Anda di halaman 1dari 17

1| Antologi Pendidikan Geografi, Volume 7, Nomor 3, November, 2019

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY


TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA
DIDIK

Oleh :

A. H. Muwahhid, E. Ningrum, Y. Malik

Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Universitas Pendidikan Indonesia

Email :

Muwahhid91@student.upi.edu, ip_geografi@upi.edu, yakub_malik@upi.edu

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh aspek terpentng peserta didik dalam pembelajaran yaitu
kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran geografi menuntut peserta didik mengembangkan
kemampuan berpikir kritis di lingkungan sekitar dan mampu membuat jawaban dari setiap
fenomena geografi. Model pembelajaran inquiry dapat melatih kemampuan berpikir kritis peserta
didik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta
didik kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Teknik analisis data menggunakan SPSS (1) uji
normalitas menggunakan model Shappire wilk (2) uji homogenitas dengan model levene (3) uji
hipotesis menggunakan paired sample t test dan Independent sample T test. Variabel penelitian
adalah model pembelajaran Inquiry sebagai variabel bebas dan kemampuan berpikir kritis sebagai
variabel terikat. Subjek eksperimen ini adalah peserta didik kelas XI IPS 5 dengan model
pembelajaran Inquiry dan kelas XI IPS 4 sebagai kelas kontrol dengan model pembelajaran
konvensional. Instrumne yang digunakan yaitu tes (pretest posttest) dan observasi. Hasil
penelitian (1) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah
perlakuan (Inquiry) dikelas eskperimen dengan Sig. (2-tailed) 0,000<0,05 maka H₁ diterima (2)
terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah perlakuan
(konvensional) di kelas kontrol dengan Sig. (2-tailed) 0,002<0,05 maka H₁ diterima (3) terdapat
perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan nilai probabilitas 0,017 < 0,05 yang artinya H₁ diterima dan H₀ ditolak. Kesimpulan, model
pembelajaran Inquiry memiliki pengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Kata Kunci : Model Pembelajaran inquiry, kemampuan berpikir kritis, pembelajaran


2 | Muwahhid, dkk
Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik

Abstract
This research is motivated by the most important aspect of students in learning that is the ability to
think critically.  Geography learning requires students to develop critical thinking skills in the
surrounding environment and be able to make answers to any geographic phenomena Inquiry
learning model can train students 'critical thinking skills The purpose of this research is to
determine the difference in the students' critical thinking abilities with the experimental class and
the control class.  Data analysis techniques using SPSS (1) normality test using the Shappire Wilk
model (2) homogeneity test with the Levene model (3) hypothesis testing using paired sample t test
and independent sample t test.  The research variable is the Inquiry learning model as the
independent variable and critical thinking ability as the dependent variable. The experimental
subjects were students of class XI IPS 5 with Inquiry learning models and class XI IPS 4 as a
control class with conventional learning models.  The instruments used were tests (Pretest
Posttest) and observation.  The results of the study (1) there are differences in students' critical
thinking skills before and after treatment (Inquiry) in the experimental class with Sig. (2-tailed)
0,000-0.05 then H, accepted (2) there are differences in the critical thinking skills of students in
before  and after treatment (conventional) in the control class with Sig (2-tailed) 0.002-0.05 then
H, accepted (3) there is a difference in students' critical thinking skills between the experimental
class and the control class with a probability value of 0.017 0.05, which means  H, accepted and
H, rejected Conclusion, inquiry learning model has an influence on students' critical thinking skills

