Anda di halaman 1dari 14

10 GELOMBANG CAHAYA

Kompetensi Dasar:
3.10 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang cahaya dalam teknologi
4.10 Melakukan percobaan tentang gelombang cahaya berikut presentasi hasil percobaan dan makna fisisnya
misalnya kisi difraksi

Cahaya termasuk gelombang elektromagnetik, karena cahaya tidak memerlukan medium perambatan.
Sebagai gelombang, cahaya mengalami gejala peruraian (dispersi), pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi),
pelenturan (difraksi), perpaduan (interferensi) dan polarisasi
A. INTERFERENSI CAHAYA
Interferensi cahaya adalah perpaduan
dari dua gelombang cahaya. Agar hasil
interferensinya mempunyai pola yang teratur,
kedua gelombang cahaya itu harus koheren
yaitu memiliki frekuensi dan amplitudo sama
serta selisih fase tetap. Pola hasil interferensi
cahaya ini dapat ditangkap pada layar yaitu:
(1) Pola terang, merupakan hasil interferensi
maksimum (saling menguatkan atau
konstruktif) ➔ kedua gelombang sefase
(memiliki beda fase = 0, 2π, 4π, ... atau
beda lintasan = 0, λ, 2λ, 3λ, ...)
Interferensi Celah Ganda Young
(2) Pola gelap, merupakan hasil interferensi minimum (saling melemahkan atau destruktif) ➔ kedua gelombang
1 3 5
berlawanan fase (memiliki beda fase = π, 3π, 5π, ... atau beda lintasan = 2 λ, 2 λ, 2 λ, ...)
Interferensi Celah Ganda Young
Fenomena interferensi cahaya ditunjukkan oleh percobaan yang dilakukan oleh Thomas Young. Berkas
cahaya yang berasal dari sumber cahaya S0 akan melalui celah S1 dan S2 yang berfungsi sebagai sumber cahaya
koheren.
Apabila cahaya dari celah S1 dan S2 berinterferensi,
maka akan terbentuk suatu pola interferensi. Pola
interferensi tersebut dapat ditangkap pada layar berupa pola
garis terang dan gelap. Interferensi dapat terjadi karena
adanya beda lintasan berkas cahaya dari S1 dan S2. Jika
jarak antara kedua celah (d), jauh lebih kecil daripada jarak
celah terhadap layar, L (d << L), maka beda lintasan (ΔS)
pada titik sembarang P adalah
ΔS = S2P – S1P = S2Q = d sin θ

1. Interferensi Maksimum (Pola Terang)


Apabila dua gelombang bertemu, dan saling menguatkan, maka akan terjadi interferensi maksimum dan
terbentuk pola garis terang. Interferensi maksimum terjadi jika kedua gelombang berpadu memiliki fase sama
(sefase) ➔ beda lintasan ΔS = 0, λ, 2λ, 3λ, ..., maka:
d sin θ = n λ dengan n = 0, 1, 2, 3, ...
dengan n = 0 (terang pusat), n = 1 (terang pertama), n = 2 (terang kedua), dst
𝑝
Karena L >> d, maka sudut θ sangat kecil, sehingga berlaku pendekatan sin 𝜃 ≈ tan 𝜃 = sehingga
𝐿
dapat dituliskan menjadi :
𝑝
𝑑 = 𝑛𝜆
𝐿
dengan:
p = jarak garis terang ke-n dari terang pusat

Fikri Hansah, S.Pd/SMA N 1 Ungaran | 1


d = jarak antarcelah
L = jarak layar ke celah
= panjang gelombang
n = orde atau nomor terang (n = 0, 1, 2, ... .)

2. Interferensi Minimum (Pola Gelap)


Interferensi maksimum terjadi jika dua gelombang bertemu dan saling menguatkan. Namun, jika dua
gelombang tidak bertemu, dan akan saling meniadakan maka terjadi interferensi minimum, sehingga terbentuk
1 3 5
pola garis gelap. Interferensi ini terjadi jika kedua gelombang berlawanan fase ➔ beda lintasan = 2 λ, 2 λ, 2 λ, ...).
Jarak garis gelap ke-n dari terang pusat (p) adalah:
𝑑𝑝 1
= (𝑛 − ) 𝜆
𝐿 2
Dengan n = 1, 2, 3, ... . Untuk n = 1 (gelap ke-1), n = 2 (gelap ke-2), dst

Jarak antara Pita Terang/Pita Gelap yang Berdekatan (Δp)


Pada interferensi celah ganda, jarak dua garis terang yang berurutan
sama dengan jarak dua garis gelap yang berurutan. Jika jarak itu disebut Δp, Pita terang ke-2
maka: Pita gelap ke-2
𝑝 𝑛𝜆𝐿 Pita terang ke-1 Δp
𝑑 = 𝑛𝜆 → 𝑝 =
𝐿 𝑑 Pita gelap ke-1
Pita terang pusat
𝜆𝐿 𝜆𝐿 𝜆𝐿
Δ𝑝 = 𝑝𝑛+1 − 𝑝𝑛 = (𝑛 + 1) − 𝑛 = Pita gelap ke-1
𝑑 𝑑 𝑑
Pita terang ke-1

𝜆𝐿 Pita gelap ke-2 Δp


𝛥𝑝 = Pita terang ke-2
𝑑

Hubungan antara Δp dengan indeks bias medium n


Panjang gelombang cahaya dalam medium λ bergantung pada indeks bias medium n
𝑐 𝑐 1
n = 𝑣 = 𝜆𝑓 → n ~ 𝜆
sehingga
𝑛1 𝜆2
=
𝑛2 𝜆1
𝜆𝐿
dimana 𝛥𝑝 = 𝑑
→ 𝛥𝑝 ~𝜆
𝛥𝑝1 𝜆1
=
𝛥𝑝2 𝜆2
Maka diperoleh hubungan antara Δp dengan n
𝛥𝑝1 𝑛2
= → 𝛥𝑝1 𝑛1 = 𝛥𝑝2 𝑛2
𝛥𝑝2 𝑛1

