Anda di halaman 1dari 45

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Klinik Utama Gunawarman Medical Center


ALUR PELAYANAN PASIEN

No. Dokumen : No.Revisi Halaman: 1/2


001/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Gunawarman Medical Center
(SPO)

dr. Mardiana Sp. DV


Proses urutan pelayanan pasien di Klinik Utama Gunawarman
Pengertian Medical Center, sejak mendaftar, diperiksa sampai dengan
meninggalkan tempat pelayanan dan mendapatkan tindak lanjut sesuai
kebutuhan pasien berdasarkan dengan ketentuan yang berlaku
Tujuan Pasien dan keluarga mendapatkan informasi dan paham
terhadap tahapan dan prosedur pelayanan klinis
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Referensi Pemerintahan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 14 Tahun 2021
Tentang Kesehatan
1. Petugas pendaftaran meminta pasien yang datang untuk
mengambil nomor urut dan meminta pasien untuk menunggu
di ruang tunggu
2. Petugas pendaftaran memanggil pasien sesuai nomor
urut dan mendaftarkan pasien
3. Petugas pendaftaran menuliskan nama pasien di buku rekam
medis (bila pasien baru) atau menyiapkan rekam medis bila
pasien lama
4. Dokter dan perawat melakukan pemeriksaan kepada pasien
5. Bila diperlukan pasien melakukan pemerikaan laboratorium
bisa di rujuk ke Laboratorium Rekanan
Prosedur 6. Berdasarkan pemeriksaan, dokter menentukan diagnosa
medis dan perawat menetukan diagnosa keperawatan prioritas
7. Dokter memberikan terapi atau resep obat (jika obat yang
diperlukan tidak tersedia) dan berkolaborasi dengan perawat
memberikan edukasi kesehatan kepada pasien dan keluarga
8. Dokter memberikan Resep kepada pasien atau
keluarga untuk di tebus di Apotek Rekanan dan menjelaskan
prosedur mengkonsumsinya.
9. Jika kondisi pasien membutuhkan fasilitas khusus atau tidak
dapat ditangani di Klinik Utama Gunawarman Medical Center
,
dokter akan menyiapkan resume medis dan merujuk
pasien
Unit terkait - Klinik Utama Gunawarman Medical Center
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
PENDAFTARAN PASIEN

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1


002/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 02022 Klinik Utama Gunawarman Medical Center
(SPO)

dr. Mardiana Sp. DV


Proses awal bagi pasien yang akan mendapatkan layanan
Pengertian
kesehatan di Klinik Utama Gunawarman Medical Center
Sebagai acuan dalam menertibkan urutan pelayanan dan
Tujuan memudahkan mendapatkan informasi rekam medis bagi seluruh
fasilitas pelayanan
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Petugas pendaftaran meminta pasien yang datang untuk
mengambil nomor urut dan meminta pasien untuk menunggu di
ruang tunggu.
2. Petugas pendaftaran memanggil pasien sesuai nomor urut dan
mendaftarkan pasien
3. Petugas pendaftaran menuliskan nama pasien di buku rekam
medis dan buku register
Prosedur 4. Pasien dibuatkan kartu kontrol dan kartu status pasien
5. Dokter atau perawat menanyakan keluhan pasien
6. Dokter atau perawat melakukan pemeriksaan kepada pasien
7. Dokter atau perawat menuliskan hasil pengkajian
pasien di buku status
8. Kartu status akan disimpan kembali sesuai dengan nomor index

Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Gunawarman Medical Center


- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
PEMERIKSAAN FISIK

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2


003/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 02022 Klinik Utama Rawat Inap
(SPO) Gunawarman Medical Center

dr. Mardiana Sp. DV


Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian
Pengertian
tertentu yang dianggap perlu
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan fisik
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
1. Informed Consent
2. Menjelaskan prosedur tindakan
3. Menyiapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan
4. Cuci Tangan
5. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran
b. Keadaan Umum
6. Melakukan pemeriksaan seluruh bagian tubuh atau sesuai
kebutuhan dengan cara :
Lakukan pemeriksaan dengan
cara melihat ( inspeksi )

Prosedur Lakukan pemeriksaan dengan cara

Posisikan Meraba (palpasi)


Klien
Sesuai Lakukan pemeriksaan dengan
kebutuhan cara Mengetuk(perkusi )

Lakukan pemeriksaan dengan cara


mendengar ( auskultasi )

7. Menjelaskan Hasil Pemeriksaan


Unit terkait - Klinik Utama Gunawarman Medical Center
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
PEMERIKSAAN FISIK

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2


003/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 02022 Klinik Utama Rawat Inap
(SPO) Gunawarman Medical Center

