Anda di halaman 1dari 19

PAPPER

SENI
TARI
TATA TEKNIK PENTAS

DITULIS OLEH:
NABIL PUTRA (24)
NATASYA SYARIFA (27)

TAHUN AJARAN
2022/2023

PAPPER SENI TARI


Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih
memberi hikmat dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan tugas pembuatan
klipping ini yang berjudul “ Tata Teknik Pentas ’’.

Kliping ini sengaja dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Seni Budaya.
Dalam kliping ini saya mengulas tentang tata teknik pentas, jenis-jenis
panggung, jenis jenis lampu (lighting) dan tata cahaya.

Saya berharap semoga dengan adanya klipping ini dapat menjadi bermanfaat
bagi kita semua sehingga dapat menambah wawasan mengenai materi yang
dipaparkan dan dapat meningkatkan daya literasi bagi setiap kita.

Dengan segala kekurangan yang ada dalam klipping ini, kritik dan saran
kontrukstif sangat diharapkan dari pembaca guna meningkatkan dan
memperbaiki klipping ini.

Ungaran, 15 Januari 2023


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2
BAB 1.................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN................................................................................................ 3
LATAR BELAKANG ...................................................................................... 3
RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 5
TUJUAN ........................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................... 6
Macam-Macam Panggung .............................................................................. 7
A. Panggung Prosenium atau Panggung Pigura ........................................... 7
1. Panggung arena ......................................................................................... 9
2. Panggung arena ¾, ....................................................................................... 9
3. Panggung arena penuh .............................................................................. 10
Panggung Terbuka......................................................................................... 10
Panggung Kereta ............................................................................................ 11
3. Pokok-pokok Persyaratan Set Panggung/Pentas .................................... 12
A. Ruang lingkup TTP .................................................................................. 13
B. Fungsi TTP ................................................................................................. 13
C. Manfaat mempelajari ............................................................................... 13
Tata Panggung............................................................................................. 14
Tata Dekorasi .............................................................................................. 14
Tata Cahaya................................................................................................. 15
Tata Suara ................................................................................................... 15
Perlengkapan pentas dan cara perlakuannya .......................................... 16
BAB III ............................................................................................................... 18
PENUTUP .......................................................................................................... 18
A. Kesimpulan ................................................................................................ 18
B. Saran ........................................................................................................... 18

BAB 1

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Seni tari merupakan salah satu jenis kesenian yang sudah ada sejak zaman dahulu,
dan sampai saat ini harus dilestarikan keberadaannya. Oleh karena itu, sebagai
penerus generasi bagsa harus dapat melestarikan, mengembangkan seni tari agar
tidak punah keberadaannya dan berkembang selaras dengan perkembangan,
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS). Di samping itu seseorang
yang menggeluti bidang tari tidak cukup dengan belajar keterampilan menari saja,
tetapi harus didukung dengan pengetahuan, apresiasi, dan ilmu seniyang lainnya.

Dengan demikian di dalam mempelajari seni tari, tidak sekedar dapat menari saja
melainkan harus pula mempelajari unsur-unsur lain yang tidak dapat ditinggalkan
pada saat pentas. Komponen seni pertunjukan yang tidak dapat ditinggalkan misalnya
tempat dan perlengkapan yang mendukung serta terkait satu sama lainya, yang
semuanya itu terdapat dalamtata teknik pentas.

Tata Teknik Pentas (TTP) merupakan pengetahuan yang mempelajari seluk beluk
tentang pementasan atau pertunjukan; antara lain pengenalan pentas atau panggung
(staging),komposisi pentas (composition), tata rias (make up), tata busana
(costuming), tata lampu (lighting), dekorasi (scenery), dan tata suara (sound sistem).

