Anda di halaman 1dari 39

ALUR PELAYANAN PASIEN Pimpinan Klinik

No. Dokumen : 021/SOP/KRI-GH/2022 Pratama Rawat Inap


No. Revisi : Giri Husada
Tanggal Terbit : 01 Januari 2022
SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
KLINIK
GIRI HUSADA dr. Yanuar Wisnu W
Proses urutan pelayanan pasien di Klinik Giri Husada sesuai kebutuhan pasien
Pengertian
berdasarkan dengan ketentuan yang berlaku
Pasien dan keluarga mendapatkan informasi dan paham terhadap tahapan
Tujuan
dan prosedur pelayanan klinis
Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada
Referensi  Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur a. Dokumen  Buku rekam medis
 Kartu status pasien
 Buku Register
b. Pelaksanaan  Petugas pendaftaran meminta pasien yang datang untuk
mengambil nomor urut dan meminta pasien untuk
menunggu di ruang tunggu
 Petugas pendaftaran memanggil pasien sesuai nomor
urut dan mendaftarkan pasien
 Petugas pendaftaran menuliskan nama pasien di buku
rekam medis (bila pasien baru) atau menyiapkan rekam
medis bila pasien lama
 Dokter dan perawat melakukan pemeriksaan kepada
pasien
 Bila diperlukan pasien melakukan pemerikaan
laboratorium sederhana
 Berdasarkan pemeriksaan, dokter menentukan diagnosa
medis dan perawat menetukan diagnosa keperawatan
prioritas
 Dokter memberikan terapi atau resep obat (jika obat
yang diperlukan tidak tersedia) dan berkolaborasi
dengan perawat memberikan edukasi kesehatan kepada
pasien dan keluarga
 Dokter atau perawat memberikan obat kepada pasien
atau keluarga dan menjelaskan prosedur
mengkonsumsinya.
 Jika kondisi pasien membutuhkan fasilitas khusus atau
tidak dapat ditangani di Klinik Giri Husada

ALUR PENDAFTARAN PASIEN Pimpinan Klinik


No. Dokumen : 022/SOP/KRI-GH/2022 Pratama Rawat Inap
No. Revisi : Giri Husada
Tanggal Terbit : 01 Januari 2022
SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
KLINIK
GIRI HUSADA dr. Yanuar Wisnu W
Proses awal bagi pasien yang akan mendapatkan layanan kesehatan di Klinik
Pengertian
Giri Husada
Sebagai acuan dalam menertibkan urutan pelayanan dan memudahkan
Tujuan
mendapatkan informasi rekam medis bagi seluruh fasilitas pelayanan
Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada
Referensi  Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur a. Dokumen  Buku rekam medis
 Kartu status pasien
 Buku Register
b. Pelaksanaan  Petugas pendaftaran meminta pasien yang datang untuk
mengambil nomor urut dan meminta pasien untuk
menunggu di ruang tunggu.
 Petugas pendaftaran memanggil pasien sesuai nomor
urut dan mendaftarkan pasien
 Petugas pendaftaran menuliskan nama pasien di buku
rekam medis dan buku register
 Pasien dibuatkan kartu kontrol dan kartu status pasien
 Dokter atau perawat menanyakan keluhan pasien
 Dokter atau perawat melakukan pemeriksaan kepada
pasien
 Dokter atau perawat menuliskan hasil pengkajian pasien
di buku status
 Kartu status akan disimpan kembali sesuai dengan nomor
index

PEMERIKSAAN FISIK Pimpinan Klinik


SOP No. Dokumen : 023/SOP/KRI-GH/2022 Pratama Rawat Inap
No. Revisi : Giri Husada
Tanggal Terbit : 01 Januari 2022
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
KLINIK
GIRI HUSADA dr. Yanuar Wisnu W
Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang
Pengertian
dianggap perlu
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan fisik
Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada
Referensi  Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur a. Dokumen  Buku rekam medis
 Kartu status pasien
 Buku Register
b. Pelaksanaan  Informed Consent
 Menjelaskan prosedur tindakan
 Menyiapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan
 Cuci Tangan
 Pemeriksaan Umum
o Kesadaran
o Keadaan Umum
 Melakukan pemeriksaan seluruh bagian tubuh
o Lakukan pemeriksaan dengan cara melihat (inspeksi)
o Lakukan pemeriksaan dengan cara meraba (palpasi)
o Lakukan pemeriksaan dengan cara mengetuk (perkusi)
o Lakukan pemeriksaan dengan cara mendengar
(askultasi)
 Menjelaskan Hasil Pemeriksaan

PENANGANAN SYOK ANAFILAKTIK Pimpinan Klinik


No. Dokumen : 024/SOP/KRI-GH/2022 Pratama Rawat Inap
SOP No. Revisi : Giri Husada
Tanggal Terbit : 01 Januari 2022
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
KLINIK
GIRI HUSADA dr. Yanuar Wisnu W
Syok Anafilaktik adalah keadaan alergi yang mengancam jiwa yang ditandai
Pengertian dengan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba dan penyempitan saluran
pernafasan, menyebabkan penderita jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri.
Sebagai Pedoman kerja bagi Dokter/Perawat dalam melakukan pelayanan
Tujuan
penanganan Syok Anafilaktik.
Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada
Referensi  Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur a. Dokumen  Buku rekam medis
 Kartu status pasien
 Buku Register
b. Pelaksanaan  Petugas membaringkan pasien dengan kaki lebih tinggi dari
kepala (trenderlenburg)
 Petugas memberikan O2 dengan aliran 2-4 liter per menit
 Petugas memberikan injeksi Efinefrin 1:1000 sebanyak 0.2 -
0.4 sc atau im
 Petugas memberikan injeksi deksametason 50 mg sc atau im
 Petugas memberikan injeksi difenhidramin 1 - 2 mg/kg BB im
 Petugas memeriksa ulang tekanan darah setelah 10 - 15 menit
kemudian
 Jika tekanan darah systole >90 mmHg. Pasien diobservasi
 Jika tekanan darah systole <90 mmHg. Ulangi injeksi Efinefrin
0.25 - 0.40 ml im/sc
 Petugas memeriksa kembali tekanan darah setelah 10 - 15
menit kemudian
 Jika tekanan darah systole > 90 mmHg. Pasien diobservasi
 Jika tekanan darah systole < 90 mmHg. Pasien dirujuk ke RS