dr. Mardiana Sp. DV


Melakukan pemeriksaan pada pasien dengan teknik Cephalocaudal
Pengertian
melalui inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
Tujuan Untuk menilai status kesehatan pasien, mengidentifikasi faktor resiko
kesehatan dan tindakan pencegahan, mengidentifikasi pemeriksaan
penunjang yang perlu dilakukan, mengevaluasi terhadap perawatan dan
pengobatan pada pasien
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
1. Jelaskan tujuan pemeriksaan pada pasien
2. Catat nama pasien dan tanggal pemeriksaan
3. Lakukan pemeriksaan keadaan umum
4. Lakukan pemeriksaan Tanda Vital
a. Suhu Tubuh
b. Denyut Nadi
c. Pernafasan
d. Tekanan Darah
5. Lakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan bila
memungkinkan
6. Lakukan pemeriksaan kepala dan leher
a. Kepala
Prosedur ● Amati bentuk kepala, keadaan kulit kepala, keadaan
rambut dan wajah
● Apakah ada benjolan di kepala
b. Mata
● Amati kelengkapan dan kesimetrisan mata, pupil (ukuran,
bentuk,respon terhadap cahaya), kornea, konjungtiva,
warna sklera
● Amati dan palpasi kelopak mata/palbera
● Lakukan tes ketajaman penglihatan dengan kartu snellen
(kalau diperlukan)
● Ukur tekanan bola mata dengan tonometer (kalau
diperlukan)
● Lakukan test luang lapang pandang (kalau diperlukan)
c. Hidung
● Amati posisi septum nasi
● Amati lubang hidung seperti kelembapan, mukosa, sekret
dan adanya polip, kalau perlu gunakan spekulum
● Amati adanya pernafasan cuping hidung
d. Telinga
● Amati dan raba bentuk telinga, ukuran telinga, ketegangan
daun telinga
● Amati lubang telinga : adanya serumen, benda asing,
membran timpani
● Raba pembesaran kelenjar limfe didepan telinga, belakang
telinga
● Apabila diperlukan lakukan test pendengaran dengan
menggunakan garpu tala
e. Mulut dan Faring
● Amati keadaan bibir
● Amati warna bibir
● Amati keadaan gusi dan gigi
● Amati keadaan lidah
● Lakukan pemeriksaan rongga mulut (apabila diperlukan
menggunakan spatel lidah)
f. Leher
● Amati dan raba posisi trakea
● Amati dan raba pembesaran kelenjar tiroid
● Amati dan raba bendungan vena jugularis
● Raba nadi karotis
● Raba pembesaran kelenjar limfe di leher, supra klavikula
g. Lakukan pemeriksaan kulit/integumen dan kuku
● Amati kebersihan kulit dan adanya kelainan
● Amati warna kulit
● Raba kehangatan kulit, kelembaban, tekstur dan tugor
● Amati bentuk dan warna kuku
● Amati warna telapak tangan
● Cek CRT (2apillary refill time)
h. Lakukan pemeriksaan thorax bagian depan
● Inspeksi bentuk dada, kesimetrisan pergerakan dada,
adanya retraksi interkosta
● Palpasi kesimetrisan pergerakan dada
● Palpasi taktil fremitus
● Palpasi ictus cordis pada area intercosta ke-5 mid
klavikula kiri
● Lakukan perkusi dada
● Auskultasi suara nafas : trakeal, brinkhial, bronkovesikuler
dan vesikuler
● Auskultasi suara nafas tambahan : ronkhi, wheezing, rales,
pleural friction rub
● Auskultasi bunyi jantung I dan II serta bunyi jantung
tambahan
● Auskultasi bising jantung / murmur
i. Lakukan pemeriksaan thorax bagian belakang
● Inspeksi bentuk dada, kesimetrisan pergerakan dada,
adanya rektraksi interkosta
● Palpasi kesimetrisan pergerakan dada
● Palpasi Taktil fremitus
● Lakukan perkusi dada
● Auskultasi suara nafas : trakeal, brinkhial, bronkovesikuler
dan vesikuler
● Auskultasi suara nafas tambahan : ronkhi, wheezing, rales,
pleural friction rub

j. Lakukan pemeriksaan Abdomen


● Inpeksi bentuk, adanya massa dan pelebaran pembuluh
darah pada abdomen
● Auskultasi bising usus
● Perkusi bunyi abdomen, cek adanya ascites
● Palpasi nyeri, adanya benjolan, turgor
● Palpasi hepar
● Palpasi lien
● Palpasi titik Mc. Burney
● Palpasi adanya retensio urine
● Palpasi massa feses
k. Lakukan pemeriksaan muskuloskeletal (ekstremitas)
● Inspeksi kesimetrisan otot
● Inspeksi struktur dan bentuk tulang leher, tulang belakang,
ekstremitas atas dan bawah untuk mengetahui adanya
lordosis, khyposis dan skoliosis
● Amati ROM dan gaya berjalan
● Palpasi adanya oedem
● Uji kekuatan otot
● Amati adanya kelainan pada ekstremitas
l. Lakukan pemeriksaan Neurologi
● Lakukan pemeriksaan tingkat kesadaran dengan GCS
(Glasglow Coma Scale)
● Periksa tanda rangsangan menineal/otak : adanya sakit
kepala, kaku kuduk, muntah, kejang, penurunan kesadaran
dan febris
● Periksa fungsi motorik : ukuran otot, gerakan yang tidak
disadari
● Periksa fungsi sensorik
o Anjurkan pasien menutup mata, usapkan kapas pada
wajah, lengan dan tungkai, tanyakan respon pasien
o Anjurkan pasien menutup mata, sentuhkan peniti atau
benda tajam yang lain pada kulit, anjurkan klien,
mengatakan tajam, tumpul atau tidak tahu
o Anjurkan pasien menutup mata, sentuhkan tabung berisi
air hangat dan dingin, anjurkan pasien mengatakan
panas, dingin atau tidak tahu
● Periksa saraf kranialis
o Nervus Olfaktorius : Anjurkan klien menutup mata dan
anjurkan klien mengidentifikasi bau yang diberikan
o Nervus Optikus : Gunakan Snellen chart pada jarak 5
meter dan periksa lapang pandang pasien dengan
menyalakan sebuah benda yang bersinar dari samping
belakang ke depan
o Nervus Oculomotorius : Tatap mata pasien dan
anjurkan pasien untuk menggerakkan mata dari dalam
ke luar dan dengan menggunakan lampu senter uji
reaksi pupil dengan memberi rangsangan sinar ke
dalamnya
o Nervus Trochlearis : Anjurkan pasien melihat ke bawah
dan ke samping dengan menggerakkan tangan
pemeriksa
o Nervus Trigeminus : Anjurkan pasien melihat ke atas
dengan menggunakan kapas sentuhkan pada kornea
samping
Unit terkait - Klinik Utama Gunawarman Medical Center
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
PENANGANAN SYOK ANAFILAKTIK