Tanpa memperhatikan unsur-unsur tersebut di atas, pertunjukan tari kurang


menarik, monoton, banyak pengulangan, bahkan tidak dapat berjalan dengan lancar
dan baik. Sebagai contoh, apabila seseorang menari dengan arah hadap hanya ke
depan saja tidak ada variasi maka akan terlihat monoton dan membosankan, berbeda
apabila dibuat arah yang berbeda dan variasi level, walaupun geraknya masih sama
tetapi akan nampak bervariasi.
Adanya penguasaan pentas atau panggung segala macam pengetahuannya maka
pertunjukan akan lebih menarik. Maka dari itu pengetahuan Tata Teknik Pentas perlu
dipelajari oleh mereka yang menggeluti seni tari pada khususnya dan seni
pertunjukan pada umumnya.

Beberapa pengertian TTP


Menurut Padmo Darmoyo dalam buku tata teknik pentas untuk SMKI (1988),
tata yang berarti susunan atau aturan, tata pentas berarti segala sesuatu yang
berkenaan dengan pentas yang telah diatur, tidak termasuk manusia (pemeran/
pemain/benda hidup) sebagai media utama yang berada di pentas, tetapi segala
sesuatu dibatasi pada benda-benda mati yang berada di pentas.

Teknik berarti cara perlakuan atau cara pelaksanaan segala sesuatu yang
berkenaan dengan benda-benda yang diperlukan. Juga mengandung pengertian
menguasai cara kerja bendabenda yang diperlukan. Teknik pentas berarti cara
perlakuan/penguasaan cara kerja benda-benda yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pentas.

Pentas adalah sebuah tempat yang dipergunakan untuk mempertunjukkan


sesuatu pemeranan yang dengan sadar mengisyaratkan sebuah nilai kesenian. Pentas
belum tentu merupakan panggung (tempat dengan ketinggian tertentu). Pentas dapat
berupa sebuah tempat yang mendatar rata saja, misalnya halaman rumah untuk
pertunjukan. Tempat pertunjukan dengan ketinggian (staging) dimaksudkan untuk
mengangkat ke atas pertunjukan itu sendiri agar mendapat perhatian penonton. Tata
dan Teknik Pentas berarti pelaksanaan tata atau cara aturan serta penguasaan cara
kerja benda-benda di luar manusia atau pemeran yang berada di dalam ruang dan
waktu yang berlaku di tempat pertunjukan kesenian.

Selanjutnya Harimawan dalam buku Dramaturgi (1987) menyatakan bahwa tata


teknik pentas adalah segala yang menyangkut soal tata pakaian, tata rias, dekor, dan
tata sinar. Semua ini harus disesuaikan dengan nada dasar. Misalnya, kalau
tragedy/kesedihan menggunakan warna- warna gelap, abu-abu, sedangkan untuk
komedi dengan warna yang menyolok/menggembirakan.
Tata Teknik Pentas ialah segala masalah yang tidak termasuk cerita, naskah,
dan acting. Tata teknik pentas pada dasarnya merupakan unsur penunjang seni
pertunjukan (performing art) yang menggunakan manusia atau pemeran sebagai alat
media utamanya. Seni pertunjukan tersebut dapat berupa seni teater maupun seni
tari. Oleh karena perkembangan seni tari seiring dengan teater maka kita bertolak
dari perkembangan arsitektur teater.
Menurut Tjahyono (1987) pengertian tata teknik pentas adalah suatu
pengetahuan yang mempelajari seluk beluk tentang pementasan. Dari beberapa
pendapat di atas dapat disebutkan bahwa tata teknik pentas merupakan penataan
atau penyusunan pemain, benda-benda dan perlengkapan penunjang pertunjukan di
dalam bingkai pentas dengan mempertimbangkan aspek etika dan estetika.

RUMUSAN MASALAH
Dalam klipping ini akan dibahas beberapa hal diantaranya :
1. Tata teknik pentas
2. Jenis panggung
3. Jenis – Jenis Panggung
4. Tata Cahaya

TUJUAN
Dengan dibuatnya klipping ini diharapkan pembaca dapat lebih mengenai topik
yang dibahas dalam rumusan masalah dan memahami tata teknik pentas, mulai dari
Kostum, Make up, Properti, Set properti, cahaya, Sound system.
BAB II
PEMBAHASAN