Keywords Learning Model Inquiry Critical Thinking Ability, Learning


3│ Antologi Pendidikan Geografi, Volume 7, Nomor 3, November, 2019

PENDAHULUAN konkrit dan teknologi mutakhir. (e) Kurang


Pembelajaran geografi adalah sebuah aplikatif dalam pemecahan masalah.
proses dari satu pelajaran yang dalam
Proses pembelajaran geografi selain
prosesnya tidak dapat mengandalkan satu
dirasa kurang menarik, terdapat juga faktor
keahlian berpikir saja, karena geografi
yang membuat pembelajaran geografi
merupakan ilmu yang menuntut
kurang bermakna, faktor tersebut
pembelajarnya untuk mampu berpikir
dikemukakan oleh Maryani (dalam Rinjani:
tingkat tinggi dan mengembangkan
2013) (a) Tidak pahamnya tujuan dan
kemampuan yang dimilikinya. Akan tetapi
hakikat pembelajaran geografi (b)
karena kurangnya kemampuan pendidik
Keterbatasan mengaplikasikan media
dan pembelajar dari geografi yang
pendidikan yang relevan termasuk internet
membuat ilmu geografi menjadi tidak
dan SIG (c) Kualitas pembelajaran yang
menarik dan sekedar mengenal dan
rendah akibat dari rendahnya kualitas guru
mengingat nama sungai, gunung, laut dan
seperti kurangnya kreativitas, wawasan
negara, hal ini sependapat dengan Maryani
keilmuan rendah, kurang peka terhadap
(dalam Rinjani; 2013) tentang faktor-faktor
masalah lingkungan, keterbatasan
yang menyebabkan ilmu geografi dianggap
mengakses media informasi, tidak
tidak menarik untuk dipelajari di
relevannya antara mata ajar dan keahlian
persekolahan, yaitu: (a) Pelajaran geografi
guru, terlalu berorientasi pada pencapaian
seringkali terjebak pada aspek kognitif
materi dan sebagainya (d) Tidak
tingkat rendah yaitu menghafal nama-nama
berorientasi pada pemecahan masalah
tempat, sungai dan gunung, atau sejumlah
aktual yang terjadi di lingkungan sekitar (e)
fakta lainnya. (b) Ilmu geografi seringkali
Tidak mengefektifkan lingkungan sekitar
dikaitkan dengan ilmu yang hanya
sebagai laboratorium geografi.
pembuatan peta (c) Geografi hanya
menggambarkan perjalanan-perjalanan Ilmu geografi dapat menjadi
manusia di permukaan bumi (d) Proses pelajaran yang mudah dilupakan oleh
pembelajaran ilmu geografi cenderung pembelajarnya karena tidak menarik dan
bersifat verbal, kurang melibatkan fakta- kurang berkesan, hal ini dapat menjadi
fakta aktual, tidak menggunakan media masalah bagi pembelajar jika suatu saat
ilmu geografi hanya akan menjadi ilmu
4 | Muwahhid, dkk
Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

yang harus dihafal tanpa memahami kemampuan berpikir kritis peserta didik
fenomena geosfer yang terjadi dalam ilmu sebelum dan sesudah perlakuan di kelas
geografi. Model pembelajaran yang sesuai uji; (2) Menganalisis kemampuan berpikir
dengan gaya geografi adalah model yang kritis peserta didik sebelum dan sesudah
membuat pembelajarnya memiliki peran perlakuan di kelas pembanding; (3)
besar dan menjadi pusat model itu sendiri, Menganalisis kemampuan berpikir kritis
hal ini sependapat dengan Carind dan Soud antara kelas uji dan kelas pembanding
(dalam Sudarmin, 2009) keunggulan suatu sesudah mendapat perlakuan (Inquiry).
pembelajaran yang berpusat pada aktivitas
METODE
siswa yaitu kegiatan mengenal masalah, Metode yang digunakan dalam
mengidentifikasi variabel, dan akhirnya penelitian ini adalah metode eksperimen
menemukan langkah-langkah untuk karena metode ini sesuai untuk hubungan
menyelesaikan masalah tersebut. kausal dalam penelitian yang terdiri dari
Ilmu geografi membuat dua kelas yaitu kelas pembanding dan kelas
pembelajarnya diharuskan untuk mampu uji.
aktif dalam berpikir tingkat tinggi yang Desain penelitian ini dapat
salah satunya adalah berpikir kritis karena digambarkan seperti tabel 1.
geografi selain hanya mengingat tapi juga Tabel 1 Desain Penelitian
mengembangkan kemampuan berpikir Grup Pretest Treatmen Posttest
t
pembelajarnya. Menurut Krulik dan Uji Y1 X Y2
Rudnick dalam (Mahmuzah; 2015)
Pembandin Y1 - Y2
mengklasifikasikan keterampilan berpikir g
Sumber : (Sukardi,2003, hlm; 186)
ke dalam empat tingkat, yaitu :1)
Menghafal (recall thinking), 2) Dasar Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA

(basic thinking), 3) Kritis (critical Pasundan 1 Bandung dengan sampelnya

thinking), 4) Kreatif (creative thinking). adalah kelas XI IPS 4 dan Kelas XI IPS 5,

Berdasarkan latar belakang tersebut lokasi penelitian dapat dilihat pada peta

maka tujuan dari penelitian ini adalah gambar 1.

