Anda di halaman 1dari 4

Waktu berdetik-detik

Aku berjalan keluar dari Pintu sebuah toko belaja dan memulai hari terakhirku
sebagai seorang kasir. Membuka Pintu, terdengar lah suara hujan bergerimis Pada
sore hari itu. Payung kubuka dan ku berjalan keluar ke Pinggir Jalan raya. Dari jauh
aku sudah Kelihatan bahwa mall sangat ramai dengan berbagai Pengunjungnya.
Menjadi teringat kembali ketika aku dan temanku bolos seminggu hanya Jalan keluar
dan bermain-main saat kita semua kelas 11. Aku juga teringat kembali ketika aku
suka tiduran di Kelas dan ketika aku suka mengejek orang sebagai lelucon. Teringat
kembali masa gelap tersebut sangat tidak menyenangkan.

Hal tersebut terasa berubah 180° dalum 1 bulan ketika kita berlima naik kelas 12,
Aku ajak mereka semua Untuk boles, mereka nolak, Dulu Kita terkenal dengat
sebutan "Limo Turu" karena kita semua suka tiduran, namun sejak kelas 12 in
sebutan itu berubah menjadi "Siji Turu". Entah kenapa semua temanku menjadi
Jarang keluar-keluaran, mungkin karena kejadian Pada tengah kelas 11 ketika kita
berlima berkelahi dan kita semua humpin dikeluarkan ke sekolah. Kalau aku yo biasa
saja, Namun temanku muka menjadi muram minggu berikutnya, mungkin karena
dimarahi orangtua mereka sedangkan ayah dan Ibuku keduanya meninggalkanku
dan aku hanya tinggal bersama Pamanku.

Kelas 12 aku Jalani tanpa ada keseriusan. Namun temanku semuanya kulihat,
ternyata mereka sangat serius belajar apalagi tahun in sangat menentukan masa
depan mereka. Waktu berdetik-detik dan kita berlima karang bergaul Sampai Waktu
berdiam dan mereka semua lulus, kecuali aku sendiri. Karena upah Paman yang
sedikit, aku tidak lanjut Kuliah dan langsung mencari pekerjaan, Kukira Jalanku sudah
jelas bahwa aku akan menjadi seorang Pekerja biasa namun juga memiliki upah yang
cukup. Namun hal ini seperti Sebuah mimpi yang mustahil. Sudah 5 tahun sejak aku
kelur sekolah dan mulai mencari pekerjaan dan aku selalu berpindah-pindah
Pekerjaan karena selalu dipecat.

Aku, Edo Gunawan berumur 25 tahun berjalan mendekati sebuah mall sedingken
hujan mulai meredah, Waktu kakiku Sampai Pada mall, hujan berhenti dan
kuletakkan Payung tersebut Pada tasku. Dari luar ke dalam suasananya dingin dan
ramai. Di manapun aku berjalan aku melinat orang dengan Pasangan mereka,
dengan keluarga mereka dan dengan teman mereka berbahagia. Aku hanya bisa
melamun tanpa Senyuman. Mukaku biasa saja namun dimana-mana aku merasa
seperti Penuh derita.

Sudah dipecat dan tanpa tujuan, aku sudah capek. Apa akhir hidupku akan
menyedihkan? tanpa ada orang yang Peduli dan mengingatku? Tuhan, saya bingung,
Tuhan masa depanku akan menjadi seperti apa? Aku beejalan dan berpikir dan
seketika itu juga aku melihat antrian yang Panjang sekali. Aku melihat lebih dekat
dan termat itu sebuah cafe baru, dan terdapat sebuah Poster di kirinya dengan
gambar Salah satu temanku, Adi Sumento. Beberapa bulan lalu temanku lainnya, Kris
Sutanto muncul. di Televisi untuk mempromosikan bangunan hotelnya di Bali. Aku
juga dengar bahwa Andi bekerja di Pabrik mobil dan Bambang bekerja di luar negeri.

Dulu aku adalah kapten dalam kelompok ku dan sekarang aku merasa Paling rendah
diantara mereka. Aku menghela nafasku dan terus berjalan Sampai ke sebuah
tempat makan. Karena gaji yang rendah maka aku hanya makan sekali sehari. Ada
seorang keluar dari tempat makan tersebut dan tiba-tiba menatapku. Aku
sebenarnya mas masuk dan mengabaikanny Namun aku dengar sebuah kata, "Ed?"
ujar orang tersebut. Aku masih bingung dan aku melihatnya lagi dan aku sader.
ternyata itu perempuan yang adalah teman masa kecilku di SD.