PENATALAKSANAAN HEACTING Pimpinan Klinik


Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 025/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada
SOP
No. Revisi :
Tanggal Terbit : 01 Januari 2022

Tanggal mulai :
berlaku
Halaman : 1/2
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Pengertian Heacting adalah penjahitan luka terbuka

Sebagai acuan penatalaksanaan penjahitan sampai luka tertutup


Tujuan
oleh jahitan untuk menghindari infeksi lanjutan
Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada

Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Persiapan alat 1. Handscoen


1. Duk Lubang steril
2. Kasa steril
2. Lidokain steril
3. Spuit 3 cc
4. Betadine
5. Alcohol 70%
6. Benang Silk Kulit
7. Benang Catgut
8. Bak instrumen steril berisi :
a. Pinset chirugis d. Nalvouder
b. Pinset anatomi e. Jarum Kulit
c. klem arteri kecil f. Gunting
12. Cairan Na Cl
12. Cairan H2O2 hodrogen peroksida

b. Pelaksanaan
1. Siapkan alat kedekat pasien dan menjelasakan
kepasien atau keluarga pasien (informed concern)
2. Cuci tangan dan memakai handscoen
3. Dep luka dengan kasa steril, kemudian bersihkan
dengan cairan NaCl. Apabila kotor siram dengan H2O2
4. Olesi daerah luka dengan betadine
5. Olesi dengan kapas alcohol, lalu suntikan lidokain
injeksi ± 2 cc disekitar pingiran luka tunggu ± 5
menit kemudian Anastesi
6. Pasang Duk bolong sesuaikan dengan ukuran luka
7. Dep lagi luka dengan kasa steril kemudian bila ada
pembuluh darah yang terpotong diklem diikiat
dengan benang catgut
8. Pegang bibir luka dengan pinset chirugis, kalau ada
kotoran ambil dengan pinset anatomi
9. Pasang jarum kulit dan benang kulit dinalvolder,
lalu jahit bibir luka dengan rapi, setelah luka ditutup
olesi dengan betadine. Lalu tutup dengan kasa steril
dan verband.
10. Bersihkan daerah bekas luka
11. Duk bolong dibuka
12. Cuci tangan dan Rapihkan alat
13. Konseling pada pasien (anjuran untuk menjaga
sterilitas didaerah luka)

'
PENATALAKSANAAN ANESTESI LOKAL Pimpinan Klinik
Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 026/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman : 1/2
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Anastesi Lokal adalah teknik memasukan Obat yang mampu


Pengertian
menghambat konduksi syaraf
Untuk menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri pada tubuh ketika
Tujuan
dilakukan tindakan pembedahan atau heacting
Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada

Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Kartu status pasien


 Buku Register
 Buku rekam medis

b. Pelaksanaan a. Pasien masuk ke dalam ruangan tindakan


b. Setelah pasien mengisi dan menandatangani lembar
informed consecnt petugas menyiapkan alat,
diantaranya: spuit 3/5 cc, Lidokain 1%, Kassa sterile,
betadine dan sarung tangan.
c. Dokter atau perawat memberi tahu pasien akan
dilakukan penyuntikan untuk mengurangi rasa sakit
saat tindakan panjahitan atau pembedahan minor
lainnya
d. Dokter atau perawat Cuci tangan terlebih dahulu
kemudian menggunakan sarung tangan. Bersihkan area
yang akan dilakukan tindakan dengan kassa sterile dan
betadine.
e. Pasang doek atau kain steril untuk memperkecil ruang
tindakan.
f. Masukkan jarum pada ujung laserasi atau luka dan
dorong masuk kearah bawah antara mukosa dan kulit
sepanjang luka mengikuti garis dimana jarum jahitnya
akan masuk atau keluar
g. Aspirasi dan kemudian injeksikan anastesi tersebut
sambil menarik jarum ke titik dimana jarum masuk.
Atau jika tidak dilakukan aspirasi maka setelah spuit
dimasukkan sampai dalam kemudian ditarik sambil
disemprotkan perlahan-lahan
h. Hentikan penginjeksiaan anastesi atau jarum dicabut
tapi dibelokkan kembali jarum sepanjang garis lain
dimana direncanakan akan dibuat jahitan.
i. Ulangi proses penusukan jarum pada ujung luka
disebelahnya, sehingga seluruh daerah kemungkinan
akan dijahit sudah dianastesi.
j. Tunggu beberapa lama dan sambil melakukan
penekanan dengan gaas pada luka
k. Tanyakan apakah pasien merasa nyeri atau tidak
l. Jika pasien merasa nyeri jangan dulu melakukan
penjahitan
m. jika pasien sudah tidak merasa nyeri,lakukan
penjahitan luka atau tindakan pembedahan minor
lainnya
PENATALAKSANAAN PEMASANGAN Pimpinan Klinik
INFUS Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 027/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman : 1/2
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Pemasangan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah


Pengertian vena dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama dengan menggunakan
infuse
Untuk memenuhi kebutuhan cairan dan memberikan obat
Tujuan
langsung melalui vena pasien
Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada

Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Kartu status pasien


 Buku Register
 Buku rekam medis

b. Pelaksanaan a. Persiapan alat


1. Standard infuse
2. Cairan infuse
3. Handscoon
4. Kapas alcohol
5. Gaas Bethadine
6. Gunting
7. Plester
8. Pengalas
9. Bengkok
b. Persiapan pasien
1. Pasien diberi penjelasan
2. Perawat cuci tangan
3. Bawa alat kedekat pasien
4. Cek dan pasang cairan yang akan diberikan,
gantungkan di standard infuse
5. Pasang pengalas
c. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Siapkan area yang akan dipasang
3. Tekan vena yang akan ditusuk
4. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan
diameter 5 – 10 cm
5. Tusukkan jarum / abocath pada vena yang
telah ditentukan
6. Tutup bagian yang ditusuk dengan gaas
bethadine, fiksasi yang kuat
7. Atur tetesan infuse sesuai program
pengobatan
d. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah
tetesan
e. Rapihkan pasien, bereskan alat-alat kemudian mencuci
tangan
PEMERIKSAAN ASAM URAT DENGAN Pimpinan Klinik
STIK Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 028/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Pemeriksaan untuk menilai kadar Asam urat didalam tubuh dengan


Pengertian
pengambilan sampel darah perifer
Sebagai acuan untuk mengetahui kadar Asam Urat Pasien dan sebagai data
Tujuan
dalam menentukan diagnosa dan proses penyakit serta pengobatannya
Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada

Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Kartu status pasien


 Buku Register
 Buku rekam medis

b. Pelaksanaan 1. Alat
a. Multi Check Pemeriksaan asam urat
b. Blood lancet
c. Kapas alcohol
d. Tisu
e. Strip asam urat
2. Langkah-langkah
a. Petugas menjelaskan prosedur tindakan
yang akan dilakukan
b. Petugas mencuci tangan
c. Dekatkan alat dengan pasien
d. Pastikan alat bisa digunakan
e. Pasang strip asam urat pada alat
f. Desinfeksi jari pasien pada area penusukan
g. Menusukkan lancet dijari tangan pasien
h. Memasukkan darah pasien ke dalam strip
yang telah terpasang pada alat
i. Menutup area penusukan dengan kapas alkohol
i. Menunggu hasilnya selama 10 detik dan membaca
hasil

PEMERIKSAAN GULA DARAH DENGAN Pimpinan Klinik


STIK Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 029/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Pemeriksaan untuk menilai kadar Gula Darah didalam tubuh


Pengertian
dengan pengambilan sampel darah perifer
Sebagai acuan untuk mengetahui kadar Gula Darah Pasien dan sebagai data
Tujuan
dalam menentukan diagnosa dan proses penyakit serta pengobatannya
Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada
Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Kartu status pasien


 Buku Register
 Buku rekam medis

b. Pelaksanaan 1. Alat
a. Multi Check Pemeriksaan Gula Darah
b. Blood lancet
c. Kapas alcohol
d. Tisu
e. Strip Gula Darah
2. Langkah-langkah
a. Petugas menjelaskan prosedur tindakan
yang akan dilakukan
b. Petugas mencuci tangan
c. Dekatkan alat dengan pasien
d. Pastikan alat bisa digunakan
e. Pasang strip Gula Darah pada alat
f. Desinfeksi jari pasien pada area penusukan
g. Menusukkan lancet dijari tangan pasien
h. Memasukkan darah pasien ke dalam strip
yang telah terpasang pada alat
i. Menutup area penusukan dengan kapas alkohol
j. Menunggu hasilnya selama 10 detik dan membaca
hasil

PEMERIKSAAN KOLESTEROL DENGAN Pimpinan Klinik


STIK Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 030/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Pemeriksaan untuk menilai kadar Kolesterol didalam tubuh


Pengertian
dengan pengambilan sampel darah perifer
Sebagai acuan untuk mengetahui kadar Kolesterol Pasien dan sebagai data
Tujuan
dalam menentukan diagnosa dan proses penyakit serta pengobatannya
Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada

Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Kartu status pasien


 Buku Register
 Buku rekam medis

b. Pelaksanaan 1. Alat
a. Multi Check Pemeriksaan Kolesterol
b. Blood lancet
c. Kapas alcohol
d. Tisu
e. Strip Kolesterol
2. Langkah-langkah
a. Petugas menjelaskan prosedur
tindakan yang akan dilakukan
b. Petugas mencuci tangan
c. Dekatkan alat dengan pasien
d. Pastikan alat bisa digunakan
e. Pasang strip Kolesterol pada alat
f. Desinfeksi jari pasien pada area penusukan
g. Menusukkan lancet dijari tangan pasien
h. Memasukkan darah pasien ke dalam
strip yang telah terpasang pada alat
i. Menutup area penusukan dengan kapas alkohol
k. Menunggu hasilnya selama 10 detik dan membaca
hasil

SURAT KETERANGAN SEHAT Pimpinan Klinik


Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 031/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada
SOP
No. Revisi :
Tanggal Terbit : 01 Januari 2022

Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Pengertian Pembuatan surat keterangan seseorang dinyatakan sehat oleh Dokter

