Antologi #4
Antologi #4
Oleh :
Email :
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh aspek terpentng peserta didik dalam pembelajaran yaitu
kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran geografi menuntut peserta didik mengembangkan
kemampuan berpikir kritis di lingkungan sekitar dan mampu membuat jawaban dari setiap
fenomena geografi. Model pembelajaran inquiry dapat melatih kemampuan berpikir kritis peserta
didik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta
didik kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Teknik analisis data menggunakan SPSS (1) uji
normalitas menggunakan model Shappire wilk (2) uji homogenitas dengan model levene (3) uji
hipotesis menggunakan paired sample t test dan Independent sample T test. Variabel penelitian
adalah model pembelajaran Inquiry sebagai variabel bebas dan kemampuan berpikir kritis sebagai
variabel terikat. Subjek eksperimen ini adalah peserta didik kelas XI IPS 5 dengan model
pembelajaran Inquiry dan kelas XI IPS 4 sebagai kelas kontrol dengan model pembelajaran
konvensional. Instrumne yang digunakan yaitu tes (pretest posttest) dan observasi. Hasil
penelitian (1) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah
perlakuan (Inquiry) dikelas eskperimen dengan Sig. (2-tailed) 0,000<0,05 maka H₁ diterima (2)
terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah perlakuan
(konvensional) di kelas kontrol dengan Sig. (2-tailed) 0,002<0,05 maka H₁ diterima (3) terdapat
perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan nilai probabilitas 0,017 < 0,05 yang artinya H₁ diterima dan H₀ ditolak. Kesimpulan, model
pembelajaran Inquiry memiliki pengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Abstract
This research is motivated by the most important aspect of students in learning that is the ability to
think critically. Geography learning requires students to develop critical thinking skills in the
surrounding environment and be able to make answers to any geographic phenomena Inquiry
learning model can train students 'critical thinking skills The purpose of this research is to
determine the difference in the students' critical thinking abilities with the experimental class and
the control class. Data analysis techniques using SPSS (1) normality test using the Shappire Wilk
model (2) homogeneity test with the Levene model (3) hypothesis testing using paired sample t test
and independent sample t test. The research variable is the Inquiry learning model as the
independent variable and critical thinking ability as the dependent variable. The experimental
subjects were students of class XI IPS 5 with Inquiry learning models and class XI IPS 4 as a
control class with conventional learning models. The instruments used were tests (Pretest
Posttest) and observation. The results of the study (1) there are differences in students' critical
thinking skills before and after treatment (Inquiry) in the experimental class with Sig. (2-tailed)
0,000-0.05 then H, accepted (2) there are differences in the critical thinking skills of students in
before and after treatment (conventional) in the control class with Sig (2-tailed) 0.002-0.05 then
H, accepted (3) there is a difference in students' critical thinking skills between the experimental
class and the control class with a probability value of 0.017 0.05, which means H, accepted and
H, rejected Conclusion, inquiry learning model has an influence on students' critical thinking skills
yang harus dihafal tanpa memahami kemampuan berpikir kritis peserta didik
fenomena geosfer yang terjadi dalam ilmu sebelum dan sesudah perlakuan di kelas
geografi. Model pembelajaran yang sesuai uji; (2) Menganalisis kemampuan berpikir
dengan gaya geografi adalah model yang kritis peserta didik sebelum dan sesudah
membuat pembelajarnya memiliki peran perlakuan di kelas pembanding; (3)
besar dan menjadi pusat model itu sendiri, Menganalisis kemampuan berpikir kritis
hal ini sependapat dengan Carind dan Soud antara kelas uji dan kelas pembanding
(dalam Sudarmin, 2009) keunggulan suatu sesudah mendapat perlakuan (Inquiry).
pembelajaran yang berpusat pada aktivitas
METODE
siswa yaitu kegiatan mengenal masalah, Metode yang digunakan dalam
mengidentifikasi variabel, dan akhirnya penelitian ini adalah metode eksperimen
menemukan langkah-langkah untuk karena metode ini sesuai untuk hubungan
menyelesaikan masalah tersebut. kausal dalam penelitian yang terdiri dari
Ilmu geografi membuat dua kelas yaitu kelas pembanding dan kelas
pembelajarnya diharuskan untuk mampu uji.
