Kompetensi Dasar:
3.10 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang cahaya dalam teknologi
4.10 Melakukan percobaan tentang gelombang cahaya berikut presentasi hasil percobaan dan makna fisisnya
misalnya kisi difraksi
Cahaya termasuk gelombang elektromagnetik, karena cahaya tidak memerlukan medium perambatan.
Sebagai gelombang, cahaya mengalami gejala peruraian (dispersi), pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi),
pelenturan (difraksi), perpaduan (interferensi) dan polarisasi
A. INTERFERENSI CAHAYA
Interferensi cahaya adalah perpaduan
dari dua gelombang cahaya. Agar hasil
interferensinya mempunyai pola yang teratur,
kedua gelombang cahaya itu harus koheren
yaitu memiliki frekuensi dan amplitudo sama
serta selisih fase tetap. Pola hasil interferensi
cahaya ini dapat ditangkap pada layar yaitu:
(1) Pola terang, merupakan hasil interferensi
maksimum (saling menguatkan atau
konstruktif) ➔ kedua gelombang sefase
(memiliki beda fase = 0, 2π, 4π, ... atau
beda lintasan = 0, λ, 2λ, 3λ, ...)
Interferensi Celah Ganda Young
(2) Pola gelap, merupakan hasil interferensi minimum (saling melemahkan atau destruktif) ➔ kedua gelombang
1 3 5
berlawanan fase (memiliki beda fase = π, 3π, 5π, ... atau beda lintasan = 2 λ, 2 λ, 2 λ, ...)
Interferensi Celah Ganda Young
Fenomena interferensi cahaya ditunjukkan oleh percobaan yang dilakukan oleh Thomas Young. Berkas
cahaya yang berasal dari sumber cahaya S0 akan melalui celah S1 dan S2 yang berfungsi sebagai sumber cahaya
koheren.
Apabila cahaya dari celah S1 dan S2 berinterferensi,
maka akan terbentuk suatu pola interferensi. Pola
interferensi tersebut dapat ditangkap pada layar berupa pola
garis terang dan gelap. Interferensi dapat terjadi karena
adanya beda lintasan berkas cahaya dari S1 dan S2. Jika
jarak antara kedua celah (d), jauh lebih kecil daripada jarak
celah terhadap layar, L (d << L), maka beda lintasan (ΔS)
pada titik sembarang P adalah
ΔS = S2P – S1P = S2Q = d sin θ
Contoh Penyelesaian:
1. Pada suatu percobaan Young, jarak antara dua buah celah d = 0,25 mm sedangkan jarak celah dengan layar L
= 1 m. Jarak garis gelap ke-2 dari terang pusat pola interferensi pada layar p adalah 3 mm. Tentukanlah:
a. Panjang gelombang cahaya yang digunakan
b. Jarak garis terang ke-3 dari terang pusat
4
c. Jika percobaan dicelupkan dalam air yang indeks biasnya n = 3, maka tentukan jarak garis terang ke-3 dari
terang pusat.
Jawab:
Diketahui d = 0,25 mm = 25 x 10-5 m
L=1m
p2 = 3 mm = 3 x 10-3 m (gelap)
2. UN 2013
Gambar di bawah ini merupakan sketsa lintasan sinar pada peristiwa interferensi celah ganda.
Jika A adalah titik gelap orde keempat, B adalah titik terang
orde kedua dan panjang gelombang cahaya yang
digunakan 6000 Ǻ, maka tentukan jarak titik A dan B!