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2


004/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Rawat Inap
(SPO) Gunawarman Medical Center

dr. Mardiana Sp. DV


Syok Anafilaktik adalah keadaan alergi yang mengancam jiwa yang
ditandai dengan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba dan penyempitan
Pengertian
saluran pernafasan, menyebabkan penderita jatuh pingsan
dan tidak sadarkan diri.
Sebagai Pedoman kerja bagi Dokter/Perawat dalam melakukan pelayanan
Tujuan penanganan Syok Anafilaktik.
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
Referensi tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan

Prosedur
Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Gunawarman Medical Center
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
PENATALAKSANAAN HEACTING

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2


005/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Prosedur 2022 Klinik Utama Rawat
Operasional Gunawarman Medical Center
(SPO)

dr. Mardiana Sp. DV


Pengertian Heacting adalah penjahitan luka terbuka
Sebagai acuan penatalaksanaan penjahitan sampai luka tertutup
Tujuan
oleh jahitan untuk menghindari infeksi lanjutan
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
Persiapan Peralatan

1. Handscoon
2. Duk Lubang steril
3. Kassa steril
4. Lidocain
5. Spuit 3 cc
6. Betadine
7. Alcohol 70%
8. Benang Silk Kulit
9. Benang Catgut
10. Bak instrumen steril berisi :
Prosedur
a. Pinset chirugis d. Nalvouder
b. Pinset anatomi e. Jarum Kulit
c. klem arteri kecil f. Gunting
12. Cairan Na Cl
13. Cairan H2O2 hodrogen peroksida

Prosedur
1. Siapkan alat kedekat pasien dan menjelasakan kepasien atau
keluarga pasien (informed concern)
2. Cuci tangan dan memakai handscoon
3. Tekan luka dengan kassa steril, kemudian bersihkan dengan
cairan NaCl. Apabila kotor siram dengan H2O2 secara
perlahan
4. Olesi daerah luka dengan betadine
5. Olesi dengan kapas alcohol, lalu suntikan lidocain injeksi ± 2
cc disekitar pingiran luka tunggu ± 5 menit kemudian Anastesi
6. Pasang Duk bolong sesuaikan dengan ukuran luka
7. Tekan kembali luka dengan kassa steril kemudian bila ada
pembuluh darah yang terpotong
diklem lalu diikiat dengan benang catgut
8. Pegang bibir luka dengan pinset chirugis, kalau ada kotoran
ambil dengan pinset anatomi
9. Pasang jarum kulit dan benang kulit dinalvolder, lalu jahit
bibir luka dengan rapi, setelah luka ditutup olesi dengan
betadine. Lalu tutup dengan kasa steril dan plester luka
10. Bersihkan daerah bekas luka
11. Duk bolong dibuka
12. Cuci tangan dan rapihkan alat
13. Konseling pada pasien (anjuran untuk menjaga kebersihan
didaerah luka)

- Klinik Utama Rawat Inap Gunawarman Medical Center


Unit terkait
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
PENATALAKSANAAN ANESTESI LOKAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2


006/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Rawat Inap
(SPO) Gunawarman Medical Center

dr. Mardiana Sp. DV


Anastesi Lokal adalah teknik memasukan obat yang mampu
Pengertian
menghambat konduksi syaraf
Untuk menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri pada tubuh ketika
Tujuan
dilakukan tindakan pembedahan atau heacting
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan

1. Pasien masuk ke dalam ruangan tindakan


2. Setelah pasien mengisi dan menandatangani lembar informed
consent petugas menyiapkan alat, diantaranya: spuit 3 cc,
Lidokain 1%, Kassa sterile, betadine dan sarung tangan.
3. Dokter atau perawat memberi tahu pasien akan dilakukan
penyuntikan untuk mengurangi rasa sakit saat tindakan
panjahitan atau pembedahan minor lainnya
4. Dokter atau perawat cuci tangan terlebih dahulu kemudian
menggunakan sarung tangan. Bersihkan area yang akan
dilakukan tindakan dengan kassa sterile dan betadine.
Prosedur 5. Pasang doek atau kain steril untuk memperkecil ruang tindakan.
6. Masukkan jarum pada ujung laserasi atau luka dan dorong masuk
kearah bawah antara mukosa dan kulit sepanjang luka mengikuti
garis dimana jarum jahitnya akan masuk atau keluar
7. Aspirasi dan kemudian injeksikan anastesi tersebut sambil
menarik jarum ke titik dimana jarum masuk. Atau jika tidak
dilakukan aspirasi maka setelah spuit dimasukkan sampai dalam
kemudian ditarik sambil disemprotkan perlahan-lahan
8. Hentikan penginjeksiaan anastesi atau jarum dicabut tapi
dibelokkan kembali jarum sepanjang garis lain dimana
direncanakan akan dibuat jahitan.
9. Ulangi proses penusukan jarum pada ujung luka disebelahnya,
sehingga seluruh daerah kemungkinan akan dijahit sudah
dianastesi.
10. Tunggu beberapa lama dan sambil melakukan penekanan dengan
gaas pada luka
11. Tanyakan apakah pasien merasa nyeri atau tidak
12. Jika pasien merasa nyeri jangan dulu melakukan penjahitan
13. jika pasien sudah tidak merasa nyeri,lakukan penjahitan luka atau
tindakan pembedahan minor lainnya
- Klinik Utama Rawat Inap Gunawarman Medical Center
Unit terkait
- Kartu status pasien
Dokumen
terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
PENATALAKSANAAN PEMASANGAN INFUS

