PADA JEMBATAN
Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena dengan kasihnya yang selalu menaungi sehingga penulis dapat
menyelesaiakan tugas akhir ini dengan baik sebagai sebagai persyaratan
untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik,
Universitas Kristen Indonesia Toraja. Adapun judul penulisan ini adalah:
“PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS DAN ABUTMEN
PADA JEMBATAN”
Dalam penyusunan Tugas Akhir penulis mendapat berbagai
kesulitan. Namun karena bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Atas selesainya
penulisan tugas akhir ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Oktavianus Pasoloran, SE., M.Si., Ak., CA., selaku rektor
Universitas Kristen Indonesia Toraja.
2. Yafet Bontong, ST., MT., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Kristen Indonesia Toraja.
3. Dr.Ir. Parea Rusan Rangan, ST., MT., CST., IPM. selaku Ketua
Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Indonesia Toraja dan juga
selaku pembimbing I yang senantiasa bersedia meluangkan waktu
dan pikiran dalam memberikan bimbingan kepada penulis dalam
penyelesaian tugas akhir ini.
4. Ir. Israel padang, ST., MT. selaku pembimbing II yang senantiasa
bersedia meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan
bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.
5. Ir. Bastian A. Ampangallo ST., MT. selaku dosen penguji.
6. Ir.Dian pranata P.Ambali, ST., M.Eng.selaku dosen penguji.
7. Araham ganti, ST., MT.Selaku dosen penguji.
8. Harni Eirene Tarru,S.T.,M.T. selaku dosen penasehat akademik
yang selalu memberikan arahan dan nasihat kepada penulis.
ii
9. Seluruh dosen, staff, dan pegawai Teknik Sipil Universitas Kristen
Indonesia Toraja.
10. Teristimewa kepada orang tua terkasih Dody Setiawan, Ibu
Yustina Tiku Pakinna, ayah Men Abram Tandiabang, dan
eristimewa juga kepada Orang Tua terkasih Debby Anugrah Wati,
ibu Agustina Bokko’, Ayah Suleman. Serta saudara - saudari dan
seluruh keluarga yang telah banyak memberikan dukungan moral
maupun material, motivasi, pengorbanan dan doa restu selama ini.
11. Teman-teman serta rekan-rakan Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil
(HMTS) UKI Toraja secara khusus angkatan 2017 (IRON) yang
selalu memberikan dukungan kepada penulis.
12. Teman-teman seperjuangan Kelas A tanpa terkecuali yang selalu
memotivasi dan selalu mendukung penulis sehingga tugas akhir ini
terselesaikan dengan baik.
13. Kepada sahabat danTeman-tamanterkasih Ravin Aggrianto,
Selprike Daunan, windy sakaria, veby Gusfan, ripaldi,
Frismatica, Gerson, Hein, Habel,William, TONDECS
(Andre,Adelia,Nengsi,lym yusuf ), dan teman-teman yang tidak
sempat disebut namanya satu per satu yang selalu bersedia untuk
bertukar pikiran dan membantu penulis dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
14. Saudara sepelayanan PPGT JMT tanpa terkecuali yang selalu
memotivasi dan selalu mendukung penulis sehingga tugas akhir ini
terselesaikan dengan baik.
15. Pihak yang telah membantu yang tidak sempat disebutkan namanya
satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa uraian dari Tugas Akhir ini
masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu penulis mengarapkan masukan dan saran dari berbagai
pihak yang bersifat membangun untuk perbaikan Tugas Akhir ini.
iii
Semoga Tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca,
mohon maaf atas segala kekurangan yang ada. Tuhan Yesus Memberkati.
Penulis
iv
ABSTRACT
REDESIGN OF THE TOP STRUCTURE AND ABUTMENTS ON THE
BRIDGE
v
ABSTRAK
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS DAN ABUTMEN PADA
JEMBATAN
vi
DAFTAR ISI
TUGAS AKHIR ........................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 5
vii
2.1.2.Macam-Macam Struktur Jembatan ....................................... 7
viii
3.2.2 Pendekatan literatur/kepustakaan ...................................... 65
PEMBAHASAN ........................................................................................ 69
ix
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 156
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Beban Gelagar ....................................................................17
Gambar 2. 2 Potongan A-A dan B-B ........................................................17
Gambar 2. 3 Beban tiang sandaran .........................................................18
Gambar 2. 4 Berat Parapet ......................................................................19
Gambar 2. 5 Beban Lajur “D” ...................................................................21
Gambar 2. 6 Reaksi Akibat Beban “D” .....................................................22
Gambar 2. 7 Pembebanan truk “T” (500 kN) ............................................22
Gambar 2. 8 Gaya Rem ...........................................................................23
Gambar 2. 9 Peta percepatan puncak di batuan dasar (PGA) untuk
probabilitas terlampaui 7% dalam 75 tahun. ............................................25
Gambar 2. 10 Peta respon spektra percepatan 1 detik di batuan dasar
untuk probabilitas terlampaui 7% dalam 75 tahun ....................................26
Gambar 2. 11 Penyebaran Beban ...........................................................35
Gambar 2. 12 Penyebaran Beban ...........................................................36
Gambar 2. 13 Penyebaran Beban 3 ........................................................36
Gambar 2. 14 Beban Sementara (Beban Angin) ......................................37
Gambar 2. 15 Penampang balok T .........................................................39
Gambar 2. 16 Beban Sendiri Gelagar ......................................................39
Gambar 2. 17 Beban Mati Tambahan Gelagar ........................................40
Gambar 2. 18 Pembebanan Pada Gelagar Akibat Beban Angin .............41
Gambar 2. 19 Plat Injak Arah Melintang ..................................................46
Gambar 2. 20 Diagram Pembebanan Abutmen Akibat Beban Sendiri .....49
Gambar 2. 21 Diagram Pembebanan Abutmen Akibat Urugan Tanah .....50
Gambar 2. 22 Diagram Pembebanan Abutmen Akibat Tekanan Tanah ...50
Gambar 3. 1 Lokasi Penelitian ................................................................. 64
Gambar 3. 2 Bagan Alir Penelitian ........................................................... 67
Gambar 4. 1 Potongan Arah Melintang Struktur Atas Jembatan ..............79
Gambar 4. 2 Potongan Arah Memanjang Struktur Atas Jembatan ...........79
Gambar 4. 3 Sandaran ............................................................................80
xi
Gambar 4. 4 Pembebanan Pada Sandaran Jembatan .............................81
Gambar 4. 5 Tiang Sandaran ..................................................................82
Gambar 4. 6 Pembebanan Pada Trotoar .................................................85
Gambar 4. 7 Penulangan Lantai Trotoar ..................................................87
Gambar 4. 8 Penampang Balok Beton Bertulan ......................................88
Gambar 4. 9 Penyebaran Beban ............................................................90
Gambar 4. 10 Penyebaran Beban 2 .......................................................90
Gambar 4. 11 Penyebaran Beban 3 .......................................................91
Gambar 4. 12 Beban Sementara (Beban Angin) ...................................93
Gambar 4. 13 Penulangan plat lantai arah memanjang (Y)......................98
Gambar 4. 14 Penulangan plat lantai arah melintang (X) .........................98
Gambar 4. 15 Denah jembatan ................................................................99
Gambar 4. 16 Beban Sendiri Gelagar ...................................................100
Gambar 4. 17 Beban Mati Tambahan Gelagar ......................................101
Gambar 4. 18 Beban lajur TD ................................................................101
Gambar 4. 19 pembebanan pada gelagar akibat beban angin ...............104
Gambar 4. 20 Penulangan Balok T Arah Melintang ...............................109
Gambar 4. 21 Penulangan Balok T Arah Memanjang ............................109
Gambar 4. 22 Penulangan Diafragma Arah Melintang ...........................112
Gambar 4. 23 Penulangan Diafragma Arah Memanjang ........................113
Gambar 4. 24 Plat Injak .........................................................................113
Gambar 4. 25 penulangan plat injak arah melintang ..............................115
Gambar 4. 26 penulangan plat injak arah memanjang ...........................115
Gambar 4. 27 Diagram pembebanan abutment .....................................116
Gambar 4. 28 Diagram pembebanan abutment .....................................118
Gambar 4. 30 Diagram Gaya Rem Dan Gaya Angin Pada Abutmen .....122
Gambar 4. 31 Gaya Gempa Pada Abutmen ..........................................125
Gambar 4. 32 Diagram Stabilitas Guling Arah Memanjang ....................137
Gambar 4. 33 Diagram Stabilitas Guling Arah Melintang .......................140
Gambar 4. 34 Diagram Stabilitas Geser Arah Memanjang.....................142
Gambar 4. 35 Diagram Stabilitas Geser Arah Melintang ........................145
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Klasifikasi Menurut Kelas Jalan ............................................... 13
Tabel 2. 2 Penentuan Lebar Jembatan .................................................... 13
Tabel 2. 3 Berat Isi Untuk Beban Mati ...................................................... 15
Tabel 2. 4 Jumlah Lajur Lalu Lintas Rencana .......................................... 19
Tabel 2. 5 Koefisien Seret, Cw ................................................................. 54
Tabel 2. 6 Kecep atan Angin Rencana..................................................... 55
Tabel 2. 7 Faktor amplifikasi untuk PGA dan 0,2 detik (FPGA/Fa) ............. 57
Tabel 2. 8 Besarnya nilai faktor amplifikasi untuk periode 1 detik (Fv) ..... 58
Tabel 2. 9 Koefisien Geser Dasar Untuk Tekanan Tanah Lateral ............ 58
Tabel 2. 10 Kombinasi Pembebanan ....................................................... 60
Tabel 4. 1 Satuan Mobil Pengemudi (SMP) .............................................69
Tabel 4. 2 Data Volume Lalu Lintas Jembatan Karassik, Lembang
Tapparan Utara, Kecamatan Rantetayo, Kabupaten Tana Toraja............70
Tabel 4. 3 Data Volume Lalu Lintas Jembatan Karassik, Lembang
Tapparan Utara, Kecamatan Rantetayo, Kabupaten Tana Toraja
Hari/Tanggal : ..........................................................................................71
Tabel 4. 4 Data Volume Lalu Lintas Jembatan Karassik, Lembang
Tapparan Utara, Kecamatan Rantetayo, Kabupaten Tana Toraja
Hari/Tanggal : ..........................................................................................72
Tabel 4. 5 Data Volume Lalu Lintas Jembatan Karassik, Lembang
Tapparan Utara, Kecamatan Rantetayo, Kabupaten Tana Toraja
Hari/Tanggal : ..........................................................................................73
Tabel 4. 6 Data Volume Lalu Lintas Jembatan Karassik, Lembang
Tapparan Utara, Kecamatan Rantetayo, Kabupaten Tana Toraja
Hari/Tanggal : ..........................................................................................74
Tabel 4. 7 Data Volume Lalu Lintas Jembatan Karassik, Lembang
Tapparan Utara, Kecamatan Rantetayo, Kabupaten Tana Toraja
Hari/Tanggal : ..........................................................................................75
Tabel 4. 8 LHR Volume Lalu Lintas pada Jembatan karassik ..................76
xiii
Tabel 4. 9 Penentuan Lebar Jembatan ....................................................77
Tabel 4. 10 Perhitungan Penulangan tiang sandaran ..............................83
Tabel 4. 11 Perhitungan Penulangan Trotoar ..........................................86
Tabel 4. 12 Perhitungan Abutmen Akibat Berat Sendiri .........................117
Tabel 4. 13 perhitungan Abutmen Akibat Urugan Tanah .......................119
Tabel 4. 14 Perhitungan Gaya Gempa Arah X Pada Abutmen ..............126
Tabel 4. 15 Perhitungan Gaya Gempa Arah Y Pada Abutmen ..............127
Tabel 4. 16 Rekapitulasi Pembeban Abutmen Jembatan .......................130
Tabel 4. 17 Kombinasi Pembebanan .....................................................131
Tabel 4. 18 Kombinasi Pembebanan 2 ..................................................132
Tabel 4. 19 Kombinasi Pembebanan 3 ..................................................133
Tabel 4. 20 Kombinasi Pembebanan 4 ..................................................134
Tabel 4. 21 Kombinasi Pembebanan 5 ..................................................135
Tabel 4. 22 Rekapitulasi Kombinasi Pembebanan Abutmen ..................136
Tabel 4. 23 Rekapitulasi Stabilitas Guling Arah Memanjang ..................139
Tabel 4. 24 Rekapitulasi Stabilitas Guling Arah Melintang .....................142
Tabel 4. 25 Rekapitulasi Stabilitas Geser Arah Memanjang...................145
Tabel 4. 26 Rekapitulasi Stabilitas Geser Arah Melintang ......................147
Tabel 4. 27 pembebanan kepala abutment ............................................149
Tabel 4. 28 Penulangan Kepala Abutmen .............................................149
Tabel 4. 29 Pembebanan Corbel ...........................................................150
Tabel 4. 30 Perhitungan penulangan Corbel ..........................................151
Tabel 4. 31 Pembebanan Breast Wall....................................................152
Tabel 4. 32 Perhitungan Penulangan Breast Wall ..................................152
Tabel 4. 33 Pembebanan Footing ..........................................................153
Tabel 4. 34 Perhitungan Penulangan Footing ........................................154
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang giat
melaksanakan pembangunan di segala bidang .Jalan sebagai salah satu
prasarana transportasi mempunyai peran yang penting di dalam kelancaran
transportasi untuk pemenuhan hidup Sehingga jalan yang lancar, aman dan
nyaman telah menjadi kebutuhan hidup utama. Tetapi seperti yang kita ketahui
terkadang perjalanan kita terganggu oleh Sungai, selat, danau maupun jalan
lalu lintas biasa.Sehingga perlu adanya suatu penghubung agar kita dapat
melintasinya dalam hal ini adalah Jembatan.