Tujuan Sebagai pedoman pembuuatan surat keterangan sehat


Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada

Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Arsip surat keluar


 Blanko surat keterangan sehat
 Buku Register

b. Pelaksanaan 1. Petugas Memastikan Identitas Pasien dengan


pengisian Data
2. Menanyakan adakah keluhan kepada pasien
3. Melakukan pemeriksaan pada tanda-tanda vital
(Tekanan Darah, Nadi, Suhu,
Pernafasan) ,Mengukur berat dan tinggi badan
4. Melakukan pemeriksaan golongan darah bila
pasien belum mengetahui golongan darahnya.
5. Dokter melakukan pemeriksaan kepada Pasien
(anamnesis dan pemeriksaan fisik)
6. Menyiapkan Surat Keterangan Sehat (mengisi
biodata Pasien)
7. Dokter menandatangi surat keterangan sehat
dilengkapi dengan cap basah nama dan NIP dokter
yang memeriksan dan stempel basah Klinik Islam
Sulthan
SURAT KETERANGAN SAKIT Pimpinan Klinik
Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 032/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Pengertian Pembuatan surat keterangan seseorang dinyatakan sakit oleh Dokter

Tujuan Sebagai pedoman pembuuatan surat keterangan


Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada

Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Arsip surat keluar


 Blanko surat keterangan sakit
 Buku Register
 Rekam Medis
b. Pelaksanaan 1. Petugas Memastikan Identitas Pasien dengan
pengisian Data
1. Menanyakan adakah keluhan kepada pasien
2. Melakukan pemeriksaan pada tanda-tanda vital
(Tekanan Darah, Nadi, Suhu, Pernafasan)
2. Dokter melakukan pemeriksaan kepada Pasien
(anamnesis, pemeriksaan fisik, Diagnosa, dan
terapi )
6. Menyiapkan Surat Keterangan Sakit
7. Dokter menandatangi surat keterangan sakit dilengkapi
dengan cap basah Nama dan NIP dokter yang
memeriksan dan stempel basah Klinik Islam Sulthan
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH Pimpinan Klinik
Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 033/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Tata cara mengukur tekanan darah dengan menggunakan tensi meter untuk
Pengertian
mengetahui tekanan darah

Tujuan Sebagai acuan untuk mengukur tekanan darah


Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada

Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Arsip surat keluar


 Buku Register
 Rekam Medis

b. Pelaksanaan 1. Alat
a. Stetoskop
b. Tensi Meter
c. Buku Catatan
d. Alat Tulis
2. Langkah-langkah
a. Informed Consent
b. Lengan baju dibuka atau digulung
c. Manset tensi meter dipasang pada lengan
atas dengan pipa karetnya berada disisi
luar tangan.
d. Pompa tensi meter dipasang
e. Denyut arteri brachialis diraba lalu
stetoskop di tempatkan pada daerah
tersebut.
f. Sekrup balon karet ditutup, pengunci
air raksa dibuka, selanjutnya balon
dipompa sampai denyut arteri tidak
terdengar lagi dan air raksa didalam
pipa gelas naik.
g. Sekrup balon dibuka perlahan –
lahan sambil memperhatikan
turunnya air raksa, dengarkan bunyi
denyutan pertama dan terakhir.
h. Hasil dicatat

PEMERIKSAAN SUHU AKSILA Pimpinan Klinik


Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 034/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Suhu tubuh adalah indikator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan


dan pengeluaran panas. Rentang suhu tubuh dapat diukur dengan menggunakan
Pengertian
termometer air raksa melalui oral, rektal, maupun axila dan menggunakan
termometer digital.
Tujuan Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhutubuh
Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada

Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Arsip surat keluar


 Buku Register
 Rekam Medis
b. Pelaksanaan 1. Alat
a. Thermometer
b. Tiga buah botol
-Botol pertama berisi larutan sabun
-Botol kedua berisi larutan desinfektan
-Botol ketiga berisi larutan air bersih
c. Kertas/tissue
c. Buku catatan suhu
d. Sarung tangan

2. Langkah-langkah
a. Jelaskan prosedur pada klien.
b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan
d. Atur posisi pasien.
e. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila
dengan menggunakan tisu.
f. Letakan termometer pada daerah aksila dan lengan
pasien fleksi diatas dada.
g. Setelah 3-10 menit angkat termometer dan baca
hasilnya.
h. Catat hasil.
i. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
j. Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan
air bersih, dan keringkan.
k. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

PEMERIKSAAN DENYUT NADI Pimpinan Klinik


Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 035/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Pengertian Denyut nadi merupakan indikator untuk menilai sistem kardivaskuler

Tujuan Untuk mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi dan kekuatan )


Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada
Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Arsip surat keluar


 Buku Register
 Rekam Medis

b. Pelaksanaan 1. Alat
a. Arloji (jam) atau stop-watch.
b. Buku catatan nadi.
c. Pena

2. Langkah-langkah
a. Jelaskan prosedur pada klien.
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien.
d. Letakkan kedua tangan penderita telentang
disisi tubuh.
e. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan
dihitung)
f. Periksa denyut nadi (arteri) dengan
menggunakan ujung jari telunjuk, jari
tengah, dan jari manis.
g. Tentukan frekuensi permenit,keteraturan
irama dan kekuatan denyutan.
h. Catat hasil
i. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

PEMERIKSAAN PERNAFASAN Pimpinan Klinik


Pratama Rawat Inap
SOP No. Dokumen : 036/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022

Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
KLINIK dr. Yanuar Wisnu W
GIRI HUSADA

Pernapasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui sistem


Pengertian
pernapasan.

