belakang relief berasal dari seni gua
kuno di daerah Franco-Cantabrian (periode Paleolitik Muda). Orang Yunani
memahami pahatan relief dalam pengertian plastik yang menyatukan tinggi dan
rendah. Mereka menggunakan relief baik sebagai ornamen atau integral dari suatu
denah dalam hubungan arsitektur.
Relief batuan adalah pahatan relief yang diukir di atas batu padat seperti tebing,
bukan bongkahan batu yang terlepas. Mereka adalah kategori seni cadas, dan
kadang-kadang ditemukan sebagai bagian dari, atau berhubungan dengan arsitektur
potongan batu. Beberapa karya semacam itu mengeksploitasi kontur alami bebatuan
dan menggunakannya untuk menentukan gambar, tetapi tidak berarti relief buatan
manusia.

Gambar 1. Dewa cuaca, Hattušili III, Dewi Matahari Hebat, Puduhepa

Terdapat dua relief adalah relief timbul, di mana sosok-sosok itu berdiri keluar
dari permukaan dan relief tenggelam. Permukaannya akan dihaluskan dengan
lapisan plester dan kemudian dicat. Jika permukaan tidak diukir sebelum
pengecatan, beberapa lapisan plester akan diaplikasikan untuk membuat bidang
datar. Permukaan gambar akan digambarkan menggunakan garis bantu, dipasang ke
dinding menggunakan tali yang dilapisi pigmen merah. Petak ini membantu para
seniman memproporsionalkan gambar dan menyusun adegan dengan tepat.

1
Gambar 2. Karnak, monumen, tugu peringatan Mesir
Relief tenggelam atau tenggelam sebagian besar terbatas pada seni Mesir
Kuno. Gambar dibuat dengan memotong patung relief itu sendiri menjadi
permukaan datar. Dalam bentuk yang lebih sederhana, gambar biasanya sebagian
besar bersifat linier, seperti hieroglif, tetapi dalam banyak kasus, gambar itu sendiri
memiliki relief rendah, tetapi diatur dalam area cekung berbentuk sekeliling
gambar, sehingga relief tidak pernah melebihi permukaan datar aslinya.

Gambar 3. Ukiran Relief Bas Gotik yang Sangat Baik, Ukiran Relief
- Woodcarving101.com

Istilah relief disadap dari bahasa Inggris, atau relievo (Bhs Itali), dalam bahasa
Indonesia adalah peninggian, yaitu kedudukannya lebih tinggi dari latar
belakangnya, karena peninggian-peninggian itu ditempatkan di atas suatu dataran.
Dalam KBBI, dijelaskan bahwa relief berarti pahatan yang menampilkan perbedaan
bentuk dan gambar dari permukaan yang rata menjadi timbul. Relief dalam bahasa
Indonesia sepadan dengan kata peninggian, dalam arti kedudukannya lebih tinggi
dari latar belakangnya. Relief senantiasa berlatar belakang, karena peninggian itu
ditempatkan pada suatu dataran. Pada dasarnya relief merupakan karya dua dimensi.
Seni relief ini merupakan ungkapan perasaan dan pikiran yang dituangkan pada

2
suatu bidang datar melalui susunan garis, bidang atau bentuk, warna, tekstur, dan
ruang, menampilkan bentuk dekoratif, sehingga hasilnya seperti lukisan yang timbul
dari permukaan.
Seni patung dibagi menjadi dua: patung berdiri sendiri dan patung berbentuk
relief.
1. Patung Berdiri Sendiri
Patung berdiri sendiri adalah suatu karya seni yang berdiri sendiri, terbebas
dari latar belakang apapun, dan berdimensi tiga. Seni patung berdiri sendiri dapat
diamati dengan cara mengelilinginya, dan harus tampak menarik dari semua
sisinya. Patung berdiri sendiri ditampilkan sebagai karya tiga dimensi yang tak
terikat pada latar belakang apapun, atau bidang manapun pada suatu bangunan
Patung berdiri sendiri memang benar-benar berdimensi tiga, dan dari segi
manapun kita dapat melihatnya, kita akan dihadapkan kepada bentuk yang
bermakna.

2. Pahatan Timbul
Peninggian seni patung yang timbul dari sebuah latar belakang terhadap apa
yang dilihat dipeninggian. Yang dikatakan relief memang senantiasa berlatar
belakang, karena peninggian-peniggian itu ditempatkan di atas suatu dataran.
Ketebalan dataran yang menjadi latar belakangnya tidak diperhitungkan. Jadi
relief itu boleh dipandang berdimensi dua seperti halnya lukisan. Relief
dibedakan, yaitu:
(a) relief rendah, bentuknya tipis karena teknik pencukilannya diarahkan dalam
bentuk-bentuk anatomi plastis dengan bentuk tipis,
(b) relief tinggi, bentuk relief hampir mendekati patung, sehingga bentuk objek
serta backgroundnya tampak agak terpisah, karena media yang digunakan
dalam ukuran yang tebal,
(c) relief tembus, bentuk relief diwujudkan dengan background yang berlubang
atau tembus, yaitu dengan melubangi bagian-bagian dasarnya, sehingga
objeknya akan tampak lebih menonjol dan akan menimbulkan kesan
perspektif jauh.