Jembatan Tapparan Rantetayo merupakan konstruksi jembatan yang
menghubungkan jalan antara Kecamatan Tapparan Utara dan Kecamatan
Kurra dengan panjang bentangan 20 meter dan lebar 4,5 meter, terletak di
Dusun Leppangan, Lembang Tapparan Utara, Kecamatan Rantetayo,
Kabupaten Tana Toraja. Lembang Tapparan Utara merupakan salah satu
daerah penghasil material pasir terbesar di Tana Toraja, sehingga jembatan
tapparan rantetayo sangat berperan penting bagi perkembangan masyarakat
sekitar.
Pembangunan jembatan Tapparan Utara Rantetayo sudah berumur
sekitar 40 Tahun,dan seiring perkembangan transportasi antar daerah dan
kendaraan bermuatan besar mengakibatkan Masalah yaitu penurunan daya
dukung jembatan, Jembatan yang sudah tua mengalami lendutan pada balok
induk kemudian struktur abutmennya hanya menggunakan batu kali
sementara pada kondisi sekarang,jembatan tapparan menjadi Tambang pasir
tipe C dimana kendaraan-kendaraan yang bermuatan pasir dapat di katakan
sudah bermuatan Ton yang di anggap tidak layak lagi untuk melayani beban
layan lalu lintas.
1
Berdasarkan kondisi diatas maka dari itu perencanaan ulang sangat
diperlukan guna mendukung beban yang melintas pada jembatan tetap dalam
keadaan stabil. Untuk menunjang keamanan, kenyamanan, dan keindahan
dari jembatan, maka diharapkan dalam proses perencanaan harus
diperhitungkan dengan sebaik mungkin sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Dalam perencanaan jembatan ini, penulis merencanakan jembatan
dengan menggunakan beton bertulang dengan metode dan mengacu pada
RSNI T-02-2005 seperti pada penelitian serupa oleh Hesekial Tamba, dkk.
2017., merencanakan struktur jembatan beton bertulang di Sungai Sail
Kecamatan Limapuluh Pekanbaru dengan panjang bentang 20 meter dan
lebar 7 meter dengan memperoleh hasil perencanaan tiang sandaran dengan
dimensi 10 cm x 15 cm menggunakan tulangan 2D10, pelat lantai kendaraan
dengan tebal 20 cm menggunakan tulangan D13–130, gelagar dengan
dimensi 60 cm x 125 cm menggunakan tulangan 12D40, balok diafragma
dengan dimensi 30 cm x 50 cm menggunakan tulangan 4D16. Dan juga pada
penelitian Damianus P H. Making, dkk. 2019.,
Merencanakan struktur jembatan beton bertulang pada jembatan
Bestobe I Kecamatan Insana Barat Kabupaten Timor Tengah Utara dengan
Panjang 12 meter dan lebar 9 meter dengan memperoleh hasil Tinggi tiang
sandaran 1,25 m dengan tulangan pokok 4D10 Tebal plat kantilever 200 mm
dengan menggunakan tulangan pokok D12- 190 mm, Tebal plat lantai
kendaraan 200 mm dengan menggunakan tulangan pokok daerah tumpuan
D16-200 mm, Tinggi balok T 800 mm, lebar badan 500 mm, lebar sayap
1.500 mm, Tinggi diafragma 400 mm, lebar badan 250 mm dengan
menggunakan tulangan daerah tarik 4D16, tulangan daerah tekan 2D16 dan
tulangan geser D12-700 mm. Badan abutmen menggunakan tulangan pokok
D29-203 mm, Footing menggunakantulangan pokok D29- 319 mm, Sayap
abutmen (Wing Wall) menggunakan tulangan pokok D22-209 mm, Pondasi
sumuran dengan diameter 3000 mm daan kedalaman pondasi sumuran 4000
mm. Menggunakan tulangan pokok D22-200 mm.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk menuangkannya
dalam suatu karya tulis sebagai tugas akhir dengan judul:
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan Bab yang menguraikan tentang: Latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian,batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Merupakan Bab yang menguraikan tentang: pengertian jembatan
dan teori teori pendukung penelitian yang diperoleh dari berbagai
sumber, baik berupa sumber tertulis seperti buku,liberatur dan
sebagainya.
BAB V PENUTUP
Bab ini membahas tentang kesimpulan san saran tetang penelitian
tinjauan perencanaan srtuktur atas dan perencanaan abutmen.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Penelitian Terdahulu
2.1.1. Pengertian Jembatan
Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route
transfortasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-
lain. Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-
rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, saluran irigasi dan
pembuangan.
Konstruksi jembatan dapat diklasifikasikan berdasarkan aspek yang
berbeda seperti jenis material dari konstruksi ( beton, kayu, baja komposit dan
lain-lain, bentuk struktur ( rangka, gelagar, dinding penuh, dan lain-lain); tipe
perletakan (gelagar sederhana, overhang, menerus, dan lain-lain; lalulintas
kendaraan (jembatan jalan raya, jembatan kereta api, dan lain-lain); letak
lantai kendaraan (lantai di atas, lantai di bawah, lantai di tengah atau
kombinasi ketiganya); jembatan permanen atau sementara; dapat atau tidak
dapat digerakkan dan sebagainya.
Jembatan terdiri dari dua bagian struktur utama, yaitu struktur atas
(upper structure) dan struktur bawah (sub-struktur).Struktur atas merupakan
struktur jembatan yang berfungsi menerima beban hidup secara langsung.
Struktur atas itu sendiri terdiri dari beberapa bagian yaitu: trotoar, plat lantai
jembatan, gelagar memanjang, diafragma, dan plat injak. Sedangkan struktur
bawah berfungi menerima beban dari struktur atas dan meneruskan beban
tersebut ke tanah. Struktur bawah itu sendiri terdiri dari dua bagian yaitu:
abutmen dan pondasi.
2.2 Beton
2.2.1 Pengertian Beton
Beton merupakan suatu elemen struktur yang terdiri dari partikel-
partikel agregat yang dilekatkan oleh pasta yang terbuat dari semen Portland
dan air. Pasta ini mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel- partikel
agregat dan setelah beton segar dicorkan ia akan mengeras sebaaiakibat dari
reaksi-reaksi kimia eksotermis antara semen dan air seehingga membentuk
suatu bahan struktur yang padat dan dapat tahan lama (Ferguson, 1999
dalam Muhammad Ikhsan Saifuddin, 2012).
Kelas dan mutu beton ini, dibedakan menjadi tiga kelas yaitu:
Sifat utama dari beton ,yaitu sangat kuat terhadap beban tekan,tetapi
juga bersifat getas/mudah patah atau rusak terhadap beban tarik. Dalam
perhitungan struktur,kuat tark beton ini biasanya di abaikan,sedangkan sifat
utama besi tulangan ,yaitu kuat terhadap beban tarik maupun beban tekan.
1. Kelebihan Beton
a. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan
konstruksi
b. Mampu memikul beban yang berat
c. Tahan terhadap temperature yang tinggi
d. Biaya pemeliharaan yang kecil
2. Kekurangan Beton
a. Bentuk yang dibuat sulit untuk diubah
b. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi
c. Berat
d. Daya pantul suara yang besar
Perhitungan jumlah arus kendaraan yang lewat dinyarakan dalam LHRT (Lalu
Lintas Harian Rata – Rata Tahunan) dan LHR (Lalu LintasHarian Rata – Rata).
3. Klasifikasi Jalan
Jalan dibagi dalam kelas – kelas yang penempatannya berdasarkan
pada fungsi dan volume lalu lintas. Dalam “Tata Cara Perencanaan Geometrik
Jalan Antar Kota Tahun 1997, klasifikasi dan fungsi jalan dibedakan antara
lain:
Tabel 2. 1 Klasifikasi Menurut Kelas Jalan
Lalu Lintas Harian Rata –
FUNGSI KELAS
Rata (SMP)
Utama I > 20000
II A 6000 – 20000
Sekunder II B
1500 – 8000
II C
< 2000
Penghubung III \-
Sumber : “Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997
Beban mati adalah semua beban yang berasal dari berat sendiri
jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur
tambahan yang dianggap merupakan satu kesatuan tetap dengannya.Dalam
menentukan besarnya beban mati, harus digunakan nilai berat isi untuk
bahan-bahan bangunan seperti tersebut di bawah ini:
Tabel 2. 3 Berat Isi Untuk Beban Mati
Berat Isi Kerapatan
N Bahan
NO (kN/m3) Massa (kg/m3 )
Lapisan permukaan aspal 22,0 2245
1
1 (bituminous wearing surface)
2. Beban Aspal
𝑃2 = 𝑉 𝑥 𝛾𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 ……….……(2.2)
4. Beban Gelagar
6. Berat Parapet
Gambar 2. 4 Berat Parapet
𝑃7 = 𝑉 𝑥 𝛾𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 𝑥 𝑛 ….……..(2.7)
Dimana, V = volume parapet (m3)
γbeton = berat isi beton (kN/m3)
n = jumlah parapet
Jadi total beban mati = (𝑃1 + 𝑃2 + 𝑃3 + 𝑃4 + 𝑃5 + 𝑃6 + 𝑃7 ) …..….....(2.8)
2.4.2 Beban Hidup (H)
Beban hidup adalah semua beban yang berasal dari berat kendaraan-
kendaraan bergerak / lalu lintas dan / atau pejalan kaki yang dianggap bekerja
pada jembatan.