Tujuan Mengetahui irama, frekuensi, dan kedalaman pernapasan


Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada

Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Arsip surat keluar


 Buku Register
 Rekam Medis

b. Pelaksanaan 1. Alat
a. Arloji (jam) atau stop-watch.
b. Buku catatan.
c. Pena

2. Langkah-langkah
a. Jelaskan prosedur pada klien.
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien.
d. Hitung frekuensi dan irama pernapasan.
e. Catat hasil.
f. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) Pimpinan Klinik


No. Dokumen : 037/SOP/KRI-GH/2022 Pratama Rawat Inap
Giri Husada
No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang
Pengertian
mempunyai

Tujuan Untuk mencegah penularan infeksi


Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada

Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Arsip surat keluar


 Buku Register
 Rekam Medis

b. Pelaksanaan 3. Persiapan Alat :


a. Sarung Tangan (Gloves)
b. Masker

4. Langkah-langkah Pemakaian APD Sarung Tangan :


a.Cuci tangan
Siapkan area yang cukup luas, bersih dan kering
untuk membuka paket sarung tangan. Perhatikan
tempat menaruhnya (steril atau meinimal DTT).
b. Buka pembungkus sarung tangan, minta bantuan
petugas lain untuk membuka pembungkus sarung
tangan letakkan sarung tangan dengan bagian
telapak tangan menghadap keatas.
c. Ambil salah satu sarung tangan dengan memegang
pada sisi sebelah dalam lipatannya, yaitu bagian
yang akan bersentuhan dengan kulit tangan saat
dipakai.
d. Posisikan sarung tangan setinggi pinggang dan
menggantung ke lantai, sehingga bagian lubang jari-
jari tangannya terbuka. Masukkan tangan (jaga
sarung tangan supaya tetap tidak menyentuh
permukaan.
e. Ambil sarung tangan kedua dengan cara
menyelipkan jari-jari tangan yang sudah memakai
sarung tangan ke bagian lipatan yaitu bagian yang
tidak akan bersentuhan dengan kulit tangan saat
dipakai
f. Lepas sarung tangan setelah menggunakan secara
perlahan rendam pada cairan desinfektan
g. Cuci Tangan

INJJEKSI INTRAVENA Pimpinan Klinik


Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 038/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman : 1/2
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Pengertian Proses pemasukan terapi melalui pembuluh darah vena (pembuluh darah)
1. Pasien yang tidak bisa mendapatkan terapi secara oral
Tujuan 2. Pasien dengan kontraindikasi obat oral
3. Pasien tidak sadar
Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada

Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Arsip surat keluar


 Buku Register
 Rekam Medis

b. Pelaksanaan 1. Persiapan Tempat:


a. Pasang tirai untuk privasi dokter

2. Persiapan alat dan obat


a. Buku catatan pemberian obat
b. Alkohol swab
c. Sarung tangan steril
d. Obat injeksi
e. Spuit sesuai kebutuhan
f. Bak instrumen
g. Bengkok
h. Perlak dan alasnya
i. Plester
j. Kasa Steril
k. Tempat sampah
l. Safety Box
m. Torniquet

3. Langkah- langkah penyuntikan


a. Beri salam dan perkenalkan diri pada
pasien dan keluarga
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur
penyuntikan
c. Cuci tangan
d. Dekatkan alat-alat ke pasien
e. Jaga Privacy
f. Atur posisi nyaman pasien
g. Tentukan area insersi.
h. Pasang perlak di area yang akan di injeksi
i. Pasang torniquet 5-10 cm di lokasi yang akan
di insersi
j. Pasang sarung tangan
k. Desinfeksi area yang akan di insersi dengan
tekhik sekali usap atau memutar dari dalam
ke luar sekali usap
l. Tusukkan needle pada area yang telah di
desinfeksi dengan sudut 15-30°
m. Cek kebenaran jarum dengan melakukan
aspirasi, bila cairan darah keluar.tidak
diperkenankan menyuntik
n. Masukkan obat Intra vena secara perlahan
o. Tarik jarum dan spuit secara cepat dengan
sudut yang sama ketika memasukkan jarum
p. Tekan bekas tusukan dengan kapas alkohol
q. Tutup bekas suntikan dengan kassa steril dan
alkohol
r. Rapikan alat-alat
s. Lepaskan sarungan tangan
t. Cuci tangan
u. Beritahu pasien dan keluarga bila prosedur
telah selesai
v. Pasien dirapihkan dan diatur posisi senyaman
mungkin
INJEKSI INTRAMUSCULAR Pimpinan Klinik
Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 039/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman : 1/2
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Injeksi yang dilakukan untuk mengantarkan suatu zat ke dalam otot, dengan
Pengertian
tujuan dapat diserap dengan cepat oleh pembuluh darah.
Memasukkan terapi pengobatan pada jaringan otot agar cepat terserap oleh
Tujuan
tubuh
Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada

Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Arsip surat keluar


 Buku Register
 Rekam Medis

b. Pelaksanaan 1. Persiapan Tempat:


a. Pasang tirai untuk privasi dokter

2. Persiapan alat dan obat


a. Buku catatan pemberian obat
b. Alkohol swab
c. Sarung tangan steril
d. Obat injeksi
e. Spuit sesuai kebutuhan
f. Bak instrumen
g. Bengkok
h. Perlak dan alasnya
i. Plester
j. Kasa Steril
k. Tempat sampah
l. Safety Box

3. Langkah- langkah penyuntikan


a. Beri salam dan perkenalkan diri pada
pasien dan keluarga
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur penyuntikan
c. Cuci tangan
d. Dekatkan alat-alat ke pasien
e. Jaga Privacy
f. Atur posisi nyaman pasien
g. Tentukan area insersi.
h. Pasang perlak di area yang akan di injeksi
i. Pasang sarung tangan
j. Desinfeksi area yang akan di insersi dengan
tekhik sekali usap atau memutar dari dalam
ke luar sekali usap
k. Tusukkan needle pada area yang telah di
desinfeksi dengan sudut 90°
l. Cek kebenaran jarum dengan melakukan
aspirasi, bila cairan darah keluar.tidak
diperkenankan menyuntik
m. Masukkan obat intramuscular secara perlahan
n. Tarik jarum dan spuit secara cepat dengan
sudut yang sama ketika memas\ukkan jarum
o. Tekan bekas tusukan dengan kapas alkohol
p. Tutup bekas suntikan dengan kassa steril dan
alkohol
q. Rapikan alat-alat
r. Lepaskan sarungan tangan
s. Cuci tangan
t. Beritahu pasien dan keluarga bila prosedur
telah selesai
u. Pasien dirapihkan dan diatur posisi senyaman
mungkin
INJEKSI SUBCUTAN Pimpinan Klinik
Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 040/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman : 1/2
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Penyuntikan obat atau vaksin ke dalam hipodermis, yaitu lapisan kulit yang
Pengertian
berada di antara dermis dan epidermis.
Memasukkan terapi pengobatan pada jaringan subcutan (dibawah kulit) untuk
Tujuan
diarbsorbsi
Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada

Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Arsip surat keluar


 Buku Register
 Rekam Medis

b. Pelaksanaan 5. Persiapan Tempat:


a. Pasang tirai untuk privasi dokter
6. Persiapan alat dan obat
a. catatan pemberian obat
b. Alkohol swab
c. Sarung tangan steril
d. Obat injeksi
e. Spuit sesuai kebutuhan
f.Bak instrumen
g. Bengkok
h. Perlak dan alasnya
i. Plester
j. Kasa Steril
k. Tempat sampah
l. Safety Box

7. Langkah- langkah penyuntikan


a. Beri salam dan perkenalkan diri pada
pasien dan keluarga
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur
penyuntikan
c. Cuci tangan
d. Dekatkan alat-alat ke pasien
e. Jaga Privacy
f. Atur posisi nyaman pasien
g. Tentukan area insersi.
h. Pasang perlak di area yang akan di injeksi
i. Pasang sarung tangan
j. Desinfeksi area yang akan di insersi dengan
tekhik sekali usap atau memutar dari dalam
ke luar sekali usap
k. Tusukkan needle pada area yang telah di
desinfeksi dengan sudut 45°
l. Cek kebenaran jarum dengan melakukan
aspirasi, bila cairan darah keluar.tidak
diperkenankan menyuntik
m. Masukkan obat Subcutan secara perlahan
n. Tarik jarum dan spuit secara cepat dengan
sudut yang sama ketika memas\ukkan jarum
o. Tekan bekas tusukan dengan kapas alkohol
p. Tutup bekas suntikan dengan kassa steril dan
alkohol
q. Rapikan alat-alat
r. Lepaskan sarungan tangan
s. Cuci tangan
t. Beritahu pasien dan keluarga bila prosedur
telah selesai
u. Pasien dirapihkan dan diatur posisi
senyaman mungkin
PEMBERIAN OKSIGEN Pimpinan Klinik
Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 041/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Memasukan oksigen ke dalam paru – paru melalui saluran pernafasan dengan


Pengertian
menggunakan alat

Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien


Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada

Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Arsip surat keluar


 Buku Register
 Rekam Medis

b. Pelaksanaan 1. Petugas mencuci tangan


2. Mengontrol flow meter dan humidifier
3. Mengontrol apakah peralatan berfungsi
4. Cara pemasangan :
Nasal Kanul
a. Memasang kanul secara tepat pada hidung
b. Mengatur aliran oksigen sesuai kebutuhan
c. Beri posisiyang nyaman
Masker
a. Memasang selang masker pada perangkat
oksigen
b. Mengatur aliran oksigen sesuai keubutuhan
c. Memakaikan masker pada wajah pasien
d. Mengontrol apakah pasien sudah merasa nyaman

5. Melakukan fiksasi dengan plester


6. Melakukan pencatatan :
a. Reaksi pasien, pernafasan dan nadi
b. Cara pemberian
c. Jumlah liter oksigen yang digunakan
- Observasi pasien tiap 15 menit

PENGGUNAAN APAR Pimpinan Klinik


Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 042/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

APAR ( Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat yang ringan serta mudah
Pengertian dilayani untuk satu orang guna memadamkan api/kebakaran pada mula terjadi
kebakaran
Tujuan Pedoman langkah – langkah pemakaian APAR ( Alat Pemadam Api Ringan)
Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada

Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Arsip surat keluar


 Buku Register
 Rekam Medis

b. Pelaksanaan 1. Penggunaan APAR ( Alat Pemadam Api


Ringan) / Tabung Pemadam Kebakaran :
a. Tarik / Lepas Pin pengunci tuas APAR / Tabung
Pemadam.
b. Arahkan selang ke titik pusat api
c. Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR / Tabung
Pemadam.
d. Sapukan secara merata sampai api padam

2. Hal – hal yang perlu diketahui dalam penggunaan


APAR :
a. Perhatikan arah angin ( Usahakan badan/ muka
menghadap searah dengan arah angin) supaya
media pemadam benar – benar efektif menuju ke
pusat api dan jilatan api tidak mengenai tubuh
petugas pemadam.
b. Perhatikan sumber kebakaran dan gunakan jenis
APAR yang sesuai dengan klasifikasi sumber
kebakaran.

STERILISASI ALAT Pimpinan Klinik


Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 043/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Kursi beroda dua yang dapat didorong yang berfungsi untuk memindahkan /
Pengertian
mobilisasi klien dari satu tempat ke tempat lainnya

Tujuan Untuk transportasi memindahkan pasien


Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada

Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Kartu pemelihara alat

b. Pelaksanaan 1. Petugas mencuci tangan


2. Petugas menyiapkan peralatan yang akan disteril
3. Petugas memastikan kondisi sterilisator berfungs
dengan baik
4. Petugas memasukan peralatan yang akan disteril
kedalam sterilisator
5. Petugas menghidupkan sterilisator dan menunggu
proses sterilisasi selesai kurang lebih 20 menit
6. Petugas membuka pintu sterilisator dan
mengeluarkan peralatan yang sudah steril
menggunakan korentang steril.
7. Petugas meletakan peralatan yang sudah disteril
ditempat yang semestinya.
8. Petugas mencuci tangan.

