DILAN ( 1990 )
Nim :18017009
1. PENDAHULUAN
Di sini penulis menganalisis novel dilan tahun1990 karya Pidi Baiq karena novel ini
melatih pembaca untuk menahan emosi di setiap ceritanya. Tidak hanya itu saja penulis
membuat novel ini tentang remaja yang penuh dengan percintaan. Oleh karena itu penulis
mengunakan bahasa yang mudah dimengerti atau pahami. Sehingga novel ini sangat
menarik untuk di baca terutama untuk kalangan remaja.
Tujuan menulis unsur intrinsik ini ialah untuk menginformasikan isi novel dilan 1990
kepada orang lain di harapkan lewat analisis ini pembaca tergerak hatinya untuk ikut
berkarya dalam bidang sastra.
2. PEMBAHASAN
a. Tema
Pengertian tema menurut Tarigan adalah pandangan hidup yang tertentu atau
perasaan tertentu mengenai kehidupan atau rangkaian nilai-nilai tertentumembbentuk
atau membangun dasar/gagasan utama dari suatu karya sastra (Tarigan 1993:125)
dan menurut Rusyana tema adalah dasar atau makna sebuah cerita, tema dalah
pandangan hidup tertentu yang membentuk atau membangun dasar gagasan utama
suatu karya sastra dan semua fiksi harus mempunyai dasar atau tema yang merupakan
sasaran tujuan (Rusyana 1998.67). Novel dilan dia dalah dilan ku tahun 1990 bertema
percintaan remaja yang penuh dengan bahagia rasa ekspresi yang kuat dalamcinta ini
mengisahkan seorang milea yang menemukan cinta di masa SMA yaitu seorang pria
yang bernama dilan. Dilan mendekati milea dengan cara yang tidak biasa agar
mendapatkan perhatian milea, karena usaha yang sangat manis dan jarang di lakukan
oleh pria lain Milea jatuh hati dengan Dilan.
b. Tokoh dan penokohan
Menurut Sudjiman (1988), penokohan lebih cenderung membahas bagaimana jalan pikir si
pengarang dalam menentukan dan memilih tokoh yang nantinya berperan dalam sebuah
cerita. Menurut Aminudin (2002) juga menyatakan bahwa tokoh utama selalu hadir di
setiap peristiwa yang terjadi di dalam sebuah cerita. Itu juga bisa ditemui di setiap
halaman novel ataupun karya buku cerita lainnya. Dengan kata lain, tokoh utama
akan mendominasi sebuah cerita.
“ya, berkawan boleh, dengan siapa saja, tapi harus hati-hati, lah “katanya” (hal 170)
“taku ada yang cemburu ya ?” (hal 208)
c. Alur
Menurut Aminudin alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh
tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalani suatu cerita bisa
berbentuk dalam rangkaian peristiwa yang berbagai macam. Alur atau Plot
adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai
sebuah interelasi fungsional yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian
dari keseluruhan fiksi (Semi).
Alur yang di gunakan dalam novel Dilan ini ialah alur maju dimana dapat kita
buktikan pada bagian berikut ini ;
“aku juga pindah sekolah ke SMA negri di bandung” (hal 16)
d. Konflik
Terjadi konflik pada saat Dilan meramal milea. Dapat kita buktikan sbb:
“Aduh tuhan, siapa sih, itu, dia itu ! tanyaku dalam hati” (halaman 27)
“Dari awal, aku sudah tau bahwa dia tukang ramal amatir! Aslinya sih hanya anak
nakal, yang suka iseng menggoda prempuan huh!” (halaman 25)
Klimaks
Semakin hari hubungan Dilan dan Milea kian dekat. Kedekatan tersebut
menimbulkan kecemburuan di beberapa temannya.
“kalau aku cari Dilan emang kenapa ?” kutanya anhar sambil kupandang
dirinya” (halaman 322)
Anti klimaks
Pertengkaran tersebut membuat anhar meresa bersalah, namun permohonan
maafnya kepada milea di tolak mentah-mentah.
“tadi ngak sengaja” kata anhar lagi, berusaha menjelaskan. “ngak ada maksud
menamparmu , lia.” (halaman 327)
Resolusi
Karena Dilan dan Milea telah saling mengetahui perasaan masing-masing.