sebagai berikut: (1) Menganalisis


5│ Antologi Pendidikan Geografi, Volume 7, Nomor 3, November, 2019

Sumber : Data Penelitian, 2019


Gambar 1. Peta Administrasi Lokasi Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen
yang terdiri dari (1) Tes, yang terdiri dari 5
soal mencakup indikator berpikir kritis (2)
Observasi, menjadi pendidik selama
pembelajaran geografi berlangsung (3)
Tugas, yang bertujuan mengulang kembali
ingatan pembelajar pada ilmu geografi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Langkah – langkah penelitian ini terdiri
1. Kemampuan Berpikir Kritis Kelas
dari: (1) Pembuatan rancangan penelitian
Uji Dengan Model Pembelajaran
(2) Pelaksanaan penelitian (3) Pembuatan
Inquiry
laporan penelitian. Data pada penelitian ini
No Skor Pretest Posttest Gambar 2 Hasil Pretest dan Posttest Kelas
Uji Pertemuan 1
Interval 100
Frekue Presenta Frek Present
nsi si (%) uensi asi (%)
90

1 < 50 17 68% 5 20% 80

2 51 – 60 5 20% 8 32% 70
3 61 – 70 3 12% 8 32% 60
4 71 – 80 0 0 3 12% 50
5 81 – 90 0 0 0 0 40
6 91 – 100 0 0 1 4% 30
Jumlah 25 100% 25 100% 20
< 75 KKM 25 100% 21 84% 10
 75 KKM 0 0 4 16% 0
2 5 8
11 14 17 20 23
26
ditabulasi dan dianalisis dengan Pretest Posttest

menggunakan 3 tahap analisis yaitu ; (1)


Berdasarkan hasil penelitian yang
Uji Normalitas Data, dengan menggunakan
didapatkan dari proses pembelajaran yang
uji Shappire Wilk pada aplikasi SPSS 16.0.
sesuai dengan sintaks model pembelajaran
(2) Uji Homogenitas, dengan
Inquiry dan tes yang terdiri dari pretest
menggunakan mode uji Levene pada
posttest. Hasil tes penelitian dikelas uji
aplikasi SPSS 16.0. (3) Uji Hipotesis,
pada pertemuan pertama dapat
dengan menggunakan model uji Paired
digambarkan pada tabel 2.
sample t test dan Independent sample t test.
Tabel 2. Hasil tes kelas Uji Pertemuan Pertama
6 | Muwahhid, dkk
Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Sumber : Data Penelitian (2019)


Pada hasil tes sebelum perlakuan di Gambar 3 Hasil Pretest posttest Kelas Uji
90 Pertemuan 2
kelas uji pertemuan 1 didapatkan dari 25 80
70
peserta didik dikelas uji seluruhnya masih
60
dibawah kkm dengan presentasi 100% 50
dibawah kkm, dan nilai dengan interval 40

<50 memiliki frekuensi terbanyak yaitu 30


20
dengan 17 peserta didik (68%) dan untuk
10
interval tertinggi adalah skor 61-70 dengan 0
1 3 5
frekuensi 3 peserta didik (12%). 7 9
11 13 15 7 9
1 1 21 3 5
2 2
Pada data penelitian yang didapat
Pretest Posttest
dari hasil setelah perlakuan kelas uji
frekuensi yaitu dengan 5 peserta didik
didapatkan nilai tertinggi yaitu pada nilai
(20%).
internal 91-100 yaitu 4%. Pada hasil tes
setelah perlakuan di kelas uji pertemuan 1 Sumber : Data penelitian (2019)
didapatkan dari 25 peserta didik dikelas
Berdasarkan data yang didapatkan dari
eksperimen seluruhnya masih dibawah
hasil tes di kelas uji pada pertemuan
kkm dengan presentasi 84% dibawah kkm,
pertama didapatkan perubahan skor hasil
No Skor Pretest Posttest yang dipengaruhi model pembelajaran
Interval
Freku Presenta Frekue Presenta
ensi si (%) nsi si (%) Inquiry.
1 < 50 9 36% 0 0
Pada pertemuan kedua dikelas uji
2 51 – 60 12 48% 3 12%
mengalami perkembangan nilai hasil tes
3 61 – 70 4 16% 12 48%
dari 25 sampel mendapatkan jumlah skor
4 71 – 80 0 0 9 36%
keseluruhan 1775 dan skor tertinggi adalah
5 81 – 90 0 0 1 4%
85 dengan rata-rata keseluruhan kelas
6 91 – 0 0 0 0
100 adalah 71.
Jumlah 25 100% 25 100%
Tabel 3. Hasil Tes Kelas Uji Pertemuan 2
< 75 KKM 25 100% 15 60%
 75 0 10 40% Sumber : Data Penelitian, 2019
KKM
Pada tes setelah perlakuan
dan nilai dengan interval <50 memiliki pertemuan kedua dari 25 peserta didik
7│ Antologi Pendidikan Geografi, Volume 7, Nomor 3, November, 2019