Beban hidup pada jembatan harus ditinjau dinyatakan dalam dua
macam, yaitu beban “T” yang merupakan beban terpusat untuk lantai
kendaraan dan beban “D” yang merupakan beban jalur untuk gelagar. Jalur
lalu lintas mempunyai lebar minimum 2,75meter dan lebar maksimum 3,75
meter. Lebar jalur minimum ini harus digunakan untuk beban “D” per jalur.
Jumlah jalur lalu lintas untuk lantai kendaraan dengan lebar 5,50 m atau lebih
ditentukan menurut tabel berikut:
Tabel 2. 4
Jumlah Lajur Lalu Lintas Rencana
Lebar bersih Jumlah lajur lalu
Tipe Jembatan (1)
jembatan (2) (mm) lintas rencana (R)
Satu lajur 3000 ≤ w < 5250 1
Lebar bersih Jumlah lajur lalu
Tipe Jembatan (1)
jembatan (2) (mm) lintas rencana (R)
5250 ≤ 7500 2
7500 ≤ w < 10000 3
Dua arah, tanpa
10000 ≤ w < 12500 4
Median
12500 ≤ w < 15250 5
w ≥ 15250 6
5500 ≤ w ≤ 8000 2
8250 ≤ w ≤ 10750 3
Dua arah, dengan
11000 ≤ w ≤ 13500 4
Median
13750 ≤ w ≤ 16250 5
w ≥ 16500 6
(Sumber :SNI 1725: 2016)
Catatan (1) : Untuk jembatan tipe lain, jumlah lajur lalu lintas
rencana harus ditentukan oleh instansi yang berwenang
Catatan (2) : lebar jalur kendaraan adalah jarak minimum antara
kerb atau rintangan untuk satu arah atau jarak antara
kerb/rintangan/median dan median untuk banyak arah
1. Muatan “D”
Muatan “D” atau muatan jalur adalah susunan beban pada setiap jalur
lalu lintas yang terdiri dari beban terbagi rata sebesar “q” ton per meter panjang
jalur, dan beban garis “P” ton per jalur lalu lintas tersebut. Besarnya beban “q”
ditentukan sebagai berikut
𝑞 = 9,0 𝑘𝑃𝑎 ...........................................untuk L ≤ 30m
𝑞 = 9,0 𝑥 ( 0,5 + 15/𝐿) 𝑘𝑃𝑎 ..................untuk L > 30m
dengan q adalah intensitas beban terbagi rata dalam arah memanjang
jembatan dan L adalah panjang total jembatan yang dibebani (meter).
Sedangkan besar intensitas beban garis “P” adalah 49,0 kN/m.
Ketentuan penggunaan beban “D” dalam arah melintang jembatan adalah
sebagai berikut:
- Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan sama atau lebih kecil dari
5,50 meter, beban “D” sepenuhnya (100%) harus dibebankan pada seluruh
lebar jembatan.
- Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan lebih besar dari 5,50 meter,
beban “D” sepenuhnya (100%) dibebankan pada lebar jalur 5,50meter
sedang lebar selebihnya dibebani hanya separuh beban “D” (50%).
Bentang “D” tersebut harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
menghasilkan pengaruh terbesar, dimana dalam perhitungan momen
maksimum positif akibat beban hidup (beban terbagi rata dan beban garis)
pada gelagar dua perletakan digunakan beban terbagi rata sepanjang bentang
gelagar dan satu beban garis.Konstruksi trotoar harus diperhatikan terhadap
beban hidup sebesar 5 kPa.
2. Muatan “T”
Muatan “T” adalah beban terpusat yang khusus bekerja pada lantai
kendaraan.Lantai kendaraan adalah seluruh lebar bagian jembatan yang
digunakan untuk lalu lintas kendaraan. Beban ini berupa beban yang berasal
dari berat kendaraan truk yang mempunyai beban roda ganda sebesar 500 kN
dengan ukuran pada gambar berikut:
TIPE JEMBATAN CW
Bangunan atas massif
b/d = 1,0 2,1
b/d = 2,0 1,5
b/d ≥ 6,0 1,25
𝐶𝑠𝑚
𝑇𝐸𝑄 = 𝑥 𝑊𝑇
𝑅
Untuk periode lebih kecil dari T 0, koefisien respons gempa elastik (Csm)
didapatkan dari persamaan berikut :
𝑇
𝐶𝑠𝑚 = (𝑆𝐷𝑆 − 𝐴𝑆 ) + 𝐴𝑆
𝑇0
Untuk periode lebih besar atau sama dengan T0, dan lebih kecil atau sama
dengan TS, respons spektra percepatan, Csm adalah sama dengan SDS.
Untuk periode lebih besar dari T S, koefisien respons gempa elastik (Csm)
didapatkan dari persamaan berikut :
𝑆𝐷1
𝐶𝑠𝑚 = 𝑇
dengan,
𝐴𝑆 = 𝐹𝑃𝐺𝐴 𝑥 𝑃𝐺𝐴
𝑆𝐷1 = 𝐹𝑉 𝑥 𝑆1
𝑆𝐷𝑆 = 𝐹𝑎 𝑥 𝑆𝑆
𝑆𝐷1
𝑇𝑆 =
𝑆𝐷𝑆
𝑇0 = 0,2 𝑥 𝑇𝑆
𝑊
𝑇 = 2 𝜋√𝑔 𝑥 𝑇𝐾
𝑝
𝐼𝑥
𝐾𝑝 = 3 𝑥 𝐸𝑐 𝑥 𝐿𝑏3
Keterangan:
WT : berat total struktur terdiri dari beban mati dan beban hidup yang
sesuai (kN)
SDS : nilai spektra permukaan tanah pada periode pendek (T=0,2 detik).
Lb : tinggi struktur (m )
PGA = 0,3
PGA = 0,4
Ss = 0.75
Ss ≤ 0.25
Ss ≥ 1.25
Ss = 0.5
Ss = 1.0
Kelas situs
Batuan Keras
0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
(SA)
Batuan (SB) 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Tanah Keras
1.7 1.6 1.5 1.4 1.3
(SC)
Tanah Sedang
2.4 2.6 1.8 1.6 1.5
(SD)
Tanah Lunak
3.5 3.2 2.8 2.4 2.4
(SE)
Tanah Khusus
SS SS SS SS SS
(SF)
Sumber: SNI 2833: 2016
Tabel 2. 8 Besarnya Nilai Faktor Amplifikasi Untuk Periode 1 Detik (Fv)
Kelas Situs S1 ≤ 0.1 S1 = 0.2 S1 = 0.3 S1 =0.4 S1 ≥ 0.5
Batuan Keras (SA) 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Batuan (SB) 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Tanah Keras (SC) 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3
Tanah Sedang (SD) 2.4 2.0 1.8 1.6 1.5
Tanah Lunak (SE) 3.5 3.2 2.8 2.4 2.4
Tanah Khusus (SF) SS SS SS SS SS
Sumber: SNI 2833: 2016
Tabel 2. 9 Koefisien Geser Dasar Untuk Tekanan Tanah Lateral
Kategori kepentingan
Bangunan bawah Sangat Penting Lainnya
penting
Pilar tipe dinding 1,5 1,5 2,0
Tiang/kolom beton bertulang
Tiang vertikal 1,5 2,0 3,0
Tiang miring 1,5 1,5 2,0
Kolom tunggal 1,5 2,0 3,0
Tiang baja dan komposit
Tiang vertikal 1,5 5,0
Tiang miring 1,5 3,0
Kolom majemuk 1,5 3,5 5,0
2.6.Kombinasi Beban
Aksi rencana digolongkan kedalam aksi tetap dan transien, Kombinasi beban
umumnya didasarkan kepada beberapa kemungkinan tipe yang berbeda dari
aksi yang bekerja secara bersamaan. Aksi rencana ditentukan dari aksi
nominal yaitu mengalikan aksi nominal dengan faktor beban yang memadai.
Seluruh pengaruh aksi rencana harus mengambil faktor beban yang sama,
apakah itu biasa atau terkurangi. Disini keadaan paling berbahaya harus
diambil.
Tabel 2.10 Kombinasi Beban Dan Faktor Beban
MS Gunakan salah
MA satu
TT
TA TD
Keadaan PR EWs EWL BF EUn TG ES
TB
Batas PL EU EQ TC TV
TR
SH TP
c) Gaya Lintang
1
𝑅𝐴 = 𝑅𝐵 = 𝑥𝑞𝑥𝑙 …………………… (7)
2
6. Cek tegangan :
a) Tegangan Lentur
M
ijin
W …………………… (8)
Tegangan Geser
𝐷
𝜏= ≤ 𝜏 𝑖𝑗𝑖𝑛 = 0,58 𝑥 𝜎 …………………… (9)
𝐴
b) Cek kekakuan/lendutan
𝐿
𝛿𝑖𝑗𝑖𝑛 = 300 ≥ 𝛿𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 …………………… (10)
𝑞 𝑥 𝐿4
𝛿𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 = 384 𝑥 𝐸 𝑥 𝐼 …………………… (11)
2. Trotoar
Trotoar adalah bagian yang dingunakan sebagai perlintasan bagi pejalan.
Lantai trotoar lantai tepi dari plat jembatan yang berfungsi menahan beban-
beban yang terjadi akibat beban trotoar sendiri dan beban pejalan kaki .
3. Pelat Lantai
Dalam perhitungan plat lantai beban beban yang terjadi adalah beban
sendiri plat, berat aspal,berat air hujan,akibat tekanan roda,akibat beban
sementara(beban angin).