Dilan pun, akhirnya resmi berpacaran pada tangal 22 desember 1990.
e. Latar
Menurut Kusnadi Dkk “2009:60”
Latar tempat atau latar waktu dalam karya sastra akan mempengaruhi inti cerita dan
pengambilan nilai-nilai yang ingin diungkapkan pengarang.
Menurut KBBI “2001:501”
Latar ialah keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana terjadinya lakuan dalam karya
sastra.
Menurut Suparmin “2009:54”
Latar cerita atau setting ialah sesuatu keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita.
Latar tempat
Rumah Milea
“rumahku yang di buah batu, tepatnya di jalan banteng, adalah milik kakekku,
bapak abidin, yaitu ayah dari ibuku.”(halaman 15)
Sekolah Milea
“aku juga pindah sekolah ke SMA N egri yang ada di daerah buah batu
Bandung”
Ruang kelas milea
“Di kelas, sebelum pelajaran di mulai” (hal 22)
Kamar Milea
“Ada suara sunyi di luar dan di dalam kamarku”(hal 319)
Angkot bersama Dilan
“ Di angkot, dia duduk disampingku, itu membuat aku benar-benar jadi kikuk
dan mati gaya” (halaman 35)
Kantin sekolah
“ Aku baru selesai dari kantin bersama Nandan, Hadi dan rani”(halaman 45)
Aula sekolah
“Pada waktu acara di mulai, aku nonton sedikit agak kedepan (halaman 84)
Ruang tamu di rumah Milea:
“aku temui mereka di ruang tamu” (halaman 102)
Warung Bi Eem
“pada jam istirahat, dengan diantar oleh wati, aku pergi ke warung Bi Eem”
(halaman 244)
Warung tenda “Baso Akung”
“Kiranya dilan membawaku ke tempat yang bernama “baso akung”(217)
Rumah kang adi
“kang adi meminta aku untuk membantu ibunya di dapur yang sibuk
menyiapkan makanan” (halaman 232)
Rumah Dilan
“dilan ke dapur untuk meminta izin ke bunda”(halaman 263)
Latar waktu
Pagi hari
“Hari senin di saat upacara bendera” (hal 173)
Sore hari
“sebelum magrib, kami sudah tiba di sana.”(hal 232
Malam hari
Setelah sholat isya, aku coba nelpon Dilan, tapi yang ngangkat si bunda. Kata
bunda Dilan sedang pergi keluar.
Latar suasana
Menyenangkan
“Kudengar telpon rumah berdering. Ku senang, karena itu dari Beni , pacarku
di jakarta.”(halaman 29)
Menyebalkan
“kesel rasanya ketika aku tahu cara makan di ruang tengah belum juga selesai
(halaman 237)
Menyedihkan
“tadi aku di sekolah kayak ngak ada semangat soalnya ngak ada dilan”
(halaman 229
f. Gaya bahasa
Amanat
Dalam novel ini adalah bahawa cinta dapat datang dengancara yang tidak
terduga. Cinta akan tumbuh di saat kenyamanan itu ada. Soal cinta sejati
bukan hanya tentang sebuah keromantisan tapi di saat kamu merasa kamu
berdua saja sudah cukup bahagia.
Sudut pandang
Dalam novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama.
Cerita ini di kisahkan melalui sudut pandang milea sang tokoh utama dari
novel ini.
“aku langsung inget Dilan pernah cerita soal dia sembunyi di lemari, di mana
dilan bilang bahwa waktu itu si bunda masuk ke kamar untuk nyari-nyari
dilan.”(hal 201)
g. Nilai-nilai dalam masyarakat
Nilai budaya
Dilan dan milea walaupun mereka kehidupan remaja masa kini namun dilan
dan milea tidak melupakan bahasa daerah.
Nilai pendidikan
Walaupun dilan seorang yang terkenal nakal dan memiliki geng motor tapi
dilan selalu juara satu di kelasnya.
Nilai moral
Walaupun mereka penuh dengan keasyikan hal tersebut tak membuat tokoh
dalam novel ini menjadi tidak sopan kepada yang lain mereka tetap menjaga
etikanya di saat bertemu dengan yang lebih tua.
PENUTUP
Kelebihan dalam novel Dilan ini ialah gaya bahasa yang digunakan menggunakan bahasa sehari-
hari sehingga mudah untuk memahami. Selain itu cerita dalam novel Dilan ini membuat
pembaca selalu penasaran kelanjutannya sehingga banyak peminat membacanya, dalam novel ini
menyajika cerita yang sangat menarik.