aktif dalam berpikir tingkat tinggi yang Desain penelitian ini dapat
salah satunya adalah berpikir kritis karena digambarkan seperti tabel 1.
geografi selain hanya mengingat tapi juga Tabel 1 Desain Penelitian
mengembangkan kemampuan berpikir Grup Pretest Treatmen Posttest
t
pembelajarnya. Menurut Krulik dan Uji Y1 X Y2
Rudnick dalam (Mahmuzah; 2015)
Pembandin Y1 - Y2
mengklasifikasikan keterampilan berpikir g
Sumber : (Sukardi,2003, hlm; 186)
ke dalam empat tingkat, yaitu :1)
Menghafal (recall thinking), 2) Dasar Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA
thinking), 4) Kreatif (creative thinking). adalah kelas XI IPS 4 dan Kelas XI IPS 5,
Berdasarkan latar belakang tersebut lokasi penelitian dapat dilihat pada peta
2 51 – 60 5 20% 8 32% 70
3 61 – 70 3 12% 8 32% 60
4 71 – 80 0 0 3 12% 50
5 81 – 90 0 0 0 0 40
6 91 – 100 0 0 1 4% 30
Jumlah 25 100% 25 100% 20
< 75 KKM 25 100% 21 84% 10
75 KKM 0 0 4 16% 0
2 5 8
11 14 17 20 23
26
ditabulasi dan dianalisis dengan Pretest Posttest
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
Sumber : Data penelitiani, 2019
Setelah didapatkan data dari kelas uji Sumber : Data penelitian, 2019
dan kelas pembanding maka data tersebut Berdasarkan grafik rata-rata hasil tes
dianalisis dan dirata-ratakan agar mendapat kelas uji diatas terdapat pembelajar yang
hasil tes dari kelas uji selama 2 pertemuan, menunjukan perkembangan, stabil dan ada
Jenis Tes Rata-rata hasil Keterangan yang mengalami anomali pemahaman
tes
Pretest pertemuan 49,4 Kurang Kritis
terhadap pengertian ataupun konsep materi
1 pembelajaran yang membuat peserta didik
Posttest pertemuan 62,8 Kritis
menjawab pertanyaan kurang sesuai
1
Pretest pertemuan 55 Cukup Kritis dengan jawaban yang diharapkan peserta
2
didik yang mengalami anomali pemahaman
Posttest pertemuan 71 Kritis
2
ini berjumlah 5 peserta didik, hal ini
sesuai dengan gambar berikut.
kemungkinan besar disebabkan oleh
kurangnya fokus peserta didik ketika
pembelajaran ataupun ketika mencari
informasi selama proses pembelajaran
dengan model Inquiry. kesimpulan hasil tes
kelas uji adalah sebagai berikut.
Tabel 4. Kemampuan berpikir kritis peserta didik
berdasarkan hasil tes kelas uji
Sumber : Data Penelitian (2019)
8 | Muwahhid, dkk
Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
5 81 – 90 0 0 0 0
6 91 – 0 0 0 0
Sumber : Data Penelitian (2019)
100 Berdasarkan data yang didapatkan dari
Jumlah 25 100% 25 100%
kelas pembanding pertemuan ke dua maka
< 75 KKM 25 100% 25 100%
> 75 KKM 0 0 0 0
dapat digambarkan grafiknya sebagai
Sumber: Data Penelitian, 2019 berikut.