Perhitungan plat lantai jembatan berdasarkan penyaluran beban Metode
Amplop dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Menentukan data data perencanaan yang terdiri dari :
- Mutu beton(f’c)
1) Beban Sendiri
- Berat sendiri plat
- Berat aspal
- Berat air hujan
Berdasarkan grafik dan tabel beton bertulang :Ly/Lx =(113, 20, 112)
Mlx = 0,001 x Wu x lx2 x x
Mly = 0,001 x Wu x lx2 x x
Mtx =-0,001 x Wu x lx2 x x
Mty = ½ x Mlx …………………… (20)
Wu =1,3 x Wd …………………… (21)
Dimana, Wd : Total berat sendiri
lx2 : lebar arah x yang ditinjau
x : nilai dari tabel penyaluran beban
2) Akibat Tekanan Roda
bx = 80 cm
by = 50 cm
10 ton
besar muatan T disebarkan = 0,8 x = 25 t/m2
0,5
Tx
=→ Fxm (Tabel Bittner)
Lx
Ty
=→ Fym (Tabel Bittner)
Lx
Ty : Lx
Mxm = Fxm x T x Tx x Ty
Mym = Fym x T x Tx x Ty
Tx
=→ (Tabel Bittner)
Lx
Ty
=→ Fym (Tabel Bittner)
Lx
Mxm1 = Fxm x T x Tx x Ty
Mym1 = Fym x T x Tx x Ty
5) Menghitung Penulangan
Menentukan Data perencanaan
ρ < ρmaks
Cek Ketebalan Plat
- Berdasarkan tebal minimum plat
Ln/28 …………………… (32)
H> Ln/28 syarat
- Syarat lendutan
2.7.2 Perencanaan Gelagar Memanjang balok T
Balok T adalah suatu balok yang pengecorannya dilakukan secara
monolit dengan plat, sehingga plat beton diperhitungkan sebagai sebagai
sayap dari balok.
s
1 ts
2 h
4 4 c2
3 c1
bw
b
Gambar 2. 15 Penampang balok T
QM s ASPAL
PLAT
L
DIAFRAGMA
GELAGAR
QM a ASPAL
PLAT
L
DIAFRAGMA
GELAGAR
Gaya geser dan Momen pada gelagar T akibat beban mati tambahan
(MA)
1
VMa = 2 QMA . L …………………… (35)
1
MMa= 8 QMA . L2 …………………… (36)
Tew
200
h/2
Qew
1 h
QWE =2 x x x Twe …………………… (37)
1) Tulangan Tarik
- Hitung lebar manfaat flens:
bE = L/4 …………………… (38)
bE = bw + 16 . hf …………………… (39)
bE =jarak antar gelagar
dipakai yang terkecil
- Menentukan apakah balok akan berperilaku sebagai balok T murni
atau persegi dengan cara menghitung momen tahanan MR, dengan
meganggap seluruh flens beradah didaerah desak
hf
MR = ϕ (0,85. Fc) bE.hf(d - 2 ) …………………… (40)
d−c
Єs = (0,003) …………………… (52)
c
fy
Єy = Es
Jika Єs > Єy, maka baja tulangan mencapai tegangan luluh sebelum
mencapai regangan maksimum 0,003.
- Untuk menjamin agar gelagar bersifat daktail maka tulangan tekan
diambil 30 % tulangan Tarik, sehingga:
As’ = 0,3x Asterpasang …………………… (53)
- Tulangan pembagi
Tulangan pembagi = 0,2 x As tul.utama
2) Perencanaan Tulangan Geser
Dihitung dengan langkah langkah sebagai berikut:
1
- Vc= 3 x√fc. b. d …………………… (54)
- Øvc
Dimana, Ø = faktor reduksi kekuatan
Vc= kuat geser nominal beton
d = tinggi efektif
VU > ØVc (perlu sengkang)
- VU < ØVc tidak perlu sengkang (walau secara teoritis tidak
perlu sengkang tetapi untuk kestabilan struktur dan peraturan
masyarakat dipasang tulangan minimum (spasi maksimum)
1
- vsmak = 2d diganti b
d = tinggi efektif
4. Plat Injak
Plat injak berfungsi untuk menyalurkan beban yang diterima secara
merata menuju tanah dibawahnya dan juga mencegah terjadinya defleksi
yang terjadi pada permukaan jalan.
Perhitungan meliputi:
Penulangan
Tulangan utama
Tulangan bagi
2.8 Perencanaan Struktur Bangunan Bawah Jembatan
2.8.1 Abutmen
1. Gaya yang bekerja pada Abutment
Abutment merupakan bagian bangunan pada ujung-ujung jembatan,
selain sebagai pendukung bagi bangunan atas juga berfungsi sebagai
penahan tanah.
2) Beban hidup
1) Beban gempa
2) Beban angin
3) Beban rem
2. Stabilitas Abutment
0,25 m
0,25 m 0,13 m
2m 0,63 m 0,4 m
0,3 m I a
1
II
1,7 m
2
0,5 m
3
6m
4,3 m b 4 0,3 m
5 7
0,5 m
c
d 6
2m
0,33 m
f
e
0,31 m g 8 0,3 m
9
10 0,7 m
A
Gambar 2. 20 Diagram Pembebanan Abutmen Akibat Beban Sendiri
0,73 m 1,6 m 0,8 m 1,6 m
4m
5. Akibat berat urugan Tanah
Untuk menghitung berat akibat ukuran tanah maka diagram urugan
tanah itu haris dibagi dalam beberapa bagian, kemudian dihitung jarak
vertikalnya. Kemudian tentukan momennya.
2,1 m
0,5 m
II
III
2m
0,3 m IV
0,7 m
A
0,33 m
1,27 m 0,8 m 1,6 m
4m
H
TTA1
TTA2
Keterangan:
Kp= Koefisien tekanan tanah pasif
Ø = sudut geser tanah
γ = berat jenis tanah
Ta = tekanan tanah aktif
Ma1,2 = momen tekanan tanah aktif
H = tinggi abutmen
L = panjang abutmen
(Sumber : Joseph E.Bowles, 1993 “Analisa dan Desain Pondasi”)
7. Tahap Pembebanan
Dalam perancangan beton prategang, pembeban tidak hanya ditinjau
berdasarkan beban eksternal yang bekerja, seperti beban mati dan beban
hidup, tetapi juga terhadap kombinasi dari beban-beban tersebut dengan gaya
prategang yang bekerja pada penampang beton. Diantara tahap pembebanan
tersebut yang paling kritis biasanya pada tahap sesaat setelah baja
ditegangkan (initial stage) dan pada masa pelayanan/akhir (service/final
stage). (Supriyadi dan Setyo, 2007)
1. Initial Stage
initial stage adalah tahap dimana gaya prategang dipindahkan pada
beton dan tidak ada beban luar yang bekerja selain berat sendiri. Pada tahap
ini gaya prategang maksimum sebab belum ada kehilangan prategangan dan
kekuatan beton minimum sebab umur beton masih muda, konsekuensinya
tegangan pada beton menjadi kritis. Pada sistem penarikan awal (pre
tensioning), untuk mempercepat proses penarikan, tendon dilepaskan pada
saat beton mencapai (60-80) % kekuatan yang disyaratkan yaitu pada umur
28 hari. Pada sistem penarikan akhir (post tensioning), tendon tidak ditarik
sekaligus tetapi ditarik dalam dua atau tiga tahap untuk memberikan
kesempatan kepada beton untuk mencapai kekuatan yang diisyaratkan gaya
prategang diterapkan sepenuhnya. (Naaman, 1982).
2. Final Stage
Tahap ini merupakan kondisi paling berat untuk kondisi masa pelayanan,
dengan asumsi bahwa semua kehilangan prategang telah terjadi sehingga
gaya prategang telah mencapai nilai terkecil dan kombinasi beban luar
mencapai nilai terbesar yaitu meliputi berat sendiri, beban mati, beban hidup,
beban kejut dan sejenisnya. (Naaman, 1982)
8. Penulangan abutmen
Batas-batas penulangan pada abutment menggunakan rumus yang
sama pada penulangan struktur seperti berikut:
𝑈, 8. 𝛽. 𝑓′𝑐 6 …………….(2.17)
𝜌𝑏= ( )×( )
𝑓 6+𝑓
Dengan nilai β = 0.85 untuk f’c = 30 Mpa atau < dari 30 Mpa, dan apabila
nilai f’c > dari 30 Mpa maka akan direduksi sebesar 0.05 setiap peningkatan
sebesar 7 Mpa.
ρm=0.75 × ρb …………….(2.17)
1,4
ρm= f
…………….(2.18)
ρ 1 2.m.R
b= ×{1 − √1−(
m f
) …………….(2.19)
f
m = U.8 .f′ c …………….(2.20)
M
R= …………….(2.21)
b.d2
A = ρp . b . d …………….(2.22)
A
n= …………….(2.23)
l . ti . 1 .ti
V− θ .V
Vp = …………….(2.26)
θ
2
Sm = …………….(2.27)
2
A . f. d
Va = S …………….(2.28)
Keterangan:
Vw adalah kecepatan angin rencana (m/s) untuk keadaan batas yang
ditinjau (tabel 2.4)
Cw adalah koefisien seret (tabel 2.3)
Ab adalah luas ekuivalen bagian samping jembatan (m2)
Luas ekuivalen bagian samping jembatan adalah luas total bagian yang
masif dalam arah tegak lurus sumbu memanjang jembatan. Untuk jembatan
rangka luas ekivalen ini dianggap 30 % dari luas yang dibatasi oleh batang-
batang bagian terluar serta angin harus dianggap bekerja secara m8erata
pada seluruh bangunan atas.
Apabila suatu kendaraan sedang berada diatas jembatan, beban garis
merata tambahan arah horisontal harus diterapkan pada permukaan lantai
seperti diberikan dengan rumus:
𝑇𝐸𝑊2 = 0,0012 𝑥 𝐶𝑤 𝑥 (𝑉𝑤2 ) 𝑥 𝐴𝑏 …..……………...……………(2.31)
dengan Cw = 1.2
Tabel 2. 11 Koefisien Seret, Cw
Tipe Jembatan Cw
Bangunan atas masif:
b/d = 1 2,1
b/d = 2 1,5
b/d ≥ 6 1,25
Catatan (1):
b = lebar keseluruhan jembatan dihitung dari sisi luar sandaran
d = tinggi bangunan atas, termasuk tinggi bagian sandaran yang
masif
Catatan (2):
Untuk harga antara dari b / d bisa diinterpolasi linier
Catatan (3):
Apabila bangunan atas mempunyai superelevasi, Cw harus dinaikkan
sebesar 3 % untuk setiap derajat superelevasi, dengan kenaikan
maksimum 2,5 %
Sumber (SNI T-02-2005)
Untuk periode lebih besar atau sama dengan T 0, dan lebih kecil atau sama
dengan TS, respons spektra percepatan, Csm adalah sama dengan SDS.
Untuk periode lebih besar dari T S, koefisien respons gempa elastik (Csm)
didapatkan dari persamaan berikut :
𝑆𝐷1
𝐶𝑠𝑚 = 𝑇
…….....………...……………(2.34)
dengan,
𝐴𝑆 = 𝐹𝑃𝐺𝐴 𝑥 𝑃𝐺𝐴 ….……………………………(2.35)
𝑆𝐷1 = 𝐹𝑉 𝑥 𝑆1 ……………………….………(2.36)
𝑆𝐷𝑆 = 𝐹𝑎 𝑥 𝑆𝑆 ……………………….………(2.37)
𝑆
𝑇𝑆 = 𝑆𝐷1 ……………………….………(2.38)
𝐷𝑆
𝑇0 = 0,2 𝑥 𝑇𝑆 ……………………….………(2.39)
Waktu getar struktur dihitung dengan rumus:
𝑊
𝑇 = 2 𝜋√𝑔 𝑥 𝑇𝐾 ………………….……………(2.40)
𝑝
𝐼𝑥
𝐾𝑝 = 3 𝑥 𝐸𝑐 𝑥 ……………………….………(2.41)
𝐿𝑏3
Keterangan:
TEQ : Gaya gempa horizontal statis (kN)
Csm :koefisien respons elastik
R :faktor modifikasi respons
WT :berat total struktur terdiri dari beban mati dan beban hidup yangsesuai
(kN)
SD1 :nilai spektra permukaan tanah pada periode 1,0 detik
SDS :nilai spektra permukaan tanah pada periode pendek (T=0,2 detik).
