Anda di halaman 1dari 2

Judul: Promise

Novelis: Dwitasari
Penulis skenario: Sukhdev Singh dan Tisa TS
Penyunting: Fitria Desriana
Penyelaras akhir: Tisa TS dan Kahfie Julianto
Pendesain sampul: Screenplay Film
Penata letak: Dewickey
Penerbit: Loveable
Cetakan pertama, 2016

SINOPSIS NOVEL “PROMISE”

YOGYAKARTA, Rahman (Dimas Anggara) seorang cowok Jogja yang berwajah tampan namun lugu
dan sederhana, sangat berbeda dengan sahabatnya sejak kecil yaitu Aji.

Aji (Boy Wiliam) yang playboy dan suka bergonta-ganti pacar. Aji selalu punya keinginan agar
Rahman bisa menjadi seperti dirinya. Bisa merasakan cinta dan memiliki wawasan yang lebih luas
lagi, namun dengan cara yang salah. Tetapi, cara Aji mengubah Rahman justru menjadi awal kejadian
yang mengubah hidup Rahman secara drastis. Tanpa disadari, malam itu membuat ayahnya marah
kepada Rahman dan semenjak itu pula Rahman tidak bertemu aji lagi.

MILAN, 18 belas bulan kemudian, adalah kota di mana saat ini Rahman kuliah dan juga bekerja paruh
waktu di sebuah toko klontong.

Kanya (Amanda Rawles) adalah gadis Jawa blasteran yang sejak usia 10 tahun tinggal di Eropa dan
harus pulang ke Jogja untuk mendengarkan sebuah wasiat dari ibunya. Dan, ibunya berharap Kanya
tidak kembali lagi ke Eropa untuk menjalankan wasiat tersebut.

Moza (Mikha Tambayong) adalah teman kuliah Rahman yang selalu punya perasaan lebih kepada
Rahman. Tapi, Moza melihat ada sebuah teka-teki di hidup Rahman yang tidak dia ketahui
jawabannya.

ISTANBUL, Salsabila (Mawar De Jongh) adalah salah satu murid di pesantren ayah Rahman, yang
jatuh cinta kepada Rahman dan dia menitipkan sebuah surat untuk Rahman melalui Aji.

Suatu ketika di malam hari, Rahman menerima telepon dan ternyata dari Aji. Rahman merasakan
perubahan dari sahabatnya itu, bahkan pertemuan Aji dan Rahman tidak seperti dulu lagi. Moza pun
baru tahu siapa Rahman sebenarnya saat itu dan siapa perempuan yang dicintainya.

Rahman, pemuda alim ini merupakan anak dari seorang pemilik pondok pesantren di Yogyakarta. Dia
punya seorang kawan bernama Aji. Aji ini tipikal pemuda playboy. Prinsip seorang Aji adalah hidup
ini harus diisi dengan senang-senang, toh cuma sekali jadi sayang kalau hidup ini diisi dengan hal-hal
yang membosankan. Termasuk soal urusan pacaran.
Aji berusaha mempengaruhi Rahman untuk menjalani hidup seperti dirinya. Rahman punya prinsip
untuk tak pacaran dan hal itu justru jadi "motivasi" Aji untuk membuat temannya untuk mau
mencoba. Di sini, Aji kemudian melakukan ragam cara untuk membujuk Rahman. Salah satunya
adalah dengan memberikan DVD porno pada Rahman. Wah, ini teman tapi kok malah memberi
pengaruh buruk, ya.

Rahman kemudian ketahuan memiliki DVD porno itu. Akhirnya, Pak Purnomo mengambil sebuah
keputusan yang cukup berat untuk Rahman. Sejak kejadian itu, Rahman dan Aji tak pernah lagi
bertemu. Cerita yang tadinya berlatar Yogyakarta lalu bergulir ke Milan. Di Milan ini, Rahman sedang
menempuh pendidikan di jurusan Arsitektur. Sambil kuliah, ia juga bekerja paruh waktu di sebuah
toko. Ia juga sedang dalam proses pencarian seseorang yang begitu ia rindukan.

Kehidupan Rahman di Milan memang berubah. Di kota ini pula, ia bertemu Moza yang menyimpan
rasa pada Rahman. Pada suatu malam, Rahman mendapat telepon yang tak disangka ternyata dari
Aji. Ada sesuatu yang aneh dari Aji saat itu. Saat kembali bertemu, ada hal yang begitu berbeda.
Semua tak lagi sama.

Di novel ini juga ada sosok Salsabila dan Kanya. Salsabila merupakan seorang santriwati di pondok
pesantren milik ayah Rahman. Sementara Kanya? Ia adalah seorang gadis Jawa blasteran. Sejak kecil
menetap di Eropa. Kemudian untuk menerima surat wasiat dari ibunya, suatu waktu ia terpaksa
kembali ke kampung halamannya di Yogaykarta.

Karakter Rahman, Aji, dan Moza mendapat porsi yang cukup banyak di novel ini. Sedangkan sosok
Salsabila dan Kanya terasa sebagai pelengkap cerita saja. Meski begitu, novel yang
memiliki layout manis ini memiliki gaya penceritaan yang cukup mengalir.

Anda mungkin juga menyukai