Anda di halaman 1dari 4

KISAH ANAK TIKUS (YUNANI)

Seekor anak tikus tak pernah keluar rumah. Ya, itu karena
ibunya tak pernah mengizinkannya keluar rumah. Ibunya
takut kalau anaknya dimangsa oleh kucing yang ganas.

Setiap malam, ibunya selalu bercerita tentang kucing yang


nakal. Kucing yang selalu mengejar tikus. Hal itu
dilakukannya agar anaknya tahu bahwa ada binatang yang
siap memangsanya di luar sana.

“Aku bisa melindungi diriku, Bu,” ucap Anak Tikus.

Sebenarnya Ibu Tikus merasa kasihan. Anaknya selalu


ingin pergi keluar. Sepertinya di luar sana ada banyak hal
yang belum ia tahu. Hingga suatu hari, ibunya
mengizinkannya untuk keluar rumah.

“Hati-hatilah, akan banyak bahaya yang mengintaimu,”


pesan Ibu Tikus.

“baik, Bu.” jawab Anak tikus.

Alangkah senang hati Anak Tikus. Ia langsung berlari ke


bukit. Wah, pemandangan di atas bukit sungguh indah. Ia
juga melihat banyak binatang yang terbang.

“Wah, indah sekali!” ucap anak tikus.


Anak tikus itu melihat seekor ayam jago. Ayam jago itu
sedang mencakar-cakar tanah. Anak tikus itu merasa
ketakutan.

“Sungguh menakutkan binatang itu,” guman Anak Tikus.

Bersamaan dengan itu, ia juga melihat binatang yang


berbulu dengan ekor yang panjang. Anak Tikus tak tahu
bahwa binatang itulah yang disebut kucing. Melihat
binatang yang cantik itu, Anak Tikus ingin sekali berteman
dengannya.

Kucing mengerjapkan matanya ke Anak Tikus. Anak Tikus


hendak mendekati kucing itu. Namun, ayam jago
mendekatinya. Anak tikus pun langsung lari ketakutan.

Anak tikus lalu pulang ke rumahnya. Ia menceritakan


semuanya kepada ibunya.

“Binatang apakah yang menyeramkan itu, Bu? Aku takut


melihatnya. Makanya aku lari, Bu.” ucap Anak Tikus.

“Itu adalah ayam jago, Nak. Dialah yang telah


menolongmu,” ujar ibunya.

Anak Tikus tak memedulikan ucapan ibunya.

“Padahal aku ingin sekali mendekati binatang berbulu


lembut itu. Mata binatang itu sangat cantik. Bulu ekornya
juga indah,” kisah Anak Tikus.

Ibunya tersenyum. Rupanya, anaknya mengira bahwa


kucing adalah binatang yang baik padanya.

“Itu adalah kucing, Nak. Untunglah ada ayam jago. Kalau


tidak, kau pasti sudah diterkam. Kucing memang terlihat
manis saat kau melihatnya. Tapi, itu hanya tipu
muslihatnya.” ucap ibunya.
“Begitu ya, Bu. Aku telah salah menilai ayam ago itu.” sesal
Anak Tikus.

“Itu pelajaran untukmu. Jangan menilai sesuatu dari


penampilannya. Hatinyalah yang terpenting,” kata ibunya.

Sejak saat itu, Anak Tikus mengerti. Ia telah nendapatkan


satu pelajaran berharga. Sesuatu yang terlihat galak dan
menakutkan, belum tentu ia buruk. Begitupun sebaliknya,
sesuatu yang terlihat manis dan baik, belum tentu ia baik.

Pesan moral dari cerpen pendidikan beserta


gambarnya adalah jangan menilai seseorang dari
penampilannya, tetapi nilailah dari kebaikan hatinya.

Anda mungkin juga menyukai