PGA : percepatan puncak batuan dasar sesuai peta percepatan puncak
dibatuan dasar (PGA) untukprobabilitas terlampaui 7% dalam 75 tahun
SS :parameter respons spektra percepatan gempa untuk periode pendek
(T=0,2 detik) denganprobabilitas terlampaui 7% dalam 75 tahun
S1 : adalah parameter respons spektra percepatan gempa untuk periode 1
detik dengan probabilitas terlampaui7% dalam 75 tahun
Fv : nilai faktor amplifikasi untuk periode 1 detik (Fv)
Fa : Faktor amplifikasi untuk PGA
FPGA : Pnilai faktor amplifikasi untuk periode 0,2 detik
T : waktu getas (detik)
WT : berat sendiri struktur atas dan struktur bawah (kN)
PMS : berat sendiri (kN)
PMA : beban mati tambahan (kN)
g : percepatan gravitasi ( 9,81 m/s2)
Kp : kekakuan struktur yang merupakan gaya horizontal yang diperlukan
untuk menimbulkan satu satuan lendutan (kN/m)
Ec : Modulus elastis beton (kPa)
Ix : momen inersia (m4)
Lb : tinggi struktur (m )
Tabel 2. 13 Faktor amplifikasi untuk PGA dan 0,2 detik (F PGA/Fa)
PGA = 0,2
PGA = 0,3
PGA = 0,4
Ss = 0.75
Ss ≤ 0.25
Ss ≥ 1.25
Ss = 1.0
Ss = 0.5
Kelas situs
d. Beban Suhu
Gaya pada abutment akibat pengaruh temperatur,
𝐿
𝑇𝐸𝑇 = 𝛼 𝑥 𝐿𝑇 𝑥 𝑘 𝑥 2 𝑥 𝑛 ……………….………(2.42)
Perbedaan temperatur,
𝑇𝑚𝑎𝑥 −𝑇𝑚𝑖𝑛
𝐿𝑇 = ……………….………(2.43)
2
Momen akibat beban suhu,
Keterangan:
MS = beban berat sendiri
MA = beban tambahan
TA = tekanan tanah
TD = beban lajur D
TP = beban pejalan kaki
TB = gaya rem
ET = beban suhu
EW = beban angin
EQ = beban gempa
FB = gaya gesekan pada perletakan
Sifat utama dari beton, yaitu sangat kuat terhadap beban tekan, tetapi
juga bersifat getas/mudah patah atau rusak terhadap beban Tarik. Dalam
perhitungan struktur, kuat tarik beton ini biasanya diabaikan. Sedangkan sifat
utama besi tulangan, yaitu kuat terhadap beban tarik maupun beban tekan.
Dari sifat utama tersebut, maka jika kedua bahan (beton dan besi
tulangan) dipadukan menjadi satu-kesatuan secara komposit, akan diperoleh
bahan baru yang disebut beton bertulang. Beton bertulang ini mempunyai sifat
sesuai dengan sifat bahan penyusunnya, yaitu sangat kuat terhadap beban
tarik maupun beban tekan. Beban tarik pada beton bertulang ditahan oleh
tulangan, sedangkan beban tekan cukup ditahan oleh beton.
(SNI 1727:2013).
b. Jenis Pembebanan
Dalam merencanakan struktur bangunan bertingkat, digunakan struktur
yang mempu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun
beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Adapun
pembeban yang dihitung adalah sebagai berikut:
1. Beban Mati (DL)
2. Beban Hidup (LL)
3. Beban Angin (W)
4. Beban Gempa (E)
Keterangan :
SF : faktor keamanan (safety factor)
MV : momen vertikal
MH : momen horizontal
V : gaya vertikal
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
64
65
literatur, baik itu berupa skripsi-skripsi atau pun jurnal yang berhubungan
dengan perencanaan struktur jembatan.
67
Mulai
Rumusan Masalah
Analisa Data
TIDAK
Kontrol SAP
Desain
YA
Gambar Rencana
Selesai
69
70
Tabel 4. 2 Data Volume Lalu Lintas Jembatan Karassik, Lembang Tapparan Utara, Kecamatan Rantetayo,
Kabupaten Tana Toraja
Hari/Tanggal : Senin, 25 Juli 2022
Jumlah Kendaraan (Kendaraan) Jumlah Kendaraan (SMP)
Waktu RODA RODA RODA RODA RODA RODA
Total RODA 2 6 RODA Total
2 4 6 10 4 10
6= 7= 8= 9= 10 = 11 =
1 2 3 4 5
(2+3+4+5) (2 x 0.5) (3 x 1) (4 x 1.3) (5 x1,3) (7+8+9+10)
09.00 – 10.00 10 5 1 0 16 7,5 5 1,3 0 13,8
10.01 – 11.00 4 2 0 0 6 2 2 0 0 4
13.01 – 14.00 2 0 0 0 2 1 0 0 0 1
14.01 – 15.00 4 2 0 0 6 2 2 0 0 4
16.01 – 17.00 2 1 0 0 3 1 1 0 0 2
17.01 – 18.00 4 2 0 0 6 2 2 0 0 4
Tabel 4. 3 Data Volume Lalu Lintas Jembatan Karassik, Lembang Tapparan Utara, Kecamatan Rantetayo,
Kabupaten Tana Toraja Hari/Tanggal :
Selasa, 26 Juli 2022
Jumlah Kendaraan (Kendaraan) Jumlah Kendaraan (SMP)
Waktu RODA 6 10
RODA 2 Total RODA 2 RODA 4 6 RODA 10 RODA Total
4 RODA RODA
6= 7= 8= 9= 10 = 11 =
1 2 3 4 5
(2+3+4+5) (2 x 0.5) (3 x 1) (4 x 1.3) (5 x1,3) (7+8+9+10)
09.00 – 10.00 12 4 1 0 17 6 4 1,3 0 11,3
10.01 – 11.00 4 2 0 0 6 2 2 0 0 4
15.01 – 16.00 2 3 0 0 5 1 3 0 0 4
16.01 – 17.00 2 2 0 0 4 1 2 0 0 3
Tabel 4. 4 Data Volume Lalu Lintas Jembatan Karassik, Lembang Tapparan Utara, Kecamatan Rantetayo,
Kabupaten Tana Toraja Hari/Tanggal :
Rabu, 27 Juli 2022
Jumlah Kendaraan (Kendaraan) Jumlah Kendaraan (SMP)
Waktu 10 10
RODA 2 RODA 4 6 RODA Total RODA 2 RODA 4 6 RODA Total
RODA RODA
6= 7= 8= 9= 10 = 11 =
1 2 3 4 5
(2+3+4+5) (2 x 0.5) (3 x 1) (4 x 1.3) (5 x1.3) (7+8+9+10)
09.00 – 10.00 10 6 0 0 16 5 6 0 0 11
13.01 – 14.00 6 2 0 0 8 3 2 0 0 5
14.01 – 15.00 4 1 0 0 5 2 1 0 0 3
15.01 – 16.00 4 0 0 0 4 2 0 0 0 2
17.01 – 18.00 4 1 0 0 5 2 1 0 0 3
Tabel 4. 5 Data Volume Lalu Lintas Jembatan Karassik, Lembang Tapparan Utara, Kecamatan Rantetayo,
Kabupaten Tana Toraja Hari/Tanggal :
Kamis, 28 Juli 2022
Jumlah Kendaraan (Kendaraan) Jumlah Kendaraan (SMP)
Waktu RODA RODA 6 10 RODA 10
Total RODA 2 6 RODA Total
2 4 RODA RODA 4 RODA
6= 7= 8= 9= 10 = 11 =
1 2 3 4 5
(2+3+4+5) (2 x 0.5) (3 x 1) (4 x 1.3) (5 x1,3) (7+8+9+10)
09.00 – 10.00 5 2 0 0 7 2,5 2 0 0 4,5
10.01 – 11.00 4 3 0 0 7 2 3 0 0 5
12.01 – 13.00 8 1 0 0 9 4 1 0 0 5
Tabel 4. 6 Data Volume Lalu Lintas Jembatan Karassik, Lembang Tapparan Utara, Kecamatan Rantetayo,
Kabupaten Tana Toraja Hari/Tanggal :
Jumat, 29 Juli 2022
Jumlah Kendaraan (Kendaraan) Jumlah Kendaraan (SMP)
Waktu RODA RODA 6 10 RODA
Total RODA 2 6 RODA 10 RODA Total
2 4 RODA RODA 4
6= 7= 8= 9= 10 = 11 =
1 2 3 4 5
(2+3+4+5) (2 x 0.5) (3 x 1) (4 x 1.3) (5 x1,3) (7+8+9+10)
09.00 – 10.00 7 4 1 0 12 3,5 4 1,3 0 8,8
11.01 – 12.00 6 1 0 0 7 3 1 0 0 4
15.01 – 16.00 2 3 0 0 5 1 3 0 0 4
17.01 – 18.00 6 1 0 0 7 3 1 0 0 4
Tabel 4. 7 Data Volume Lalu Lintas Jembatan Karassik, Lembang Tapparan Utara, Kecamatan Rantetayo,
Kabupaten Tana Toraja Hari/Tanggal :
Sabtu, 30 Juli 2022
Jumlah Kendaraan (Kendaraan) Jumlah Kendaraan (SMP)
Waktu RODA RODA 6 10 RODA 10
Total RODA 2 6 RODA Total
2 4 RODA RODA 4 RODA
6= 7= 8= 9= 10 = 11 =
1 2 3 4 5
(2+3+4+5) (2 x 0.5) (3 x 1) (4 x 1.3) (5 x1,3) (7+8+9+10)
09.00 – 10.00 12 5 1 0 18 6 5 1,3 0 12,3
11.01 – 12.00 2 2 0 0 4 1 2 0 0 3
12.01 – 13.00 4 1 0 0 5 2 1 0 0 3
13.01 – 14.00 2 0 0 0 2 1 0 0 0 1
14.01 – 15.00 2 2 0 0 4 1 2 0 0 3
16.01 – 17.00 2 3 0 0 5 1 3 0 0 4
Kendaraan Tak
4 0 0 0
Bermotor
Dengan:
1. Total Jumlah kendaraan (smp) = 275,3
2. Waktu Pengamatan selama 6 hari = 54 jam
77
Sehingga, ditemukan rata – rata volume lalu lintas yaitu 5.19 smp/jam
4.1.2 Penentuan Lebar Jembatan
Lebar jembatan ditentukan berdasarkan kebutuhan kendaraan yang
lewat setiap jam. Makin ramai kendaraan yang lewat maka diperlukan lebar
jembatan yang lebih besar.