3
Gambar 4. Relief rendah Persia dari zaman Qajar bergaya Persepolis,
terletak di Tangeh Savashi.

Gambar 5. Relief tinggi dari Parthenon (kanan) Tokoh Mesir di alto relievo (kiri)

2. Teknik Pembuatan Karya Relief


Untuk dapat menghasilkan seni relief yang baik tentunya harus mempunyai
teknik. Teknik adalah cara memanipulasi bahan dengan alat tertentu. Teknik yang
baik adalah cara berkarya seni yang sesuai dengan sifat bahan dan peralatan yang
digunakan. Berdasarkan bahan, maka teknik pembuatan relief dibedakan menjadi
empat cara:
a. Modeling
Teknik membuat karya dengan memanfaatkan bahan plastis seperti: tanah liat,
plastisin, dsb. Jadi bentuk yang dikehendaki diperoleh dengan cara menambahkan
bahan baru kepada bentuk yang sedang dalam proses, menuju tahap penyelesaian.
Modeling yaitu dengan jalan menempelkan bahannya sedikit demi sedekit sehingga
menjadi bentuk seperti yang diinginkan. Bahan yang digunakan: tanah liat, semen,
gips, lilin, bubur kertas, dan menggunakan teknik membutsir. Proses
pembentukkannya menggunakan jari tangan, dengan cara memijit-mijit bahan,
menempel dan memotong sedikit-sedikit untuk memperoleh bentuk yang
diinginkan.
4
Gambar 6. Patung relief FRP fiber pemodelan 3D

b. Carving
Carving, artinya memahat, yaitu mengurangi dari sedikit, bahan yang sedang
digarap sampai akhirnya bentuk yang diinginkan terwujud. Proses carving berawal
dari bungkahan batu dan kayu, yang akan dibuang bagian-bagiannya yang tidak
esensial. Sehingga gagasan yang ada sebelumnya bisa dibebaskan dari bungkahan
itu. Teknik pahatannya yaitu membuang bagian demi bagian, sedikit demi sedikit
dengan jalan memahat, dan ditinggalkan bagian yang berbentuk yang diinginkan.
Bahannya antara lain: batu, marmer, kayu, cadas.

Gambar 7. Karya Gary Fenton, tekstur pada ukiran dengan beberapa alat.

c. Casting
Casting, artinya mencetak, yaitu mencetak adonan yang bersifat cair dengan
menggunakan cetakan untuk menghasilkan bentuk yang diinginkan. Tahapan
pertama membuat karya relief dengan teknik casting adalah model dengan bahan
yang plastis (tanah liat), kemudian dari model tersebut dibuat cetakan
menggunakan bahan gips/semen dengan cara menutup permukaan model yang
telah dibuat tadi. Setelah mengeras model dari tanah liat diambil, dan cetakan dari

5
gips/semen siap diisi dengan bahan-bahan cair, yang digunakan dalam membuat
relief yang sebenarnya.

Gambar 8. Plester dituangkan di atas patung tanah liat untuk membuat cetakan
negatif. Huruf-huruf diukir dan gips lainnya dibuat. Cetakan karet silikon
fleksibel dibuat dari plaste yang sudah jadi

d. Constructing
Constructing, yaitu membentuk dengan jalan menyusun, menggabungkan,
merangkaikan. Sehingga memperoleh bentuk yang direncanakan dengan media
perekat yang sesuai. Pada karya relief teknik constructing ini dapat dilakukan
dengan cara menyusun atau menggabungkan potongan-potongan benda baik itu
benda yang bersifat keras seperti besi dan kayu ataupun benda yang bersifat plastis
seperti tanah liat.

Gambar 9. Granit merah, beton metalik hijau, hijau-biru nikel dan banyak abu-abu,
pahatan relief geometris raksasa dibuat oleh William Mitchell

Karya seni relief dapat terjadi karena adanya suatu proses tertentu yang mengantar,
sehingga tercipta suatu karya. Relief yang dimaksud di atas antara lain relief yang
dibentuk dengan: medium tanah liat, medium kertas, dan medium semen. Berikut
pembentukan relief dengan beberapa medium:
1. Relief Dengan Medium Tanah Liat

Relief adalah lukisan timbul yang diciptakan dengan cara memahat atau membentuk,
menempel, memijit, dan sebagainya. Relief dapat dibuat pada media keras maupun
media lunak. Pembuatan relief pada media lunak lebih mudah karena bahan lunak lebih