Tata Teknik Pentas Adalah Cara Membuat Pentas atau Tempat


pertunjukan/Cara menata Panggung atau tempat pertunjukan.
Jadi tata teknik pentas adalah cara menata panggung untuk pertunjukan.
Seorang yang melakukan tata cara pentas atau penataan panggung disebut sebagai
seorang kreator. Sebelum melakukan penataan alangkah lebih lanjut bila seorang
kreator memiliki konsep untuk melandasi penataan yang akan dilakukan pada
sebuah pertunjukan, sedangkan konsep merupakan sebuah kompas yang
menyediakan sebuah petunjuk dan menambahkan bagi seorang penata panggung
Suatu konsep yang dapat kita perbincangkan atau membahas tentang apa yang
akan dipertanyakan atau dipentaskan. Misal katakan saja kita akan mementaskan
sebuah pertujukan tari, tari yang diminta di sini adalah tari kontenporer kemudian
kita akan menentukan tema yang akan diangkat, misal temanya tentang
permainan rakyat, permainan rakyat yang ingin apa yang akan dipindahkan dan
permainan rakyat daerah mana.
Cara Menata: Membuat rencana setelahnya mengarah pada Teknik
perencanaan apa yang akan dibuat menjadi tempat pertunjukan.
Penata Pentas: Pentas / Pertunjukan yang mau diselenggarakan sesuai
kebutuhan, Pentas/ Pertunjukan diselenggarakan (Lingkungan Alam)/ (Gedung
Pertunjukan).
Macam-Macam Panggung
Secara fisik bentuk panggung dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu
panggung tertutup, panggung terbuka dan panggung kereta. panggung tertutup
terdiri dari panggung prosenium, panggung portable dan juga dapat berupa arena.
Sedangkan panggung terbuka atau lebih dikenal dengan sebutan open air stage
dan bentuknya juga bermacam-macam.
A. Panggung Prosenium atau Panggung Pigura
Panggung prosenium merupakan panggung konvensional yang memiliki
ruang prosenium atau suatu bingkai gambar melalui mana penonton menyaksikan
pertunjukan. Hubungan antara panggung dan auditorium dipisahkan atau dibatasi
oleh dinding atau lubang prosenium. Sedangkan sisi atau tepi lubang prosenium
bisa berupa garis lengkung atau garis lurus yang dapat disebut dengan pelengkung
prosenium (Proscenium Arch).
Panggung prosenium dibuat untuk membatasi daerah pemeranan dengan
penonton. Arah dari panggung ini hanya satu jurusan yaitu kearah penonton saja,
agar pandangan penonton lebih terpusat kearah pertunjukan. Para pemeran diatas
panggung juga agar lebih jelas dan memusatkan perhatian penonton. Dalam
kesadaran itulah maka keadaan pentas prosenium harus dapat memenuhi fungsi
melayani pertunjukan dengan sebaik-baiknya.
Dengan kesadaran bahwa penonton yang datang hanya bermaksud untuk
menonton pertunjukan, oleh karena itu harus dihindarikan sejauh mungkin apa
yang nampak dalam pentas prosenium yang sifatnya bukan pertunjukan. Maka
dipasanglah layar-layar (curtain) dan sebeng-sebeng (Side wing). Maksudnya
agar segala persiapan pertunjukan dibelakang pentas yang sifatnya bukan
pertunjukan tidak dilihat oleh penonton. Pentas prosenium tidak seakrab pentas
arena, karena memang ada kesengajaan atau kesadaran membuat pertunjukan
dengan ukuran-ukuran tertentu. Ukuran-ukuran atau nilai-nilai tertentu dari
pertunjukan itu kemudian
menjadi konvensi.
Maka dari itu pertunjukan
yang melakukan
konvensi demikian
disebut dengan pertunjukan
konvensional
A. Panggung Portable
Panggung portable yaitu panggung tanpa layar muka dan dapat dibuat di dalam
maupun di luar gedung dengan mempergunakan panggung (podium, platform)
yang dipasang dengan kokoh di atas kuda-kuda. Sebagai tempat penonton
biasanya mempergunakan kursi lipat. Adegan-adegan dapat diakhiri dengan
mematikan lampu (black out) sebagai pengganti layar depan. Dengan kata lain
bahwa panggung portable yaitu panggung yang dibuat secara tidak permanen.