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2


007/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Rawat Inap
(SPO) Gunawarman Medical Center

dr. Mardiana Sp. DV


Pemasangan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah
Pengertian vena dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama dengan
menggunakan infus
Untuk memenuhi kebutuhan cairan dan memberikan obat
Tujuan
langsung melalui vena pasien
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Persiapan alat
a. Standard infuse f. Gunting
b. Cairan infuse g. Plester
c. Handscoon h. Pengalas
d. Kapas alcohol i. Bengkok
e. Bethadine j. Set Infuse
k. Tourniquet
2. Persiapan pasien
a. Pasien diberi penjelasan
b. Perawat cuci tangan
c. Bawa alat kedekat pasien
Prosedur d. Cek dan pasang cairan yang akan diberikan, gantungkan
di standard infuse
e. Pasang pengalas
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Siapkan area yang akan dipasang
c. Pasang Tourniquet
d. Tekan vena yang akan ditusuk
e. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 – 10
cm
f. Tusukkan jarum / abocath pada vena yang telah ditentukan
g. Tutup bagian yang ditusuk dengan gaas bethadine, fiksasi
yang kuat
h. Atur tetesan infuse sesuai program pengobatan
i. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah tetesan
i. Rapihkan Pasien,bereskan alat-alat kemudian mencuci
tangan
Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Gunawarman Medical Center
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
PEMERIKSAAN ASAM URAT DENGAN STIK

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1


008/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Rawat Inap
(SPO) Gunawarman Medical Center

dr. Mardiana Sp. DV


Pemeriksaan untuk menilai kadar Asam urat didalam tubuh dengan
Pengertian
pengambilan sampel darah kapiler
Sebagai acuan untuk mengetahui kadar Asam Urat pasien dan sebagai
Tujuan data dalam menentukan diagnosa dan proses penyakit serta
pengobatannya
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
Referensi tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan

1. Alat
a. Multi Check Pemeriksaan asam urat
b. Blood lancet
c. Kapas alcohol
d. Kassa kering
e. Strip asam urat
2. Langkah-langkah
a. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
Prosedur b. Petugas mencuci tangan
c. Dekatkan alat dengan pasien
d. Pastikan alat bisa digunakan
e. Pasang strip asam urat pada alat
f. Desinfeksi jari pasien pada area penusukan
g. Menusukkan lancet dijari tangan pasien
h. Memasukkan darah pasien ke dalam strip yang telah
terpasang pada alat
i. Menutup area penusukan dengan kassa kering
j. Menunggu hasilnya selama 10 detik dan membaca hasil
Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Gunawarman Medical Center
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
PEMERIKSAAN GULA DARAH DENGAN STIK

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1


009/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Rawat Inap
(SPO) Gunawarman Medical Center

dr. Mardiana Sp. DV

Pemeriksaan untuk menilai kadar Gula Darah didalam tubuh


Pengertian
dengan pengambilan sampel darah kapiler
Sebagai acuan untuk mengetahui kadar Gula Darah Pasien dan sebagai
Tujuan data dalam menentukan diagnosa dan proses penyakit serta
pengobatannya
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
Referensi tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan

1. Alat
a. Multi Check Pemeriksaan Gula Darah
b. Blood lancet
c. Kapas alcohol
d. Kassa kering
e. Strip Gula Darah
2. Langkah-langkah
a. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
Prosedur b. Petugas mencuci tangan
c. Dekatkan alat dengan pasien
d. Pastikan alat bisa digunakan
e. Pasang strip Gula Darah pada alat
f. Desinfeksi jari pasien pada area penusukan
g. Menusukkan lancet dijari tangan pasien
h. Memasukkan darah pasien ke dalam strip yang telah
terpasang pada alat
i. Menutup area penusukan dengan kassa kering
j. Menunggu hasilnya selama 10 detik dan membaca hasil
Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Dermalounge
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
PEMERIKSAAN KOLESTEROL DENGAN STIK

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1


010/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Rawat Inap
(SPO) Gunawarman Medical Center

dr. Mardiana Sp. DV

Pemeriksaan untuk menilai kadar Kolesterol didalam tubuh dengan


Pengertian
pengambilan sampel darah kapiler
Sebagai acuan untuk mengetahui kadar Kolesterol Pasien dan
Tujuan sebagai data dalam menentukan diagnosa dan proses penyakit serta
pengobatannya
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Alat
a. Multi Check Pemeriksaan Kolesterol
b. Blood lancet
c. Kapas alcohol
d. Kassa kering
e. Strip Kolesterol
2. Langkah-langkah
a. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang
akan dilakukan
Prosedur b. Petugas mencuci tangan
c. Dekatkan alat dengan pasien
d. Pastikan alat bisa digunakan
e. Pasang strip Kolesterol pada alat
f. Desinfeksi jari pasien pada area penusukan
g. Menusukkan lancet dijari tangan pasien
h. Memasukkan darah pasien ke dalam strip yang telah
terpasang pada alat
i. Menutup area penusukan dengan kassa kering
j. Menunggu hasilnya selama 10 detik dan membaca hasil
Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Gunawarman Medical Center
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SURAT KETERANGAN SEHAT