Pretest Posttest
9│ Antologi Pendidikan Geografi, Volume 7, Nomor 3, November, 2019
Gambar 6. Hasil Pretest dan Posttest Kelas 70 Gambar 7. Rata-rata Hasil tes kelas
Pembanding Pertemuan 2 pembanding 2 Pertemuan
60 60
50 50
40
40
30
20 30
10
20
0
1 3 5 10
7 9
11 13 15 17 9 1
1 2 23 25
Pretest Posttest 0
1 Rata-rata
3 5 7 Pretest
9 11 13 Rata-rata
15 17 19Posttest
21 23 25
Sumber : Data Penelitian, 2019
Pada pertemuan kedua dikelas Sumber : Data Penelitian (2019)
Tabel 7. Kemampuan berpikir kritis peserta didik Penelitian ini menggunakan tiga
berdasarkan hasil tes kelas Pembanding
tahap analisis data yang terdiri dari uji
Jenis Tes Rata-rata hasil Keterangan
tes normalitas, uji homogenitas dan uji
Pretest pertemuan 1 47,2 Kurang Kritis hipotesis. Uji normalitas data
Pada hasil analisis data dengan uji Berdasarkan data hasil uji homogenitas
normalitas dapat disimpulkan bahwa pada yang didapatkan dari hasil uji Levene hasil
kelas uji dan kelas pembanding datanya tes kelas uji dan kelas pembanding untuk
berdistribusi normal karena seluruh data kemampuan berpikir kritis peserta didik
nilai probabilitasnya > 0,05. memiliki nilai probabilitas / signifikansi
Pada uji homogenitas digunakan (sig) adalah 0,222 untuk pertemuan
model Levene di SPSS 16.0, data yang pertama dan 0,195 pada pertemuan kedua
digunakan adalah data hasil tes sesudah yang lebih besar dari ketentuan alpha (α)
perlakuan di kelas uji dan kelas yaitu 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
pembanding. Hasil uji homogenitas data hasil tes setelah perlakuan peserta
terdapat pada tabel berikut. didik kelas uji dan kelas pembanding
memiliki variasi bersifat homogen.
Tabel 9. Hasil Uji Homogenitas kemampuan
berpikir Kritis Peserta Didik Kelas Uji dan Kelas Uji hipotesis yang digunakan pada
Pembanding penelitian ini menggunakan dua model
Pertemuan 1 Nilai Alpha (α) Kriteria yaitu paired sample t test dan independent
Probabilita
s sample t test model ini bertujuan untuk
(asymp.sig) menguji hipotesis berdasarkan data sampel
Data Posttest kelas 0,222 >0,05 Varians
uji dan kelas bersifat
yang saling berpasangan. Penelitian ini
pembanding homogen memiliki tiga hipotesis yang hasil ujinya
terhadap
homogenitas untuk
sebagai berikut.
kemampuan berpikir Tabel 10. Uji Hipotesis 1 (paired sample t test)
kritis
Kelas Eksperimen
Pertemuan 1 Nilai Alpha (α) Kriteria
Probabilita Tes Mean Sig. (2-
s
tailed)
(asymp.sig)
sebelum dan sesudah mendapat perlakuan, Molan, benyamin. 2012. Logika: Ilmu Dan
hal ini membuktikan bahwa model Seni Berpikir Kritis. Jakarta Barat.
pembelajaran Inquiry memberikan dampak Penerbit Indeks
yang cukup signifikan terhadap
Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian
kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti
DAFTAR PUSTAKA
Pemula. Bandung. Alfabeta
Sumber Buku
Arikunto, suharsimi. 2009. Manajemen Sanjaya. (2009). Model-model
Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta Pembelajaran. Depok. PT Graha
Mulia
Arikunto, suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna
Jakarta. PT Asdi Mahasatya. Pembelajaran. Bandung. Alfabeta
Fisher, Alec. 2008. Berpikir Kritis : Sidharta, arief. 2010. Pengantar Logika-
Sebuah Pengantar. Bandung. Sebuah Langkah Pertama
Penerbit Erlangga. Pengenalan Medan Telaah.
Bandung. Penerbit Refika Aditama.
Frederikus. 2013. Pengantar Filsafat :
Ilmu Dan Logika. Jakarta. Penerbit Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian
Salemba Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian
Pendidikan. Bandung. Sinar Baru Sumarno. 2005. Memandu Metode
Algensindo. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Komara, Endang. 2014. Belajar Dan
Pembelajaran Interaktif. Bandung. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode
PT Refika Aditama Penelitian Pendidikan. Bandung. PT
Remaja Rosdakarya
Masyhuri dan Zainuddin. 2008.
Metodologi Penelitian. Bandung. PT Suryabrata, Sumadi. 2010. Metodologi
Refika Aditama. Penelitian. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada
15│ Antologi Pendidikan Geografi, Volume 7, Nomor 3, November, 2019