A. Panggung Arena
Panggung arena merupakan bentuk panggung yang paling sederhana
dibandingkan dengan bentuk-bentuk pangung yang lainnya. Panggung ini dapat
dibuat di dalam maupun di luar gedung asal dapat dipergunakan secara memadai.
Kursi-kursi penonton diatur sedemikian rupa sehingga tempat panggung berada
di tengah dan antara deretan kursi ada lorong untuk masuk dan keluar pemain
atau penari menurut kebutuhan pertunjukan tersebut. Papan penyangga
(peninggi) ditempatkan di belakang
masing-masing deret kursi, sehingga kursi
deretan belakang dapat melihat dengan baik
tanpa terhalang penonton dimukanya.
Sebagai penganti layar pada akhir
pertunjukan atau pergantian babak dapat
digunakan dengan cara mematikan lampu
(black out). Perlengkapan tata lampu
dapat dibuatkan tiang-tiang tersendiri dan penempatannya harus tidak
mengganggu pandangan penonton.

Berbagai ragam bentuk panggung arena adalah sebagai berikut :


1. Panggung arena tapal kuda adalah panggung dimana separuh bagian pentas
atau panggung masuk kebagian penonton sehingga membentuk lingkaran
tapal kuda.

2. Panggung arena ¾, berarti ¾ dari panggung masuk kearah penonton atau


dengan kata lain penonton dapat menyaksikan pementasan dari tiga sisi atau arah
penjuru panggung. Panggung arena ¾ biasanya berupa pentas arena bentuk U.
3. Panggung arena penuh yaitu dimana penonton dapat menyaksikan
pertunjukan dari segala sudut atau arah dan arena permainan berada di tengah-
tengah penonton. Panggung arena penuh biasanya panggung arena bujur sangkar
atau panggung arena bentuk lingkaran.

Panggung Terbuka
Panggung terbuka sebetulnya lahir
dan dibuat di daerah atau tempat
terbuka. Berbagai variasi dapat digunakan untuk memproduksi pertunjukan di
tempat terbuka. Pentas dapat dibuat di beranda rumah, teras sebuah gedung
dengan penonton berada di halaman, atau dapat diadakan disebuah tempat yang
landai dimana penonton berada di bagian bawah tempat tersebut. Panggung
terbuka permanen (open air stage) yang cukup popular di Indonesia antara lain
adalah panggung terbuka di
Candi Prambanan.
Panggung Kereta
Panggung kereta disebut juga dengan panggung keliling dan digunakan untuk
mempertunjukkan karya-karya teater dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan panggung yang dibuat di atas kereta. Perkembangan sekarang
panggung tidak dibuat di atas kereta tetapi dibuat diatas mobil trailer yang
diperlengkapi menurut kebutuhan dan perlengkapan tata cahaya yang sesuai
dengan kebutuhan pentas. Jadi kelompok kesenian dapat mementaskan karyanya
dari satu tempat ke tempat lain tanpa harus memikirkan gedung pertunjukan tetapi
hanya mencari tanah yang agak lapang untuk memarkir kereta dan penonton
bebas untuk menonton.
3. Pokok-pokok Persyaratan Set Panggung/Pentas
Set panggung atau pentas (scenery) yaitu penampilan visual lingkungan sekitar
gerak laku pemeran dalam sebuah lakon. Untuk itu dalam merancang pentas
harus memperhatikan aspek-aspek tempat gerak-laku, memperkuat gerak-laku
dan mendandani atau memperindah gerak-laku. Oleh sebab itu, tugas seorang
perancang pentas hendaklah merencanakan set-nya sedemikian rupa sehingga :