Jawab:
Diketahui : d = 0,2 mm = 2 x 10-4 m
nA = 4 (gelap)
nB = 2 (terang)
λ = 6.000 Å = 6 x 10-7 m
L=2m
• Pola gelap
𝑑𝑝 1
= (𝑛 − ) 𝜆
𝐿 2
𝑑𝑝𝐴 7 𝜆𝐿
nA = 4 → 𝐿
= 2 𝜆 → 𝑝𝐴 = 3,5 𝑑
• Pola terang
𝑑𝑝
= 𝑛𝜆
𝐿
𝑑𝑝𝐵 𝜆𝐿
nB = 2 → = 2𝜆 → 𝑝𝐵 = 2
𝐿 𝑑
Catatan: lebar pita terang pusat yaitu jarak antara dua garis gelap pertama yang bersebrangan
Interferensi Pada Lapisan Tipis
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat fenomena yang ditimbulkan
oleh interferensi cahaya. Sebagai contoh timbulnya garis-garis berwarna yang tampak
pada lapisan tipis minyak tanah yang tumpah di permukaan air, warna-warni yang
terlihat pada gelembung sabun yang mendapat sinar matahari, serta timbulnya warna-
warni pada cakram padat (compact disc). Pola interferensi pada lapisan tipis
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu panjang lintasan optik dan perubahan fase sinar
pantul.
Contoh Penyelesaian:
Suatu lapisan tipis bensin (n = 1,4) mengapung di atas permukaan kaca (n = 1,5). Sinar matahari jatuh hampir tegak
lurus (r = 90o) pada lapisan tipis dan memantulkan ke mata Anda. Walaupun sinar matahari adalah sinar putih yang
mengandung berbagai warna, tetapi lapisan tipis tampak bagimu berwarna kuning. Ini karena interferensi destruktif
pada lapisan menghilangkan warna biru (λ biru di udara = 468 nm) dari cahaya dipantulkan ke mata Anda. Tentukan
ketebalan minimum d (d ≠ 0) dari lapisan tipis ini! (1 nm = 10-9 m)
Jawab: syarat cahaya biru mengalami interferensi destruktif pada lapisan tipis
2𝑛𝑑 𝑐𝑜𝑠 𝑟 = 𝑚𝜆
2nd cos 90o = m λ → 2nd = mλ
Untuk d minimum dengan d ≠ 0 diperoleh dengan mengambil bilangan bulat m = 1. Diketahui λ udara untuk warna
biru = 468 nm dan indeks bias lapisan tipis bensin n = 1,5 sehingga ketebalan minimum lapisan tipis bensin adalah
𝑚𝜆 1(468 𝑛𝑚)
2nd = mλ → dmin = 2𝑛
= 2(1,5)
= 156 nm
Contoh Penyelesaian:
Celah tunggal selebar 0,1 mm disinari berkas cahaya sejajar dengan λ = 6000 Å. Pola difraksi yang terjadi
ditangkap oleh layar pada jarak 40 cm dari celah. Tentukan jarak pita gelap ketiga dengan titik tengah terang
pusat.
Jawab:
Diketahui d = 0,1 mm = 1 x 10-4 m
λ = 6.000 Å = 6 x 10-7 m
L = 40 cm = 0,4 m
Pola Gelap
d sin θ = n λ
Pita gelap ke-3 (n = 3)
d sin θ = 3λ
𝑦
Untuk sudut θ yang sangat kecil maka berlaku sin θ ≈ tan θ = sehingga diperoleh persamaan:
𝐿
𝑦 3λ𝐿 3(6×10−7 )(0,4)
d = 3λ → y =
𝐿 𝑑
= 1×10−4
= 7,2 x 10-3 m = 7,2 mm
Contoh Penyelesaian:
1. Seberkas cahaya monokromatis dengan panjang gelombang 600 nm (1 nm = 10-9 m) menyinari tegak lurus
suatu kisi yang terdiri dari 200 garis/mm. Tentukan:
a. Sudut deviasi orde kedua
b. Orde maksimum yang mungkin terlihat pada layar
Jawab:
Diketahui λ = 600 nm = 6 x 10-7 m
N = 200 garis/mm
Tetapan kisi
1 1
d = 𝑁 = 200/mm = 5 x 10-3 mm = 5 x 10-6 m
a. Sudut deviasi orde kedua (n = 2)
d sin θn = nλ
2. Sebuah kisi difraksi dengan jumlah garis (celah) per cm N = 5000/cm dikenai sinar dengan panjang
gelombang λ = 495 nm secara tegak lurus. Banyaknya jumlah garis terang yang masih dapat teramati pada
pola difraksi!