dikelas uji didapatkan 10 peserta didik


Gam bar 4 Rat a-r at a h asi l P r e t e st
P o s tt e s t P e r t e m u a n 1 d a n 2 K e l a s
yang nilainya sudah lebih besar dari KKM 80 Uji

dengan presentase (40%), dan nilai 70 rata-rata pretest rata-rata posttest

tertinggi dengan frekuensi (4%) yaitu 60

interval 81-90 dan nilai terendah dengan 50

interval 51-60 (12%), dan interval 40

terbanyak adalah nilai 61-70 dengan 30

frekuensi 12 peseta didik (48%). 20

10

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
Sumber : Data penelitiani, 2019
Setelah didapatkan data dari kelas uji Sumber : Data penelitian, 2019
dan kelas pembanding maka data tersebut Berdasarkan grafik rata-rata hasil tes
dianalisis dan dirata-ratakan agar mendapat kelas uji diatas terdapat pembelajar yang
hasil tes dari kelas uji selama 2 pertemuan, menunjukan perkembangan, stabil dan ada
Jenis Tes Rata-rata hasil Keterangan yang mengalami anomali pemahaman
tes
Pretest pertemuan 49,4 Kurang Kritis
terhadap pengertian ataupun konsep materi
1 pembelajaran yang membuat peserta didik
Posttest pertemuan 62,8 Kritis
menjawab pertanyaan kurang sesuai
1
Pretest pertemuan 55 Cukup Kritis dengan jawaban yang diharapkan peserta
2
didik yang mengalami anomali pemahaman
Posttest pertemuan 71 Kritis
2
ini berjumlah 5 peserta didik, hal ini
sesuai dengan gambar berikut.
kemungkinan besar disebabkan oleh
kurangnya fokus peserta didik ketika
pembelajaran ataupun ketika mencari
informasi selama proses pembelajaran
dengan model Inquiry. kesimpulan hasil tes
kelas uji adalah sebagai berikut.
Tabel 4. Kemampuan berpikir kritis peserta didik
berdasarkan hasil tes kelas uji
Sumber : Data Penelitian (2019)
8 | Muwahhid, dkk
Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

2. Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Berdasarkan data hasil tes kelas


Pembanding Dengan Model pembanding maka dapat digambarkan
Pembelajaran Konvensional sebagai berikut.
Pada penelitian yang dilakukan pada Sumber : Data Penelitian, 2019
kelas pembanding ini, dilakukan sesuai
Data yang didapatkan pada kelas
dengan RPP menggunalan model Inquiry
pembanding di pertemuan kedua adalah
dan menggunakan tes untuk mengetahui
sebagai berikut.
kemampuan berpikir kritis dikelas
Tabel 6. Hasil Pretest dan Posttest Kelas
pembanding. Hasil dari penelitian pada Pembanding Pertemuan 2
pertemuan pertama di kelas pembanding No Skor Pretest Posttest
Interval
maka didapatkan data sesuai pada tabel Frekue Presenta Frekue Present
nsi si (%) nsi asi (%)
berikut. 1 < 50 24 96% 21 84%
2 51 – 60 1 4% 4 16%
Tabel 5. Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
3 61 – 70 0 0 0 0
Pertemuan 1
No Skor Pretest Posttest 4 71 – 80 0 0 0 0
Interv
Frekue Presenta Frek Presentasi 5 81 – 90 0 0 0 0
al
nsi si (%) uensi (%)
6 91 – 100 0 0 0 0
1 < 50 18 72% 8 32%
Jumlah 25 100% 25 100%
2 51 – 60 4 16% 12 48%
< 75 KKM 25 100% 25 100%
3 61 – 70 3 12% 5 20%
>75 KKM 0 0 0 0
4 71 – 80 0 0 0 0

5 81 – 90 0 0 0 0
6 91 – 0 0 0 0
Sumber : Data Penelitian (2019)
100 Berdasarkan data yang didapatkan dari
Jumlah 25 100% 25 100%
kelas pembanding pertemuan ke dua maka
< 75 KKM 25 100% 25 100%
> 75 KKM 0 0 0 0
dapat digambarkan grafiknya sebagai
Sumber: Data Penelitian, 2019 berikut.

