Anda di halaman 1dari 2

Nama : Berlianny Ovina Jasmine

NIM : H74215026

RESUME DIALOG NASIONAL 7

Dialog Nasional 7 ini memiliki tema “Sukses Indonesiaku!”. Dilaksanakan pada tanggal 27
Februari 2018 dan bertempat di Airlangga Convention Center, Universitas Airlangga Kampus C,
Surabaya. Dialog ini menghadirkan beberapa narasumber yang ahli dalam bidangnya masing-masing.
Berikut ini merupakan rangkuman dari dialog tersebut:
Materi pertama disampaikan oleh Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P selaku Kepala Staf
TNI Angkatan Laut Republik Indonesia. Beliau mengungkapkan bahwa jati diri bangsa ini adalah jati diri
kemaritiman. Dapat dilihat dari nenek moyang bangsa Indonesia yang terdahulu adalah seorang pelaut.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar menjadi poros maritim
dunia. Pengertian poros maritim itu sendiri adalah sebuah gagasan strategis yang diwujudkan untuk
menjamin konektifitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan
transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim. Dilihat dari banyaknya potensi-potensi bawah laut
yang dapat dimanfaatkan secara optimal yang terdapat di Indonesia, seperti keindahan biota lautnya
maupun banyaknya hasil perikanan tangkap yang ada di Indonesia maka tidak heran apabila pemerintah
ingin menjadikan negara Indonesia sebagai poros maritim dunia. TNI Angkatan Laut adalah salah satu
pihak yang mempunyai andil besar terhadap kemaritiman di Indonesia. Mereka bertugas untuk menjaga
atau melindungi laut Indonesia dari banyaknya ancaman-ancaman atau bahaya yang dapat merusak
wilayah laut di negara ini. Untuk mewujudkan keinginan menjadikan negara Indonesia sebagai poros
maritim di dunia, maka diperlukan adanya kerjasama antar pihak. Baik dari pihak masyarakat, pihak
pemerintah, maupun pihak TNI AL. Apabila kerjasama tersebut berjalan dengan lancar dan dapat
menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di laut Indonesia secara baik, maka besar kesempatan kita
untuk menjadikan negara ini sebagai poros maritim di dunia.
Materi kedua disampaikan oleh Bapak Budi Karya Sumadi selaku Menteri Perhubungan Republik
Indonesia. Dapat kita lihat bahwa dari sabang hingga merauke sampai saat ini belum mengalami
pemerataan pembangunan. Masih adanya kesenjangan yang jauh antara satu wilayah dengan wilayah
lainnya. Maka dari itu, beliau menyampaikan bahwa pemerintah sedang berusaha sekeras mungkin untuk
adil dalam memeratakan fasilitas umum bagi seluruh rakyat di negara Indonesia. Beliau juga berkata akan
berusaha untuk memeratakan jalur laut. Pembangunan tol laut menjadi sarana yang wajib dibangun guna
menopang Indonesia sebagai negara maritim yang hebat. Tol laut berfungsi sebagai upaya pemerataan
pembangunan ke wilayah-wilayah Indonesia. Sebab dua per tiga dari wilayah Indonesia adalah laut, yang
terdiri dari pulau-pulau terluar, pulau-pulau kecil yang potensial, dan juga pulau-pulau yang belum maju
alias tertinggal. Dalam hal transportasi udara, areal bandara semuanya memiliki total seluas 47 Hektar
dan dapat melayani mobilitas sebanyak 27 juta setiap tahunnya. Kemudian, beliau berkata bahwa telah
mendirikan bandara di wilayah terdepan perbatasan negara Indonesia, yaitu bandara Miangas. Info lain
yang diberikan adalah jalan tol yang menghubungkan antara Kota Surabaya dan Kota Jakarta memiliki
panjang sekitar 790 kilometer. Ada lebih dari 3,4 juta penduduk di Surabaya dan semua penduduknya
membutuhkan transportasi masing-masing untuk mobilitas sehari-hari. Apabila satu orang membawa satu
mobil, maka tidak dapat dibayangkan bagaimana macet yang akan dihasilkan. Inilah penyebab adanya
kemacetan dimana-mana. Menteri Perhubungan RI ini menghimbau warga untuk lebih sering
menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi. Hal ini juga bertujuan untuk mengurangi
kemacetan yang ada. Dari data yang didapatkan, di jalur kendaraan umum terdapat 29 pemberhentian, 6
menit headway dan dapat mengangkut setidaknya sekitar 4.500 penumpang setiap jamnya.
Materi ketiga disampaikan oleh Brahmantya Setyamurti Poerwadi selaku Ditjen Pengelolaan
Ruang Laut. Sebenarnya pada materi ketiga ini diisi oleh Ibu Dr. (HC) Susi Pudjiastuti selaku Menteri
Kelautan dan Perikanan. Tetapi, beliau berhalangan hadir sehingga di wakilkan oleh bapak Brahmantya.
Dalam materi ini beliau menjelaskan bahwa laut merupakan masa depan negara Indonesia. Hal ini
dikarenakan banyaknya potensi laut yang dapat dimanfaatkan, diantaranya potensi penangkapan ikan,
keindahan bawah laut yang dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara, serta adanya
pembangunan jalur laut yang tentunya akan sangat berguna di masa depan. Tol jalur laut ini merupakan
jalur utama pelayaran ke seluruh wilayah Indonesia dan pulau-pulau terluar. Dengan tol laut itu, maka
ekonomi, budaya Indonesia berbasiskan laut akan maju dan kuat. Tentu sektor Hankam, Iptek, dan
lingkungan laut juga tidak luput dari pengadaan  tol laut itu. Selanjutnya, beliau mengatakan bahwa
penenggelaman kapal dimandatkan dalam UU No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan Pasal 69 ayat (4).
Indonesia merupakan negara pertama yang berani menenggelamkan kapal milik negara asing yang
mencuri perikanan di wilayah laut Indonesia. Sampai saat ini telah tercatat sebanyak 363 kapal yang telah
ditenggelamkan. Perhitungan tersebut dimulai dari Novermber 2014 hingga November 2017 dan
termasuk kapal dari negara Vietnam 188 kapal asing, Filipina 76 kapal asing, Thailand 22 kapal asing,
Malaysia 51 kapal asing, Indonesia 21 kapal asing, Papua Nugini 2 kapal asing, China, Belize, dan
Nigeria masing-masing satu kapal asing. Akibat adanya aksi penenggelaman terhadap kapal asing yang
mencuri ikan di laut Indonesia, jumlah produksi ikan yang dihasilkan oleh nelayan Indonesia makin
meningkat. Bahkan, saat ini negara Indonesia menempati posisi pertama dalam bidang perikanan ini.
Maka dari itu, seluruh warga Indonesia harus menjaga kebersihan laut. Karena tingkat kebersihan laut
tersebut juga memiliki dampak terhadap jumlah dan kualitas ikan yang akan dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai