Anda di halaman 1dari 13

E M D A N ST RU KT U R

SIS T
POLITIK-E K ON O M I
ON ES IA PA D A M A SA
IN D
R EF OR M A SI
Oleh : Kelompo k 3
XII MIPA 1
members

IDA AYU MADE DEHANOVIA ARI S.

IDA BAGUS RIZKI WIDNYANA PUTRA

KADEK SATYA MANGGALA

Luh Made Lely Pradnyani

Nandhira Naaz
A. Masa Akhir Orde Baru

a. Krisis Politik b. Krisis Ekonomi c. Krisis Sosial


dan Moneter

d. Krisis Hukum e. Krisis Kepercayaan


1. Krisis Politik, Ekonomi dan Monetor,
Sosial, Hukum, serta Kepercayaan
Keberhasilan pemerintahan Orde Baru dalam
melaksanakan pembangunan ekonomi harus diakui
sebagai suatu prestasi bagi bangsa Indonesia. Indikasi
keberhasilan pemerintah Orde Baru ini antara lain
tingkat GNP (gross national product) pada tahun 1997
mencapai US$1,200 dengan pertumbuhan ekonomi
sebesar 7% dan inflasi di bawah 3%. Ditambah lagi
dengan meningkatnya sarana dan prasarana fisik
infrastruktur yang dapat dinikmati oleh sebagian besar
masyarakat Indonesia.
a. Krisis politik
Demokrasi yang tidak dilaksanakan
dengan semestinya akan menimbulkan
permasalahan politik. Ada kesan
bahwa kedaulatan rakyat berada di
tangan sekelompok tertentu. Secara de
jure (secara hukum) kedaulatan rakyat
tersebut dilakukan oleh MPR sebagai
wakil-wakil dari rakyat, secara de facto
(dalam kenyataannya) anggota MPR
sudah diatur dan direkayasa sehingga
sebagian besar anggota MPR tersebut
diangkat berdasarkan ikatan
kekeluargaan (nepotisme).
Krisis Ekonomi Berikut beberapa akibat dari krisis ekonomi:
Kurs rupiah terhadap dollar Amerika melemah pada
tanggal 1 Agustus 1997.

dan Monoter Pemerintah melikuidasi enam belas bank bermasalah


pada akhir tahun 1997.
Pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan
Nasional ( BPPN ) yang mengawasi empat puluh bank
bermasalah. Untuk membantu bank-bank bermasalah
tersebut , pemerintah mengeluarkan Kredit Likuiditasi
Bank Indonesia (KLBI). Dalam kenyataannya , terjadi
manipulasi besar - besaran terhadap dana KLBI
tersebut . Usaha yang dilakukan pemerintah ini tidak
memberikan hasil karena pinjaman bank-bank
bermasalah tersebut semakin bertambah besar dan
Pada tanggal 1 Agustus 1997 nilai tidak dapat dikembalikan begitu saja . Oleh karena itu,
tukar rupiah turun dari Rp. 2.575,00 pemerintah harus menanggung beban utang yang
sangat besar.
menjadi Rp. 2.603,00 per dollar Kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia menurun.
Amerika Serikat Perusahaan milik negara dan swasta banyak yang tidak
dapat membayar utang luar negeri yang akan dan telah
jatuh tempo.
Angka pemutusan hubungan kerja (PHK) meningkat
Pada masa Orde Baru di bawah karena banyak perusahaan yang melakukan efisiensi
atau menghentikan kegiatannya sama sekali.
kepemimpinan presiden Soeharto telah
Persediaan barang nasional , khususnya sembilan
berhasil meningkatkan pertumbuhan bahan pokok di pasaran mulai menipis pada akhir
ekonomi yang cukup tinggi yang tahun 1997. Akibatnya , harga - harga barang naik tidak
terkendali dan biaya hidup semakin tinggi.
menimbulkan dampak positif dan negatif
Penyebab krisis ekonomi
di indonesia
01 02
Utang luar negeri Indonesia Penyimpangan pasal 33 UUD 1945
Utang luar negeri indonesia tak sepenuhnya Dalam pasal 33 UUD 1945 sudah tercantum
merupakan utang negara, tetapi sebagian bahwa dasar demokrasi ekonomi, produksi
merupakan utang swasta. Utang yang menjadi dikerjakan oleh aemua untuk semua dibawah
tanggungan negara hingga tanggal 6 februari pimpinan atau pemilikan anggota-anggota
1998 yang disampaikan oleh radius Prawira pada
masyarakat.
sidang dewan penetapan ketahanan ekonomi
Perekonomian berdasarkan asas demokrasi
yang dipimpin oleh presiden soeharto di bina
ekonomi bertujuan menciptakan
graha mencapai 63,462 milliar dollar amerika
kemakmuran bagi semua orang.
serikat, sedangkan hutang swasta mencapai
73,962 milliar dollar amerika serikat. Sistem ekonomi yang berkembang pada
Ketika pada krisis moneter nilai tukar rupiah masa orde baru adalah sistem ekonomi
terhadap dolar mencapai 16.000. Akibat utang- kapitalis yang dikuasai oleh para
utang ini kepercayaan luar negeri terhadap konglomerat dengan berbagai bentuk
indonesia semakin menipis. monopoli, oligopoli, dan diwarnai dengan
korupsi dan kolusi.
03
Pola pemerintahan sentralistis
Pemerintahan sentralistis artinya semua bidang
kehidupan berbangsa dan bernegara diatur secara sentral
dari pusat pemerintahan yaitu di Jakarta sehingga peranan
pemerintah pusat sangat menentukan dalam berbagai
bidang kehidupan masyarakat. Pemerintahan sentralistis
sangat terlihat dalam bidang ekonomi.
Selain di bidang ekonomi, politik ini juga dapat dilihat
dari pola pemberitaan pers bersifat jakartasentris, artinya
pemberitaan yang berasal dari jakarta selalu menjadi
berita utama.
c. Krisis Sosial

Suhu politik Kerusuhan


Kesatuan Aksi
semakin sistematis yang
Mahasiswa
memanas terjadi di Indonesia
Muslim
menimbulkan pada tanggal 13-14
Indonesia
berbagai Mei 1998 adalah
(KAMMI) dan
perpecahan bukti adanya
Forum Kota pergeseran sosial
sosial di
masyarakat. (Forkot) antarmasyarakat.
Suasana
kerusuhan Mei
1998 di Indonesia.
d. Krisis Hukum
Banyak ketidakadilan yang terjadi dalam pelaksanaan hukum pada
masa pemerintahan Orde Baru.

Pasal 24 UUD 1945 Kenyataan :


“Kehakiman memiliki
Kekuasaan
kekuasaan yang
kehakiman berada
merdeka dan terlepas
di bawah eksekutif.
dari kekuasaan
pemerintah (eksekutif).”
e. Krisis Kepercayaan

Pelaksanaan korupsi,
Indonesia
kolusi, nepotisme
dilanda krisis
secara terselubung
multidimensi.
dan terang-terangan.

Tertembaknya 12 Mei 1998


empat mahasiswa TRAGEDI TRISAKTI
Trisakti.

Anda mungkin juga menyukai