Contoh Penyelesaian:
1. Pada suatu percobaan Young, jarak antara dua buah celah d = 0,25 mm sedangkan jarak celah dengan layar L
= 1 m. Jarak garis gelap ke-2 dari terang pusat pola interferensi pada layar p adalah 3 mm. Tentukanlah:
a. Panjang gelombang cahaya yang digunakan
b. Jarak garis terang ke-3 dari terang pusat
4
c. Jika percobaan dicelupkan dalam air yang indeks biasnya n = 3, maka tentukan jarak garis terang ke-3 dari
terang pusat.
Jawab:
Diketahui d = 0,25 mm = 25 x 10-5 m
L=1m
p2 = 3 mm = 3 x 10-3 m (gelap)

Fikri Hansah, S.Pd/SMA N 1 Ungaran | 2


Pola gelap
𝑑𝑝 1
= (𝑛 − ) 𝜆
𝐿 2
𝑑𝑝 3
a. n = 2 → = 𝜆
𝐿 2
(25 × 10−5 )(3 × 10−3 ) 3
= 𝜆
1 2
λ = 5 x 10-7 m = 5.000 Å [1 angstrom (Å) = 10-10 m]
b. Pola terang
𝑑𝑝
= 𝑛𝜆
𝐿
𝑑𝑝
n =3 → 𝐿
= 3𝜆
3𝜆𝐿 3(5×10−7 )(1)
p3 = 𝑑
= (25×10−5 )
= 6 x 10-3 m = 6 mm
c. Indeks bias udara n = 1 → p3 = 6 mm
4
Indeks bias air n’ = 3 → p3’ = … ?
𝑝3 ′ 𝑛
=
𝑝3 𝑛′
𝑝3 ′ 1 3
= → 𝑝3′ = × 6 𝑚𝑚 = 4,5 𝑚𝑚
6 𝑚𝑚 4 4
3

2. UN 2013
Gambar di bawah ini merupakan sketsa lintasan sinar pada peristiwa interferensi celah ganda.
Jika A adalah titik gelap orde keempat, B adalah titik terang
orde kedua dan panjang gelombang cahaya yang
digunakan 6000 Ǻ, maka tentukan jarak titik A dan B!
Jawab:
Diketahui : d = 0,2 mm = 2 x 10-4 m
nA = 4 (gelap)
nB = 2 (terang)
λ = 6.000 Å = 6 x 10-7 m
L=2m

• Pola gelap
𝑑𝑝 1
= (𝑛 − ) 𝜆
𝐿 2
𝑑𝑝𝐴 7 𝜆𝐿
nA = 4 → 𝐿
= 2 𝜆 → 𝑝𝐴 = 3,5 𝑑

• Pola terang
𝑑𝑝
= 𝑛𝜆
𝐿
𝑑𝑝𝐵 𝜆𝐿
nB = 2 → = 2𝜆 → 𝑝𝐵 = 2
𝐿 𝑑

Jarak titik A dan B


𝜆𝐿 𝜆𝐿 𝜆𝐿 (6×10−7 )(2)
Δp = pA – pB = 3,5 𝑑
–2 𝑑
= 1,5 𝑑
= 1,5 2×10−4
= 9 x 10-3 m = 9 mm

Fikri Hansah, S.Pd/SMA N 1 Ungaran | 3


3. SPMB 2003
Seberkas cahaya monokromatis dijatuhkan pada dua celah sempit vertikal berdekatan dengan jarak d = 0,01
mm. Pola interferensi yang terjadi ditangkap pada jarak 20 cm dari celah. Diketahui bahwa jarak antara garis
gelap pertama di sebelah kiri ke garis gelap pertama di sebelah kanan adalah 7,2 mm. Tentukan panjang
gelombang berkas cahaya!
Δp = 7,2 mm
Jawab:
Diketahui d = 0,01 mm = 1 x 10-5 m Terang Gelap ke-1
Gelap ke-1
L = 20 cm = 0,2 m
kiri pusat kanan
Δp = 7,2 mm = 7,2 x 10-3 m 1
λ
1
λ
2 2
𝜆𝐿 𝜆𝐿 𝜆𝐿
Δp = p1 + p1’ = 2𝑑
+ 2𝑑 = 𝑑

𝑑Δ𝑝 (1×10−5 )(7,2×10−3 )


𝜆= = = 36 x 10-8 m = 360 nm
𝐿 0,2

Catatan: lebar pita terang pusat yaitu jarak antara dua garis gelap pertama yang bersebrangan
Interferensi Pada Lapisan Tipis
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat fenomena yang ditimbulkan
oleh interferensi cahaya. Sebagai contoh timbulnya garis-garis berwarna yang tampak
pada lapisan tipis minyak tanah yang tumpah di permukaan air, warna-warni yang
terlihat pada gelembung sabun yang mendapat sinar matahari, serta timbulnya warna-
warni pada cakram padat (compact disc). Pola interferensi pada lapisan tipis
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu panjang lintasan optik dan perubahan fase sinar
pantul.

Sinar datang dengan sudut datang i pada lapisan tipis dengan


ketebalan d dan indeks bias n, sehingga sinar mengalami pemantulan
dan pembiasan dengan sudut bias r. Dengan mempertimbangkan
kedua faktor di atas, dapat ditentukan syarat-syarat terjadinya
interferensi berikut ini.

Syarat terjadinya interferensi maksimum/konstruktif (terang)


1
2𝑛𝑑 𝑐𝑜𝑠 𝑟 = (𝑚 − 2) 𝜆 dengan m = 1, 2, 3,....
Syarat terjadinya interferensi minimum/destruktif (gelap)
2𝑛𝑑 𝑐𝑜𝑠 𝑟 = 𝑚𝜆 dengan m = 1, 2, 3,....