ANAMNESA Pimpinan Klinik


Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 044/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Tanya jawab antara petugas dan pasien untuk mendapatkan gambaran


Pengertian
kesehatan pasien secara sistematis
Mengetahui tentang riwayat kesehatan pasien dan digunakan untu menentukan
Tujuan
tindakan dokter/perawat dan menentukan diagnosa
Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada

Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Kartu status pasien


 Buku Register
 Buku rekam medis
b. Pelaksanaan 1. Menerima pasien datang
2. Memanggil pasien sesuai nomor urut
3. Bia hubungan saling percaya dengan memberi senyum,
salam dan sapa pada pasien dan keluarga
4. Mempersilahkan pasien duduk
5. Menjaga privacy pasien
6. Memulai anamnesa dengan menanyakan biodata pasien
7. Menanyakan keluhan utama yang dirasakan pasien
8. Menanyakan riwayat penyakit sekarang
9. Menanyakan keluhan atau riwayat penyakit terdahulu
10. Menanyakan riwayat penyakit keluarga
11. Riwayat alergi
12. Mengisi status pasien dengan data – data yang
ditemukan
13. Melakukan kegiatan selanjutnya ( pemeriksaan
fisik)

PEMBERIAN OBAT KEPADA PASIEN DAN Pimpinan Klinik


PELABELAN Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 045/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Pemberian obat kepada pasien merupakan proses kegiatan dimulai dari


penyimpanan obat dengan tepat, pengecekan kembali terhadap jenis obat dan
Pengertian
dosis sesuai resep dokter sampai dengan penyerahan obat yang telah di beri
etiket/label
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk menjamin ketepatan
Tujuan
pemberian obat kepada pasien dalam dosis dan cara pemakaian yang benar
Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada
Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Buku Obat

b. Pelaksanaan 1. Petugas menerima resep dari pasien dan menuliskan


nomor antrian
2. Petugas memeriksa kelengkapan resep
3. Petugas memeriksa ketersediaan obat, jika obat yang
diresepkan tersedia maka resep dapat langsung
dikerjakan, apabila terdapat obat yang tidak tersedia,
konsultasikan dengan dokter penulis resep
4. Petugas meracik/menyiapkan obat
5. Petugas memberi etiket/label, dengan mencantumkan :
a. Nama Pasien
b. Tanggal pemberian obat
c. Waktu pemberian obat
d. Frekuensi pemberian obat
e. Informasi obat
6. Petugas memeriksa kembali resep yang dikerjakan
dengan obat yang telah disiapkan oleh petugas
7. Petugas memanggil nama pasien sesuai dengan
urutannya
8. Petugas menyerahkan obat satu persatu kepada
pasien dengan menjelaskan cara pemakaian obat
dan indikasinya

PENYIMPANAN OBAT Pimpinan Klinik


Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 046/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Prosedur penyimpanan obat – obat ( obat paten, obat generik, injeksi, infus, di
Pengertian
instalasi farmasi
1. Untuk menjaga mutu sediaan farmasi
Tujuan
2. Untuk memudahkan pelayanan
Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada
Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

Prosedur a. Dokumen  Buku Obat

b. Pelaksanaan 1. Pisahkan penyimpanan obat – obat kategori V ( Vital)


ditempat sendiri, beri tanda khusus, susun menurut
alfabet
2. Obat disimpan berdasarkan jenisnya, tablet, syrup,
injeksi dalam ampul, vial, cairan infus dan sebagainya,
disusun menurut alfabet
3. Jangan meletakan sediaan farmasi langsung diatas
lantai, simpanlah dalam rak/lemari atau diatas palet
4. Periksa tanggal kadaluarsanya obat yang tanggal
kadaluarsanya pendek sebaiknya digunakan terlebih
dahulu
5. Beri tanda/label nama obat pada wadah penyimpanan
6. Stock disusun berdasarkan sistem FIFO (First In First
Out)
7. Bila obat disimpan dalam dus/kardus besar, maka pada
dus harus serta : jumlah isi, nama obat, tanggal
expire date, nama pabrik,
8. tanggal penerimaan.

PENGGUNAAN KURSI RODA Pimpinan Klinik


Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 047/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Januari 2022


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Kursi beroda dua yang dapat didorong yang berfungsi untuk memindahkan /
Pengertian
mobilisasi klien dari satu tempat ke tempat lainnya
Tujuan 3. Untuk transportasi memindahkan pasien
Kebijakan Pimpinan Klinik Rawat Inap Giri Husada

Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer

1. Pastikan kunci roda aman dan siap pakai


2. Kunci rem pada roda dengan benar
3. Bantu pasien untuk duduk diatas kursi roda dengan benar
4. Buka kunci rem roda sebelum menjalankan kursi roda
Prosedur
5. Dorong kursi dengan pasien diatasnya dengan tenang dan hati - hati
6. Sebelum menurunkan pasien kunci rem roda lagi
7. Bantu pasien untuk turun dari kursi roda
8. Beresekan kursi roda dan kembalikan ketempat semula
TANGGAP DARURAT INSTALASI PENGOLAHAN Pimpinan Klinik
LIMBAH CAIR KLINIK Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 048/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Juni 2023


