Anda di halaman 1dari 3

Eksploitasi Anak di Lembah Hitam 

Seorang kawan yang mengetahui M sudah tak lagi perawan, mulai menawarkan beberapa
pekerjaan malam kepadanya seperti menemani karaoke. Iming-iming uang membuat M menerima
pekerjaan itu. 

M biasa mendapatkan pekerjaan itu melalui pesan singkat via SMS.


"Dulu belum ada WhatsApp. Isi SMS-nya pertama kali nanya, 'Suka karaoke enggak?
Ada gadun lagi mau karaoke. Kakak enggak bisa temenin?'," tutur M saat bercerita
dengan CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu,M menyetujui pekerjaan itu asalkan diantar ke
lokasi dan dikembalikan tak jauh dari rumahnya. Setiap bekerja, M mengaku hanya mengenakan
baju biasa agar orang yang melihat tak curiga."Pakai baju biasa aja, jadi orang ngeliatnya kayak
pacar, adik kakak, atau anak sama bapaknya," ucap M.

Selama karaoke, M bertugas menemani tamu, ikut bernyanyi dan minum-minum. Biasanya, M
menemani beberapa tamu dengan beberapa AYLA lainnya."Kalau karaoke, misalkan ada yang
pegang-pegang kami pasrah. Enggak bisa gimana-gimana, kalau udah mau selesai jamnya baru
dikasih uang," ujar M.Selama satu jam menemani tamu, M mendapatkan bayaran sebesar Rp100
ribu. Jika membutuhkan uang dalam jumlah banyak, M menerima tawaran Booking Order (BO) atau
berhubungan seksual dengan tamu.

Hubungan itu biasanya dilakukan di apartemen yang sudah disewa terlebih dahulu. "Enggak
terlalu sering sih. Kalau lagi butuh uang. Kalau ada cuma Rp500 ribu atau Rp300 ribu atau Rp200
ribu kalau kepepet diterima juga," kata M.Dia mengaku melayani beragam tamu dari berbagai
kalangan dan rentang usia. Saat berhubungan, biasanya para tamu menolak menggunakan
pengaman. Namun, akhir-akhir ini M hanya menerima tamu yang mau memakai pengaman.

Selama hampir dua tahun menjadi AYLA, M mengaku tak pernah menikmati pekerjaan yang
dijalaninya."Enggak ada yang dirasain kalo sama tamu mah, nafsu aja enggak ada," ucap
M.Menjadi AYLA membuat M meninggalkan sekolahnya saat duduk di bangku SMK. Kini, dia
tergabung dalam AYLA binaan Program Peduli dari Konfederasi Anti Pemiskinan (KAP) Indonesia. 

Dalam program itu, M mendapatkan seorang pendamping yang bertugas untuk melindungi,
mengadvokasi, serta membuka akses layanan terhadap hak anak. M kini mendapatkan pembinaan
dan pendampingan untuk tidak lagi menjadi AYLA. Meski belum sepenuhnya berhenti, M mengaku
bertekad bisa lepas dari AYLA. Dia juga ingin mengajak teman-temannya bisa berhenti menjadi
AYLA. M berkeinginan mendapatkan pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
1. Seorang kawan yang mengetahui M sudah tak lagi perawan, mulai menawarkan beberapa
pekerjaan malam kepadanya seperti menemani karaoke
2. Setiap bekerja, M mengaku hanya mengenakan baju biasa agar orang yang melihat tak
curiga."Pakai baju biasa aja, jadi orang ngeliatnya kayak pacar, adik kakak, atau anak sama
bapaknya.
3. Biasanya, M menemani beberapa tamu dengan beberapa AYLA lainnya."Kalau karaoke,
misalkan ada yang pegang-pegang kami pasrah
4. Saat berhubungan, biasanya para tamu menolak menggunakan pengaman. Namun, akhir-
akhir ini M hanya menerima tamu yang mau memakai pengaman.

5. Selama hampir dua tahun menjadi AYLA, M mengaku tak pernah menikmati pekerjaan yang
dijalaninya
6. Meski belum sepenuhnya berhenti, M mengaku bertekad bisa lepas dari AYLA. Dia juga
ingin mengajak teman-temannya bisa berhenti menjadi AYLA

Anda mungkin juga menyukai