Contoh Penyelesaian:
Suatu lapisan tipis bensin (n = 1,4) mengapung di atas permukaan kaca (n = 1,5). Sinar matahari jatuh hampir tegak
lurus (r = 90o) pada lapisan tipis dan memantulkan ke mata Anda. Walaupun sinar matahari adalah sinar putih yang
mengandung berbagai warna, tetapi lapisan tipis tampak bagimu berwarna kuning. Ini karena interferensi destruktif
pada lapisan menghilangkan warna biru (λ biru di udara = 468 nm) dari cahaya dipantulkan ke mata Anda. Tentukan
ketebalan minimum d (d ≠ 0) dari lapisan tipis ini! (1 nm = 10-9 m)
Jawab: syarat cahaya biru mengalami interferensi destruktif pada lapisan tipis
2𝑛𝑑 𝑐𝑜𝑠 𝑟 = 𝑚𝜆
2nd cos 90o = m λ → 2nd = mλ
Untuk d minimum dengan d ≠ 0 diperoleh dengan mengambil bilangan bulat m = 1. Diketahui λ udara untuk warna
biru = 468 nm dan indeks bias lapisan tipis bensin n = 1,5 sehingga ketebalan minimum lapisan tipis bensin adalah
𝑚𝜆 1(468 𝑛𝑚)
2nd = mλ → dmin = 2𝑛
= 2(1,5)
= 156 nm

Fikri Hansah, S.Pd/SMA N 1 Ungaran | 4


B. DIFRAKSI CAHAYA
Difraksi cahaya adalah peristiwa pelenturan gelombang cahaya ketika
melewati suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang gelombang) sehingga
gelombang cahaya tampak melebar pada tepi celah.
1. Difraksi Celah Tunggal (difraksi Fraunhofer)
• Pola gelap (difraksi minimum) ke-n terjadi jika :
𝑑 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 𝑛𝜆 dengan n = 1, 2, 3, ...
• Pola terang (difraksi maksimum) ke-n terjadi jika:
1
𝑑 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = (𝑛 − 2) 𝜆 dengan n = 1, 2, 3, ...

Contoh Penyelesaian:
Celah tunggal selebar 0,1 mm disinari berkas cahaya sejajar dengan λ = 6000 Å. Pola difraksi yang terjadi
ditangkap oleh layar pada jarak 40 cm dari celah. Tentukan jarak pita gelap ketiga dengan titik tengah terang
pusat.
Jawab:
Diketahui d = 0,1 mm = 1 x 10-4 m
λ = 6.000 Å = 6 x 10-7 m
L = 40 cm = 0,4 m
Pola Gelap
d sin θ = n λ
Pita gelap ke-3 (n = 3)
d sin θ = 3λ
𝑦
Untuk sudut θ yang sangat kecil maka berlaku sin θ ≈ tan θ = sehingga diperoleh persamaan:
𝐿
𝑦 3λ𝐿 3(6×10−7 )(0,4)
d = 3λ → y =
𝐿 𝑑
= 1×10−4
= 7,2 x 10-3 m = 7,2 mm

2. Difraksi Celah Majemuk (kisi difraksi)


Kisi difraksi merupakan alat yang digunakan untuk
menganalisis sumber-sumber cahaya. Kisi tersusun oleh banyak
celah sejajar yang memiliki jarak sama. Dengan menggunakan
banyak celah, garis-garis terang yang dihasilkan pada layar
menjadi lebih tajam. Bila banyaknya garis (celah) per satuan
panjang, misalnya cm adalah N, maka tetapan kisi d (jarak
antarcelah) adalah
1
𝑑=
𝑁
Misalkan sebuah kisi yang memiliki 10.000 garis/cm akan memiliki tetapan kisi d
1 1
d = 𝑁 = 10.000 cm = 10-4 cm = 10-6 m
Pola garis terang (maksimum), bila:
𝑑 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 𝑛𝜆 dengan n = 1, 2, 3, ...
Pada kisi difraksi tidak berbicara tentang garis gelap sehingga tidak diberikan persamaan untuk garis gelap

Contoh Penyelesaian:
1. Seberkas cahaya monokromatis dengan panjang gelombang 600 nm (1 nm = 10-9 m) menyinari tegak lurus
suatu kisi yang terdiri dari 200 garis/mm. Tentukan:
a. Sudut deviasi orde kedua
b. Orde maksimum yang mungkin terlihat pada layar
Jawab:
Diketahui λ = 600 nm = 6 x 10-7 m
N = 200 garis/mm
Tetapan kisi
1 1
d = 𝑁 = 200/mm = 5 x 10-3 mm = 5 x 10-6 m
a. Sudut deviasi orde kedua (n = 2)
d sin θn = nλ

Fikri Hansah, S.Pd/SMA N 1 Ungaran | 5


2λ 2(6×10−7 )
d sin θ2 = 2λ → sin θ2 = 𝑑
= (5×10−6 )
= 0,24 → θ2 = arc sin (0,24) = 13,9o
b. Orde maksimum
d sin θn = nλ
𝑛λ 𝑛(6×10−7 )
sin θn = 𝑑 = 5×10−6 = 0,12 n
nilai maksimum fungsi sinus adalah 1 sehingga orde maksimum n yang mungkin terlihat pada layar
1 = 0,12n
1
n= ≈ 8,33 ≈ 8 (dibulatkan ke bawah)
0,12
n = 8 berati pada layar di atas dan di bawah orde nol terdisplai 8 garis terang. Garis terang ke-9 tidak
muncul di layar
Cara cepat:
𝑑 5 × 10−6
= = 8,33
λ 6 × 10−7
𝑑
n bulat terbesar ≤ λ
n bulat terbesar ≤ 8,33
jadi orde maksimum adalah 8

2. Sebuah kisi difraksi dengan jumlah garis (celah) per cm N = 5000/cm dikenai sinar dengan panjang
gelombang λ = 495 nm secara tegak lurus. Banyaknya jumlah garis terang yang masih dapat teramati pada
pola difraksi!
Jawab: sudut maksimum yang mungkin terjadi θ = 90o.
Tetapan kisi d
1 1
d = 𝑁 = 5000/cm = 2 x 10-4 cm = 2 x 10-6 m

𝑑 sin θ 𝑑 sin 90° 𝑑


d sin θ = nλ → n = λ
= λ

Orde maksimum yang mungkin terjadi
𝑑 2×10−6
nmaks = λ = 4,95×10−7 = 4,04
orde terang n harus bilangan bulat (selalu dibulatkan ke bawah), terang yang terjadi sampai orde 4. Berarti
ada 4 garis terang di atas pusat, 1 garis terang di pusat dan 4 garis terang di bawah pusat sehingga total
garis terang pada layar ada 9 buah