Pada tabel penentuan lebar jembatan (LHR < 2.000= 5,19 < 2.000) lebar
minimal jembatan 3,5 dan lebar maksimal 5 meter
(Maka diambil lebar lalu lintas jembatan 4 meter dengan jumlah lajur =1)
78
P=100 kg
TIANG SANDARAN
175cm
60cm
TROTOAR
20cm
Gambar 4. 3 Sandaran
4.3.1 Pipa Sandaran
a. Data Perencanaan
- Muatan horizontal : 100 kg/m
- Jarak tiang sandaran : 200 cm
- Tinggi tiang sandaran : 175 cm
- Selimut beton : 20 cm
- Pipa baja ø7,63 cm ( 3 inchi)
- σijin = 1600 kg/cm2
- Tebal pipa baja (t) = 2,4 cm
- Berat Jenis baja (WS ) = 7850 kg⁄m3 = 0,00785 kg⁄cm3
Ebaja = 2,1 x 105 Mpa = 2,1 x 106 kg⁄cm2
1 1
A= x π (D2 − d2 ) = x 3,14 ((7,63 cm)2 − (2,83cm)2 )
4 4
= 39,413cm2
1 1
I= x π (D4 − d4 ) = x 3,14 ((7,63 cm)4 − 2,83cm)4 )
64 64
= 163,14 cm4
81
c. Pembebanan
1) Beban Vertikal
Beban Mati (q d ) = 4,73 kg/m
qdu = q d x 1,1 = 4,73 kg/m x 1,1 = 5,203 kg/m
Beban Hidup (q l ) = 100 kg/m
qlu = q l x 1,0=100 kg/m x 1,0 = 100 kg/m
Jadi, Total beban vertikal (qVu ) yaitu
qVu = qdu + qlu = 5,203 kg/m + 100 kg/m = 105,20 kg/m
qu:113,10 kg/m
A B
L:2,0m
σu < σIjin
M
< σIjin
W
8284 kgcm
< 1600kg/cm2
42,76cm3
δ = cm ≤ 0,066 cm ……….. Ok
15
b=15cm
h=20cm
D=30mm
1) Data perencanaan
b = 150 mm
h = 200 mm
d’= 30 mm(selimut beton)
L = 2500 mm(jarak antar tiang sandaran)
Mutu Beton, f’c = 30 Mpa = 30 N/mm2
Mutu Baja Tulangan, fy = 240 Mpa =240 N/mm2
d = h-d’
= 200 mm –30 mm
= 170 mm
2) Pembebanan
Muatan horizontal H = 100 kg/m (letak H=90 cm dari trotoar)
M = P x h = 250 kg x 1,15m
Mu
Momen nominal rencana, Mn = 3593750 Nmm
∅
Mn
Tahapan momen nominal, Rn = b x d2
0,0829 N⁄mm2
0,85.fc 2 Rn
Rasio Tulangan, ρ = x [1 − √1 − ] 0,0034
fy 0,85.fc
84
1,4
Rasio Tulangan minimum, ρmin = 0,00583
fy
Tulangan geser
Vu = 100 kg = 1000 N
- Kuat geser nominal beton
1 1
Vc = x√fc. b. d = x√30x150mmx170mm =46556,42 N/mm2
3 3
Dipakai tulangan ϕ8
- Jarak tulangan geser
3Av.fy 3x85,58 𝑚𝑚2x240N/mm2
S= 1 = 1 = 224,99 mm = 225 mm
√fc b ( √30N/mm2 )x150mm
3 3
a. Data perencanaan
Mutu Beton, fc = 15 Mpa = 15 N/mm2
Berat Jenis Beton Bertulang BJ = 2400 Kg⁄m3
Mutu Baja Tulangan, fy = 240 Mpa= 240 N/mm2
Faktor Reduksi Kekuatan, ∅ = 0,8
Tebal Efektif, d = h − d′
= 250mm − 30mm = 220 mm
b. Pembebanan
Akibat Beban Mati
P1 (Berat Trotoar)
P1 = 0,25m x 1,00m x 1,00mx2400 kg⁄m3 = 600 kg
P2 (Berat Pelat Jembatan)
P2 = 0,25m x 1,00m x 1,00m x 2400 kg⁄m3 = 600 kg
Akibat Beban Hidup
H1 (Beban Pejalan Kaki)
H1 = 1,00 x 500kg = 500 kg
H2 (Beban Tumbukan) pada Trotoar
H2 = 1,00 x 500kg = 500 kg
Akibat Momen yang terjadi di titik A
86
Lebar , b 500 mm
Mu 24062500 Nmm
Momen nominal rencana, Mn =
∅
fy 18,823
Momen nominal, M = 0,85 x fc
1 2 x m x Rn 0,00198
Rasio Tulangan, ρ = x [1 − √1 − ]
m fy
1,4
Rasio Tulangan minimum, ρmin = 0,00583
fy
87
ρ < ρmaks
0,00583 < 0,024……………. Ok
2) Untuk Tulangan Pembagi
AS = 50% x AS perlu
= 50% x 641,3 mm2 = 320,65 mm2
Jadi, dipakai tulangan pembagi ∅10 − 245 (AS = 320,65 mm2 )
Ø10-245 Ø10-120
ARAH MEMANJANG
Ø10 - 245
Ø10 - 120
Ø10 - 120
Ø10-245
400 cm
Ly/Lx ≥ 2,38
Plat lantai kendaraan menumpu pada 2 sisi (arah Lx)
Alternatif tebal plat minimum :
Ly
Lx
7 7
45° 45° 45° 45°
20 20
15 60 15 15 20 15
80 50
bx = 80 cm`
by = 50 cm
10 ton
besar muatan T disebarkan = 0,8 mx = 25 t/m2
0,5m
7
45° 45°
20
30
80
168 cm
Tx 80cm
=168cm = 0,48 cm → Fxm = 0,1407(Tabel Bittner)
Lx
Ty = 50 Cm ; Lx=168Cm
Ty 50cm
=168cm = 0,298 → Fym = 0,1053 (Tabel Bittner)
Lx
Ty = 50 Cm ; Lx =168 Cm
Mxm = Fxm x T x Tx x Ty
Mym = Fym x T x Tx x Ty
7
45° 45° 45° 45°
20
80 80
15 50 15 15 50 15
50 50
20
130
BAGIAN I BAGIAN II
Bagian I
Tx = 130 cm ; Lx = 168 cm
Tx 130cm
=168cm = 0,77 cm → Fxm = 0,0990 (Tabel Bittner)
Lx
92
Ty = 50 cm ; Lx = 168 cm
Ty 50cm
=168cm = 0,3 → Fym = 0,1053 (Tabel Bittner)
Lx
Mym1 = Fym x T x Tx x Ty
Bagian II
Tx = 20 cm ; Lx = 168 cm
Tx 20cm
=168cm = 0,119 cm → Fxm = 0,2714 (Tabel Bittner)
Lx
Ty = 50 cm ;Lx = 168 cm
Ty 50cm
=168cm = 0,298 → Fym = 0,1053 (Tabel Bittner)
Lx
Mxm2 = Fxm x T x Tx x Ty
200
q=150kg/cm 2
4) Momen Desain
a. Akibat Beban Tetap + Beban Angin
Mu
Momen nominal rencana, Mn = 21825000 Nmm
∅
Mn
tahapan momen nominal, Rn = b x d2
1,62 N⁄mm2
fy 290
Momen nominal, M = =
0,85 x fc 0,85 x 30
11,37
1 2 x m x Rn
Rasio Tulangan, ρ = x [1 − √1 − ] 0,00576
m fy
1,4
Rasio Tulangan minimum, ρmin = 0,00483
fy
ρ < ρmaks
0,0058 < 0,0377……………. Ok
Mu
Momen nominal rencana, Mn = 22100000Nmm
∅
Mn
tahapan momen nominal, Rn = b x d2
1,64 N⁄mm2
fy
Momen nominal, M = 0,85 x fc
11,37
1 2 x m x Rn
Rasio Tulangan, ρ = x [1 − √1 − ] 0,00585
m fy
1,4
Rasio Tulangan minimum, ρmin = 0,00483
fy
ρ < ρmaks
0,00498 < 0,0377……………. Ok
Mu
Momen nominal rencana, Mn = 53012500Nmm
∅
Mn
tahapan momen nominal, Rn = b x d2
3,94 N⁄mm2
fy
Momen nominal, M = 11,37
0,85 x fc
1 2 x m x Rn
Rasio Tulangan, ρ = x [1 − √1 − ] 0,0148
m fy
97
1,4
Rasio Tulangan minimum, ρmin = 0,00483
fy
ρ < ρmaks
0,0147 < 0,0148……………. Ok
Mu
Momen nominal rencana, Mn = 51925000Nmm
∅
Mn
tahapan momen nominal, Rn = b x d2
3,86 N⁄mm2
fy
Momen nominal, M = 0,85 x fc
11,37
1 2 x m x Rn
Rasio Tulangan, ρ = x [1 − √1 − ] 0,0146
m fy
1,4
Rasio Tulangan minimum, ρmin = 0,00483
fy
290
4000(0,8+
1700
hl = ⌊ 36
⌋ x1,1 =118,63 mm
RAILING
GIRDER 50/100
DIAFRAGMA 30/50
GIRDER 50/100
TIANG SANDARAN
1) Berat sendiri
u
Faktor beban ultimit Y MS = 1,3
Panjang bentang gelagar L = 20 m
Berat satu balok diafragma Wd = 0,35 x (0,65 - 0,2 )x 1,7 x 24
= 6,426 KN
Jumlah balok diafragma sepanjang L,nd= 5 buah
Beban diafragma pada gelagar Qd = nd.W d/L
6,426 KN
=5x 20m
= 1,606 kN/m
s
1 ts
2 h
4 4 c2
3 c1
bw
b
100
AIR HUJAN
S
QM s ASPAL
PLAT
L
DIAFRAGMA
GELAGAR
Gaya geser dan Momen pada gelagar T akibat beban sendiri (Ms)
1 1
VMS = 2 QMS . L = 2 x 10,242x 20 = 102,42kN
1 1
MMS= 8 QMS . L2 = 8 x 10,242x 202 =25,605 Kn
AIR HUJAN
S
QM a ASPAL
PLAT
L
DIAFRAGMA
GELAGAR
Gaya geser dan Momen pada gelagar T akibat beban mati tambahan (MA)
1 1
VMa = 2 QMA . L = 2 x 3,423 x 20 =34,23 kN
1 1
MMa= 8 QMA . L2 = 8 x 3,423 x 202 =171,15 KNm
Intensitas BTR
4 4 c2
3 c1
BTR
bw
b
Tew
200
h/2
Qew
1 1
VEW = 2. QWE . L =2. 0.751kN/m . 20 =7,51 Kn
1 1
MEW = 8 QWE . L2 =8 0.751kN/m . 202 = 37,55 kNm
105
= 30380,793 mm2
Mn =T (d-a/2)
= 3956910 (1000mm -92,36/2)
= 3774179896,2 Nmm
MR = ϕ.Mn
= 0,8x3774179896,2 Nmm
= 3019343916,96 >2809410000 Nmm
Karena MR> Mu, berarti desain aman
- Cek renggangan baja Tarik
a = β1c
a 92,36 mm
maka c, = β1 = =108,66mm
0,85
