Anda di halaman 1dari 2

BAHAN BACAAN

PELATIHAN TINGKAT MASYARAKAT PROGRAM PAMSIMAS


TAHUN 2020

PENGAWASAN KUALITAS AIR MINUM

Air minum merupakan suatu kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup mahluk hidup, terutama manusia. Tanpa
air minum yang aman, manusia tidak dapat melangsungkan kehidupannya dengan baik karena tubuh manusia
membutuhkan air minum terutama untuk menjaga kesehatan. Sebaliknya, bila kebutuhan air minum aman terpenuhi
maka kualitas hidup manusia akan meningkat dan melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan baik.
Sesuai Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, pengertian air minum adalah
air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat dan dapat langsung
diminum. Air minum harus terjamin dan aman bagi kesehatan, air minum aman bagi kesehatan harus memenuhi
persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter
tambahan. Parameter wajib merupakan persyaratan kualitas air minum yang wajib diikuti dan ditaati oleh seluruh
penyelenggaran air minum, sedangkan parameter tambahan dapat ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sesuia
dengan kondisi kualitas lingkungan daerah masing-masing.
Sesuai dengan perencanaan,program PAMSIMAS bertujuan untuk meningkatkan akses air minum aman bagi
masyarakat. Pengawasan sangat berhubungan erat dengan perencanaan, rencana tidak akan berjalan dengan baik
bila tidak ada pengawasan di dalam pelaksanaannya . Penyelengaraan Pengawasan Kualitas Air Minum (PKAM)
adalah salah satu upaya besar dalam mewujudkan tujuan tersebut. Terdapat beberapa hal yang mendorong PKAM
menjadi sangat penting dalam mewujudkan air minum aman, yaitu:
1. Terdapat potensi paparan pencemar ke sistem penyediaan air minum dari lingkungan.
2. Adanya penyusutan kondisi sarana sistem penyediaan air minum sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan
kuantitas pendistribusian air.
3. Meningkatnya kebutuhan atau jumlah pengguna air/ pelanggan
4. Perubahan kualitas dan kuantitas sumber air.
Sistem penyediaan air minum (SPAM) merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) non fisik dari prasaranan dan
sarana air minum (PP no 15 Tahun 2005). Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran
masyarakat dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk menyediakan air minum kepada masyarakat menuju
keadaaan yang lebih baik. Penyelenggaraan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan, konstruksi,
mengelola,memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem penyediaan air minum.
Berdasarkan uraian tersebut maka PAMSIMAS sangat mendorong semua lapisan masyarakat memiliki peran dalam
pengelolaan SPAM, sesuai kemampuan atau sumber daya yang dimilikinya. Termasuk Kader Kesehatan di
dalamnya, karena merupakan kelompok masyarakat yang terpilih dengan kriteria tertentu. Berikut beberapa peran
Kader dalam PKAM:
1. Motivator, meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam PKAM
2. Figur Panutan, melaksanakan kegiatan PKAM secara berkala sesuai kebutuhan (dibantu dengan
mempersiapkan buku saku/ catatan) sehingga informasi dapat disampaikan lebih tepat dan terstruktur.
3. Penyuluh, meningkatkan pengetahuan/ kualitas Sumber Daya Manusia (masyarakat) dalam pengelolaan air
minum yang aman dan mandiri.
4. Advokasi, melakukan koordinasi dengan anggota kelompok masyarakat/ lembaga/ institusi terkait
perencanaan, pelaksan dan penyampaian hasil pengawasan kualitas air minum.
Untuk menjaga kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat dilakukan pengawasan kualitas air minum secara
eksternal dan internal (Permenkes No 492 Tahun 2010). Pengawasan kualitas air minum secara eksternal
merupakan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota atau oleh KKP khusus wilayah
KKP. Sedangkan pengawasan secara internal merupakan pengawasan yang dilaksanakan oleh penyelenggara air
minum untuk menjamin kualitas air minum yang diproduksi memenuhi syarat. Kegiatan pengawasan kualitas air
minum meliputi inspeksi sanitasi, pengambilan sampel air, pengujian kualitas air, analisis hasil pemeriksaan
laboratorium, rekomendasi dan tindak lanjut.
Pengawasan eksternal dan internal dilakukan dengan dua cara, meliputi pengawasan berkala dan pengawasan atas
indikasi pencemaran. Pengawasan berkala ada 2 jenis, (1) pada sistem jaringan perpipaan dilakukan di titik
terjauh/akhir pada unit distribusi atau wilayah pelayanan dan (2) pada bukan jaringan perpipaan dilakukan pada
setiap sarana air minum. Sedangkan pengawasan atas indikasi pencemaran merupakan pengawasan kualitas air
pada wilayah produksi air minum dan distribusi (wilayah antara produksi dan pelayanan).
Berdasarkan siklus PAMSIMAS, maka pemeriksaan kualitas air minum ada 3 jenis, yaitu (1) pemeriksaan pra
konstruksi, uji kualitas air pra konstruksi adalah uji kualitas air yang dilakukan dengan mengambil sampel air, untuk
memastikan bahwa sumber air yang akan digunakan memenuhi syarat aman. (2) pemeriksaan paska konstruksi, uji
kualitas air paska konstruksi adalah uji kualitas air yang dilakukan setelah sarana air minum tersambung ke
masyarakat dengan menggunakan anggaran RKM dan (3) pemeriksaan secara berkala, uji kualitas air berkala
adalah uji kualitas air yang dilakukan secara rutin setiap 6 bulan sekali, baik dilakukan di sumber air baku maupun di
SR, HU, KU untuk memastikan bahwa air yang digunakan oleh masyarakat secara kualitas aman. Berikut gambaran
pemeriksaan kualitas air dalam program PAMSIMAS:

Pemeriksaan Pra Pemeriksaan Paska Pemeriksaan Berkala


Konstruksi Konstruksi
Opsi Pendanaan BOK, APBD, Dana Desa Dana RKM Pamsimas Dana KPSPAMS

Sanitarian, Dinkes,
Pelaksana Sanitarian, KKM, Satlak Sanitarian, KPSPAMS
Pemdes.

Penyusunan proposal dan Setelah dilakukan uji


sebelum pelaksanaan fungsi SPAM (hingga
Waktu Kegiatan Rutin setiap 6 bulan sekali
konstruksi (tergantung lokasi pengguna/
opsi SPAM yang dipilih) pelayanan

Berdasarkan Permenkes no 736 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Penangawasan Kualitas Air Minum, sumber
dana pembiayaan pengawasan internal berasal dari penyelenggara air minum. Hasil pengawasan internal kualitas air
minum dicatat dan dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setiap bulan (melalui Puskesmas,
koordinasi dengan Sanitarian).

Anda mungkin juga menyukai