PRESENTER :

Saudi arabia’s state-owned oil giant Aramco has announced record profit of 161,1 billion dollars
for 2022 helped by soaring energy prices and bigger volumes, Emily brown reports.

Emily brown reports

Aramco is the biggest company in market value and is the second largest in profits in the world.

The Saudi oil giant has announced a record profit of 161.1 billion dollars, that’s more than 46.5
rise compared to laast year. the latest energy firm to report record profits. Britain’s shell recently
reported a 39,9 billion dollar profit. this comes after energy prices spiked following Rusia’s
invasion of Ukraine in February last year. Critics have pointed to aramco’s impact on the climate
crisis. amnesty Internasionals said it’s shocking for a company to make this kindof profit
through the sale of fossil fuels. Meanwhile Aramco said the results were underpinned by stronger
crude oil prices higher volumes sold and improved margins for refined products.

The company’s CEO Amin NASA said the company would not only focus on expanding oil gas
and chemical production, but also invest in new lower carbon thecnologies. The prophet has
allowed the state-controlled company to pay a dividend of 19,5 billion dollars mostly to the
country’s government .

Aramco’s profits have draws an outrage response from activists . Particularly those warning
about the ravages of climate change as Saudi Arabia countinues to be the largest exporter of oil
in the world.
PEMBAWA ACARA :

Raksasa minyak milik negara Arab Saudi Aramco telah mengumumkan rekor laba 161,1 miliar
dolar untuk tahun 2022 dibantu oleh melonjaknya harga energi dan volume yang lebih besar,
Emily Brown melaporkan.

Laporan Emily Brown

Aramco adalah perusahaan terbesar dalam nilai pasar dan laba terbesar kedua di dunia.

Raksasa minyak Saudi telah mengumumkan rekor laba 161,1 miliar dolar, lebih dari 46,5
kenaikan dibandingkan tahun lalu. perusahaan energi terbaru yang melaporkan rekor laba. Shell
Inggris baru-baru ini melaporkan keuntungan 39,9 miliar dolar, terjadi setelah harga energi
melonjak menyusul invasi Rusia ke Ukraina pada Februari tahun lalu. Para kritikus menunjuk
pada dampak aramco terhadap krisis iklim. amnesty Internasionals mengatakan mengejutkan
bagi sebuah perusahaan untuk mendapatkan keuntungan semacam ini melalui penjualan bahan
bakar fosil. Sementara itu Aramco mengatakan hasil tersebut didukung oleh harga minyak
mentah yang lebih kuat, volume penjualan yang lebih tinggi, dan peningkatan margin untuk
produk olahan.

CEO perusahaan Amin NASA mengatakan perusahaan tidak hanya akan fokus pada perluasan
produksi gas minyak dan bahan kimia, tetapi juga berinvestasi dalam teknologi karbon baru yang
lebih rendah. Beliau telah mengizinkan perusahaan yang dikendalikan negara untuk membayar
dividen sebesar 19,5 miliar dolar sebagian besar kepada pemerintah negara tersebut.

Keuntungan Aramco telah menuai tanggapan kemarahan dari para aktivis. Terutama peringatan
tentang kerusakan akibat perubahan iklim karena Arab Saudi terus menjadi pengekspor minyak
terbesar di dunia.