Untuk menjamin agar gelagar bersifat daktail maka tulangan tekan diambil
30 % tulangan Tarik, sehingga:
As’ = 0,3x Asterpasang
= 0,3x 9651mm2= 2895,3mm2
Digunakan tulangan 6D25 (As=2945mm2)
- Tulangan pembagi
Tulangan pembagi = 0,2 x As tul.utama
= 0,2x 9651mm2
= 1930,2 mm2
Digunakan tulangan 7D19 (As=1985 mm2)
1) Tulangan geser
Vu = 957,92 kN = 957920 N
- Kuat geser nominal beton
1 1
Vc = 3 x√fc. b. d = 3 x√30x500mmx1000mm
=912870,93 N/mm2
Øvc = 0,6x912870,93N/mm2
= 547722,56 N
VU > ØVc (perlu sengkang), syarat
- Kontrol dimensi gelagar terhadap kuat geser maksimum
1 1
Smak= 2 d = 2 500mm = 250 mm d diganti b
Faktor V M M
No Jenis V (kN)
beban (kN) (kNm) (kNm)
1 Berat Sendiri (Ms) 1,3 23,32 15,55 30,316 20,15
Berat Mati
2 Tambahan 2,0 9,68 6,45 12,9 9,2
(Ma)
43,216 29,35
Mu 36687500 Nmm
Momen nominal rencana, Mn = ∅
Mn
tahapan momen nominal, Rn = 0,554 N⁄mm2
b x d2
0,85.fc 2 x Rn 0,001931
Rasio Tulangan, ρ = fy
x [1 − √1 − 0,85 fc
]
1,4 0,00483
Rasio Tulangan minimum, ρmin = fy
=273861,28
ØVc =0,6x273861,28N = 164316,77 N
VU > ØVc perlu sengkang
43216 N < 237711,59 N tidak perlu sengkang (walau secara
teoritis tidak perlu sengkang tetapi untuk kestabilan struktur dipasang
tulangan minimum (spasi maksimum)
Dipakai tulangan D8
- Jarak tulangan geser
3Av.fy 3x79x290
S= 1 = 1 = 125,4mm = 125 mm
3
√fc b ( √30 )x300
3
D10-125
2D13
5D14
= 496,2kg/m
a. Pembebanan plat injak
Berat aspal = 0,07x1x2200 = 154 kg/m
Berat agregat = 0,4x1x1450 = 580 kg/m
Berat sendiri plat =496,2kg/m
1) Tulangan Utama
Faktor Tambahan Momen
Mn 85 x10⁶ Nmm
Rn = = =3,18 N/mm2
bd2 1000mmx163,52
0,85x30N/mm2 2x3,18N/mm2
= x [1 − √1 − ]
240N/mm2 0,85x30N/mm2
=0,014
Rasio Tulangan Minimum
1,4 1,4
ρmin = =240=0,00583
fy
D14-65 D10-170
D14-65 D10-170
5500 cm
250
2500 600 400 1550
200 I a 1 200
900
2
3 500
4 6
b 500
c
4100 231
5100
d
5
1800
400 e 7 8 400
9 800
A
1950 600 1950
450
Jarak ke
Bentang
Segmen
(kN/m3)
Berat Momen
Jenis
Berat
(m)
(m)
Dimensi Segme
A
(kN) (kN . m)
Segmen n (m2)
BADAN ABUTMEN (A)
1840
500 II
4100
I
III
400 IV
800
A
500
1950 600 1950
4500
Segmen (m2)
Bentang (m)
Berat Jenis
Jarak ke A
Perhitungan
Segmen
(kN/m3)
Berat Momen
Luas
(m)
Dimensi
(kN) (kN.m)
Segmen
= 1641,555
a. Tekanan Tanah
= 15,9 𝑘𝑁/𝑚2
𝜑 30°
𝐾𝑎 = 𝑡𝑎𝑛2 (45° − ) = 𝑡𝑎𝑛2 (45° − ) = 0,33
2 2
1 1
𝑇𝑎2 = 𝑥 𝐾𝑎 𝑥 𝐻 2 𝑥 𝛾 𝑥 𝐿 = 𝑥 0,33 𝑥 4,12 𝑥 26,5 𝑥 5 = 367,508 𝑘𝑁
2 2
1 1
𝑀𝑎1 = 𝑥 𝐻 𝑥 𝑇𝑎1 = 𝑥 4,1𝑥107,563 𝑘𝑁 = 132,302𝑘𝑁𝑚
3 3
1 1
𝑀𝑎2 = 𝑥 𝐻 𝑥 𝑇𝑎2 = 𝑥 4,1 𝑥367,508 𝑘𝑁 = 753,3914𝑘𝑁𝑚
2 2
𝜑 30°
𝐾𝑃 = 𝑡𝑎𝑛2 (45° + ) = 𝑡𝑎𝑛2 (45° + )=3
2 2
1 1
𝑇𝑝 = 𝑥 𝐾𝑝 𝑥 𝐻 2 𝑥 𝛾 𝑥 𝐿 = 𝑥 3 𝑥 1,22 𝑥 26,5 𝑥 5 = 286,2 𝑘𝑁
2 2
1 1
𝑀𝑇𝑝 = 𝑥 𝐻 𝑥 𝑇𝑝 = 𝑥 1,2 𝑥 286,2 𝑘𝑁 = 114,48 𝑘𝑁𝑚
3 3
Jumlah momen tekanan tanah aktif yang bekerja pada abutmen sebesar
h1 =0,2 m h4 = h6 = 0,5 m h7 =4 m
𝑌’𝑇𝐵 = ℎ1 + ℎ2 + ℎ3 + ℎ4 + 𝑐
= 250 𝑘𝑁 𝑥 5,5 𝑚
= 1375 𝑚
𝐿 20𝑚
𝐴𝑏 = ℎ𝑎 𝑥 = 1,275 𝑚 𝑥 = 12,75 𝑚2
2 2
2
𝑇𝐸𝑊1 = 0,0006 𝑥 𝐶𝑊 𝑥 𝑉𝑊 𝑥 𝐴𝑏 = 0,0006 𝑥 1,25 𝑥 302 𝑥 12,75 = 8,60 𝑘𝑁
1 1
𝑌𝐸𝑊1 = 𝑥 ℎ𝑎 + ℎ7 = 𝑥1,275 + 4 𝑚 = 4,6375 𝑚
2 2
𝑀𝐸𝑊1 = 𝑇𝐸𝑊1 𝑥 𝑌𝐸𝑊1 = 8,60 𝑘𝑁 𝑥 4,6375𝑚 = 39,882 𝑘𝑁𝑚
𝑌′𝐸𝑊1 = 𝑌𝐸𝑊1 − (ℎ9 + ℎ11 ) = 4,6375 − (0,4 + 0,8) = 3,438 𝑚
𝑀′𝐸𝑊1 = 𝑇𝐸𝑊1 𝑥 𝑌′𝐸𝑊 = 8,60𝑥 3,438 = 29,57𝑘𝑁𝑚
Keterangan : T EW1 = beban angin yang bekerja pada abutmen
YEW1 = lengan terhadap abutmen
MEW1= Momen akibat gaya angin
Y’EW1 = lengan terhadap breast wall
M’EW1 = momen akibat gaya angin pada breast wall
a) Beban angin yang meniup kendaraan
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan
124
𝐶𝑠𝑚
𝑇𝐸𝑄 = 𝑥 𝑊𝑇
𝑅
Lebar abutmen, L = b = 5 m
125
h = a5= 0,8 m
1 1
Momen Inersia breast wall, 𝐼𝑥 = 12 𝑥 𝑏 𝑥 ℎ3 = 12 𝑥 5 𝑥 (0,8)3 = 1,28𝑚4
𝐼𝑥
Nilai Kekakuan, 𝐾𝑝 = 3 𝑥 𝐸𝑐 𝑥 𝐿𝑏 3
1,28
= 3 𝑥25742,9 𝑥 (1,275)3 = 47693,38𝑘𝑁/𝑚
𝑊𝑇 1367,20
𝑇 = 2 𝜋√ = 2 𝜋√ = 0,34𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑔 𝑥 𝐾𝑝 9,81 𝑥 47693,38
Berdasarkan SNI 2833:2016 jenis tanah adalah batuan (SB) dengan nilai
FPGA =Fa = 1,0 (PGA = 0,3 dan Ss=0,7 ) dan nilai Fv =1,0 (S1 = 0,3), sehingga:
S 0,3
T𝑆 = S𝐷1 = 0,7 = 0,43,
𝐷𝑆
Karena T<T0, maka nilai Csm dapat dicari menggunakan persamaan (1):
𝑇
𝐶𝑠𝑚 = (S𝐷𝑆 − 𝐴𝑆 ) + 𝐴𝑆
𝑇0
0,34
𝐶𝑠𝑚 = (0,7 − 0,3) + 0,3 = 0,4
0,086
Struktur Atas
PMS 907,5 544,5 6,05 3294,23
Abutmen
1 6,25 3,75 5,93 22,2375
2 68,75 41,25 5,1 210,375
3 37,5 22,5 4,6 103,5
4 15, 625 9,375 4,15 38,9063
5 15 9 2,6 23,4
6 25 15 4,15 62,25
7 42,5 25,5 0,95 24,225
8 42,5 25,5 0,95 24,225
9 45 27 0,4 10,8
Pelat Sayap
A 4,8 2,88 5,93 17,0784
B 73,8 44,28 2,45 108,486
127
MEQ
No Berat Wt TEQ (kN) Lengan
(kN) (m) (kNm)
𝑀𝐸𝑄 4269,3
𝑌𝐸𝑄 = = 2888,82 = 1,48m
𝑇𝐸𝑄
𝑊𝑇
Waktu getar alami struktur (detik) 𝑇 = 2 𝜋√ 0,34
𝑔 𝑥 𝐾𝑝
Jadi besarnya momen akibat dari gaya gempa arah Y sama dengan momen
akibat gempa arah X yaitu MEQy = 4275,45 kNm
4 Beban Pedestrian TP - - - - -
5 Beban Rem TB - 50 - - -
Aksi lingkungan - - - -
131
No Aksi/beban My
Kode P (kN) Tx (kN) Ty (kN) Mx (kNm)
(kNm)
7 Beban Suhu ET - 22,5 - - -
Aksi
- - - - -
Lainnya
10 Gaya Gesekan FB - 641,32 - 2565,3 -
Total ΣV 1029,28 - - - -
ΣH 2961,32 - - -
131
Berat 16306,04
1 MS 2549,055 - - -
Sendiri 4
Tekanan
2 TA - 4750,016 - 1000,173 -
tanah
Beban
3 TD 221,65 - - - -
Lajur “D”
Beban
4 TP 240 - - - -
Pedestrian
Beban 50
5 TB - - - -
Rem
Beban -
6 MA 567,63 - - -
Tambahan
Beban
7 ET - - - - -
Suhu
Beban
9 EQ - - - - -
Gempa
Gaya
10 FB - 641,32 - 2565,3 -
Gesekan
5 Beban Rem TB - - - -
7 Beban Suhu ET - - - - -
9 Beban Gempa EQ - - - - -
3593,76
Total 4800 8,41 19871,473 1954,4
3
135
Berat
1 MS 2549,055 - - 16306,044 -
Sendiri
Tekanan
2 TA - - - - -
tanah
Beban Lajur
3 TD - - - - -
“D”
Beban
4 TP - - - - -
Pedestrian
5 Beban Rem TB - - - - -
Beban -
6 MA 567,63 - - -
Tambahan
Beban
7 ET - - - - -
Suhu
Beban
8 EW - - - - -
Angin
Beban
9 EQ - 2888,82 1299,421 4269,3 4275,45
Gempa
Gaya
10 FB - - - - -
Gesekan
𝐵
𝛴𝑀𝑉 = ( 𝑥 𝛴𝑃𝑥 ) + 𝑀𝑃𝑀𝑆
2
𝐵
𝛴𝑀𝑉 = ( 𝑥 𝛴𝑃𝑥 ) + 𝑀𝑃𝑀𝑆
2
139
𝐵
𝛴𝑀𝑉 = ( 𝑥 𝛴𝑃𝑥 ) + 𝑀𝑃𝑀𝑆
2
PMS MH MPx
MPMS (kNm) SF
(kN) (kNm) (kN)
My
x
A
L
𝐿
𝛴𝑀𝑝𝑦 = ( 𝑥 𝛴𝑃𝑀𝑆 ) +𝑀𝑀𝑆𝑦
2
𝑀𝑝𝑦
𝑆𝐹2 = 𝑥 125% ≥ 1,5
𝑀𝑦
47137,74
𝑆𝐹2 = 𝑥 125% ≥ 1,5
1954,4
141
𝑀𝑝𝑦
𝑆𝐹3 = 𝑥 125% ≥ 1,5
𝑀𝑦
47137,74
𝑆𝐹2 = 𝑥 125% ≥ 1,5
1954,4
𝑆𝐹2 = 30,1 > 1,5
3). Angka keamanan terhadap guling kombinasi 4 arah Y
Momen yang mengakibatkan guling, 𝛴𝑀𝑦 = 1954,4 kNm
Angka aman terhadap guling,
𝑀𝑝𝑦
𝑆𝐹4 = 𝑥 140% ≥ 1,5
𝑀𝑦
47137,74
𝑆𝐹4 = 𝑥 140% ≥ 1,5
1954,4
𝑀𝑝𝑦
𝑆𝐹5 = 𝑥 150% ≥ 1,5
𝑀𝑦
47137,745
𝑆𝐹5 = 𝑥 150% ≥ 1,5
4275,45
Untuk rekapitulasi stabilitas abutmen terhadap guling arag melintang (arah Y),
dapat dilihat pada tabel 4.15.