1. Dapat memberi ruang kepada gerak-laku.


2. Dapat memberi pernyataan suasana lakon.
3. Dapat memberi pandangan yang menarik.
4. Dapat dilihat dan dimengerti oleh penonton.
5. Merupakan rancangan yang sederhana
6. Dapat bermanfaat terus menerus bagi pemeran atau pelaku.
7. Dapat secara efisien dibuat, disusun dan dibawa.
8. Dapat membuat rancangan yang menunjukkan bahwa setiap elemen yang
terdapat didalam penampilan visual pentasnya memiliki hubungan satu
sama lain.
Oleh karena itu, secara singkat seorang perancang pentas yang membuat set harus
memiliki tujuan yaitu: lokatif, ekspresif, atraktif, jelas, sederhana, bermanfaat,
praktis dan organis.
1. Lokatif yaitu penataan pentas itu harus dapat memberi tempat kepada gerak
laku pemeran atau pelaku pertunjukan.
2. Ekspresif yaitu penataan pentas harus dapat memperkuat gerak-laku
dengan memberi penjelasan, menggambarkan keadaan sekitar dan
menciptakan suasana bagi gerak-laku tersebut.
3. Atraktif yaitu penataan pentas itu harus dapat memberi pandangan yang
menarik bagi penonton.
4. Jelas yaitu penataan pentas itu harus merupakan rancangan yang dapat
dilihat dan dimengerti oleh penonton dari suatu jarak tertentu.
5. Sederhana yaitu penataan pentas itu harus sederhana. Sederhana tidak
berarti bahwa pentas hanya terdiri dari satu meja dan dua kursi, tetapi
penataannya tidak ruwet dan penonton dapat melihat dan menarik
maknanya tanpa memeras pikiran dan perasaan.
6. Bermanfaat yaitu penataan pentas harus dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat bermanfaat bagi para pemeran dengan efektif dan seefisien
mungkin.
7. Praktis yaitu penataan pentas itu harus dapat secara efisien dibuat, disusun
dan dibawa serta dapat memenuhi kebutuhan teknis pembuatan tata pentas
atau scenery.
8. Organis yaitu penataan pentas itu harus dapat menunjukkan setiap elemen
yang terdapat didalam penampilan visual penataannya dan memiliki
hubungan satu sama lainnya.

Menurut Tjahyono (1987) pengertian tata teknik pentas adalah suatu


pengetahuan yang mempelajari seluk beluk tentang pementasan. Dari beberapa
pendapat di atas dapat disebutkan bahwa tata teknik pentas merupakan
penataan atau penyusunan pemain, benda-benda dan perlengkapan penunjang
pertunjukan di dalam bingkai pentas dengan mempertimbangkan aspek etika
dan estetika.

A. Ruang lingkup TTP


Mempelajari Tata Teknik Pentas tidak hanya secara teoritik saja tetapi
harus didukung dengan apresiasi dan praktek langsung sehingga seseorang akan
memiliki kemampuan, wawasan, dan keterampilan yang handal di bidang
tersebut. Ruang lingkup tata teknik pentas meliputi tata panggung, tata dekor,
tata cahaya, tata suara, perlengkapan pentas, dan cara perlakuannya.
Semua komponen itu saling terkait dan mendukung satu sama lain dalam sebuah
kegiatan pertunjukan.

B. Fungsi TTP
Tata Teknik Pentas berfungsi sebagai unsur atau komponen yang penting
bagi sebuah pertunjukan, tanpa pengetahuan atau menguasai hal tersebut maka
hasil secara totalitas nilai artistik kurang baik. Jadi fungsi pokok adalah
menjadikan pertunjukan lebih baik, bagus, indah,

C. Manfaat mempelajari TTP


Tidak ada sebuah ilmu atau pengetahuan yang tidak bermanfaat, sekecil
apapun bentuknya pasti ada kegunaan bagi siapa saja yang menggunakan
dengan baik. Tata teknik pentas sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang
penting dan perlu diketahui, dipelajari dan dikuasai oleh mereka yang
menggeluti dunia seni pertunjukan.
Manfaat bagi individu seniman, artis, guru seni , sutradara, koreografer
menjadikan mereka percaya diri, menguasai panggung arena pertunjukan, dan
membuat penonton tertarik.
Komponen yang terkait dan mendukung satu sama lain dalam sebuah kegiatan
pertunjukan :
a) Tata panggung
b) Tata dekor
c) Tata cahaya
d) Tata suara
e) Perlengkapan pentas dan cara perlakuannya.