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1


011/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Rawat Inap
(SPO) Gunawarman Medical Center

dr. Mardiana Sp. DV


Pembuatan surat keterangan seseorang dinyatakan sehat oleh
Pengertian
Dokter
Tujuan Sebagai pedoman pembuatan surat keterangan sehat
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Petugas Memastikan Identitas Pasien dengan pengisian
Data
2. Menanyakan adakah keluhan kepada pasien
3. Melakukan pemeriksaan pada tanda-tanda vital (Tekanan
Darah, Nadi, Suhu, Pernafasan) ,Mengukur berat dan tinggi
badan
4. Melakukan pemeriksaan golongan darah bila pasien belum
Prosedur mengetahui golongan darahnya.
5. Dokter melakukan pemeriksaan kepada Pasien (anamnesis
dan pemeriksaan fisik)
6. Menyiapkan Surat Keterangan Sehat (mengisi biodata
Pasien)
7. Dokter menandatangi surat keterangan sehat dilengkapi
dengan cap basah nama dan NIP dokter yang memeriksan dan
stempel basah Klinik Utama Rawat Inap Gunawarman
Medical Center
Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Gunawarman Medical Center
- Arsip surat keluar
Dokumen terkait - Blanko surat keterangan sehat
- Buku Register
SURAT KETERANGAN SAKIT

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1


012/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Penanggung Jawab
Standar Prosedur Tanggal Terbit Klinik Utama Rawat Inap
Operasional 2022 Gunawarman Medical Center
(SPO)
dr. Mardiana Sp. DV

Pembuatan surat keterangan seseorang dinyatakan Sakit


Pengertian
oleh Dokter
Tujuan Sebagai pedoman pembuuatan Surat Keterangan Sakit
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan
1. Petugas Memastikan Identitas Pasien dengan pengisian
Data
2. Menanyakan adakah keluhan kepada pasien
3. Melakukan pemeriksaan pada tanda-tanda vital (Tekanan
Darah, Nadi, Suhu, Pernafasan)
Prosedur 4. Dokter melakukan pemeriksaan kepada Pasien
(anamnesis, pemeriksaan fisik, Diagnosa, dan terapi )
6. Menyiapkan Surat Keterangan Sakit
7. Dokter menandatangi surat keterangan sakit dilengkapi
dengan cap basah Nama dan NIP dokter yang memeriksan
dan stempel basah Klinik Utama Rawat Inap Gunawarman
Medical Center
Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Gunawarman Medical Center
- Arsip surat keluar
Dokumen terkait - Blanko surat keterangan Sakit
- Buku Register
- Rekam Medis
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1


013/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Penanggung Jawab
Standar Prosedur Tanggal Terbit Klinik Utama Rawat Inap
Operasional 2022 Gunawarman Medical Center
(SPO)

dr. Mardiana Sp. DV

Tata cara mengukur tekanan darah dengan menggunakan tensi


Pengertian
meter untuk mengetahui tekanan darah
Tujuan Sebagai acuan untuk mengukur tekanan darah
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Alat
a. Stetoskop
b. Tensi Meter
c. Buku Catatan
d. Alat Tulis

2. Langkah-langkah
a. Informed Consent
b. Lengan baju dibuka atau digulung
c. Manset tensi meter dipasang pada lengan atas dengan pipa
Prosedur karetnya berada disisi luar tangan.
d. Pompa tensi meter dipasang
e. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskop di tempatkan
pada daerah tersebut.
f. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka,
selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak
terdengar lagi dan air raksa didalam pipa gelas naik.
g. Sekrup balon dibuka perlahan – lahan sambil
memperhatikan turunnya air raksa, dengarkan bunyi
denyutan pertama dan terakhir.
h. Hasil dicatat
Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Gunawarman Medical Center
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
PEMERIKSAAN SUHU AKSILA

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1


014/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Rawat Inap
(SPO) Gunawarman Medical Center

dr. Mardiana Sp. DV


Suhu tubuh adalah indikator untuk menilai keseimbangan antara
pembentukan dan pengeluaran panas. Rentang suhu tubuh dapat
Pengertian
diukur dengan menggunakan termometer air raksa melalui oral,
rektal, maupun axila dan menggunakan termometer digital.
Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu
Tujuan
tubuh
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Alat
a. Thermometer
b. Tiga buah botol
- Botol pertama berisi larutan sabun
- Botol kedua berisi larutan desinfektan
- Botol ketiga berisi larutan air bersih
c. Kertas/tissue
d. Buku catatan suhu
e. Sarung tangan

2. Langkah-langkah
Prosedur a. Jelaskan prosedur pada klien.
b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan
d. Atur posisi pasien.
e. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan
menggunakan tisu.
f. Letakan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien
fleksi diatas dada.
g. Setelah 3-10 menit angkat termometer dan baca hasilnya.
h. Catat hasil.
i. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
j. Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan air
bersih, dan keringkan.
k. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Dermalounge Dermalounge


- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PEMERIKSAAN DENYUT NADI

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1


015/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Rawat
(SPO) Inap Dermalounge

dr. Mardiana Sp. DV

Denyut nadi merupakan indikator untuk menilai sistem


Pengertian
kardiovaskuler.
Tujuan Untuk mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan)
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Alat
a. Arloji (jam) atau stop-watch.
b. Buku catatan nadi.
c. Pena

2. Langkah-langkah
a. Jelaskan prosedur pada klien.
b. Cuci tangan
Prosedur c. Atur posisi pasien.
d. Letakkan kedua tangan penderita telentang disisi tubuh.
e. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)
f. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung
jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis.
g. Tentukan frekuensi permenit, keteraturan irama dan
kekuatan denyutan.
h. Catat hasil
i. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Dermalounge


- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PEMERIKSAAN PERNAFASAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1


016/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Rawat
(SPO) Inap Dermalounge

dr. Mardiana Sp. DV

Pernapasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui


Pengertian
sistem pernapasan.
Tujuan Mengetahui irama, frekuensi, dan kedalaman pernapasan
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Alat
a. Arloji (jam) atau stop-watch.
b. Buku catatan.
c. Pena