6
mudah dibentuk dan tidak memerlukan alat berat semacam tatah. Dalam membuatnya
pun tidak memerlukan tenaga yang berlebihan seperti membuat relief pada bahan keras.
Tanah liat atau lempung merupakan jenis bahan lunak (plastis) yang murah dan mudah
didapatkan. Bahan ini dapat dimanfaatkan untuk membuat relief.
    Pembuatan relief dapat dilakukan dengan berbagai cara atau teknik. Teknik tersebut
antara lain memahat, menempel, membentuk, dan memijit. Teknik memahat digunakan
untuk media keras. Teknik memijit digunakan untuk media lunak. Teknik menempel
dan membentuk digunakan untuk semua jenis bahan (media). Bab ini khusus
membahas mengenai cara membuat relief dari bahan plastis.

A. Membuat Relief Dengan Medium Tanah Liat


    Berkarya relief dengan teknik memijit artinya menciptakan relief dengan cara
memijit media atau bahan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu pola gambar
timbul atau gambar yang lebih menonjol dari permukaan sekitarnya. Perhatikan
contoh pembuatannya berikut.
a. Pertama-tama sediakan lempengan tanah liat.
b. Buatlah motif hias pada lempengan tanah liat dengan bantuan lidi. Motif hias
dapat berupa pola geometris atau naturalis.
c. Pijit-pijitlah lempengan tanah liat tepat pada pola ragam hias sehingga
membentuk gambar timbul. Basahi telapak tangan dengan sedikit air untuk
menghaluskan.

Berikut proses pertama sampai hasil akhir dalam pembentukan relief:

7
Karya relief medium tanahy liat

B. Relief Dengan Medium Kertas

Berkarya relief dengan teknik menempel berarti menciptakan relief dengan


menempelkan media atau bahan pada sebuah permukaan datar sehingga diperoleh
pola gambar yang lebih menonjol dari permukaan sekitarnya. Bahan yang
ditempelkan dapat berupa potongan/guntingan kertas, sobekan kertas, dan bubur
kertas.
Pelajaran dalam seni memahat kertas, yakni cara membuat patung relief dangkal.
Adapun tahapan pengerjaannya sebagai berikut:
a. Sirami lem pada permukaan kanvas/papan ( lem diambi dari wadah plastik. 2
bagian lem untuk 1 bagian air)
b. Berikut tampilannya, yakni menggunakan tanah liat (dari bubur kertas tisu) yang
saya gunakan. Anda bisa mengampelas dan memahatnya setelah bahan kering.
Bahan itu rapuh dan perlu diperkuat dengan pemodelan tanah liat (bubur tisu
yang siap digunakan) dan lapisan kertas
c. Setelah pasta pemodelan (sejenis Gesso) mengering sangat keras. Selanjutnya
menggunakannya untuk menghaluskan tekstur dan kekuatan. Ini akan retak jika
dicat terlalu tebal
d. Memahat kertas mudah murah menggunakan kertas toliet, handuk kertas, dan
kertas tisu yang dikerjakan di atas kanvas atau papan. Setiap lapisan mengering
dalam tiga hari di lingkungan yang kering dan hangat. Selanjutnya bisa
mengecatnya dengan cat akrilik (bahan yang paling mahal adalah pasta
pemodelan). Karya patung relief dangkal sebagai berikut:

8
Karya Kesara Fine Art. Weebly.com

Relief Medium Kertas Bercorak Abstrak

Pembentukan relief dengan medium kertas. Kertas syang akan digunakan


sebelumnya diperlakukan dengan membentuk selembar kertas sampai kertas
diperlakukan menjadi kusut. Proses memperlakukan kertas kusut, sebagai berikut:
Kertas ditekuk-tekuk. Hancurkan itu (kertas diremas-remas), kemudian Kertas
diregangkan dan dibuat keriting. Sampai kertas sesuai dengan kreasi masing-
masing. Selanjutnya kertas tersebut di lipat dan gulung menjadi “bentuk yang
menyenangkan”.
Kertas ditarik-tarik terpisah dengan lembut untuk mencari bentuk yang
menarik. Bila dianngab cukup kondisi kertasnya selanjutnya dengan lem bentuk
hanya bagian atas dasar saja. Dan kompres kertas media campuran 12 x 18 sehingga
pas di alas 8 x 11, hal itu diberi lem volume bentuk, bagian bawah ke dasar, terus
membentuk kertas menjadi bentuk yang diinginkan yang menarik. Lipat, lipat, dan
tekuk bentuknya ke tempatnya. Kemudian rekatkan di tempat jika kita senang

9
dengan bentuknya. Pada proses selanjutnya yaitu memberi cat (cat akrilik) relief
kertas.