Jawab: sudut maksimum yang mungkin terjadi θ = 90o.
Tetapan kisi d
1 1
d = 𝑁 = 5000/cm = 2 x 10-4 cm = 2 x 10-6 m
3. UN 2014
Seberkas sinar monokromatik dengan panjang gelombang 500 nm datang tegak lurus pada kisi. Jika terang
keempat membentuk sudut deviasi 30o, maka tentukan jumlah garis per cm pada kisi tersebut!
Jawab:
Diketahui λ = 500 nm = 5 x 10-7 m
n = 4 (orde ke-4)
θ = 30o
d sin θ = nλ
d sin 30o = 4(5 x 10-7)
d(0,5) = 2 x 10-6
d = 4 x 10-6 m = 4 x 10-4 cm
1 1 1
d = 𝑁 → N = 𝑑 = 4×10−4 cm = 2500 garis/cm
4. Seberkas sinar monokromatik dilewatkan pada kisi dengan 1000 garis tiap cm. Pada layar yang diletakkan
1,2 m dari kisi, jarak antara garis terang pusat dan garis terang ke-3 yang teramati adalah 12 cm. Jika kisi
diganti dengan 500 garis tiap cm dan layar digeser menjadi 1,0 m dari kisi, maka tentukan jarak terang pusat
dan garis terang ke-3!
Jawab:
N = 1000 garis/cm → L = 1,2 m → p3 = 12 cm
N’ = 500 garis/cm → L’ = 1 m → p3’ = …. ?
d sin θ = nλ
1 𝑝
𝑁𝐿
= nλ → p = nλNL
Kemampuan lensa untuk membebaskan bayangan dari dua titik benda yang sangat dekat disebut resolusi
lensa. Jika dua titik benda sangat dekat, maka pola difraksi bayangan yang terbentuk akan tumpang tindih.
Daya Urai Suatu Lensa
Apabila kita memperhatikan lampu belakang sebuah mobil yang bergerak menjauhi kita pada malam hari,
semakin jauh kedua lampu belakang mobil tersebut tampak semakin berdekatan hingga akhirnya menyatu. Bagaimana
jika peristiwa ini diamati menggunakan teropong? Ternyata kedua lampu belakang mobil tersebut tampak terpisah. Hal
ini menunjukkan bahwa daya urai teropong lebih baik daripada mata telanjang. Jadi daya urai suatu alat optik adalah
kemampuan alat optik untuk menghasilkan bayangan yang terpisah dari dua benda yang berdekatan.
Kriteria Rayleigh menyatakan bahwa “dua benda titik dapat dipisahkan (dibedakan) jika pusat dari pola difraksi
benda titik pertama berhimpit dengan minimum pertama daripada difraksi benda titik kedua”.
𝜆
sin 𝜃𝑚 = 1,22
𝐷
𝑑𝑚
Karena sudut θm sangat kecil, maka sin θm ≈ θm = 𝐿 , maka
𝜆
𝜃𝑚 = 1,22
𝐷
Dengan θm = sudut resolusi minimum/sudut pemisahan (rad)
λ = panjang gelombang (m)
D = diameter bukaan alat optik (m)
Makin kecil daya urai makin besar resolusi alat optik tersebut. Tampak bahwa difraksi membatasi perbesaran suatu
lensa (alat optik).
Contoh Penyelesaian:
1. UM UNDIP 2015
Jarak dua buah lampu sebuah mobil = 1,22 m. Nyala kedua lampu diamati oleh orang yang diameter pupil matanya
2,2 mm. Kalau panjang gelombang cahaya yang dipancarkan kedua lampu mobil itu rata-rata 5500 Å. Tentukan jarak
mobil maksimum supaya nyala lampu itu masih dapat dipisahkan oleh mata!