2. Langkah-langkah
Prosedur a. Jelaskan prosedur pada klien.
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien.
d. Hitung frekuensi dan irama pernapasan.
e. Catat hasil.
f. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Dermalounge


- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2


017/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Rawat
(SPO) Inap Dermalounge

dr. Mardiana Sp. DV

Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat


Pengertian
yang mempunyai
Tujuan Untuk mencegah penularan infeksi
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
1. Persiapan Alat :
a. Sarung Tangan (Gloves)
b. Masker

2. Langkah-langkah Pemakaian APD Sarung Tangan :


a. Cuci tangan
Siapkan area yang cukup luas, bersih dan kering untuk membuka
paket sarung tangan. Perhatikan tempat menaruhnya (steril atau
meinimal DTT).
b. Buka pembungkus sarung tangan, minta bantuan petugas lain
untuk membuka pembungkus sarung tangan letakkan sarung
tangan dengan bagian telapak tangan menghadap keatas.
Prosedur c. Ambil salah satu sarung tangan dengan memegang pada sisi
sebelah dalam lipatannya, yaitu bagian yang akan bersentuhan
dengan kulit tangan saat dipakai.
d. Posisikan sarung tangan setinggi pinggang dan menggantung ke
lantai, sehingga bagian lubang jari-jari tangannya terbuka.
Masukkan tangan (jaga sarung tangan supaya tetap tidak
menyentuh permukaan.
e. Ambil sarung tangan kedua dengan cara menyelipkan jari-jari
tangan yang sudah memakai sarung tangan ke bagian lipatan yaitu
bagian yang tidak akan bersentuhan dengan kulit tangan saat
dipakai
f. Lepas sarung tangan setelah menggunakan secara perlahan
rendam pada cairan desinfektan
g. Cuci Tangan
3. Langkah-langkah Pemakaian APD Masker
a. Ikatkan tali masker bagian atas pada kepala tepat diatas
telinga
b. Ikatkan tali masker bagian bawah pada kepala tepat di leher
sisi belakang
c. Posisikan masker terutama pada bagian yang terdapat kawat
pipih sehingga letak akan stabil pada hidung
d. Pastikan masker dengan sempurna menutupi hidung dan
mulut dimana batas tepi atas menutup hidung setinggi
kelopak matabawah dan batas bawah menutup sampai dagu
e. Ganti masker setiap 4 jam atau jika masker sudah lembab atau
rusak.
Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Dermalounge
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP INJJEKSI INTRAVENA

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1


018/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Rawat
(SPO) Inap Dermalounge

dr. Mardiana Sp. DV


Proses pemasukan terapi melalui pembuluh darah vena
Pengertian
(pembuluh darah)
1. Pasien yang tidak bisa mendapatkan terapi secara oral
Tujuan 2. Pasien dengan kontraindikasi obat oral
3. Pasien tidak sadar
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Persiapan Tempat:
a. Pasang tirai untuk privasi dokter

2. Persiapan alat dan obat


a. Buku catatan pemberian obat
b. Alkohol swab
c. Sarung tangan steril
d. Obat injeksi
e. Spuit sesuai kebutuhan
f. Bak instrumen
g. Bengkok
Prosedur h. Perlak dan alasnya
i. Plester
j. Kasa Steril
k. Tempat sampah
l. Safety Box
m. Torniquet

3. Langkah- langkah penyuntikan


a. Beri salam dan perkenalkan diri pada pasien dan
keluarga
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur penyuntikan
c. Cuci tangan
d. Dekatkan alat-alat ke pasien
e. Jaga Privacy
f. Atur posisi nyaman pasien
g. Tentukan area insersi.
h. Pasang perlak di area yang akan di injeksi
i. Pasang torniquet 5-10 cm di lokasi yang akan di
insersi
j. Pasang sarung tangan
k. Desinfeksi area yang akan di insersi dengan
tekhik sekali usap atau memutar dari dalam ke
luar sekali usap
l. Tusukkan needle pada area yang telah di
desinfeksi dengan sudut 15-30°
m. Cek kebenaran jarum dengan melakukan aspirasi,
bila cairan darah keluar.tidak diperkenankan
menyuntik
n. Masukkan obat Intra vena secara perlahan
o. Tarik jarum dan spuit secara cepat dengan
sudut yang sama ketika memasukkan jarum
p. Tekan bekas tusukan dengan kapas alkohol
q. Tutup bekas suntikan dengan kassa steril
dan alkohol
r. Rapikan alat-alat
s. Lepaskan sarungan tangan
t. Cuci tangan
u. Beritahu pasien dan keluarga bila prosedur
telah selesai
v. Pasien dirapihkan dan diatur posisi
senyaman mungkin

Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Dermalounge


- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP INJJEKSI INTRAMUSCULAR

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2


019/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Rawat
(SPO) Inap Dermalounge

dr. Mardiana Sp. DV


Injeksi yang dilakukan untuk mengantarkan suatu zat ke dalam otot,
Pengertian dengan tujuan dapat diserap dengan cepat oleh pembuluh
darah.
Memasukkan terapi pengobatan pada jaringan otot agar cepat
Tujuan
terserap oleh tubuh
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
A. Persiapan Tempat:
1. Pasang tirai untuk privasi dokter

B. Persiapan alat dan obat


1. Buku catatan pemberian obat
2. Alkohol swab
3. Sarung tangan steril
4. Obat injeksi
5. Spuit sesuai kebutuhan
6. Bak instrumen
7. Bengkok
Prosedur 8. Perlak dan alasnya
9. Plester
10. Kasa Steril
11. Tempat sampah
12. Safety Box

