Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 Prasarana perkeretaapian adalah
jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat
dioperasikan. Komponen prasarana kereta api harus dalam keadaan baik dan layak. Salah satu
cara untuk membuat komponen jalan rel tersebut dalam keadaan laik yaitu dengan perawatan
yang dilakukan untuk menjaga kestabilan fungsi komponen jalan rel tersebut.
Perawatan yang sesuai diperlukan agar komponen jalan rel tersebut tetap berfungsi
dan dapat dilalui kereta api denga aman, nyaman, dan sesuai dengan kecepatan yang telah
ditentukan. Untuk menjaga kestabilan jalan rel diperlukan pemeriksaan dan perawatan.
Dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 2011 diatur tentang Standar dan Tata
Cara Pemeriksaan Prasarana Perkeretaapian. Dan tata cara perawatan jalan rel diatur dalam
Peraturan Menteri Perhubungan No. 32 Tahun 2011 Tentang Standar dan Tata Cara
Perawatan Prasarana Perkeretaapian.
Dalam perawatan jalan rel, salah satu hal yang paling sering dilaklukan adalah
perawatan Angkatan pada rel untuk menyamaratakan elevasi rel akibat beban dinamis dari
kereta api. Elevasi rel yang tidak sama rata disebabkan karena penurunan elevasi rel.
Sebelum perawatan angkatan dilakukan, diperlukan pemeriksaan elevasi rel untuk
mengetahui berapa pertinggian (elevasi) yang harus diangkat untuk rel tersebut. Penurunan
elevasi ini jika diabaikan akan membahayakan perjalanan kereta api. Penurunan elevasi rel
secara tidak merata akan mengakibatkan genjotan ketika kereta api melintas di atasnya.
Dengan genjotan ini, tentunya mengganggu keamanan dan kenyamanan pengguna kereta api,
dan kereta api tidak dapat melaju dengan kecepatan yang telah ditentukan. Akibat terburuk
adalah genjotan yang sangat keras dan dapat menyebabkan roda kereta keluar dari
lintasannya yang disebut anjlogan atau derailmen.
Perawatan angkatan adalah perawatan yang dilakukan dengan tujuan meninggikan
elevasi rel yang mengalami penurunan pada suatu jalur, sehingga sama elevasinya dengan
jalur yang elevasinya lebih tinggi. Perawatan angkatan ini tidak serta-merta dilakukan.
Perawatan angkatan ini bertujuan untuk menyamakan elevasi rel yang telah mengalami
penurunan elevasi. Untuk itu, perlu diketahui seberapa besar penurunan elevasi rel tersebut.
Penentuan nilai penurunan ini dilakukan dengan menggunakan alat yang berfungsi sebagai
pengukur ketinggian rel.
Ketinggian rel atau elevasi rel pada jalur lurus harus memiliki ketinggian yang sama,
maka dari itu, ketika di jalur lurus terjadi genjotan, maka pada jalur tersebut terdapat rel yang
telah mengalami penurunan elevasi. Hal ini berbeda dengan rel pada lengkung, yang
mengharuskan ada peninggian tertentu pada rel luar. Peninggian ini didasarkan pada jari-jari
lengkung. Semakin kecil jari-jari lengkung, maka akan semakin tinggi perbedaan tinggi rel
luar dan dalam pada titik lengkung penuh. Sebaliknya, jika jari-jari semakin besar, bahkan
sampai menjadi jalur lurus, maka perbedaan tinggi harus 0 (nol).
Perawatan angkatan sangat membutuhkan alat pemeriksa elevasi rel sebagai acuan
penyamarataan elevasi rel. Penggunaan alat pemeriksa ini digunakan sebelum dilakukan
perawatan angkatan. Perawatan angkatan dan pemeriksaan elevasi jika dapat berlangsung
dengan bersamaan maka dapat menghemat waktu unutk perawatan. Berdasarkan hal tersebut,
maka dibutuhkan suatu alat yang dapat digunakan untuk mempermudah perawatan angkatan
pada jalan rel. Maka Kertas Kerja Wajib (KKW) ini

Anda mungkin juga menyukai