142
Keterangan
Kombinasi
PMS My MPy
MMSy (kNm) SF
(kN) (kNm) (kNm)
Tx
Hp
B
Ʃ𝐻𝑝 = 19462,89𝑘𝑁
Angka aman terhadap geser,
Ʃ𝐻𝑝
𝑆𝐹1 = 𝑥 100% ≥ 1,5
Ʃ𝑇𝑥
19462,89
𝑆𝐹1 = 𝑥 100% ≥ 1,5
4750,016
𝑆𝐹1 = 4,1 ≥ 1,5 ……..……………………….( aman)
2). Gaya penahan geser pada kombinasi 2 arah X
Gaya total, Ʃ𝑃2 = 3593,763kN
Gaya horizontal yang bekerja, Ʃ𝑇𝑥 = 4750,016kN
Ʃ𝐻𝑝 = 𝑐 𝑥 𝐵 𝑥 𝐿 + Ʃ𝑃 𝑥 tan 𝜑
Ʃ𝐻𝑝 = 4,6 𝑥 4,5 𝑥 5 + 3593,763 𝑥 tan 30°
Ʃ𝐻𝑝 = 2178,36𝑘𝑁
Angka aman terhadap geser,
Ʃ𝐻𝑝
𝑆𝐹2 = 𝑥 125% ≥ 1,5
Ʃ𝑇𝑥
21783,6
𝑆𝐹2 = 𝑥 125% ≥ 1,5
4750,016
𝑆𝐹2 = 5,7 > 1,5 ……..……………………….(aman)
3). Gaya penahan geser pada kombinasi 3 arah X
Gaya total, Ʃ𝑃3 =3593,763kN
P
Tx
A
Hp
L
2178,36
𝑆𝐹2 = 𝑥 125% ≥ 1,5
8,41
𝑆𝐹2 = 323,77 > 1,5 ……..……………………….(aman)
2). Gaya penahan geser pada kombinasi 3 arah Y
Gaya total, Ʃ𝑃3 = 3593,763 kN
Gaya horizontal yang bekerja, Ʃ𝑇𝑦 = 8,41 kN
Ʃ𝐻𝑝 = 𝑐 𝑥 𝐵 𝑥 𝐿 + Ʃ𝑃 𝑥 tan 𝜑
Ʃ𝐻𝑝 = 4,6 𝑥 4,5 𝑥 5 + 3593,763 𝑥 tan 30°
Ʃ𝐻𝑝 = 2178,36 𝑘𝑁
Angka aman terhadap geser,
Ʃ𝐻𝑝
𝑆𝐹3 = 𝑥 125% ≥ 1,5
Ʃ𝑇𝑦
2178,36
𝑆𝐹3 = 𝑥 125% ≥ 1,5
8,41
𝑆𝐹3 = 323,77 > 1,5 ……..……………………….(aman)
3). Gaya penahan geser pada kombinasi 4 arah Y
Gaya total, Ʃ𝑃4 = 3593,763 kN
Gaya horizontal yang bekerja, Ʃ𝑇𝑦 = 8,41 kN
Ʃ𝐻𝑝 = 𝑐 𝑥 𝐵 𝑥 𝐿 + Ʃ𝑃 𝑥 tan 𝜑
Ʃ𝐻𝑝 = 4,6 𝑥 4,5 𝑥 5 + 3593,763 𝑥 tan 30°
Ʃ𝐻𝑝 = 2178,36 𝑘𝑁
Angka aman terhadap geser,
Ʃ𝐻𝑝
𝑆𝐹4 = Ʃ𝑇𝑦
𝑥 140% ≥ 1,5
2178,36
𝑆𝐹4 = 𝑥 140% ≥ 1,5
8,41
KEPALA ABUTMEND
CORBEL
BREAST WALL
FOOTING
1,4
Rasio Tulangan, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 0,005
𝑓𝑦
150
a. Tulangan Utama
- Luas tulangan perlu, 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝜌. 𝑏. 𝑑 = 0,005𝑥2000𝑥450 = 4,500 𝑚𝑚2
b. Tulangan bagi
- Untuk tulangan bagi, diambil 50% dari tulangan perlu
𝐴′𝑠 = 50% 𝑥 𝐴𝑠 = 0,5 𝑥 2025,2 = 1012,6 𝑚𝑚2
2) Penulangan Corbel
Pada saat penggantian bearing pad (elastometric), corbel
direncanakan mampu menahan jacking force yang terdiri dari berat sendiri
struktur atas, beban mati tambahan, dan beban lalu-lintas.
Eksentrisitas, e = 0,33
Beban-beban yang bekerja pada corbel (bagian II) disajikan dalam tabel
berikut.
1,4
Rasio Tulangan, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 0,004
𝑓𝑦
a. Tulangan Utama
- Luas tulangan perlu, 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝜌. 𝑏. 𝑑 = 0,004𝑥700𝑥850 = 3625 𝑚𝑚2
115,43 1 115,43
Tekanan Tanah (T TA1 dan TTA2)
96,20 0,67 64,45
𝑀𝑛 𝑥 106 6,67Mpa
Faktor tahanan momen, 𝑅𝑛 = 𝑏 𝑥 𝑑2
1,4
Rasio Tulangan, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 0,004
𝑓𝑦
1) Tulangan Utama
- Luas tulangan perlu, 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝜌. 𝑏. 𝑑 = 0,004𝑥2000𝑥750 = 6000𝑚𝑚2
Momen
Nama Beban Berat (kN) Lengan (m)
(kNm)
Total 4339,03 4339,03
𝛽1 𝑥0,85𝑥𝐹𝑐′ 600
𝜌1 = ( ) 0,052
𝐹𝑦 600 + 𝐹𝑦
𝑀𝑛 𝑥 106
Faktor tahanan momen, 𝑅𝑛 = 𝑏 𝑥 𝑑2
8,01 Mpa
0,85𝑥𝑓𝑐
Rasio Tulangan, 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = (1 −
𝑓𝑦
0,0298
2𝑥𝑅𝑛
√1 − 0,85𝑓𝑐)
1,4
Rasio Tulangan, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 0,0043
𝑓𝑦
1. Tulangan Utama
- Luas tulangan perlu, 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝜌. 𝑏. 𝑑 = 0,0044𝑥1000𝑥950 = 4156 𝑚𝑚2
155
2. Tulangan bagi
- Untuk tulangan bagi, diambil 50% dari tulangan perlu
𝐴′𝑠 = 20% 𝑥 𝐴𝑠 = 0,5 𝑥 4188 = 2094 𝑚𝑚2
156
157
5.2 SARAN
Adapun saran-saran dari penulis agar penulisan tugas akhir ini lebih
baik lagi diantaranya:
Christy Amalia Sapulete, 2016. Optimasi Teknik Struktur atas Jembatan Beton
Bertulang ( Studi Kasus: Jembatan Di Kabupaten Pegunungan Arfak).
Jurnal Sipil Statik. 4(4): 233-240
158
159
LAMPIRAN
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS DAN ABUTMEN
PADA JEMBATAN
2000
LINING 100 150 200 485 485 LINING
RAILING
GIRDER 50/100
DIAFRAGMA 30/50
GIRDER 50/100
TIANG SANDARAN
DENAH JEMBATAN
SKALA 1:100
161
100
20 m
ARAH KE .................. 150 250 250 250 250 250 250 150
ARAH KE....................
400
6 0 00
MAB +28.000
MAN +27.521
50 15 20
PIPA Ø 3"
80
PLAT BAJA T=25
ANGKER 4Ø22-20
175
40
Ø12-20
2.0%
KERB BETON
25
K.175
20
5
30
PIPA AIR Ø4
GIRDER
D14-65 D10-170
5250 cm
D14-65 D10-170
5500 cm
SKALA 1:20
165
2000
110
Ø14-275 6D25
Ø14-275 6D25 Ø14-275 6D25
Ø16 -210
Ø16 -210 8D22
8D22
8D22
Ø16 -210
Ø16 -210
12D32
12D32
Ø16 -210
12D32
DETAIL POTONGAN 1 DETAIL POTONGAN 2
SKALA 1:20
SKALA 1:20
167
D10-125
300
5D14
2D10
5D14
500
2Ø10
Ø10-125
5D14
DETAIL PENULANGAN DIAFRAGMA ARAH MEMANJANG DETAIL PENULANGAN DIAFRAGMA ARAH MELINTANG
PLAT INJAK
1100
500
500
WINGWALL
PAS. BATU
5100
ABUTMEN 2200
800
600
1950 1950
4500
600 300
D16-200
D16-150
5D14-56
D13-200/300
1100
D13-200
D16-150
5D10-170
D16-150 D19-150
5D14-56
Stek D16-150
900
3000
500
D13-200
D16-200
500
D19-200
D13-200
D13-200
D13-200
600
D22-150 D22-150
D22-300
D22-150
3D13-200
D16-200
D16-200
Ø13-200
D22-100