Jawab:
Diketahui dm = 1,22 m
D = 2,2 mm = 2,2 x 10-3 m
λ = 5500 Å = 5,5 x 10-7 m
𝜆𝐿 (5,5 × 10−7 )𝐿
dm = 1,22 → 1,22 = 1,22
𝐷 2,2 × 10−3
2,2 × 10−3
L = 5,5 × 10−7 = 4000 m
2. Cahaya natrium dengan panjang gelombang 589 nm digunakan untuk memandang suatu benda di bawah sebuah
mikroskop. Jika bukaan (diafragma) lensa objektif memiliki diameter 0,9 cm. Tentukan:
a. Sudut resolusi minimum
b. Jika digunakan cahaya ungu dengan panjang gelombang 400 nm, maka tentukan sudut resolusi mikroskop
4
c. Misalkan air dengan indeks bias mengisi ruang antara benda dan lensa objektif, bagaimana pengaruhnya
3
terhadap daya urai mikroskop?
Jawab: diketahui D = 0,9 cm = 9 x 10-3 m, λ = 589 nm = 589 x 10-9 m
𝜃𝑚 𝑎𝑖𝑟 𝜆 𝑎𝑖𝑟 3
= =
𝜃𝑚 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝜆 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 4
3
θm di air = 4 θm di udara
3
Jadi daya urai mikroskop di air sama dengan 4 kali daya urai di udara
2. Sudut kritis permata di udara adalah 34,4o. Tentukan sudut polarisasi permata!
Jawab:
Sudut kritis terjadi jika sinar datang dari medium lebih rapat (permata dengan indeks bias n1) ke medium
kurang rapat (udara dengan indeks bias n2 = 1)
Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi dari cahaya tak terpolarisasi (cahaya alami)
sedangkan analisator berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya terpolarisasi
Intensitas cahaya yang melewati polarisator (I1) adalah setengah dari intensitas cahaya yang datang Io
1
I1 = Io
2
Jika sumbu analisator membentuk sudut terhadap sumbu polarisator, maka intensitas cahaya yang diteruskan
oleh analisator (I2) adalah
1
Hukum Malus I2 = I1 cos2θ = 2 Io cos2θ
θ adalah sudut antara sumbu transmisi analisator dengan sumbu transmisi polarisator
θ1 1
I1 = Io
θ2 2
I2 = I1 cos2 θ1
I3 = I2 cos2 (θ2 – θ1)
Contoh penyelesaian:
1
Tiga keping polaroid disusun sedemikian rupa sehingga intensitas gelombang yang keluar keping terakhir
32
intensitas sinar yang datang. Anggap sinar datang tidak terpolarisasi dan anggap sumbu transmisi polaroid
pertama sejajar dengan sumbu polaroid ketiga. Tentukan sudut antara sumbu transmisi polaroid pertama dan
kedua!
Jawab:
Io
1
I1 = 2 Io θ 2θ
I2 = I1 cos2 θ I3 = I2 cos2 θ
1 2 3
Intensitas yang keluar dari polaroid pertama:
1
I1 = 2 Io
Intensitas yang keluar dari polaroid kedua:
1
I2 = I1 cos2 θ1 = Io cos2 θ
2
Intensitas yang keluar dari polaroid ketiga dengan θ2 = 2θ – θ = θ
1 1
I3 = I2 cos2 θ2 = (2 Io cos2 θ) cos2 θ = 2 Io cos4 θ
1
Karena I3 = 32 Io maka
1 1
2
Io cos4 θ = 32 Io
1
cos4 θ = 16
1
cos θ = 2 → θ = 60o
Jadi sudut antara sumbu transmisi polaroid 1 dan 2 adalah 60o