Tata Panggung
Tata panggung merupakan tata letak yang akan digunakan sebagai latar
belakang tempat sebuah pertunjukan, baik itu musik, tari, teater maupun lainnya.
Suasana yang tercipta dari sebuah pertunjukan juga menjadi bagian dari tata
panggung. Segala hal yang akan disaksikan oleh penonton dalam sebuah
pertunjukan itu termasuk ke dalam tata panggung.
Fungsi dari adanya tata panggung yaitu, agar pemandangan yang
ditampilkan oleh pemain dapat terlihat jelas dari jarak tertentu. Selain itu, tata
panggung juga berfungsi sebagai sarana berkomunikasi secara non verbal.
Sehingga, dengan penataan sebuah panggung di suatu pertunjukan, itu dapat
membuat penonton semakin memahami tema yang dipentaskan.

Tata Dekorasi
Tata dekorasi adalah sub pokok bahasan dari mata kuliah Tata Teknik Pentas
yang penting untuk dipelajari oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Tari.
Dekorasi rirancang agar pelaksananya dapat menunjang pemeran dalam
menghayati lakon yang diperankan.
Dekorasi adalah elemen visual yang melingkupi seluruh area permainan.
Elemen visual tersebut antara lain benda-benda alam, tumbuh-tumbuhan, batu-
batuan, dan perabot rumah tangga.
Tujuan dekorasi adalah untuk melatarbelakangi suatu permainan. Fungsi
dekorasi adalah untuk membantu menghidupkan suasana sehingga lakon menjadi
hidup.
Bila suatu daerah mengambil lokasi perbukitan, maka digunakan benda-benda
alam misalnya gambar pegunungan dengan berbagai macam pepohonannya
sebagai latarbelakangnya. Dengan situasi ini diharapkan setting tempat dapat
dimengerti.

Beberapa perlengkapan dekorasi yaitu :


Drop terbuat dari lembaran kain, baik yang ada lukisannya mupun tidak. Pada
kelompok teater tradisional drop ini dilukis dan digunakan sebagai latar belakang
suatu adegan. Drop ini dipasang menggantung dan dapat dinaikturunkandengan
cara menggulung (sistem contour) drop tersebut. Pada masa jkini drop lebih
banyak digunakan sebagai back drop dan dipasang di pentas paling belakang
2. Drapery terbuat dari kain yang polos. Drapery ini dapat berfungsi sebagai back
drop, sebagai hiasan proscenium (bagian atas dalam), sebagai tirai pembuka dan
penutup (grand drapery).
Flat terbuat dari kain yang direkatkan pada kerangka kayu dalam bentuk tertentu
menurut kebutuhan. Yang termasuk flat antara lain : diding yang berpintu, tiruan
gapura, tiruan batang pohin, tiruan benda-benda ekspresif.
Tata Cahaya
Tata cahaya panggung merupakan sarana penunjang dalam seni pertunjukan
untuk memperjelas sesuatu yang dipertontonkan.
Cahaya memungkinkan orang untuk bisa melihat, yang berarti dalam seni
pertunjukan diperlukan pencahayaan panggung, baik itu cahaya alam maupun
cahaya buatan.
Tata cahaya panggung pada seni pertunjukan tradisional Indonesia, berfungsi
sebagai sarana penerangan yang memiliki arti penerangan eksternal dan
penerangan internal.

Tata Suara
Tata suara adalah suatu teknik pengaturan peralatan suara atau bunyi pada suatu
acara pertunjukan, pertemuan, rapat dan lain lain. Tata suara memainkan peranan
penting dalam suatu pertunjukan langsung dan menjadi satu bagian tak
terpisahkan dari tata panggung dan bahkan acara pertunjukan itu sendiri.

fungsi dari tata suara :


1.Sebagai pengiring tari
Sebagai pengiring atau iringan tari, musik disini tidak menentukan suasana dan
dinamika gerak tali. Efek suara memberikan imajinasi dan suasana hidup dalam
tarian
2.Pemberi suasana adegan tari
Sebagai pemberi suasana setiap adegan cerita yang ditampilkan dalam tari yaitu
sehingga peran penari menjadi lebih hidup dan merangsang pengembangan ilusi.
3.Ilustrasi yang membantu penciptaan suasana
Ilustrasi yang membantu penciptaa suasana yaitu tata suara sebagai penghantar
sebuah karya tali dengan tempo sesuai gerakan dalam komposisi yang diinginkan.