Gambar 5. Hasil Pretest dan Posttest Kelas


70 Pembanding Pertemuan 1
60
50
40
30
20
10
0
1 3 5 7 9
11 13 15 17 9 1
1 2 23 25

Pretest Posttest
9│ Antologi Pendidikan Geografi, Volume 7, Nomor 3, November, 2019

Gambar 6. Hasil Pretest dan Posttest Kelas 70 Gambar 7. Rata-rata Hasil tes kelas
Pembanding Pertemuan 2 pembanding 2 Pertemuan
60 60
50 50
40
40
30
20 30
10
20
0
1 3 5 10
7 9
11 13 15 17 9 1
1 2 23 25
Pretest Posttest 0
1 Rata-rata
3 5 7 Pretest
9 11 13 Rata-rata
15 17 19Posttest
21 23 25
Sumber : Data Penelitian, 2019
Pada pertemuan kedua dikelas Sumber : Data Penelitian (2019)

pembanding terdapat beberapa peserta Pada hasil tes di kelas pembanding


didik yang mengalami peningkatan hasil pertemuan 1 dan pertemuan 2 dari 25
tes, akan tetapi ada juga peserta didik peserta didik terdapat peserta didik yang
dengan hasil tes skor yang sama antara hasil tes menunjukkan perkembangan ada
pretest dan posttest. Pada penelitian dikelas pula yang tetap dan adapula peserta didik
kontrol diketahui bahwa meningkat dan yang mengalami anomali pemahaman
tidak meningkatnya hasil tes dan terhadap pengertian ataupun konsep materi
kemampuan berpikir kritis peserta didik pembelajaran yang membuat peserta didik
tergantung dari kondisi lingkungan kelas menjawab pertanyaan kurang sesuai
dan kondisi peserta didik untuk dengan jawaban yang diharapkan peserta
mendengarkan, karena pada metode didik yang mengalami anomali pemahaman
konvensional peserta didik berperan pasif ini berjumlah 5 peserta didik, hal ini
dan hanya mendengar penjelasan dari guru. kemungkinan besar disebabkan oleh
kurangnya fokus peserta didik ketika
Setelah didapatkan data hasil
pembelajaran ataupun ketika mencari
penelitian dari kelas pembanding selama
informasi selama proses pembelajaran.
dua pertemuan yang sudah dilakukan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Berdasarkan nilai rata-rata kelas
maka didapatkan data rata-rata dari kelas pembanding dari dua pertemuan maka
pembanding dua pertemuan sesuai dengan dapat dikategorikan kemampuan berpikir
gambar berikut. kritisnya sesuai dengan tabel berikut.
10 | Muwahhid, dkk
Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Tabel 7. Kemampuan berpikir kritis peserta didik Penelitian ini menggunakan tiga
berdasarkan hasil tes kelas Pembanding
tahap analisis data yang terdiri dari uji
Jenis Tes Rata-rata hasil Keterangan
tes normalitas, uji homogenitas dan uji
Pretest pertemuan 1 47,2 Kurang Kritis hipotesis. Uji normalitas data

Posttest pertemuan 1 55 Cukup Kritis


menggunakan model shappire wilk pada
aplikasi SPSS 16.0 data yang digunakan
Pretest pertemuan 2 41,8 Kurang Kritis
adalah skor hasil sebelum perlakuan dan
Posttest pertemuan 2 44,4 Kurang Kritis setelah perlakuan di kelas uji dan kelas
pembanding yang hasilnya sebagai berikut.
Sumber : Data Penelitian (2019)
Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Data Tes
Berdasarkan data yang didapatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas
maka dapat disimpulkan dari 4 tes yang Uji dan Kelas Pembanding
dilakukan rata-rata nilai kelas kontrol
Pertemuan Tes Nilai Alph Kriteria
menunjukkan hasil rata-rata yang kurang 1 Probabilit a (α)

dalam mengembangkan kemampuan as


Kelas Uji Pretes 0,112 0,05 Data yang
berpikir kritis peserta didik, karena nilai t didapatkan

yang didapatkan masih kurang dan masih Postte 0,124 berdistribu


st si normal.
dibawah standar yaitu 60, dapat Kelas Pretes 0,133

disimpulkan bahwa kemampuan berpikir Pembandi t


ng Postte 0,094
kritis peserta didik di kelas kontrol masih st
kurang perkembangannya.
Pertemuan Tes Nilai Alph Kriteria
Klasifikasi kemampuan berpikit kritis 2 Probabilit a (α)

di kelas pembanding ini dapat dikatakan as


Kelas Uji Pretes 0,126 0,05 Data yang
kurang perkembangannya karena masih t didapatkan

ada beberapa pembelajar yang kurang atau Postte 0,086 berdistribu


st si normal.
bahkan tidak masuk kategori berkembang Kelas Pretes 0,107
kemampuan berpikir kritisnya, maka dapat Pembandi t
ng Postte 0,141
disimpulkan bahwa kelas uji lebih baik st
daripada kelas pembanding yang Sumber : pengolahan data dengan SPSS versi 16.0
menggunakan model konvensional. (2019)
11│ Antologi Pendidikan Geografi, Volume 7, Nomor 3, November, 2019