3. UN 2014
Seberkas sinar monokromatik dengan panjang gelombang 500 nm datang tegak lurus pada kisi. Jika terang
keempat membentuk sudut deviasi 30o, maka tentukan jumlah garis per cm pada kisi tersebut!
Jawab:
Diketahui λ = 500 nm = 5 x 10-7 m
n = 4 (orde ke-4)
θ = 30o
d sin θ = nλ
d sin 30o = 4(5 x 10-7)
d(0,5) = 2 x 10-6
d = 4 x 10-6 m = 4 x 10-4 cm
1 1 1
d = 𝑁 → N = 𝑑 = 4×10−4 cm = 2500 garis/cm

4. Seberkas sinar monokromatik dilewatkan pada kisi dengan 1000 garis tiap cm. Pada layar yang diletakkan
1,2 m dari kisi, jarak antara garis terang pusat dan garis terang ke-3 yang teramati adalah 12 cm. Jika kisi
diganti dengan 500 garis tiap cm dan layar digeser menjadi 1,0 m dari kisi, maka tentukan jarak terang pusat
dan garis terang ke-3!
Jawab:
N = 1000 garis/cm → L = 1,2 m → p3 = 12 cm
N’ = 500 garis/cm → L’ = 1 m → p3’ = …. ?
d sin θ = nλ
1 𝑝
𝑁𝐿
= nλ → p = nλNL

Fikri Hansah, S.Pd/SMA N 1 Ungaran | 6


p ∞ NL
𝑝3 ′ 𝑁′𝐿′ 𝑝3 ′ (500)(1) 5
= → = =
𝑝3 𝑁𝐿 12 (1000)(1,2) 12
p3’ = 5 cm
5. UM UGM 2003
Cahaya monokromatik dengan panjang gelombang 660 nm datang tegak lurus mengenai sebuah kisi
difraksi dan menghasilkan pola/pita interferensi pada layar dibelakangnya. Jarak antar pita tersebut adalah
6 mm. Bila diinginkan jarak antar pita 5 mm, maka tentukan panjang gelombang cahaya monokromatik yang
lain!
Jawab:
Syarat terjadi pita terang untuk kisi difraksi → d sin θ = nλ
𝑦
Untuk sudut θ kecil maka sin θ = tan θ = 𝐿
Dengan demikian,
𝑦 𝑛λL
d 𝐿 = nλ → y = 𝑑
Jarak antar pita terang, misalnya pita terang ke-1 adalah y1 dan pita terang ke-2 adalah y2
λL λL λL
Δy = y2 – y1 = 2 –1 =
𝑑 𝑑 𝑑
Untuk kisi difraksi yang sama, L dan d adalah tetap maka Δy ∞ λ
Diketahui λ = 660 nm → Δy = 6 mm
Δy’ = 5 mm → λ’ = …?
∆𝑦′ λ′ 5 𝑚𝑚 λ′
= → = → λ′ = 550 𝑛𝑚
∆𝑦 λ 6 𝑚𝑚 660 𝑛𝑚

Pengaruh Difraksi Terhadap Perbesaran Maksimum Alat Optik

Kemampuan lensa untuk membebaskan bayangan dari dua titik benda yang sangat dekat disebut resolusi
lensa. Jika dua titik benda sangat dekat, maka pola difraksi bayangan yang terbentuk akan tumpang tindih.
Daya Urai Suatu Lensa
Apabila kita memperhatikan lampu belakang sebuah mobil yang bergerak menjauhi kita pada malam hari,
semakin jauh kedua lampu belakang mobil tersebut tampak semakin berdekatan hingga akhirnya menyatu. Bagaimana
jika peristiwa ini diamati menggunakan teropong? Ternyata kedua lampu belakang mobil tersebut tampak terpisah. Hal
ini menunjukkan bahwa daya urai teropong lebih baik daripada mata telanjang. Jadi daya urai suatu alat optik adalah
kemampuan alat optik untuk menghasilkan bayangan yang terpisah dari dua benda yang berdekatan.
Kriteria Rayleigh menyatakan bahwa “dua benda titik dapat dipisahkan (dibedakan) jika pusat dari pola difraksi
benda titik pertama berhimpit dengan minimum pertama daripada difraksi benda titik kedua”.
𝜆
sin 𝜃𝑚 = 1,22
𝐷
𝑑𝑚
Karena sudut θm sangat kecil, maka sin θm ≈ θm = 𝐿 , maka
𝜆
𝜃𝑚 = 1,22
𝐷
Dengan θm = sudut resolusi minimum/sudut pemisahan (rad)
λ = panjang gelombang (m)
D = diameter bukaan alat optik (m)
Makin kecil daya urai makin besar resolusi alat optik tersebut. Tampak bahwa difraksi membatasi perbesaran suatu
lensa (alat optik).

Fikri Hansah, S.Pd/SMA N 1 Ungaran | 7


Daya urai dm dapat ditentukan melalui pendekatan
𝑑𝑚
θm ≈ tan θm = 𝐿
𝑑𝑚 𝜆
sehingga 𝐿
= 1,22 𝐷
𝜆𝐿
𝑑𝑚 = 1,22
𝐷
Dengan: dm = daya urai/batas resolusi (m)
λ = panjang gelombang cahaya (m)
L = jarak benda dari lensa (m)
D = diameter bukaan optik (m)

Contoh Penyelesaian:
1. UM UNDIP 2015
Jarak dua buah lampu sebuah mobil = 1,22 m. Nyala kedua lampu diamati oleh orang yang diameter pupil matanya
2,2 mm. Kalau panjang gelombang cahaya yang dipancarkan kedua lampu mobil itu rata-rata 5500 Å. Tentukan jarak
mobil maksimum supaya nyala lampu itu masih dapat dipisahkan oleh mata!
Jawab:
Diketahui dm = 1,22 m
D = 2,2 mm = 2,2 x 10-3 m
λ = 5500 Å = 5,5 x 10-7 m
𝜆𝐿 (5,5 × 10−7 )𝐿
dm = 1,22 → 1,22 = 1,22
𝐷 2,2 × 10−3
2,2 × 10−3
L = 5,5 × 10−7 = 4000 m
2. Cahaya natrium dengan panjang gelombang 589 nm digunakan untuk memandang suatu benda di bawah sebuah
mikroskop. Jika bukaan (diafragma) lensa objektif memiliki diameter 0,9 cm. Tentukan:
a. Sudut resolusi minimum
b. Jika digunakan cahaya ungu dengan panjang gelombang 400 nm, maka tentukan sudut resolusi mikroskop
4
c. Misalkan air dengan indeks bias mengisi ruang antara benda dan lensa objektif, bagaimana pengaruhnya
3
terhadap daya urai mikroskop?
Jawab: diketahui D = 0,9 cm = 9 x 10-3 m, λ = 589 nm = 589 x 10-9 m