Perlengkapan pentas dan cara perlakuannya


Sebelum melaksanakan pergelaran seni tari tradisional, hal yang harus
diperhatikan adalah berbagai macam persiapan sebelum pertunjukan berlangsung.
Dengan begitu anda dapat mempersiapkan pertunjukan setelah membuat kreasi
tari. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan pertunjukan
adalah
1. Pembentukan panitia
Panitia adalah suatu kelompok yang bertanggung jawab dan sangat diperlukan
dalam sebuah persiapan pertunjukan. Adapun hal-hal yang harus dipersiapkan oleh
panitia dalam sebuah pertunjukan adalah perijinan, dokumentasi, publikasi,
pendanaan dan lain sebagainya.

2. Musik atau iringan tari


Dalam pementasan, sebuah tari musik sangat diperlukan kehadirannya. Maka
dari itu panitia diharuskan agar mempersiapkan musik yang diperlukan terlebih
dahulu. Musik tersebut dapat berupa gamelan atau jenis musik lain yang sesuai
dengan kehendak dari para kreasi tari yang bersangkutan.

3. Busana
Busana adalah segala sesuatu pakaian yang dikenakan pada tubuh dari ujung
kepala hingga ujung kaki. Adapun contoh busana yang diperlukan dalam kreasi
tari tradisional yakni Bedhaya Ketawang adalah dodot ageng dengan batik corak
banguntulak alas-alasan yang dilengkapi dengan paes ageng atau busana dan rias
lain yang disesuaikan dengan kreasi tari. Panitia juga bertugas dalam menyediakan
perlengkapan busana tersebut.

4. Tata rias tari


Tata rias pada wajah para penari tentu akan membuat penampilan karya tari
terlihat menarik dan juga lebih indah. Keindahan dapat dilihat jika tata rias sesuai
dengan tema tari. Selain itu terdapat teknik pemakaian alat-alat rias pada wajah
penari harus sangat diperhatikan, agar dapat menghasilkan tata rias yang bagus.

5. Properti tari
Properti adalah salah satu alat yang digunakan oleh para penari untuk
melakukan gerak tarian. Mengapa properti tari perlu dipersiapkan sejak awal dan
selalu dipakai saat berlatih tari ?. Dalam penampilan suatu karya tari, jika karya
tari tersebut menggunakan properti maka properti tersebut harus di persiapkan
lebih awal sebagai alat gerak tarian.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi tata teknik pentas adalah cara menata panggung untuk sebuah
pertunjukan. Seorang yang melakukan tata teknik pentas atau penataan sebuah
panggung disebut sebagai seorang kreator. Sebelum melakukan sebuah penataan
alangkah lebih tepatnya bila seorang kreator mempunyai konsep untuk melandasi
penataan yang akan dilakukan pada sebuah pertunjukan,dimana konsep
merupakan sebuah kompas yang mampu memberikan suatu petunjuk dan
gambaran bagi seorang penata panggung.

Suatu konsep dapat kita buat dengan merancang atau membahas tentang
pertunjukan apa yang akan dipertujukan atau dipentaskan. Misal katakan saja kita
akan mementaskan sebuah pertujukan tari, tari yang dimaksud disini adalah tari
kontenporer kemudian setelah itu kita akan menentukan tema yang akan diangkat,
misal temanya tentang sebuah permainan rakyat,permainan rakyat yang seperti
apa yang akan diangkat dan permainan rakyat daerah mana.

B. Saran
Saya menyadari bahwa klipping ini masih banyak kekurangan. Untuk
kedepannya penulis akan menjelaskan makalah secara lebih fokus dan detail
dengan sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. Kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan penulis.

Anda mungkin juga menyukai