Pada hasil analisis data dengan uji Berdasarkan data hasil uji homogenitas
normalitas dapat disimpulkan bahwa pada yang didapatkan dari hasil uji Levene hasil
kelas uji dan kelas pembanding datanya tes kelas uji dan kelas pembanding untuk
berdistribusi normal karena seluruh data kemampuan berpikir kritis peserta didik
nilai probabilitasnya > 0,05. memiliki nilai probabilitas / signifikansi
Pada uji homogenitas digunakan (sig) adalah 0,222 untuk pertemuan
model Levene di SPSS 16.0, data yang pertama dan 0,195 pada pertemuan kedua
digunakan adalah data hasil tes sesudah yang lebih besar dari ketentuan alpha (α)
perlakuan di kelas uji dan kelas yaitu 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
pembanding. Hasil uji homogenitas data hasil tes setelah perlakuan peserta
terdapat pada tabel berikut. didik kelas uji dan kelas pembanding
memiliki variasi bersifat homogen.
Tabel 9. Hasil Uji Homogenitas kemampuan
berpikir Kritis Peserta Didik Kelas Uji dan Kelas Uji hipotesis yang digunakan pada
Pembanding penelitian ini menggunakan dua model
Pertemuan 1 Nilai Alpha (α) Kriteria yaitu paired sample t test dan independent
Probabilita
s sample t test model ini bertujuan untuk
(asymp.sig) menguji hipotesis berdasarkan data sampel
Data Posttest kelas 0,222 >0,05 Varians
uji dan kelas bersifat
yang saling berpasangan. Penelitian ini
pembanding homogen memiliki tiga hipotesis yang hasil ujinya
terhadap
homogenitas untuk
sebagai berikut.
kemampuan berpikir Tabel 10. Uji Hipotesis 1 (paired sample t test)
kritis
Kelas Eksperimen
Pertemuan 1 Nilai Alpha (α) Kriteria
Probabilita Tes Mean Sig. (2-
s
tailed)
(asymp.sig)

Data Posttest kelas 0,195 >0,05 Varians Pretest -13,40 0,000


uji dan kelas bersifat Posttest
pembanding homogen
terhadap
Sumber : Data Penelitian (2019)
homogenitas untuk
Sesuai dengan pada tabel hasil uji
kemampuan berpikir
kritis paired sample t test pada kelas eksperimen
Sumber : Pengolahan data dengan SPSS 16.0 yang memiliki sig. (tailed) 0,000 < 0,05
(2019)
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
12 | Muwahhid, dkk
Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

perbedaan kemampuan berpikir kritis Pada tabel hasil uji Independent


peserta didik di kelas eksperimen antara Sample T Test antara posttest kelas
sebelum mendapatkan perlakuan dan eksperimen dan posttest kelas kontrol dapat
sesudah medapatkan perlakuan berupa disimpulkan bahwa Terdapat perbedaan
model pembelajaran Inquiry kemampuan berpikir kritis peserta didik
Tabel 11. Uji Hipotesis 2 (paired sample t test) antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Kelas Kontrol Hipotesis ini diterima karena kedua sampel
Tes Mean Sig. (2- yang di uji dengan Independent Sample T
tailed) Test memiliki signifikansi <0,05 yang
Pretest -7,800 0,002 artinya adalah H₁ diterima yaitu Terdapat
Posttest perbedaan kemampuan berpikir kritis
Sumber : Data Penelitian (2019) peserta didik antara kelas eksperimen dan
Sesuai dengan pada tabel hasil uji kelas kontrol.
paired sample t test pada kelas kontrol Penelitian ini bertujuan untuk
yang memiliki sig. (tailed) 0,002< 0,05 mengetahui bagaimana pengaruh model
maka dapat disimpulkan bahwa Terdapat pembelajaran Inquiry terhadap kemampuan
perbedaan kemampuan berpikir kritis berpikir kritis peserta didik, dengan salah
peserta didik di kelas kontrol antara satunya menggunakan tes sebelum dan
sebelum dan sesudah pembelajaran sesudah perlakuan di kelas uji dan kelas
menggunakan model konvensional pembanding agar dapat terlihat seberapa
Tabel 12. Uji Hipotesis 3 (Independent sample t test) besar pengaruhnya , hal ini sependapat
Independent Sample T Test dengan Hamdayama (dalam Ardi; 2013)
Tes N Mean α Sig. (2-
model pembelajaran inquiry adalah
tailed)
Posttest 25 62,80 < 0,05 0,017 rangkaian kegiatan pembelajaran yang
Eksperimen menekankan para proses berpikir secara
(Inquiry)
kritis dan analitis untuk mencari dan
25 55,00
Posttest menemukan sendiri jawaban dari suatu
Kontrol masalah yang dipertanyakan.
(Konvensional
) Tes yang diberikan dalam pelajaran
Sumber : Data Penelitian (2019) geografi merupakan soal tes yang terdiri
13│ Antologi Pendidikan Geografi, Volume 7, Nomor 3, November, 2019