a. Sudut resolusi minimum


𝜆 589 × 10−9
θm = 1,22 𝐷 = 1,22 9 × 10−3
= 7,89 x 10-5 rad
b. Untuk λ = 400 nm = 4 x 10-7 m
𝜆 4 × 10−7
θm = 1,22 𝐷 = 1,22 9 × 10−3 = 5,42 x 10-5 rad
c. Pengaruh indeks bias terhadap panjang gelombang memenuhi persamaan
nudara λudara = nair λair
4 3
(1) λudara = 3 λair → λair = 4 λudara
𝜆
Dari hubungan θm = 1,22 𝐷 diperoleh θm ∞ λ sehingga

𝜃𝑚 𝑎𝑖𝑟 𝜆 𝑎𝑖𝑟 3
= =
𝜃𝑚 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝜆 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 4
3
θm di air = 4 θm di udara
3
Jadi daya urai mikroskop di air sama dengan 4 kali daya urai di udara

Fikri Hansah, S.Pd/SMA N 1 Ungaran | 8


C. POLARISASI
Polarisasi adalah terserapnya sebagian
arah getar cahaya. Cahaya yang sebagian arah
getarnya terserap disebut cahaya terpolarisasi dan
jika cahaya hanya mempunyai satu arah getar
tertentu disebut cahaya terpolarisasi liniear.
Cahaya terpolarisasi dapat diperoleh dari cahaya
tidak terpolarisasi yaitu dengan menghilangkan
(memindahkan) semua arah getar dan melewatkan
salah satu arah getar saja. Ada 4 cara untuk
melakukan hal ini yaitu: pemantulan, absorpsi
selektif, pembiasan ganda dan hamburan.

1. Polarisasi karena Pemantulan


Cahaya terpolarisasi dapat diperoleh dari cahaya tak terpolarisasi dengan cara pemantulan. Jika seberkas
cahaya menjuju ke bidang batas antara 2 medium maka sebagian cahaya akan dipantulkan. Ada 3 kemungkinan
yang terjadi pada cahaya yang dipantulkan yaitu:
1. Cahaya pantul tak terpolarisasi
2. Cahaya pantul terpolarisasi sebagian
3. Cahaya pantul terpolarisasi sempurna (seluruhnya)
Polarisasi cahaya yang dipantulkan oleh permukaan transparan akan maksimum bila sinar pantul tegak
lurus terhadap sinar bias. Sudut datang dan sudut pantul pada saat polarisasi maksimum disebut sudut Brewster
atau sudut polarisasi (ip).
Arah sinar pantul (iP) tegak lurus dengan sinar bias (r'), maka berlaku:
ip + r = 90o → r = 90o – ip
Menurut Snellius:
n1 sin ip = n2 sin r
n1 sin ip = n2 sin (90o – ip)
n1 sin ip = n2 cos ip
𝑠𝑖𝑛 𝑖𝑝 𝑛2
=
𝑐𝑜𝑠 𝑖𝑝 𝑛1
𝑛
Hukum Brewster 𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑝 = 𝑛2
1
dengan:
n1 = indeks bias medium sinar datang
n2 = indeks bias medium sinar bias
ip = sudut pantul
r = sudut bias
Contoh Penyelesaian:
1. UM UGM 2018
Berkas cahaya yang datang pada suatu medium dengan sudut sinar datang terhadap garis normal 30o
sebagian dipantulkan kembali ke udara dan sebagian lagi dibiaskan. Jika berkas sinar pantul dan sinar bias
saling tegak lurus satu dengan yang lain, maka tentukan indeks bias medium tersebut!
Jawab:
Berkas cahaya datang dari udara (n1 = 1) menuju medium dengan indeks bias n2. Karena berkas sinar pantul
dan sinar bias saling tegak lurus maka terjadi polarisasi sempurna dengan sudut polarisasi ip = 30o
𝑛2 𝑛2
𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑝 = → 𝑡𝑎𝑛 30° =
𝑛1 1
1
n2 = tan 30o = 3 √3

2. Sudut kritis permata di udara adalah 34,4o. Tentukan sudut polarisasi permata!
Jawab:
Sudut kritis terjadi jika sinar datang dari medium lebih rapat (permata dengan indeks bias n1) ke medium
kurang rapat (udara dengan indeks bias n2 = 1)

Fikri Hansah, S.Pd/SMA N 1 Ungaran | 9


Hukum Snellius
n1 sin θ1 = n2 sin θ2
n1 sin θk = n2 sin 90o
n1 sin 34,4o = 1 (1)
1
n1 = 0,565 = 1,77
Jadi indeks bias permata adalah 1,77
Sudut polarisasi, sinar datang dari udara (n1 = 1) menuju permata (n2 = 1,77)
𝑛2 1,77
tan ip = = = 1,77
𝑛1 1
ip = arc tan (1,77) = 60,5o
Trik cepat:
tan ip x sin θk = 1
1 1 1
tan ip = sin 𝜃 = sin 34,4°
= 0,565
= 1,77 ➔ ip = arc tan (1,77) = 60,5o
𝑘
4
3. Cahaya matahari dalam keadaan tidak terpolarisasi jatuh pada permukaan air (nair = 3). Cahaya pantul
terpolarisasi linier. Tentukan:
a. Besar sudut polarisasi
b. Besar sudut bias
Jawab:
4
a. Cahaya datang dari udara (n1 = 1) menuju air (n2 = 3)
4
𝑛 4
tan ip = 𝑛2 = 3
1
=3
1
4
ip = arc tan (3) = 53o
b. ip + r = 90o → r = 90o – ip = 90o – 53o = 37o