2. Berkarya Seni Relief Dengan Mixe Media


Proses pembentukan relief dengan mixed media (paper mache dan benda pilihan)
melalui beberapa tahapan antara lain:
1. Membuat Bubur Kertas
Berkarya relief dengan teknik menempel berarti menciptakan relief dengan
menempelkan media atau bahan pada sebuah permukaan datar sehingga diperoleh
pola gambar yang lebih menonjol dari permukaan sekitarnya. Bahan yang
ditempelkan berupa bubur kertas. Dalam pengerjaan relief ini menggunakan bahan
dari bubur kertas yang rencananya akan dipraktikan secara kolaborasi, ada 2 macam
pembuatan bubur kertas antara lain:
A. Bubur Kertas Untuk Pembentukan Relief
a. Menyediakan alat dan bahan berupa kertas bekas HVS, kertas tisu, koran,
tepung serbaguna, lem putih, cuka, minyak goreng, cat akrilik, pensil, kuas,
dan penggaris.
b. Cara membuat bubur kertas sebagai berikut.
1) Sobek-sobeklah kertas HVS bekas/koran atau kertas lainnya, kemudian
rendam dalam air selama semalam (sebaiknya satu malam). Bila kertas
koran yang rendam telah terasa lunak, remas-remaslah hingga lumat dan
lembut seperti bubur (lebih baik menggunakan blender untuk
melumatkan). Kemudian diperas dengan kain agar airnya keluar,
selanjutnya bubur tersebut atau ditiriskan.
2) Masukkan lumatan kertas HVS (koran/tisu) yang telah ditiriskan ke dalam
panci. Tambahkan lem putih, air secukupnya, dan sebagainya. Tahapan
pembuatan bubur kertas akan diperjelas pada proses pembuatan bubur
kertas di halaman berikutnya.

Proses pembuatan relief bahan bubur kertas dapat diganti dengan bubur kayu
(bila bahan tersedia). Caranya, pada proses pembuatan bubur, dapat mengganti
lumatan kertas. Jadi, komposisi adonan terdiri atas tepung kanji (lem putih),
serbuk kertas, dan air. Berikut beberapa tahapan pembuatan tanah liat kertas
(bubur kertas):

10
- Menggunakan kertas bekas HVS, koran, tisu, atau kertas lainnya
- Potong kertas tersebut dengan ukuran kecil-kecil
- Tambahkan air dalam sebuah wadah (ember, baskom, dsb) dan rendam
semalam
- Haluskan kertas menjadi pasta halus (menggunakan blender)
- Taruh kertas yang di blender tersebut pada kain katun dan peras airnya. Bubur
kertas seharusnya dalam keadaan lembab
- Haluskan lagi “kertas” tersebut dengan blender
- Sekarang bubur kertas sudah siap dicampur dengan bahan lainnya
- Siapkan lem putih, cuka, minyak goreng campur dengan rata, diaduk rata dan
baik
- Kemudian campurlah dengan tepung serbaguna (tepun jagung) dan campur
dengan rata dan baik. Tambahkan bubur kertas dan aduk sampai rata
- Tanah liat kertas/bubur kertas siap digunakan untuk pembentukan relief
- Simpan dalam wadah kedap udara dan menyimpannya di lemari es (sisa bubur
kertas)

B. Bubur Kertas Untuk Lapisan Finishing


Pembuatan bubur kertas untuk lapisan finishing sebagai berikut:
- Kertas toilet, lem pva, dempul gipsum, tepung, sabun cair, dan minyak bunga
matahari(minyak goreng).
- Lem Pva : 500 gr atau 540 ml
- Kertas toilet: 20 g atau 60 lembar
- Dempul gisum: 350 gr atau 10-11 sdm dengan slide
- Tepung: 400 gr atau 12-14 sdm dengan slide
- Sabun cair : 4 sdm
- Minyak bunga matahari: 4 sdm
- Jika tanah liat kertas menempel di tangan Anda, tambahkan 1-2 sdm minyak
bunga matahari (minyak goreng) lagi
- Campur semua bahan dengan sangat baik
- Cetakan yang jelas sudah terlihat di atas tanah liat kertas
- Bungkus tanah liat kertas dengan rapat ke dalam kantong plastik

11
- Masukkan tanah liat kertas selama 24-48 jam di lemari es tetapi tidak di
dalam freezer
- Setelah 48 jam, kertas clay siap digunakan
- Dari bahan-bahan tersebut diperoleh 1,25 kg paper clay
- Dalam kantong plastik di lemari es, tanah liat kertas dapat disimpan selama
sekitar 3 minggu
- Krim atau minyak berminyak
- Tanah liat clay dapat disimpan dalam paket ini selama lebih dari 2 bulan
- Jika memasukkan tanah liat clay ke dalam lemari es, umur cangkang akan
meningkat

12

Anda mungkin juga menyukai