dari indikator berpikir kritis dengan tujuan Upaya untuk mengembangkan


agar perbandingan kemampuan berpikir kemampuan berpikir kritis ini haruslah
kritis dapat ternilaikan. Sesuai dengan menggunakan model pembelajaran yang
pendapat Frederikus (2013, hlm 89) sesuai dan penelitian ini memilih model
berpikir kritis itu lebih merupakan suatu inquiry sesuai dengan pendapat Sanjaya
aktivitas nalar atau budi yang dapat (2010: 196) inquiry learning adalah
dipertanggungjawabkan secara logis dan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
rasional, disebut kritis karena seseorang menekankan pada proses berpikir secara
harus menggunakan landasan/dasar yang kritis dan analitis untuk mencari dan
teratur dalam berpikir menurut hukum, menemukan sendiri jawaban dari masalah
pola, alur dan standar berpikir yang jelas, yang ada.
tegas dan logis. Penelitian ini dilakukan
untuk membuktikan bahwa model
pembelajaran Inquiry memiliki pengaruh
terhadap kemampuan berpikir kritis peserta
didik dalam pembelajaran materi geografi. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
Kemampuan berpikir kritis dilakukan maka dapat dibuat kesimpulan
pembelajar geografi adalah suatu hal yang (1) terdapat perbedaan kemampuan
sangat penting dalam upaya berpikir kritis peserta didik sebelum dan
mengembangkan kemampuan berpikir sesudah mendapatkan perlakuan di kelas
khususnya berpikir kritis sesuai dengan uji yang dilakukan dengan menggunakan
pendapat Frederikus (2013, hlm; 91) soal tes selama dua pertemuan yang
Berpikir kritis memiliki banyak manfaat menjadi waktu pelaksanaan penelitian. (2)
praktis bagi kehidupan manusia dalam terdapat perbedaan hasil tes yang menjadi
tingkatan apa saja. Secara umum, manfaat nilai kemampuan berpikir kritis peserta
berpikir kritis itudapat disebutkan dalam didik yang pada tes tersebut terdiri dari
dua hal, yaitu untuk problem solving indikator berpikir kritis di kelas
(pemecahan masalah) dan memahami suatu pembanding. (3) terdapat perbedaan
masalah secara mendalam. kemampuan berpikir kritis peserta didik
pada kelas uji dan kelas pembanding
14 | Muwahhid, dkk
Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

sebelum dan sesudah mendapat perlakuan, Molan, benyamin. 2012. Logika: Ilmu Dan
hal ini membuktikan bahwa model Seni Berpikir Kritis. Jakarta Barat.
pembelajaran Inquiry memberikan dampak Penerbit Indeks
yang cukup signifikan terhadap
Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian
kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti
DAFTAR PUSTAKA
Pemula. Bandung. Alfabeta
Sumber Buku
Arikunto, suharsimi. 2009. Manajemen Sanjaya. (2009). Model-model
Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta Pembelajaran. Depok. PT Graha
Mulia
Arikunto, suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna
Jakarta. PT Asdi Mahasatya. Pembelajaran. Bandung. Alfabeta

Fisher, Alec. 2008. Berpikir Kritis : Sidharta, arief. 2010. Pengantar Logika-
Sebuah Pengantar. Bandung. Sebuah Langkah Pertama
Penerbit Erlangga. Pengenalan Medan Telaah.
Bandung. Penerbit Refika Aditama.
Frederikus. 2013. Pengantar Filsafat :
Ilmu Dan Logika. Jakarta. Penerbit Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian
Salemba Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian
Pendidikan. Bandung. Sinar Baru Sumarno. 2005. Memandu Metode
Algensindo. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Komara, Endang. 2014. Belajar Dan
Pembelajaran Interaktif. Bandung. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode
PT Refika Aditama Penelitian Pendidikan. Bandung. PT
Remaja Rosdakarya
Masyhuri dan Zainuddin. 2008.
Metodologi Penelitian. Bandung. PT Suryabrata, Sumadi. 2010. Metodologi
Refika Aditama. Penelitian. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada
15│ Antologi Pendidikan Geografi, Volume 7, Nomor 3, November, 2019

Suwanda. 2011. Desain Eksperimen Untuk Anggareni. Ristiani. Widiyanti. 2013.