2. Polarisasi karena Pembiasan Ganda


Bias ganda merupakan sifat yang dimiliki beberapa kristal tertentu (terutama kalsit) untuk membentuk dua
sinar bias dari suatu sinar datang tunggal. Sinar bias (ordinary ray) mengikuti hukum-hukum pembiasan normal.
Sinar bias lain, yang dinamakan sinar luar biasa (extraordinary ray), mengikuti hukum yang berbeda. Kedua sinar
tersebut bergerak dengan kelajuan yang sama, di mana cahaya sinar biasa terpolarisasi tegak lurus terhadap
cahaya sinar luar biasa.
3. Polarisasi karena Absorbsi Selektif
Teknik yang digunakan untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi adalah menggunakan polaroid yang akan
meneruskan gelombang-gelombang yang arah getarnya sejajar dengan sumbu transmisi dan menyerap
gelombang-gelombang pada arah getar lainnya. Teknik penyerapan arah getar disebut polarisasi dengan
penyerapan (absorpsi) selektif.

Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi dari cahaya tak terpolarisasi (cahaya alami)
sedangkan analisator berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya terpolarisasi
Intensitas cahaya yang melewati polarisator (I1) adalah setengah dari intensitas cahaya yang datang Io
1
I1 = Io
2
Jika sumbu analisator membentuk sudut  terhadap sumbu polarisator, maka intensitas cahaya yang diteruskan
oleh analisator (I2) adalah
1
Hukum Malus I2 = I1 cos2θ = 2 Io cos2θ

θ adalah sudut antara sumbu transmisi analisator dengan sumbu transmisi polarisator

Fikri Hansah, S.Pd/SMA N 1 Ungaran | 10


Intensitas cahaya yang diteruskan oleh sistem polaroid mencapai maksimum jika kedua sumbu polarisasi adalah
sejajar (θ = 0o atau 180o) dan mencapai minimum jika kedua sumbu polarisasi saling tegak lurus atau θ = 90o

θ1 1
I1 = Io
θ2 2

I2 = I1 cos2 θ1
I3 = I2 cos2 (θ2 – θ1)

Contoh penyelesaian:
1
Tiga keping polaroid disusun sedemikian rupa sehingga intensitas gelombang yang keluar keping terakhir
32
intensitas sinar yang datang. Anggap sinar datang tidak terpolarisasi dan anggap sumbu transmisi polaroid
pertama sejajar dengan sumbu polaroid ketiga. Tentukan sudut antara sumbu transmisi polaroid pertama dan
kedua!
Jawab:

Io
1
I1 = 2 Io θ 2θ
I2 = I1 cos2 θ I3 = I2 cos2 θ

1 2 3
Intensitas yang keluar dari polaroid pertama:
1
I1 = 2 Io
Intensitas yang keluar dari polaroid kedua:
1
I2 = I1 cos2 θ1 = Io cos2 θ
2
Intensitas yang keluar dari polaroid ketiga dengan θ2 = 2θ – θ = θ
1 1
I3 = I2 cos2 θ2 = (2 Io cos2 θ) cos2 θ = 2 Io cos4 θ
1
Karena I3 = 32 Io maka
1 1
2
Io cos4 θ = 32 Io
1
cos4 θ = 16
1
cos θ = 2 → θ = 60o
Jadi sudut antara sumbu transmisi polaroid 1 dan 2 adalah 60o

4. Polarisasi karena Hamburan


Hamburan didefinisikan sebagai suatu peristiwa penyerapan dan pemancaran kembali suatu gelombang
cahaya oleh partikel.
Fenomena yang menerapkan prinsip ini antara lain warna biru
pada langit dan warna merah yang terlihat ketika Matahari terbenam.
Matahari memberikan sinar putih yang dihamburkan oleh molekul udara
ketika memasuki atmosfer bumi. Sinar biru dihamburkan lebih banyak
dari pada warna lain, sehingga langit tampak berwarna biru. Ketika
Matahari terbenam, berada di kerendahan langit, cahaya dari akhir
spektrum biru dihamburkan. Matahari terlihat berwarna kemerahan
karena warna dari akhir spektrum lewat ke mata kita, tetapi warna biru
lolos. Proses penghamburan yang terjadi menjelaskan polarisasi
cahaya langit