C. Langkah- langkah penyuntikan


1. Beri salam dan perkenalkan diri pada pasien dan
keluarga
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur penyuntikan
3. Cuci tangan
4. Dekatkan alat-alat ke pasien
5. Jaga Privacy
6. Atur posisi nyaman pasien
7. Tentukan area insersi.
8. Pasang perlak di area yang akan di injeksi
9. Pasang sarung tangan
10. Desinfeksi area yang akan di insersi dengan tekhik
sekali usap atau memutar dari dalam ke luar sekali usap
11. Tusukkan needle pada area yang telah di desinfeksi
dengan sudut 90°
12. Cek kebenaran jarum dengan melakukan aspirasi, bila
cairan darah keluar.tidak diperkenankan menyuntik
13. Masukkan obat intramuscular secara perlahan
14. Tarik jarum dan spuit secara cepat dengan sudut yang
sama ketika memas\ukkan jarum
15. Tekan bekas tusukan dengan kapas alkohol
16. Tutup bekas suntikan dengan kassa steril dan alkohol
17. Rapikan alat-alat
18. Lepaskan sarungan tangan
19. Cuci tangan
20. Beritahu pasien dan keluarga bila prosedur telah selesai
21. Pasien dirapihkan dan diatur posisi senyaman mungkin

Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Dermalounge


- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP INJJEKSI SUBCUTAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2


020/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Rawat
(SPO) Inap Dermalounge

dr. Mardiana Sp. DV

Penyuntikan obat atau vaksin ke dalam hipodermis, yaitu


Pengertian
lapisan kulit yang berada di antara dermis dan epidermis.
Memasukkan terapi pengobatan pada jaringan subcutan
Tujuan
(dibawah kulit) untuk diarbsorbsi
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
A. Persiapan Tempat:
1. Pasang tirai untuk privasi dokter

B. Persiapan alat dan obat


1. catatan pemberian obat
2. Alkohol swab
3. Sarung tangan steril
4. Obat injeksi
5. Spuit sesuai kebutuhan
6. Bak instrumen
7. Bengkok
8. Perlak dan alasnya
Prosedur 9. Plester
10. Kasa Steril
11. Tempat sampah
12. Safety Box

C. Langkah- langkah penyuntikan


1. Beri salam dan perkenalkan diri pada pasien dan
keluarga
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur penyuntikan
3. Cuci tangan
4. Dekatkan alat-alat ke pasien
5. Jaga Privacy
6. Atur posisi nyaman pasien
7. Tentukan area insersi.
8. Pasang perlak di area yang akan di injeksi
9. Pasang sarung tangan
10. Desinfeksi area yang akan di insersi dengan tekhik
sekali usap atau memutar dari dalam ke luar sekali
usap
11. Tusukkan needle pada area yang telah di desinfeksi
dengan sudut 45°
12. Cek kebenaran jarum dengan melakukan aspirasi,
bila cairan darah keluar.tidak diperkenankan
menyuntik
13. Masukkan obat Subcutan secara perlahan
14. Tarik jarum dan spuit secara cepat dengan sudut
yang sama ketika memas\ukkan jarum
15. Tekan bekas tusukan dengan kapas alkohol
16. Tutup bekas suntikan dengan kassa steril dan
alkohol
17. Rapikan alat-alat
18. Lepaskan sarungan tangan
19. Cuci tangan
20. Beritahu pasien dan keluarga bila prosedur telah
selesai
21. Pasien dirapihkan dan diatur posisi senyaman
mungkin

Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Dermalounge


- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PEMBERIAN OKSIGEN

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1


021/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Rawat
(SPO) Inap Dermalounge

dr. Mardiana Sp. DV


Memasukan oksigen ke dalam paru – paru melalui saluran
Pengertian
pernafasan dengan menggunakan alat
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Petugas mencuci tangan
2. Mengontrol flow meter dan humidifier
3. Mengontrol apakah peralatan berfungsi
4. Cara pemasangan :
Nasal Kanul
a. Memasang kanul secara tepat pada hidung
b. Mengatur aliran oksigen sesuai kebutuhan
c. Beri posisi yang nyaman
Masker
Prosedur a. Memasang selang masker pada perangkat oksigen
b. Mengatur aliran oksigen sesuai keubutuhan
c. Memakaikan masker pada wajah pasien
d. Mengontrol apakah pasien sudah merasa nyaman

5. Melakukan fiksasi dengan plester


6. Melakukan pencatatan :
a. Reaksi pasien, pernafasan dan nadi
b. Cara pemberian
c. Jumlah liter oksigen yang digunakan
- Observasi pasien tiap 15 menit
Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Dermalounge
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PENGGUNAAN APAR

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1


022/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Penanggung Jawab
Standar Prosedur Tanggal Terbit Klinik Utama Rawat
Operasional 2022 Inap Dermalounge
(SPO)

dr. Mardiana Sp. DV

APAR ( Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat yang ringan serta
Pengertian mudah dilayani untuk satu orang guna memadamkan api/kebakaran
pada mula terjadi kebakaran
Pedoman langkah – langkah pemakaian APAR ( Alat Pemadam
Tujuan
Api Ringan)
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
1. Penggunaan APA ( Alat Pemadam Api Ringan) / Tabung
Pemadam Kebakaran :
a. Tarik / Lepas Pin pengunci tuas APAR / Tabung Pemadam.
b. Arahkan selang ke titik pusat api
c. Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR / Tabung Pemadam.
d. Sapukan secara merata sampai api padam

Prosedur 2. Hal – hal yang perlu diketahui dalam penggunaan APAR :


a. Perhatikan arah angin ( Usahakan badan/ muka menghadap
searah dengan arah angin) supaya media pemadam benar – benar
efektif menuju ke pusat api dan jilatan api tidak mengenai tubuh
petugas pemadam.
b. Perhatikan sumber kebakaran dan gunakan jenis APAR yang
sesuai dengan klasifikasi sumber kebakaran.

Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Dermalounge


- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP STERILISASI ALAT

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1


023/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Rawat
(SPO) Inap Dermalounge

dr. Mardiana Sp. DV


Pengertian
Tujuan
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Petugas mencuci tangan
2. Petugas menyiapkan peralatan yang akan disteril
3. Petugas memastikan kondisi sterilisator berfungsi dengan
baik
4. Petugas memasukan peralatan yang akan disteril kedalam
sterilisator
Prosedur 5. Petugas menghidupkan sterilisator dan menunggu proses
sterilisasi selesai kurang lebih 20 menit
6. Petugas membuka pintu sterilisator dan mengeluarkan
peralatan yang sudah steril menggunakan korentang steril.
7. Petugas meletakan peralatan yang sudah disteril ditempat
yang semestinya.
8. Petugas mencuci tangan.
Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Dermalounge
Dokumen terkait - Kartu pemeliharaan alat
SOP ANAMNESA

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1


024/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Rawat
(SPO) Inap Dermalounge

dr. Mardiana Sp. DV


Tanya jawab antara petugas dan pasien untuk mendapatkan
Pengertian
gambaran kesehatan pasien secara sistematis
Mengetahui tentang riwayat kesehatan pasien dan digunakan untuk
Tujuan
menentukan tindakan dokter/perawat dan menentukan diagnosa
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Menerima pasien datang
2. Memanggil pasien sesuai nomor urut
3. Bia hubungan saling percaya dengan memberi senyum, salam dan
sapa pada pasien dan keluarga
4. Mempersilahkan pasien duduk
5. Menjaga privacy pasien
Prosedur 6. Memulai anamnesa dengan menanyakan biodata pasien
7. Menanyakan keluhan utama yang dirasakan pasien
8. Menanyakan riwayat penyakit sekarang
9. Menanyakan keluhan atau riwayat penyakit terdahulu
10. Menanyakan riwayat penyakit keluarga
11. Riwayat alergi
12. Mengisi status pasien dengan data – data yang ditemukan
13. Melakukan kegiatan selanjutnya ( pemeriksaan fisik)
Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Dermalounge
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PEMBERIAN OBAT KEPADA PASIEN DAN
PELABELAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1


025/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Rawat
(SPO) Inap Dermalounge

dr. Mardiana Sp. DV


Pemberian obat kepada pasien merupakan proses kegiatan dimulai
dari penyimpanan obat dengan tepat, pengecekan kembali terhadap
Pengertian
jenis obat dan dosis sesuai resep dokter sampai dengan penyerahan
obat yang telah di beri etiket/label
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk menjamin
Tujuan ketepatan pemberian obat kepada pasien dalam dosis dan cara
pemakaian yang benar
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Petugas menerima resep dari pasien dan menuliskan nomor
antrian
2. Petugas memeriksa kelengkapan resep
3. Petugas memeriksa ketersediaan obat, jika obat yang diresepkan
tersedia maka resep dapat langsung dikerjakan, apabila terdapat
obat yang tidak tersedia, konsultasikan dengan dokter penulis
resep
4. Petugas meracik/menyiapkan obat
5. Petugas memberi etiket/label, dengan mencantumkan :
Prosedur a. Nama Pasien
b. Tanggal pemberian obat
c. Waktu pemberian obat
d. Frekuensi pemberian obat
e. Informasi obat
6. Petugas memeriksa kembali resep yang dikerjakan dengan obat
yang telah disiapkan oleh petugas
7. Petugas memanggil nama pasien sesuai dengan urutannya
8. Petugas menyerahkan obat satu persatu kepada pasien dengan
menjelaskan cara pemakaian obat dan indikasinya
Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Dermalounge
Dokumen terkait - Buku Obat
SOP PENYIMPANAN OBAT

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1


026/GMC/ADM-22

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal Terbit Penanggung Jawab
Operasional 2022 Klinik Utama Rawat
(SPO) Inap Dermalounge

dr. Mardiana Sp. DV

Prosedur penyimpanan obat – obat ( obat paten, obat generik,


Pengertian
injeksi, infus, di instalasi farmasi
1. Untuk menjaga mutu sediaan farmasi
Tujuan
2. Untuk memudahkan pelayanan
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Pisahkan penyimpanan obat – obat kategori V ( Vital) ditempat
sendiri, beri tanda khusus, susun menurut alfabet
2. Obat disimpan berdasarkan jenisnya, tablet, syrup, injeksi dalam
ampul, vial, cairan infus dan sebagainya, disusun menurut alfabet
3. Jangan meletakan sediaan farmasi langsung diatas lantai,
simpanlah dalam rak/lemari atau diatas palet
4. Periksa tanggal kadaluarsanya obat yang tanggal kadaluarsanya
Prosedur
pendek sebaiknya digunakan terlebih dahulu
5. Beri tanda/label nama obat pada wadah penyimpanan
6. Stock disusun berdasarkan sistem FIFO (First In First Out)
7. Bila obat disimpan dalam dus/kardus besar, maka pada dus harus
serta : jumlah isi, nama obat, tanggal expire date, nama pabrik,
tanggal penerimaan.

Unit terkait - Klinik Utama Rawat Inap Dermalounge


Dokumen terkait - Buku Obat

Anda mungkin juga menyukai