Penelitian Ilmiah. Bandung. Implementasi Strategi Pembelajaran
Alfabeta. Inkuiri Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Pemahaman
Tika, P. Bundu. 2005. Metodologi
Konsep IPA Siswa SMP. E-journal
Penelitian Geografi. Jakarta: PT
volume 3. Program pascasarjana
Bumi Aksara.
Universitas Pendidikan Ganesha.
Sumber Dokumen
Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Destriyani, Elsa. 2016. Peningkatan
Indonesia. 2018. Pedoman Penulisan Keterampilan Berpikir Kritis Dan
Karya Ilmiah UPI Tahun Akademik Hasil Belajar Siswa Melalui
2018 Penerapan Model Discovery
Sumber Jurnal dan Skripsi Learning Pada Mata Pelajaran
Ardi, Bahrudin. 2013. Penerapan Metode Matematika Siswa Kelas IV SD
Inkuiri Untuk Meningkatkan Kualitas Negeri 1 Pujo Basuki Tahun 15/16.
Pembelajaran IPA Pada Siswa Kelas Skripsi. Universitas Lampung.
V SDN 5 Mayonglor Kabupaten
Jepara. Skripsi Universitas Negeri Exsa, Putra. 2016. Pembelajaran Inquiry

Semarang untuk meningkatkan Kemampuan


Berpikir Kritis Peserta Didik Pada
Alifa, Noora Rahma. 2012. Pengembangan Mata Pelajaran Geografi. Skripsi
Perangkat Pembelajaran Model Universitas Pendidikan Indonesia.
Inkuiri Berpendekatan SETS Materi
Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Ferawati, Hutapea dan Motlan. Pengaruh

Untuk Menumbuhkan Keterampilan Model Pembelajaran Inquiry

Berpikir Kritis Dan Empati Siswa Training Dan Kemampuan Berpikir

Terhadap Lingkungan. Journal of Kritis Siswa terhadap Keterampilan

Educational Research and Proses Sains Siswa SMA. Jurnal

Evaluation. Universitas Negeri Pendidikan Fisika. Pascasarjana

Semarang. Universitas Negeri Medan

Lutfi, eko dan Imam, supardi. 2013.


Penerapan Model Pembelajaran
16 | Muwahhid, dkk
Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Inkuiri Terbimbing Pada Pokok Sirait, R. 2012. Pengaruh Model


Bahasan Kalor Untuk Melatihkan Pembelajaran Inquiry Training
Keterampilan Proses Sains terhadap Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Hasil Belajar Di SMAN 1 Sumenep. Materi Pokok Usaha Dan Energi
Jurnal Inovasi Pendidikan. Kelas VIII MTsN-3 Medan. Jurnal
Universitas Negeri Surabaya. Pendidikan Fisika. Program
Pascasarjana Universitas Negeri
Mahmuzah, Rifaatul. 2015. Peningkatan
Medan.
Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa SMP Melalui Sofiani, Erlina. 2011. Pengaruh Model
Pendekatan Problem Posing. Jurnal Inkuiri Terbimbing ( Guided
Peluang Volume 4, nomor 1. Inquiry ) terhadap Hasil Belajar
Universitas Serambi Mekah. Fisika Siswa Pada Konsep Listrik
Dinamis. Skripsi. Universitas Islam
Novelsa, Dhyna. 2016. Penerapan Model
Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta
Inquiry Untuk Meningkatkan
Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Suhada, Hidayati. 2017. Model
Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Pembelajaran Inquiry Dan
Sumbergede. Skripsi Universitas Kemampuan Berpikir Kritis
Lampung Terhadap Keterampilan Proses Sains
Siswa Kelas V Pada Materi
Peraturan Rektor Universitas Pendidikan
Pelajaran IPA. Jurnal Pendidikan
Indonesia. 2018. Pedoman Penulisan
Dasar Volume 8 edisi 2.
Karya Ilmiah UPI Tahun Akademik
2018 Zubaidah, Siti. 2010. Berpikir Kritis:
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Rinjani, Riza. 2013. Pengaruh Metode
yang Dapat Dikembangkan Melalui
Inquiry Terhadap Prestasi Belajar
Pembelajaran Sains. Jurnal
Praktek Las Busur Listrik Di SMKN
Universitas Negeri Malang.
1 Sevegan. Skripsi Universitas
Negeri Yogyakarta
17│ Antologi Pendidikan Geografi, Volume 7, Nomor 3, November, 2019

Anda mungkin juga menyukai