Fikri Hansah, S.Pd/SMA N 1 Ungaran | 11


UJI KOMPETENSI
6. SPMB 2007
Kerjakan soal berikut ini dengan baik dan benar! Jarak pisah antara dua pola terang hasil interferensi
1. SNMPTN 2008 oleh dua celah menggunakan sinar kuning dengan
Cahaya koheren datang pada dua celah sempit S1 dan panjang gelombang 600 nm yang diamati pada layar
S2. Jika pola gelap terjadi di titik P pada layar, maka sejauh 1 m dari celah adalah y. Jika digunakan sinar
beda fase gelombang cahaya yang sampai di titik P biru dengan panjang gelombang 400 nm, maka jarak
dari S1 dan S2 adalah .... layar terhadap kedua celah agar terbentuk pola terang
1 5 9
A. 2, 4, 6, ... D. , 2 , 2 , … dengan jarak pisah y adalah ....
2
1 3 5 A. 0,33 m D. 1,5 m
B. , 3, 5, ... E. , 2 , 2 , …
2 B. 0,67 m E. 8,55 m
C. , 2, 3, ... C. 0,75 m
2. UMPTN 1989 7. UM UGM 2005
Dua gelombang cahaya koheren berinterferensi. Pada suatu percobaan interferensi 2 celah yang
Ditempat – tempat terjadinya sinar yang terang, beda terpisah sejauh 0,2 mm dengan sebuah layar ditaruh
fase kedua gelombang tadi sama dengan ... (n = 0, 1, sejauh 1 m di belakang celah. Frinji terang nomor 3
2, 3, ...) ditemukan terpisah sejauh 7,5 mm dari frinji terang
1
A. 2
(2n + 1)  D. 2(n + 1)  utama (sentral). Panjang gelombang yang digunakan
B. (n + 1)  E.
1
(n + 1)  adalah ....
2
A. 5 x 10–10 cm
C. (2n + 1) 
B. 5 x 10–8 cm
3. PP 1980
C. 5 x 10–6 cm
Pada suatu percobaan Young digunakan cahaya
D. 5 x 10–5 cm
Hijau. Apakah yang dapat dilakukan untuk
E. 5 x 10–2 cm
memperbesar jarak antara dua buah garis terang yang
8. UN 2008
berdekatan pada layar?
Sebuah celah ganda disinari dengan cahaya yang
(1) Menjauhkan layar dari kedua celah
panjang gelombangnya 640 nm. Sebuah layar
(2) Mengganti cahaya hijau dengan cahaya kuning
diletakkan 1,5 m dari celah. Jika jarak kedua celah
(3) Memperkecil jarak antara kedua celah
0,24 mm, maka jarak dua pita terang yang berdekatan
(4) Mengganti cahaya hijau dengan cahaya merah
adalah ....
Yang benar adalah ….
A. 4 mm D. 9 mm
A. (1), (2) dan (3) D. (4)
B. 6 mm E. 9,6 mm
B. (1) dan (3) E. (1), (2), (3) dan (4)
C. 8 mm
C. (2) dan (4)
9. Cahaya dengan panjang gelombang 5000 Ǻ datang
4. SPMB 2007
Suatu berkas monokromatis dengan panjang pada celah kembar Young yang jaraknya 0,2 mm. Pola
gelombang 6 x 10-7 m dilewatkan melalui sepasang yang terjadi ditangkap pada layar yang jaraknya 1 m
celah sempit yang terpisahkan pada jarak d = 3 x 10–5 dari celah kembar. Jarak dari terang pusat ke terang
m membentuk pola interferensi pada layar jaraknya L yang paling pinggir pada layar 2,5 cm. Banyaknya
= 2 m dari celah tersebut. Jika percobaan ini dilakukan garis terang pada layar adalah … garis.
𝟒 A. 5 D. 20
dalam air yang indeks biasnya , maka jarak antara
𝟑 B. 10 E. 21
dua garis terang yang berdekatan adalah .... C. 11
A. 0,03 m D. 0,24 m 10. SPMB 2004
B. 0,06 m E. 0,36 m Dua celah yang berjarak 1 mm, disinari cahaya merah
C. 0,12 m dengan panjang gelombang 6,5 x 10-7 m. garis gelap
5. SPMB 2007 terang dapat diamati pada layar yang berjarak 1 m dari
Pada percobaan Young digunakan celah ganda yang celah. Jarak antara gelap ketiga dengan terang kelima
terpisah pada jarak 0,063 mm sedangkan pola gelap adalah ….
terangnya diamati pada layar yang berjarak 4 m di A. 0,85 mm D. 3,25 mm
belakang celah. Jika pada percobaan tersebut B. 1,62 mm E. 4,87 mm
digunakan cahaya laser dengan panjang gelombang C. 2,55 mm
630 nm, maka jarak antara pola gelap pertama di 11. PP 1983
sebelah kanan dan kiri adalah .... Pada percobaan Young (celah ganda). Jika jarak
A. 2 cm D. 10 cm antara kedua celahnya dijadikan dua kali semula,
B. 4 cm E. 12 cm maka jarak antara dua garis gelap yang berurutan
C. 8 cm menjadi ....

Fikri Hansah, S.Pd/SMA N 1 Ungaran | 12


A. 4 kali semula tunggal menghasilkan pola difraksi orde gelap pertama
B. 2 kali semula seperti pada gambar.
C. ½ kali semula
D. ¼ kali semula
E. Tetap tidak berubah
12. UN 2015
Seberkas cahaya hijau dijatuhkan pada dua celah
sempit, sehingga terjadi interferensi maka:
(1) Terjadi pita terang jika interferensinya minimum
(2) Lebar pita terang bertambah jika lebar celah Lebar celahnya adalah …
diperkecil A. 0,001 mm D. 0,017 mm
(3) Pada terang pusat intensitasnya maksimum B. 0,004 mm E. 0,019 mm
(4) Pada terang berikutnya dari terang pusat C. 0,012 mm
intensitasnya menguat 17. UN 2012
Pernyataan yang benar adalah … Perhatikan gambar berikut!
A. (1) dan (2) D. (2) dan (3)
B. (1) dan (3) E. (2) dan (4)
C. (1) dan (4)
13. UN 2016
Pada percobaan interferensi celah ganda, dua celah
berjarak 0,01 mm diletakkan pada jarak 100 cm dari
sebuah layar. Bila jarak antara pola interferensi garis Celah tunggal S selebar 0,2 mm disinari berkas cahaya
terang pertama dengan garis terang ke Sembilan sejajar dengan λ = 500 nm (1 nm = 10-9 m). pola difraksi
adalah 40 cm, maka panjang gelombang cahaya yang yang terjadi ditangkap pada layar yang berjarak 60 cm
digunakan dalam percobaan tersebut adalah … dari celah. Jarak antara garis gelap kedua dari terang
A. 0,5 x 10-6 m D. 4,0 x 10-6 m pusat adalah …
B. 1,0 x 10-6 m E, 5,0 x 10-6 m A. 3,0 mm D. 5,8 mm
C. 2,5 x 10 m-6
B. 3,6 mm E. 6 mm
14. UN 2013 C. 4,8 mm
Pada suatu percobaan celah ganda, dihasilkan data 18. UN 2009
seperti gambar.
Sebuah kisi difraksi terdiri dari 5000 celah/cm. Bila
spektum orde terang kedua membentuk sudut 30°,
maka panjang gelombang cahaya yang dijatuhkan
pada kisi adalah ....
A. 1250 Ǻ D. 5000 Ǻ
B. 2500 Ǻ E. 7000 Ǻ
C. 4000 Ǻ
19. UN 2009
Maka nilai panjang gelombang yang digunakan adalah Seberkas cahaya monokromatik dengan panjang
…. gelombang 500 nm tegak lurus pada kisi difraksi. Jika
A. 4,0 x 10-4 mm D. 6,0 x 10-4 mm kisi memiliki 400 garis tiap cm dan sudut deviasi sinar 30°
B. 4,5 x 10-4 mm E. 7,5 x 10-4 mm maka banyaknya garis terang yang terjadi pada layar
C. 5,0 x 10 mm
-4 adalah ...
15. UN 2015 A. 24 D. 50
Seberkas cahaya dengan panjang gelombang 4.000 Ǻ B. 25 E. 51
dijatuhkan pada sebuah kisi yang mempunyai 5.000 C. 26
goresan tiap cm dan pola difraksi tampak pada layar 20. UN 2014
yang dipasang pada jarak 1 m dari kisi. Jarak dua garis Seberkas sinar monokromatik dengan panjang
gelap yang berurutan adalah … (1 Ǻ = 10-10 m) gelombang 5.10-5 cm diarahkan tegak lurus pada kisi
A. 50 cm D. 20 cm difraksi. Jika difraksi orde kedua terjadi dengan sudut
B. 40 cm E. 10 cm 30o, banyak garis tiap cm pada kisi tersebut adalah ....
C. 30 cm A. 2.000 D. 5.000
16. UN 2012 B. 2.500 E. 10.000
Seberkas sinar monokhromatis dengan panjang C. 3.000
gelombang 5000 Ǻ (1 Ǻ = 10-10 m) melewati celah 21. UN 2017