Dulu Kita adalah teman dekat di SD, namun sejak SMP aku mulai lebih banyak
bergaul dengan kelima temanku dan Mulai tidak bergaul dengannya. Aku ketika
Sadar langsung meminta maat atas selama ini kepada teman SD ku, Ming Wang. Dia
langsung berkata "Tidak apa-apa kok" ketika itu kita mulai berjalan di mall tersebut.
Aku baru toh bahwa Ming Wang Sekarang bekerja di Singapore. Dia sekarang
menjadi seorang yang mengatur advertisement disana Aku sangat bahagia bahwa
dia menjadi Sukses, tapi aku merasa sedih dan rendah dengan diriku Sekarang yang
tidak memiliki apa-apa

Kita berdua Sebelum berpisan dia bilang bahwa dia akan mendoakan aku terus. Tiba-
tiba aku senang. Aku tidak berkata banyak pada hari itu namun aku senang. Aku
berjalan dan mulai berpikir, kapan ya terakhir kali aku ke Gereja? kapan ya aku
berbicara dengan temanku? banyak harapan dan ide mulai muncul dalam hatiku.
Aku Penuh harapan kepada Tuhan Selalu.
Waktu berdetik-detik dan sampailah aku di apartemenku. Setelah selesai makan dan
mandi serta berdoa, aku hanya berdiam dan menatap ke atas tembok saja. Banyak
hal yang telah terjadi Pada hari ini dan aku banyak kepikiran terhadap hal tersebut.
Aku masih berumur 25 tahun, namun selama ini aku masih merasa belum meraih
atau mencapai apapun. Aku tahu Tuhan masih memberi Kesempatan bagiku sekali
lagi untuk memperbaiki hidupku dan aku berterima kasih kepada Tuhan selalu,
namun apa yang seharusnya aku lakukan dan langkah apa yang Perlu Kujalani.

Pagi muncul Pada besoknya. Aku entah kanapa berolahraga pada pagi hari itu.
Setelah selesai berlari Selama 6 Jam, aku berdiam dan menatap sebuah kolam dan
memikirkan hidupku kedepannya. Selama bukan ini aku bekerja sebentar di sebuah
toko makan dan aku dapat tetap bekerja disana selama 1 bulan penuh. Aku juga
mulai banyak berbicara dengan Ming dan meminta nasihat yang dapat aku terapkan,

Ming Juga Mengingatkanku terhadap hobiku dulu, yaitu bermain gitar. Aku baru
Sodas Juga bahwa aku sejak Pindah ke apartemenku, aku masih membawa gitar
lamaku, Ming memperkenalkanku ke temannya yang memiliki Sebuah Cafe di
sebuah ruko. Aku juga mulai bekerja sebagai Pemain musisi yang memaikan gitar
disana dengan beberapa orang lainnya yang memainkan musik lainnya.
Pekerjaannya memang simpel dan biasa saja, namun aku lebih merasa bahagia
melakukan pekerjaan yang biasa ini daripada semua pekerjaan yang pernah
kulakukan.

Aku mulai sering ke Gereja dan bertemu dengan beberapa teman baru. Aku tidak
berharap menjadi orang yang sukses atau terkenal dimana-mana, namun kehidupan
yang sederhana dan yang aku jalani sekarang ini adalah kehidupan yang sangat aku
syukuri. Aku sampai lupa akan masa ketika aku tidak tahu arah hidupku dan masa
depanku. Sekarang ada beberapa masalah yang tetap harus kualami namun seperti
masalah besar yang kualami sebelumnya, Tuhan pun akan memberi jalan keluar
terhadap masalah itu.

Bekerja di cafe sebenarnya menyenangkan daripada yang aku kira. Aku banyak
bersantai dan juga kadang aku dan grup band saya berbicara dengan pelanggan
disana. Aku menjadi lebih banyak berkomunikasi dan bersosialisasi dari sebelumnya.
Memang aku berharap memiliki pekerjaan yang sederhana saja, namun aku dari
pekerjaan sederhana ini belajar untuk menjadi berkat dalam pekerjaanku. Sampai
sekarang pun keempat temanku semuanya tetap lebih sukses dan lebih terkenal
daripada aku. Aku hanya seorang warga yang bekerja dan menjalani hidup dan aku
selalu bersyukur atas segala hal yang telah terjadi selama ini oleh Tuhan selalu.

Anda mungkin juga menyukai