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman :1
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Keadaan darurat adalah suatu kejadian, kondisi atau peristiwa yang akan
membahayakan kesehatan/keselamatan karyawan, dan mengganggu
Pengertian
keberlangsungan operasional kerja, di mana bila terjadi keadaan tersebut harus
dilakukan tindakan pengendalian dan penanggulangan sesegera mungkin
Prosedur ini digunakan untuk mengatur tata cara melaksanakan kesiagaan dan
tanggapan dalam mencegah, mengendalikan, menanggulangi dan mengevaluasi
Tujuan terulangnya kembali suatu keadaan darurat yang dapat menyebabkan dampak
penting terhadap lingkungan, kesehatan/keselamatan pekeerja dan
kelangsungan pekerjaan
Kebijakan Mencegah terjadinya suatu keadaan darurat yang dapat menyebabkan
mengganggunya keberlangsungan operasional kerja dan terganggunya
kesehatan atau keselamatan pekerja.
Referensi
SOP Tanggap Darurat IPAL (no date) Scribd. Available at:
https://www.scribd.com/document/366954373/020-Sop-Tanggap-
Darurat-Ipal (Accessed: 16 June 2023).
1. Apabila hasil analisa air limbah melebihi Standard Baku Mutu :
a. Periksa proses yang berlangsung di IPAL. Lakukan penanganan
sesuai penyimpangan yang ditemukan.
b. Periksa seluruh mesin dan peralatan IPAL.
2. Apabila aliran listrik utama di IPAL padam lebih dari 1 jam : menghubungi
petugas Teknik untuk menghidupkan genset.
Prosedur
3. Apabila terjadi kebocoran / keretakan bak atau kolam di IPAL (akibat
gempa bumi, dll) : Proses IPAL dihentikan sementara. Selanjutnya
melakukan pemeriksaan dan perbaikan setelah kondisi dinilai aman.
4. Apabila terjadi kecelakaan kerja di IPAL :
Diberi pertolongan pertama di tempat kejadian, selanjutnya segera dibawa
ke Klinik untuk memperoleh pertolongan medis lanjutan
PENGOLAHAN LIMBAH B3 KLINIK Pimpinan Klinik
Pratama Rawat Inap
No. Dokumen : 049/SOP/KRI-GH/2022 Giri Husada

No. Revisi :

Tanggal Terbit : 01 Juni 2023


SOP
Tanggal mulai :
berlaku
Halaman : 1/2
dr. Yanuar Wisnu W
KLINIK
GIRI HUSADA

Pengolahan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) di klinik merujuk pada


proses penanganan dan pengelolaan limbah yang mengandung bahan-bahan
Pengertian berbahaya dan beracun yang dihasilkan dalam lingkungan klinik. Limbah B3
adalah jenis limbah yang memiliki potensi bahaya terhadap kesehatan manusia
dan lingkungan jika tidak dikelola dengan benar.
Prosedur ini digunakan untuk melindungi kesehatan manusia, mencegah
Tujuan pencemaran lingkungan, dan mematuhi peraturan yang berlaku terkait
pengelolaan limbah B3.
Kebijakan Kebijakan pengolahan limbah B3 di klinik untuk melindungi kesehatan
manusia dan lingkungan dengan memastikan pemisahan, penyimpanan,
transportasi, pengolahan, dan pemusnahan limbah B3 dilakukan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Referensi
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) - kabupaten bogor
(2015) Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) -
Kabupaten Bogor. Available at:
https://bogorkab.go.id/post/detail/pengelolaan-limbah-bahan-berbahaya-
dan-beracun-b3 (Accessed: 16 June 2023).
Prosedur 1. Tahap Pemilahan
a. Setiap ruangan penghasil limbah B3 menyediakan tempat sampah
yang sesuai dengan peruntukannya (Jarum suntik, Medis infeksius,
dan B3 lainnya).
b. Pemilahan limbah B3 dilakukan mulai dari sumber yang
menghasilkan limbah sesuai dengan jenis limbah yang dihasilkan.
c. Limbah benda tajam termasuk jarum suntik dikumpulkan dalam
satu wadah kotak berwarna kuning (safety box) yang berlabel
“Limbah Benda Tajam”.
d. Limbah medis termasuk pot sputum, cairan darah, kapas, perban,
sarung tangan, dsb, ditempatkan ke tempat sampah berlabel
“Limbah Medis” dengan plastik warna kuning.
e. Limbah B3 lainnya termasuk lambu bekas, oli bekas, dsb
ditempatkan di tempat sampahyang berlabel “Limbah B3 Lainnya”
dengan plastic berwarna kuning.
2. Tahap Pengumpulan dan Penyimpanan
a. Pada tahap ini semua limbah B3 dikumpulkan dari tiap ruangan
penghasil limbah sepertiruang tindakan, gigi, laboratorium dsb,
setiap hari kerja setelah selesai pelayanan di klinik.
b. Bila tempat sampah telah penuh atau 2/3 tempat sampah telah
terisi, maka limbah B3 tersebut di angkut ke TPSS.
c. Kegiatan pengumpulan dilakukan dengan terlebih dahulu mengikat
plastik yang berisi limbah B3 kemudian diletakkan di wadah untuk
kemudian disimpan di dalam TPSS.
d. Petugas pengumpul limbah medis dilengkapi dengan Alat
Pelindung Diri (APD).
e. Limbah B3 yang telah dikumpulkan dari tiap ruangan, kemudian
diangkut dan disimpan di TPPS sebelum diserahkan kepada pihak
ke-3.
f. Petugas mengisi logbook harian sebagai catatan limbah B3 yang
dihasilkan Klinik.
3. Tahap pengangkutan
Pengangkutan limbah B3 disesuaikan dengan jadwal dari Pihak Ke -3
PT.ARAH sesuai dengan MOU yang telah di sepakati dengan
menyertakan bukti manifest.
4. Tahap Pelaporan
Petugas kesling membuat rekapan logbook harian dalam satuan bulan
sebagai laporan.

Anda mungkin juga menyukai