Fikri Hansah, S.Pd/SMA N 1 Ungaran | 13


Seberkas cahaya dilewatkan pada kisi difraksi dengan 27. SPMB 2002
200 celah/cm, akan dihasilkan garis pita terang kedua Seberkas cahaya datang dari dalam air (nair = 34 ) ke
pada layar berjarak 6 mm dari terang pusat. Kisi
permukaan (batas air dan udara) dengan sudut datang
difraksi kemudian diganti dengan 500 celah/cm, maka
53 (sin 53 = 0,8 dan cos 53 = 0,6) maka berkas
jarak pita terang ke 6 pada layar mempunyai jarak dari
cahaya itu:
terang pusat adalah …
(1) dibiaskan seluruhnya
A. 6 mm D. 24 mm
(2) sebagian dibiaskan sebagian dipantulkan
B. 12 mm E. 45 mm
(3) mengalami polarisasi linear pada sinar pantul
C. 16 mm
(4) seluruhnya dipantulkan
22. UN 2018
28. Seberkas cahaya tak terpolarisasi dipantulkan oleh
Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini:
selembar kaca (n = 1,5) yang tercelup dalam alkohol
(1) Mengganti kisi dengan kisi yang jumlah garis per
(n = 1,4). Jika sinar pantulnya terpolarisasi, maka
milimeternya lebih besar.
sudut polarisasi adalah …
(2) Cahaya yang dijatuhkan dari biru ke kuning
A. arc tan 2,1 D. arc tan 1,1
(3) Mengganti cahaya yang dijatuhkan dari merah ke
B. arc tan 1,4 E. arc tan 0,93
hijau
C. arc tan 1,2
(4) Mendekatkan layar dari kisi
29. UMB 2008
Upaya yang harus dilakukan untuk memperlebar pita
Cahaya tak terpolarisasi jatuh pada suatu bahan
terang pada percobaan kisi difraksi adalah ….
A. (1) dan (2) D. (2) dan (3) bening dengan sudut datang 53. Apabila terjadi
B. (1) dan (3) E. (2) dan (4) polarisasi linear pada cahaya yang terpantul, maka
C. (1) dan (4) indeks bias bahan bening tersebut adalah ....
23. SIMAK-UI 2009 A. 1,33 D. 1,67
Berkas sinar polikromatik jatuh secara tegak lurus B. 1,43 E. 1,72
pada kisi difraksi yang memiliki konstanta 4.000 garis C. 1,55
per centimeter. Jika jarak kisi ke layar 120 cm, jarak 30. SPMB 2007
garis terang ke-2 dari sinar kuning dengan garis ke-2 Seberkas cahaya terpolarisasi bidang intensitasnya I
jatuh secara tegak lurus pada permukaan selembar
berkas sinar biru adalah .... (K = 580 nm; B = 480
polaroid. Jika cahaya yang ditransmisikan mempunyai
nm)
intensitas ¼ I , berapa sudut antara bidang datang dan
A. 0,72 cm D. 7,2 cm
arah polarisasi polaroid ?
B. 0,96 cm E. 9,6 cm
C. 4,8 cm A. 22,5 D. 60
24. Seberkas cahaya dengan panjang gelombang 620 nm B. 30 E. 67,5o
dilewatkan pada sebuah kisi difraksi dengan tetapan C. 45
kisi 3,8 x 105 garis/m. Tentukan orde maksimum yang 31. Seberkas sinar merambat dari suatu zat menuju udara.
masih teramati pada layar! Sudut kritis yang terjadi adalah 30o. Jika sinar
A. 2 D. 5 merambat dari zat itu menuju udara, maka sinus sudut
B. 3 E. 6 polarisasinya adalah ….
C. 4 A. 0,1√5 D. 0,4√5
25. Terang ketiga dari pola difraksi yang dihasilkan oleh B. 0,2√5 E. 0,5√5
sebuah kisi terjadi dengan sudut deviasi 45o terhadap C. 0,3√5
normal. Berapakah orde maksimum yang dihasilkan 32. SNMPTN 2008
oleh kisi tersebut! Cahaya terpolarisasi acak dikenakan pada polarisator
A. 4 D. 7 bersumbu transmisi vertikal. Cahaya yang keluar dari
B. 5 E. 8 polarisator dilewatkan pada analisator dengan arah
C. 6 sumbu transmisi 60 terhadap sumbu transmisi
26. Ebtanas 1998 polarisator. Perbandingan intensitas cahaya yang
Jarak antara dua lampu depan sebuah mobil 122 cm, keluar dari analisator terhadap intensitas cahaya yang
diamati oleh mata yang memiliki diameter pupil 3 mm. masuk polarisator adalah ....
Jika panjang gelombang cahaya yang diterima mata A. 100 % D. 12,5%
500 nm, maka jarak mobil itu paling jauh supaya masih B. 50 % E. 6,25%
dapat dibedakan sebagai dua lampu yang terpisah C. 25 %
adalah …
A. 4500 m D. 7377 m
B. 5000 m E. 8250 m
C. 6000 m

Fikri Hansah, S.Pd/SMA N 1 Ungaran | 14

Anda mungkin juga menyukai